"Aduh!"
Sarah menjerit dan menggosok-gosokan tangan ke kepalanya, "Sakit, Latisha!!" jcapnya kesal.
"Aku?" tanya Latisha heran. "Aku tak melakukan apa-apa"
"Jangan bohong," protes Sarah, menggosok kepalanya yang masih sakit. "Kau benar-benar menyakitiku."
"Tapi aku tak melakukannya!" teriak Latisha.
Nathan melompat dari sofa dan menatap Latisha "Stop acting, say sorry to your sister!!" perintahnya dengan tegas.
"Tapi aku tidak memukulnya, uncle" protes Latisha membela dirinya.
"Ayo minta maaf, Latisha" Laura menyilangkan lengan di depan dadanya. "Apa menurutmu Lilly yang memukul adikmu?" tanya Laura.
"Oke, oke, fine. Aku minta maaf, aku minta maaf meski aku tak melakukan apa pun kepadamu" ucapnya tanpa menatap Sarah "Puas?" Latisha merotasikan bola matanya sinis.
"Oke aku maafkan, tapi sebagi imbalannya..... Aku pinjam Lilly," ucap Sarah sambil tersenyum.
"TIDAK!!!"
"Latisha...." ucap Laura.
Latisha menghembuskan nafas beratnya "Ya sudah nih," dengan sangat terpaksa Latisha memberikan Lilly kepada Sarah, ia agak sedikit menjauh dari adiknya, memandangi Sarah yang tengah memainkan Lilly.
"Kenapa kau membuat keributan seperti itu sih?" bisik Laura, bersandar dekat dengan Latisha. "Itu sangat kekanak-kanakan, tidak bisakah kamu dan Sarah akur sebentar saja?"
"Tapi memang bukan aku yang melakukannya Mom," Latisha masih mencoba membela dirinya, karena ia betul-betul tidak merasa telah memukul adiknya.
"Kadang-kadang kalian begitu baik satu sama lain, dan kadang-kadang..." Suara Laura melemah. "Kalian ini saudara kandung, cobalah untuk akur"
Nathan lebih mendekat ke arah Sarah. "So, you will make a joke?" tanya Nathan kepada Sarah.
"Tentu, apa uncle mau dengar?" tanya Sarah dengan senyum sumringah di wajahnya.
Nathan menganggukan kepalanya sambil menatap Sarah.
"Hmmm..." Sarah berdeham, memangku Lilly di pangkuannya "Did you hear about the first restaurant to open on the moon?" Sarah membuat suara Lilly dan bertanya kepada Nathan.
"No," Nathan menggelengkan kepalanya, memperhatikan lelucon yang akan Sarah buat.
"It had great food, but no atmosphere." Sarah kembali membuat suara Lilly.
Keduanya tertawa riang, mendengar lelucon yang di buat oleh Sarah.
'Aku tak ingin Sarah memainkan Lilly,' pikir Latisha dengan sedih. 'Aku tak ingin berbagi Lilly.'
'Mengapa aku tak bisa memiliki sesuatu yang hanya jadi milikku? Mengapa aku harus berbagi segalanya dengannya? Mengapa Sarah selalu ingin meniruku?'
Latisha mengertakkan gigi dan menunggu kemarahannya memudar.
Malam itu, Sarah duduk tegak di tempat tidur, jantungnya masih berdebar. Dia bermimpi buruk. Ia mimpi dikejar-kejar, namun ia tak ingat di kejar-kejar siapa.
Dia melirik ke sekeliling ruang gelap, menunggu detak jantungnya kembali normal. Ruangan terasa panas dan pengap, meskipun jendela terbuka dan tirai-tirai berkibar-kibar.
Latisha berbaring tertidur di tempat tidurnya yang berada bersebelahan dengan tempat tidurnya. Ia mendengkur pelan, bibirnya sedikit terbuka, rambut panjangnya jatuh lepas di wajahnya.
Sarah melirik jam radio - di atas meja tempat tidur di antara dua tempat tidur dirinya dan Latisha. Saat itu hampir jam tiga pagi.
Meskipun dia sekarang terjaga, mimpi buruk itu tak akan benar-benar memudar. Dia masih merasa tak nyaman, sedikit takut, seolah-olah dia masih dikejar-kejar oleh seseorang atau sesuatu. Bagian belakang lehernya terasa panas dan berkeringat.
