Bab 04 Berangkat, Berbelanja

Di Pasar tradisional dua orang wanita beda usia berjalan beriringan masuk kedalam toko perabotan.

Gadis mudah yang diajak masuk kedalam toko perabotan terlihat mengkerutkan keningnya bingung. "Ma kenapa kita masuk ketoko perabot?"

"Itu Kamu tau. Ini toko perabot. Jadi sudah jelas kita akan beli perabotan. Sudah tau jawabnya kenapa bertanyak lagi," ucap Sang Mama tersenyum sambil melihat lihat barang toko tersebut.

"Aduh Mama, bukan itu maksud Lisya," ucap Lisya menatap Mamanya.

"Lalu apa?" tanya Mama Lisya.

Lisya menjelaskan maksudnya, "Maksud Lisya itu kenapa kita membeli perabotan lagi pada hal perabotan di rumah masih pada bagus."

Mama yang mendengar ucapan putrinya berbalik menatap Alisya. "Memangnya siapa yang bilang, kalau kita beli perabotan untuk di digunakan di rumah?" tanya Mama.

Lisya yang mendengar ucapan Mamanya mengerutkan keningnya tak mengerti. "Kalau bukan untuk di pakai dirumah, lalu untuk apa kita membeli perabotan, Ma?" tanya Lisya penasaran.

"Yah, buat kamulah sayang. Buat siapa lagi," jawab Sang Mama memilih alat alat perabotan rumah sampai perabotan di dapur.

"Buat Lisya?" tanya Lisya.

"Iya sayang, buat kamu. Bukankah kamu akan ngekos dan pasti kamu memerlukan semua perabotan ini. Bukan?" ucap Sang Mama memilih perabotan.

Alisya sudah mulai paham sekarang, langsung saja dia memutar tubuh Mamanya yang membelakanginya menghadap kepadanya. "Ma dengerin Lisya yah. Lisya memang membutuhkan semua perabotan ini, tapi ... kita tidak bisa membeli semua ini sekarang. Ok," ucap Lisya menyimpang semua barang ketempat semula.

Lisya menarik Mamanya keluar dari tokoh. "Lisya kenapa kamu menarik Mama keluar?, Kita juga masih belum membeli apapun," ucap Mama.

"Mamaku yang cantik. Begini ya, Lisya memang akan ngekos dan Lisya juga tau kalau, Lisya akan membutuhkan alat alat perabotan. Tapi tidak beli sekarang," ucap Lisya.

"Lalu kapan kamu mau beli kalau bukan sekarang. Bukankah kamu akan berangkat dua hari lagi. Kamu itu, ayo masuk," ucap Mama ingin kembali masuk kedalam toko perabot.

Lisya menahan tangan Mamanya. "Ma tunggu dulu. Gini Ma-" ucap Lisya terpotong karena Mama lebih dulu menyerga ucapannya.

"Gini apa. Sudah jangan ngeyel, ayo masuk," ucap Sang Mama menarik tangan Lisya masuk ke toko.

Lisya kembali menarik tangan Mamany. " Mama dengerin Lisya dulu dong. Begiini ya Ma, kalau kita beli sekarang perabotannya itu akan sangat banyak buat aku bawah. Bagaimana kalau nanti Lisya tidak bisa menjaga dan mengurus semuanya dan jadi hilang?, Selain itu juga, kalau kita membawah banyak barang akan di kenakan biaya saat di bandar. Dan juga, siapa tau Kosan disana nyediaan alat perabotan rumah beda dengan kosan di sini. Bukankah kalau kita membeli perabotan sama saja membuang buang uang saja?, Lebih baik uangnya buat aku jajang aja, lebih bermanfaat. Iya, kan Ma?" jelas Lisya panjang lebar.

Tapi Sang Mama masih saja ngotot ingin membelikan perabotan dengan berkata. "Bagaiamana kalau kost disana sama saja disini tidak menyediakan alat perabotan rumah?, Apa yang akan kamu lakukan?" tanyak Mama.

