Bab 05 Waktunya

Matahari mulai menyingsing dan sinarnya masuk disela sela jendela kamar, salah satunya adalah kamar gadis cantik yang tak lain adalah Lisya.

Lisya yang masih mengantuk merabah kesamping kiri kanan nya mencari sesuatu. Beberapa kali tangan mulus putihnya berpindah pindah berusaha mendapatkan yang sedang dia cari. Dan pada akhirnya kakinya yang mendapatkannya.

Tanpa membuka matanya Alisya memutar tubuhnya. mengambil sebuah bantal bulat, lalu kembali memutar tubuhnya seperti semula dan menutup wajahnya dengan bantal bulatnya. Dan siinar mentari tak lagi menyilau matanya.

Baru saja dia ingin melanjutkan tidur. Ada ketukan pintu dari luar kamarnya. "Apa kamu tidak ingin berangkat ke Ibu Kota dan berubah fikiran melanjutkan kuliah nya disini aja. kalau begitu kamu bisa melanjutkan tidurmu lagi sayang," ucap Mama dari luar pintu kamar Lisya.

Sontak perkataan Sang Mama membuat Lisya yang berguling guling mencari kenyamanan langsung terbangun.

Lisya turun dari ranjang dan berlari membuka pintu kamarnya. "Ma ini udah jam berapa. Kenapa Mama gak bangun Lisya?" tanya Lisya.

Lisya berjalan keluar mencari sesuatu. "Koper mana, koper aku mana Ma. Aduh ini kemana sih koper nya pergi, udah tau lagi di cari kok ngak nongol-nongol sih. Aaa."

Lisya berteriak teriak kesana kemari seperti orang kerasukan mencari kopernya.Bahkan dia menyalakan kopernya yang tidak bisa dia temukan.

Karena suaranya yang berisik membangunkan penghuni kamar lainnya.

"Kamu lagi cari apa?" ucap orang itu yang ternyata Sang Papa yang baru bangun dan melihat putri keduanya berteriak kesana kemari seperti orang kerasukan.

Lisya tidak menjawab pertanyaan Papanya. "Koper aku dimana sih, ini sudah jam berapa," ucapnya masih tidak menemukan kopernya.

Sang kakak juga keluar dari kamar, melihat adiknya seperti orang gila mencari kopernya datang ada disampingnya. "Disana. Di sampingmu."

Sang Kakak duduk di samping Papanya mengumpulkan kembali kesadarannya dari alam mimpi indahnya.

Lisya menarik kopernya ingin pergi. Sang Adik melihat Kakak keduanya menarik koper bingun dan bertanya, "Kak Lisya mau kemana?"

"Ke bandara," ucap Lisya singkat berjalan dan menyeret kopernya kearah pintu.

Sementara di sofa terlihat Sang papa, Mama dan Kakak Sulungnya hanya memperhatikan apa yang dilakukan Lisya.

Mereka semua menahan tawa ketika melihat Lisya berjalan kearah pintu dengan menyeret koper. Pasalnya sekarang dia masih menggunakan baju tidur dan wajahnya masih bau bantal dengan rambut acak acakannya persis orang gila.

Adik bontotnya yang melihat itu tidak bisa menahan tawanya. "Hahahahha. Iya. Kak Lisya akan ke bandara, ya!"

Sang Mama berusaha untuk tidak tertawa. "Lisya sebelum melangkah keluar, coba bercermin dulu sayang."

Lisya menjawab tanpa melihat kearah Mamanya. "Tidak ada waktu lagi Ma. Ini saja Lisya sudah sangat terlambat."

Sebelum kedua kakinya berada diluar pintu Adik bontotnya berlari menarik Kakaknya masuk kembali kedalam rumah. Membawah Lisya kedepan cermin dan berkata, "Liat. Apa Kak Lisya akan seperti ini ke bandara?, Dan itu, liat jam berapa sekarang?, Masih jam 6 sedangkan penerbangan Kak Lisya nanti jam 10. Jadi sadarlah Kak."

