4. Dilabrak Ibu-ibu

Hari ini adalah hari Minggu. Shofi yang baru saja selesai menjemur pakaian melihat ibunya sedikit kerepotan di warung kecilnya karena banyaknya orang yang hendak membeli. Ah, Shofi baru ingat kalau tadi Hamzah sempat ijin untuk pergi ke rumah temannya sebentar dengan mengajak Keinan bersamanya. Pantas saja ibunya sedikit kerepotan.

Shofi menghembuskan nafas gusar, perasaannya sedikit dilema saat ini. Tetapi karena melihat sang ibu yang kerepotan akhirnya Shofi pun melangkah menuju ke warung kecil tersebut, hendak membantu ibunya.

"Biar kakak bantu, Bu," kata Shofi.

"Eh, kakak. Nggak usah Kak, nggak pa-pa kok," balas Aminah, sedikit ragu-ragu juga.

"Nggak pa-pa, Bu, tenang aja," kata Shofi meyakinkan Aminah.

Akhirnya Shofi tetap membantu Aminah melayani pembeli yang lumayan banyak itu. Dan setelah beberapa saat, anehnya justru pembeli yang datang malah semakin bertambah banyak. Dan kebanyakan pembeli adalah bapak-bapak maupun para laki-laki muda.

Jujur saja, saat ini Aminah merasa sangat khawatir. Tidak jauh berbeda dengan Shofi yang sedang membantunya melayani pembeli yang semakin bertambah banyak itu.

Tidak lama kemudian,

"Ooohhh, ternyata si janda lagi bantu jualan . Pantas saja suami-suami kita pada ribut mau datang ke warung Bu Aminah buat beli gado-gado," teriak seorang ibu-ibu, lantang.

Shofi, Aminah, dan semua yang sedang mengantri di warung Aminah tersebut pun terkejut dan langsung mengalihkan perhatian mereka ke arah sumber suara. Nampak beberapa orang ibu-ibu dengan wajah penuh emosi berdiri di depan warung Aminah tersebut.

"Iya, Bu. Ternyata si janda lagi tebar pesona buat godain suami-suami kita disini," cibir ibu-ibu yang satu lagi.

"Dasar janda gatel. Mentang-mentang dia cantik terus dia manfaatin kecantikannya itu buat godain semua laki-laki," imbuh ibu-ibu yang lain.

"Iya nih Bu, meresahkan saja. Cari suami lagi sana, biar nggak perlu godain suami orang lagi."

Dan beberapa kalimat hinaan serta cacian masih saja terus terdengar saling bersahutan. Shofi dan Aminah menghembuskan nafas lelah. Inilah yang menjadi alasan kegusaran Shofi dan juga kekhawatiran Aminah tadi. Selalu saja seperti ini kalau Shofi yang membantu Aminah melayani pembeli di warungnya.

Aminah merangkul putri sulungnya itu. Keduanya mencoba menjelaskan sebisa mungkin kepada sekumpulan ibu-ibu yang sedang terbakar emosi tersebut.

"Maaf ibu-ibu, tapi putri saya sama sekali tidak bermaksud seperti itu. Shofi membantu saya karena memang saya sedang kerepotan melayani pembeli dan kebetulan Hamzah juga sedang pergi," kata Aminah menjelaskan.

"Halah, itu sih cuma alasan aja, Bu," sanggah ibu-ibu pertama tadi tidak percaya.

"Iya itu, Bu. Cuma alasan saja itu," ibu-ibu yang lain pun juga tidak percaya.

"Tapi sungguh, Bu, saya tidak ada maksud seperti yang ibu-ibu tuduhkan tadi. Saya hanya ingin membantu kerepotan ibu saya saja," kata Shofi.

"Mana ada pencuri mau ngaku, kalau pencuri mau ngaku ya penjara penuh lah," cibir salah satu ibu-ibu.

"Udah lah ibu-ibu, nggak perlu kita buang-buang tenaga untuk ngeladenin janda gatel ini. Mending sekarang kita selametin suami-suami kita dan bawa mereka pulang sebelum akhirnya kena pelet sama janda gatel ini," ketus ibu-ibu yang paling depan.

"Iya Bu, iya. Ayo kita bawa suami-suami kita pulang sekarang," sahut ibu-ibu yang lain.