"Kan, disana juga pasti ada toko penjual perabotan rumah Ma. Tidak mungkin, Kan Tidak ada yang jual. Lisya, kan bisa beli di sana," ucap Lisya.

" Iya juga ya."

"Iya. Sekarang kita beli ikan saja setelah itu kita pulang," ucap Lisya mengandeng tangan Mamanya.

Mama terlihat berpikir, lalu menarik tangan Lisya untuk berhenti. "Tapi Nak, kamu kan tidak tau jalanan disana. Bagaimana kamu bisa tau dimana ada toko penjual perabotan?"

"Aduh Mama ... sekarang itu sudah ada yang namanya Hp. Lisya bisa gunakan untuk mencari di mana ada toko penjual perabotan . Jadi Mama tidak usah khawatir lagi yah," ucap Lisya menjelaskan dengan pelan.

"Memangnya bisa?" tanya Mama tidak tau.

"Bisa Ma. Jaman sekarang semuanya sudah serba canggih," ucap Lisya.

"Iya sudah kalau begitu," ucap Mama yang tak lagi mempermasalahkan perabotan lagi.

Mereka berjalan kearah lapak penjual ikan.

"Mama mau beli ikan apa?" tanya Lisya.

"Mama juga belum tau, mau beli ikan apa. Nanti kita liat saja," ucap Mama belum tau mau beli ikan apa.

"Bu ikannya, ikannya Bu," teriak para penjual ikan.

"35 satu kilo, iya 25, 25, Iya 35 ,35 udangnya," teriak para penjual ikan.

"Ini berapa, Kang?" tanya Mama Lisya berdiri didepan salah satu lapak penjual ikan.

"Ini 35.000, Bu," ucap Akang penjual ikannya.

"Apa kita beli ini saja ya?, Terus kita bakar," tanya Mama.

"Terserah Mama saja," ucap Lisya.

Di bandara Negara S Sebuah Jet Pribadi baru saja mendarat dengan sempurna. Pintu Jet terbuka menampakkan sosok Pria berbadan besar. Dibelakang Pria berbadan besar ada sosok Pria tampan, tinggi dan kulit putih bersih.

Pria itu menuruni anak tangga Jet dengan penuh kharisma. Terlihat sangat gagah, membuat siapapun yang melihat bisa jatuh hati padanya.

Dibawah tangga sudah banyak pria bersetelan hitam hitam berbaris menyambut kedatangannya.

Satu diantaranya yang merupakan pimpinan Pria berbaju hitam, maju kedepan untuk memberikan hormat. "Selamat datang Tuan."

Pria yang itu tidak menghiraukannya dan berjalan kedepan, begitupun orang orang yang menyambut kedatangannya berjalan mengikuti dari belakang.

"Tuan," panggil Pria yang berjalan disampingnya. Dia adalah Asisten Pribadinya.

Pria yang dipanggil tak menghiraukan panggilan Asistennya. Membuat Asistennya mengerutu dalam hati, "Dasar Bos beruang kutub utara. Kenapa juga ada beruang kutub di sini?, seharusnya dia tidak disini melainkan berada bersama species nya di kutub utara. Ahhh. Andai dia bukan bosku sudah aku lempar dengan sekali tendangan kembali ke asal usulnya."

Dengan penuh kesabaran dia kembali berucap, "Tuan, Apa anda ingin langsung ke hotel atau bertem- " ucapanya langsung dipotong.

"Hotel," ucap Pria singkat, padat dan jelas.

Mereka sudah sampai didepan sebuah mobil mewah yang terparkir untuk menjemput kedatangan Pria dingin itu. Asisten membukakan pintu untuk Tuannya. Pria itu masuk kedalam Mobil dan Asisten dengan cepat masuk di kursi depan di belakan kemudi. Dan langsung mengemukan mobil kehotel yang akan di tempati Bisnya selama berada di negara S.