Tawa semua orang pecah ketika melihat wajah Lisya yang malu. "Hahahahahaha."

"Kenapa tidak jadi pergi," goda Kakaknya.

"Iya sayang kenapa tidak jadi pergi, tadi katanya sudah terlambat, haha," ucap Papa ikut menimpali dan menahan tawanya.

Alisya sangat kesal karena kecerobohannya semua orang menertawakannya dan memojokkannya.

Dengan wajah merah menahan malu Lisya berjalan kearah sofa duduk disamping Mamanya.

"Kok gak ada yang bilang sih, kalau aku tuh belum mandi dan masih jam 7," ucapnya malu.

"Lah kok nyalahin kita. Bukankah Kak Lisya yang seperti orang gila berteriak mencari koper tanpa mendengar kita semua," timpal Sang Adik.

"Hehehe," Lisya hanya tertawa cengengesan.

"Sudah. Sekarang ayo kemeja makan kita sarapan dulu, terus bersiap siap," ucap Mama yang berjalan duluan ke meja makan.

Semua orang duduk dikursi masing masing dengan tenang. Mengisi piring mereka dengan masakan Sang Mama. Mereka makan dengan damai.

Disisi lain walau mentari sudah bersinar sangat terang, tak membuat orang yang sedang tidur di salah satu kamar hotel merasa terganggu sama sekali. Diliat dari wajahnya sepertinya orang itu baru saja tertidur setelah melakukan suatu pekerjaan.

Sedangkan dirumah Lisya, semua orang sudah selesai melakukan aktivitas paginya yaitu sarapan bersama.

"Setelah ini kalian cepat mandi. Dan kamu Lisya periksa kembali semua barang barangmu jangan sampai ada yang ketinggalan. Nanti dipesawat baru diingat melupakan sesuatu, karena pesawat bukan si pink yang bisa kamu putar balik," ucap Mama yang mencuci piring bekas sarapan tadi.

(si pink adalah motor kesayangan milik Lisya).

"Iya mamaku sayang," ucap Lisya.

Lisya kembali ke kamarnya memeriksa tasnya kembali. "Tiket, Berkas Maba Ok, Dompet Ok, dll. Sepertinya sudah lengkap. Saatnya mandi."

Lisya mengambil handuk yang tergantung di kamarnya. Lisya keluar berjalan ke kamar mandi. Di rumah Lisya hanya ada satu kamar mandi namun memiliki dua Toilet.

Mereka semua sudah siap berangkat mengantar Lisya ke bandara. Dan akhirnya mereka semua sampai dibandara setelah satu jam perjalanan.

Semua orang turun menunggu jadwal penerbangan Lisya. Selang beberapa waktu menunggu sudah waktunya Lisya masuk kedalam.

"Ingat jaga diri baik-baik, makan teratur, belajar dengan baik, dan jangan keluyuran malam-malam. Satu lagi kamu jangan terlalu sering begadang, karena kamu akan sakit nantinya". ucap Mama memeluk sang anak.

Begitu berat melepas putrinya untuk pergi jauh, yang tak pernah jauh dari dirinya. Dia tak pernah menyangka putrinya akan tinggal jauh darinya. Tapi demi impian putrinya Sang Mama hanya bisa iklas melepas kepergian putrinya.

Begitupun dengan sang Papa yang tak mengatakan apapun. Tetapi di hatinya juga sangat sedih karena selama ini tak pernah jauh dari putrinya, bahkan dirinya tak pernah mengizinkan semua putrinya bermalam di rumah tante tantenya dan neneknya. Walau hanya semalam saja. Karena jika ada putrinya bermalam dirumah tantenya maka sang Papa akan terlihat kesal semalaman sampai dirinya melihat putri lagi. Mungkin seperti itu lah seorang Papa menyayangi putrinya.