Dia berbalik dan menepuk-nepuk bantal, menyangganya lebih tinggi di ujung tempat tidur. Saat ia berbaring di atasnya, sesuatu menarik perhatiannya.
Seseorang duduk di kursi di depan jendela kamar. Seseorang menatapnya. Setelah berfikir keras, ia menyadari bahwa itu Lilly.
Sinar kuning bulan tertuang di atasnya, membuat tatapan matanya bercahaya. Dia duduk di kursi, miring ke kanan agak berbelok. Mulutnya terkunci dalam seringai lebar mengejek, matanya tampak menatap tepat pada Sarah.
Sarah menatap kembali, mempelajari ekspresi boneka itu di bawah sinar bulan kuning menakutkan. Kemudian tanpa berpikir panjang Sarah langsung masuk ke dalam selimut untuk bersembunyi.
'Mengapa aku begitu panik hanya karena boneka bodoh ini?' pikirnya.
Ia mencoba memberanikan diri untuk perlahan-lahan membuka selimutnya dan melihat ke arah Lilly.
Sarah melihat mata besar Lilly yang berkilauan dalam cahaya dari jendela, Lilly memutar matanya dari sisi kanan ke sisi kiri. Serta rambut cokelatnya yang berkibar tertiup hembusan angin.
'Tidak mungkin, aku pasti sedang berhalusinasi' Sarah menggelengkan kepalanya 'Dia hanyalah boneka bodoh," pikirnya.
Lilly tersenyum mengulurkan tangannya, seperti mengeluarkan suara 'hi-hi-'
Suara apa itu?
Apa Lilly mencibir? Apakah ia menertawakanku? Tentu saja tidak.
Nafas Sarah mulai terengah-engah, ia kembali bersembunyi di balik selimut memalingkan tubuhnya membelakangi Lilly.
"Oh!" Saat sebuah tangan memegang bahu kanannya, Sarah gemetar ketakutan, keringat dingin mengalir deras keluar dari tubuh, Sarah berteriak dan berputar.
Dia terkejut, Latisha meringkuk di sampingnya. Latisha lah yang memegang bahu kanan Sarah. Sarah menyentakkan tangan Latisha dari bahunya.
"Kau membuatku takut!" ucap Sarah. Tapi suaranya yang keluar berbisik gemetar.
"Takut apa?" tanya Latisha.
Sarah tak menjawab, matanya tertuju pada Lilly yang masih berada di bawah sinar bulan yang masuk melalui jendela, menyinari seringai boneka itu.
"Kau benar-benar berpikir boneka itu yang memengangmu?" tanya Latisha
"Tidak!" jawab Sarah, ia bergegas kembali ke posisinya semula.
"Apa yang kau lakukan, sih? Pergi sana!!!" usir Sarah.
"Dingin, makanya aku pindah kemari" ucap Latisha.
"Ya kau tutup saja jendelanya, untuk apa tidur di tempat tidurku?"
"Pelit sekali!!!" Latisha beranjak dari tempat tidur Sarah, menutup jendela kamarnya dan membenarkan posisi Lilly "Kau habis bermain-main dengan Lilly lagi ya?" Latisha menyadari jika posisi Lilly agak sedikit berubah.
"Tidak, aku... Eh... Mengalami mimpi buruk," ucap Sarah.
Latisha tertawa terkekeh-kekeh. "Aku seharusnya melihat ekspresi wajahmu, saat mipi buruk tadi, pasti sangat lucu"
"Sudahlah, aku mau tidur lagi" bentak Sarah, ia menarik selimut sampai ke dagu.
Latisha merapihkan boneka itu kembali ke posisi duduk. Kemudian ia kembali ke tempat tidurnya, masih terkekeh-kekeh membayangkan wajah ketakutan saudaranya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
𖣤᭄ اندي وحي الد ين
nah loh itu lily sudah berpindah sendiri hihi hihihi
2022-07-10
1
⏤͟͟͞Re❦︎ off✦ꫝ꠹ ᵇᵃˢᵉ🎯🍇🐊
lahh..mulai ad gangguan..warning..warning
2022-07-09
1
ꇙꁝᴼᴹ 🄱 ᴼꋊꀘ Ꙭ
Ada cerita masa lalu kah antara sarah ama lily , knpa sarah doang yg diincer
2022-07-09
1