Didalam mobil hanya ada Keheningan. Beberapa mobil mengikuti mobil mereka dari belakang.

Pria yang duduk di kursi penumpang mengeluarkan sesuatu dari bali jasnya. Dia mengeluarkan sebuah pisau kecil tapi sangat tajam mampu memutus urat leher Manusia

Tanpa diduga pisau kecil itu sudah ada bertengker di leher Asistennya, membuat Asisten shock bukan main sekaligus merinding ketakutan.

"Umpatan apa?" tanyanya datar sedatar dinding menatap Asistennya.

Asisten yang sangat takut tidak tau maksud dari ucapan Bosnya. Karena tak mengerti dia berusaha bertanya dengan gemetaran. "Maksud Tu-tuan umpat-"

"Bandara," ucap Pria itu masih meletakkan pisau itu di leher asistennya.

Mendengar kata bandara dari mulut Bosnya Asisten sudah sedikit mengerti maksud dari ucapan Bosnya. Dengan sedikit takut dia berkata, "Maaf tuan, ak- ahhhhahh."

#Continue👋👉

...****************...

...Like👍👍👍 jempol readers harapan author....

......................

...comments 👇👇👇 ketikan readers harapan author....

...----------------...

...see you bay bay....

...Sarange❤❤❤....

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Episodes
1 Bab. 01 Prologue
2 Bab 02 Prologue
3 Bab 03 Malam, Kejutan
4 Bab 04 Berangkat, Berbelanja
5 Bab 05 Waktunya
6 Bab 06 Welcome
7 07 ANTARA PELANGI DAN BADAI
8 08 Zero O'clock
9 Bab 9 Sah
10 Bab 10 Hilang.
11 Bab 11 Mimpi indah tapi menyakitkan.
12 Bab 12 Beruang kutub kesasar.
13 Bab 13 Menguji kesabaran.
14 Bab 14 Fall in Love.
15 Bab 15 Kaleng Bekas.
16 Bab 16 Jealous
17 Bab 17 Istriku.
18 Bab 18 Pucuk dicinta Ulam pun tiba.
19 Bab 19 Dinner
20 Bab 20 Dinner Part II
21 Bab 21 Readra Vs Adnan
22 Bab 22 Hari pertama kuliah.
23 Bab 23 Hari pertama kuliah Part II.
24 Bab 24 Cemburu
25 Bab 25 Dia lagi dia lagi
26 Bab 26 Gagal lagi
27 Bab 27 Tidak akan lagi.
28 Bab 28 Kejutan.
29 Bab 29 Kejutan Part II
30 Bab 30 Hasil Mimpi Buruk.
31 Bab 31 Mangga mudah.
32 Bab 32 Bos Pelit.
33 Bab 33. Bukan Tuan Alex dan Tuan Marco asli.
34 Bab 34. Rara dan Lisya pingsan.
35 Bab 35. Ku Kira kamu berbeda ternyata sama.
36 Bab 36 Cerita Rara.
37 Bab 37 Anak Deddy.
38 Bab 38 Nasi goreng cinta.
39 Bab 39 Alex Vs Readra.
40 Bab 40 Bayi Triple.
41 Bab 41 Bukan aku, tapi babynya.
42 Bab 42 Dia milikku.
43 Bab 43 Pria Mesum
44 Bab 44 Jahilnya Rara.
45 Bab 45 Iri Bilang Boss.
46 Bab 46 Kemarahan Readra.
47 Bab 47 Adnan Jealous.
48 Bab 48 Penyesalan Datang di Belakang.
49 Bab 49 Dasar Teman Lacnak.
50 Bab 50 Marco Corson.