Alisya syudah mulai berjalan masuk kedalam setelah berpamitan dan memeluk semua keluarganya. Alisya melahkankan kakinya terus sampai hilang di balik sebuah pintu. Setelah Lisya tak terlihat lagi Papa, Mama, Kakak dan Adiknya, berjalan kearah Mobil yang mereka pakai untuk mengantar Lisya kebandara tadi kembali kerumah.

Alisya sudah duduk di kursi penumpang pesawat sesuai nomor kursi yang tertera di tiket miliknya. Alisya sangat takut dan gugup karena ini kali pertamanya dia naik pesawat. Demi impian bermodal keyakinan dan tekad dia memberanikan diri hidup jauh dari zona nyamanya.

"Ayo Alisya kamu bisa. Ingat pepata pernah mengatakan Tuntutlah ilmu walau di Negeri China. Dan ingat ini juga kamu tak akan bisa berkembang jika dirimu tak berusaha melepas belenggu zona nyaman mu sekarang," ucapnya menyakinkan dirinya sendiri bahwa keputusan yang dia ambil sudah benar.

Beberapa saat terdengar suara pengumuman bahwa pesawat akan lepas landas, Alisya memejamkan matanya dan berdoa.

Seorang pria baru bangun dan langsung mengambil telpon mencari nomor. "Kekamarku,"ucapnya setelah telepon terhubung dan langsung dimatikan tanpa menunggu jawaban diseberan sana.

#continue 👋👉👉

...****************...

...Like 👍👍👍 jempol readers harapan author....

......................

...Comments 👇👇👇 ketikan readers harapan author....

...----------------...

...See you bay bay🖐😊😊....

