Chapter - 02

"Tak ada orang, ayo kita masuk!" ajak Latisha kepada Sarah.

Sarah mengikuti kakaknya dari belakang, keduanya berjalan menyusuri halaman rumah baru itu.

Seekor tupai, setengah berlari menaiki batang pohon mangga yang terdapat di rumah itu, tupai itu mengawasi mereka dengan tatapan tajam.

Namun mereka tak memperdulikan tupai yang mengawasinya itu dan mereka terus berjalan menembus semak-semak rendah yang membagi dua halaman rumah tersebut, kemudian mereka berjalan melewati tumpukan kayu dan gundukan pasir yang di gunakan untuk pembangunan rumah tersebut, setelah itu mereka berdua naik ke beranda beton dan mereka menyelinap masuk ke dalam rumah.

Suasana dalam rumah tersebut sangat gelap, dingin dan berbau kayu segar, meskipun dinding sudah berdiri kokoh namun dinding tersebut sama sekali belum dicat.

"Hati-hati," ucap Latisha. "Ada banyak paku-paku," ia menunjuk ke arah paku-paku yang berserakan di lantai. "Jika kau menginjaknya satu saja, tubuhmu akan kejang dan mati." Latisha mengingatkan Sarah.

"Itu sih keinginanmu," ucap Sarah.

"Aku tidak ingin kamu mati," jawab Latisha. "Tapi jika hanya kejang, tidak apa-apa lah," lanjutnya mencibir.

"Haha.. itu sama saja," ucap Sarah tertawa sinis. "Ini pasti ruang tamunya," ucapnya, sambil berjalan dengan hati-hati melewati ruang depan ke arah perapian yang berada di dinding belakang.

"Bagus sekali atapnya" ucap Latisha, menatap langit-langit di atas kepala mereka. Ia amat terkagum melihat desain interior rumah baru tersebut yang terhat sangat modern.

"Ruang tamu ini besar sekali, tidak seperti rumah kita," ucap Sarah membandingkan dengan ruang tamu di rumahnya, kemudian ia mengintip dari jendela besar untuk melihat situasi di luar, ia khawatir sang pekerja atau pemilik rumah tiba -tiba saja datang.

"Ya, tapi di sini baunya sangat luar biasa sekali," ucap Latisha, ia mengambil napas dalam-dalam. "Semua serbuk kayu ini sangat bau."

Mereka berdua terus berjalan menuju dapur.

"Apakah kabel-kabel itu menyala?" tanya Sarah, sambil menunjuk ke setumpuk kabel listrik hitam yang tergantung di balok langit-langit.

"Mengapa kamu tidak menyentuhnya saja satu, untuk mencari tahu apakah kabel itu menyala atau tidak?" usul Latisha.

"Kau saja duluan," serang Sarah kembali.

"Dapurnya tidak terlalu besar, sama seperti rumah kita" ucap Latisha, ia terus berjalan hingga mencapai anak tangga yang menuju lantai dua.

"Hah? suara apa itu?" Mata Latisha membelalak kaget. 'Apa ada seseorang di sini?' gumamnya

Sarah yang masih berada di tengah-tenagh dapur terdiam membeku mendengarkan suara tersebut.

Hening.

Kemudian mereka mendengar langkah kaki, semakin lama suara tersebut terdengar semakin dekat dan bisa di pastikan jika suara tersebut memang berada di dalam rumah.

"Ayo kita pergi!" bisik Latisha.

Keduaya berjalan menuju pintu keluar yang terbuka, kemudian melompat dari beranda belakang dan mulai berlari menuju halaman belakang.

Latisha menghentikan langkahnya, dan berbalik kembali ke rumah tersebut.

"Hei-lihat!" panggilnya.

Seekor tupai loncat keluar jendela samping, mendarat di tanah dengan keempat kakinya. Tupai yang sedari tadi mengawasi Latisha dan Sarah masuk ke dalam rumah tersebut.

"Hahahaha... cuma tupai bodoh," Latisha tertawa.

Sarah berhenti di dekat semak-semak rendah. "Kau yakin?" Tanyanya ragu-ragu, ia merasa suara yang di dengarnya tadi cukup keras untuk ukuran langakah tupai. Ia kembali menoleh ke arah rumah tersebut, memastikan jika memang benar-benar suara tupai.

"Hah sudahlah" Sarah menoleh ke arah Latisha, ia terkejut melihat kakaknya sudah tidak ada di tempatnya tadi.

"Kak, kamu pergi kemana?" tanya Sarah panik mencari keberadaan kakaknya.

"Disini bawel," ucap Latisha. "Aku melihat sesuatu!"

Sarah menoleh ke kanan dan ke kiri mencari keberadaan kakaknya, butuh waktu beberapa menit untuk Sarah untuk akhirnya bisa menemukan kakaknya, karena Latisha setengah bersembunyi di balik tempat sampah di ujung halaman.

Sarah menyipitkan matanya agar penglihatannya lebih jelas untuk melihat bahwa kakaknya lah yang sedang membungkuk di tempat sampah itu dan nampak sedang mengaduk-aduk sampah disana.

'Sedang apa dia di sana?' gumam Sarah.

Latisha terus mengaduk-aduk sampah sambil melempar-lemparkan sampah di hadapannya.

"Apa itu?" tanya Sarah, dengan langkah enggan menuju tempat sampah itu sambil menutup hidungnya.

Latisha tak menjawab.

Kemudian perlahan-lahan, dia menarik sesuatu dari dalan tempat sampah tersebut. Namun dalam hitungan detik Ia langsung menahan benda itu.

Lengan dan kaki menjuntai lemas ke bawah, Sarah melihat sebuah kepala dengan rambut coklat panjang yang terurai berantakan.

Sebuah kepala? Lengan? dan kaki?

"Oh, tidak!" Sarah berteriak keras mengangkat kedua tangannya ke wajahnya dengan ketakutan.

Terpopuler

Comments

Bunda Elsa Caca

Bunda Elsa Caca

nemuin apa yah

2022-07-13

0

𖣤​᭄ اندي وحي الد ين

𖣤​᭄ اندي وحي الد ين

Makin penisirin mereka menemukan apa?😈

2022-07-10

1

Mas Adam

Mas Adam

Latisha kok bisa ilang

2022-07-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!