51 Bab 51 Bad Mood.
52 Bab 52 Rencana Readra.
53 Bab 53 Bertemu kembali.
54 Bab 54 Tidak Akan Membiarkan Memilikinya.
55 Bab 55 Ada Suara tapi tak ada Wujud.
56 Bab 56 Menggoda Suami.
57 Bab 57 Hukuman Lisya.
58 Bab 57 Kekesalan Lisya.
59 Bab 57 Penolakan halus Lisya.
60 Bab 60 Lisya Tidak Boleh Terluka.
61 Bab 61 Cinta Bertepuk Sebelah Tangan.
62 Bab 62 Rara menghadap Keruagan Pak Marco.
63 Bab 63 Alex dengan Ucapan Santainya.
64 Bab 64 Meninggalkan Alex.
65 Bab 65. Lisya Cemburu.
66 Bab 66 Hukuman
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Bab. 01 Prologue
2
Bab 02 Prologue
3
Bab 03 Malam, Kejutan
4
Bab 04 Berangkat, Berbelanja
5
Bab 05 Waktunya
6
Bab 06 Welcome
7
07 ANTARA PELANGI DAN BADAI
8
08 Zero O'clock
9
Bab 9 Sah
10
Bab 10 Hilang.
11
Bab 11 Mimpi indah tapi menyakitkan.
12
Bab 12 Beruang kutub kesasar.
13
Bab 13 Menguji kesabaran.
14
Bab 14 Fall in Love.
15
Bab 15 Kaleng Bekas.
16
Bab 16 Jealous
17
Bab 17 Istriku.
18
Bab 18 Pucuk dicinta Ulam pun tiba.
19
Bab 19 Dinner
20
Bab 20 Dinner Part II
21
Bab 21 Readra Vs Adnan
22
Bab 22 Hari pertama kuliah.
23
Bab 23 Hari pertama kuliah Part II.
24
Bab 24 Cemburu
25
Bab 25 Dia lagi dia lagi
26
Bab 26 Gagal lagi
27
Bab 27 Tidak akan lagi.
28
Bab 28 Kejutan.
29
Bab 29 Kejutan Part II
30
Bab 30 Hasil Mimpi Buruk.
31
Bab 31 Mangga mudah.
32
Bab 32 Bos Pelit.
33
Bab 33. Bukan Tuan Alex dan Tuan Marco asli.
34
Bab 34. Rara dan Lisya pingsan.
35
Bab 35. Ku Kira kamu berbeda ternyata sama.
36
Bab 36 Cerita Rara.
37
Bab 37 Anak Deddy.
38
Bab 38 Nasi goreng cinta.
39
Bab 39 Alex Vs Readra.
40
Bab 40 Bayi Triple.
41
Bab 41 Bukan aku, tapi babynya.
42
Bab 42 Dia milikku.
43
Bab 43 Pria Mesum
44
Bab 44 Jahilnya Rara.
45
Bab 45 Iri Bilang Boss.
46
Bab 46 Kemarahan Readra.
47
Bab 47 Adnan Jealous.
48
Bab 48 Penyesalan Datang di Belakang.
49
Bab 49 Dasar Teman Lacnak.
50
Bab 50 Marco Corson.
51
Bab 51 Bad Mood.
52
Bab 52 Rencana Readra.
53
Bab 53 Bertemu kembali.
54
Bab 54 Tidak Akan Membiarkan Memilikinya.
55
Bab 55 Ada Suara tapi tak ada Wujud.
56
Bab 56 Menggoda Suami.
57
Bab 57 Hukuman Lisya.
58
Bab 57 Kekesalan Lisya.
59
Bab 57 Penolakan halus Lisya.
60
Bab 60 Lisya Tidak Boleh Terluka.
61
Bab 61 Cinta Bertepuk Sebelah Tangan.
62
Bab 62 Rara menghadap Keruagan Pak Marco.
63
Bab 63 Alex dengan Ucapan Santainya.
64
Bab 64 Meninggalkan Alex.
65
Bab 65. Lisya Cemburu.
66
Bab 66 Hukuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!