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Episodes
1 Bab. 01 Prologue
2 Bab 02 Prologue
3 Bab 03 Malam, Kejutan
4 Bab 04 Berangkat, Berbelanja
5 Bab 05 Waktunya
6 Bab 06 Welcome
7 07 ANTARA PELANGI DAN BADAI
8 08 Zero O'clock
9 Bab 9 Sah
10 Bab 10 Hilang.
11 Bab 11 Mimpi indah tapi menyakitkan.
12 Bab 12 Beruang kutub kesasar.
13 Bab 13 Menguji kesabaran.
14 Bab 14 Fall in Love.
15 Bab 15 Kaleng Bekas.
16 Bab 16 Jealous
17 Bab 17 Istriku.
18 Bab 18 Pucuk dicinta Ulam pun tiba.
19 Bab 19 Dinner
20 Bab 20 Dinner Part II
21 Bab 21 Readra Vs Adnan
22 Bab 22 Hari pertama kuliah.
23 Bab 23 Hari pertama kuliah Part II.
24 Bab 24 Cemburu
25 Bab 25 Dia lagi dia lagi
26 Bab 26 Gagal lagi
27 Bab 27 Tidak akan lagi.
28 Bab 28 Kejutan.
29 Bab 29 Kejutan Part II
30 Bab 30 Hasil Mimpi Buruk.
31 Bab 31 Mangga mudah.
32 Bab 32 Bos Pelit.
33 Bab 33. Bukan Tuan Alex dan Tuan Marco asli.
34 Bab 34. Rara dan Lisya pingsan.
35 Bab 35. Ku Kira kamu berbeda ternyata sama.
36 Bab 36 Cerita Rara.
37 Bab 37 Anak Deddy.
38 Bab 38 Nasi goreng cinta.
39 Bab 39 Alex Vs Readra.
40 Bab 40 Bayi Triple.
41 Bab 41 Bukan aku, tapi babynya.
42 Bab 42 Dia milikku.
43 Bab 43 Pria Mesum
44 Bab 44 Jahilnya Rara.
45 Bab 45 Iri Bilang Boss.
46 Bab 46 Kemarahan Readra.
47 Bab 47 Adnan Jealous.
48 Bab 48 Penyesalan Datang di Belakang.
49 Bab 49 Dasar Teman Lacnak.
50 Bab 50 Marco Corson.
51 Bab 51 Bad Mood.
52 Bab 52 Rencana Readra.
53 Bab 53 Bertemu kembali.
54 Bab 54 Tidak Akan Membiarkan Memilikinya.
55 Bab 55 Ada Suara tapi tak ada Wujud.
56 Bab 56 Menggoda Suami.
57 Bab 57 Hukuman Lisya.
58 Bab 57 Kekesalan Lisya.
59 Bab 57 Penolakan halus Lisya.
60 Bab 60 Lisya Tidak Boleh Terluka.
61 Bab 61 Cinta Bertepuk Sebelah Tangan.
62 Bab 62 Rara menghadap Keruagan Pak Marco.
63 Bab 63 Alex dengan Ucapan Santainya.
64 Bab 64 Meninggalkan Alex.
65 Bab 65. Lisya Cemburu.
66 Bab 66 Hukuman
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Bab. 01 Prologue
2
Bab 02 Prologue
3
Bab 03 Malam, Kejutan
4
Bab 04 Berangkat, Berbelanja
5
Bab 05 Waktunya
6
Bab 06 Welcome
7
07 ANTARA PELANGI DAN BADAI
8
08 Zero O'clock
9
Bab 9 Sah
10
Bab 10 Hilang.
11
Bab 11 Mimpi indah tapi menyakitkan.
12
Bab 12 Beruang kutub kesasar.
13
Bab 13 Menguji kesabaran.
14
Bab 14 Fall in Love.
15
Bab 15 Kaleng Bekas.
16
Bab 16 Jealous
17
Bab 17 Istriku.
18
Bab 18 Pucuk dicinta Ulam pun tiba.
19
Bab 19 Dinner
20
Bab 20 Dinner Part II
21
Bab 21 Readra Vs Adnan
22
Bab 22 Hari pertama kuliah.
23
Bab 23 Hari pertama kuliah Part II.
24
Bab 24 Cemburu
25
Bab 25 Dia lagi dia lagi
26
Bab 26 Gagal lagi
27
Bab 27 Tidak akan lagi.
28
Bab 28 Kejutan.
29
Bab 29 Kejutan Part II
30
Bab 30 Hasil Mimpi Buruk.
31
Bab 31 Mangga mudah.
32
Bab 32 Bos Pelit.
33
Bab 33. Bukan Tuan Alex dan Tuan Marco asli.
34
Bab 34. Rara dan Lisya pingsan.
35
Bab 35. Ku Kira kamu berbeda ternyata sama.
36
Bab 36 Cerita Rara.
37
Bab 37 Anak Deddy.
38
Bab 38 Nasi goreng cinta.
39
Bab 39 Alex Vs Readra.
40
Bab 40 Bayi Triple.
41
Bab 41 Bukan aku, tapi babynya.
42
Bab 42 Dia milikku.
43
Bab 43 Pria Mesum
44
Bab 44 Jahilnya Rara.
45
Bab 45 Iri Bilang Boss.
46
Bab 46 Kemarahan Readra.
47
Bab 47 Adnan Jealous.
48
Bab 48 Penyesalan Datang di Belakang.
49
Bab 49 Dasar Teman Lacnak.
50
Bab 50 Marco Corson.
51
Bab 51 Bad Mood.
52
Bab 52 Rencana Readra.
53
Bab 53 Bertemu kembali.
54
Bab 54 Tidak Akan Membiarkan Memilikinya.
55
Bab 55 Ada Suara tapi tak ada Wujud.
56
Bab 56 Menggoda Suami.
57
Bab 57 Hukuman Lisya.
58
Bab 57 Kekesalan Lisya.
59
Bab 57 Penolakan halus Lisya.
60
Bab 60 Lisya Tidak Boleh Terluka.
61
Bab 61 Cinta Bertepuk Sebelah Tangan.
62
Bab 62 Rara menghadap Keruagan Pak Marco.
63
Bab 63 Alex dengan Ucapan Santainya.
64
Bab 64 Meninggalkan Alex.
65
Bab 65. Lisya Cemburu.
66
Bab 66 Hukuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!