Kemudian para ibu-ibu itupun menarik suami mereka masing-masing dan mengajaknya untuk pulang sembari mengomeli mereka di sepanjang jalan. Sekarang hanya tersisa beberapa orang saja yang memang benar-benar ingin membeli gado-gado di warung Aminah tersebut.

Lagi-lagi Shofi dan Aminah menghembuskan nafas lelah. Sudah terlalu sering mereka menghadapi kemarahan ibu-ibu yang merasa suami-suami mereka digoda oleh Shofi.

"Yang sabar ya Mbak Shofi, Bu Aminah," kata seorang ibu-ibu berjilbab besar, yang biasa dipanggil Bu Hajah Maryam itu. "Jangan dimasukin ke hati omongan ibu-ibu tadi," lanjut Bu Hajah Maryam lagi.

"Iya, Bu Hajah. Sudah terbiasa kami mah," balas Aminah.

"Iya, Bu. Mereka itu memang sering kelewatan. Mbak Shofi sama Bu Aminah nggak usah peduliin omongan mereka, daripada malah makan hati nanti," kata ibu-ibu yang lainnya.

"Iya, Bu. Makasih ya," balas Aminah juga.

"Tapi sepertinya ada benarnya juga omongan ibu-ibu tadi loh, Bu Aminah. Mungkin jika Mbak Shofi punya suami lagi, Mbak Shofi pasti bisa terhindar dari fitnah-fitnah semacam tadi itu. Maaf lho Mbak Shofi, bukannya saya mau ikut campur urusan pribadi Mbak Shofi," kata Bu Hajah Maryam lagi agak sungkan.

"Nggak pa-pa kok, Bu Hajah. Saya paham maksud perkataan Bu Hajah tadi. Dan terima kasih karena Bu Hajah sudah perhatian kepada saya," balas Shofi seraya tersenyum kecil.

"Kami minta do'anya saja ya, Bu Hajah dan ibu-ibu semuanya. Semoga putri saya bisa segera dipertemukan dengan jodohnya seandainya memang Shofi ditakdirkan untuk membina rumah tangga kembali oleh Allah Subhanahu wata'ala," kata Aminah meminta do'a dari Bu Hajah Maryam dan yang lainnya.

"Aamiin Yaa robbal 'aalamiin," semua yang masih ada disana pun ikut meng-amin-kan.

"Aamiin Yaa robbal 'aalamiin. Saya pasti selalu mendo'akan yang terbaik untuk Mbak Shofi dan Bu Aminah sekeluarga. Termasuk untuk jodoh yang terbaik untuk Mbak Shofi juga," balas Bu Hajah Maryam.

"Terima kasih banyak, Bu Hajah," kata Aminah lagi.

Sementara Shofi hanya bisa terdiam. Entahlah, Shofi rasanya belum ada niatan sama sekali untuk membina rumah tangga kembali. Tetapi melihat orang-orang di sekitarnya yang mengharapkan Shofi untuk kembali menikah, terlebih lagi dengan putranya sendiri yang juga selalu mengharapkan akan hadirnya sosok seorang ayah baru, hati Shofi pun menjadi dilema sendiri.

Menghembuskan nafasnya pelan, Shofi hanya bisa memasrahkan semuanya ini kepada Allah Subhanahu wata'ala, Dzat Yang Maha Berkehendak atas segala sesuatu. Jika memang Allah Subhanahu wata'ala menakdirkan Shofi untuk kembali menikah dan membina hubungan rumah tangga yang baru, maka Shofi pun akan ikhlas menjalani semuanya itu.

Terpopuler

Comments

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🥑⃟🇩ᵉʷᶦbunga🌀🖌

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🥑⃟🇩ᵉʷᶦbunga🌀🖌

boleh juga ide bu hajah, dengan kita bersuami setidaknya mengurangi fitnah

2024-02-20

0

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🥑⃟🇩ᵉʷᶦbunga🌀🖌

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🥑⃟🇩ᵉʷᶦbunga🌀🖌

wkwkwk banyak penggemar nya shofi

2024-02-20

0

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🥑⃟🇩ᵉʷᶦbunga🌀🖌

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🥑⃟🇩ᵉʷᶦbunga🌀🖌

bukan Shofi yang kegatelan, tapi suamimu yang kegatelan

2024-02-20

0

lihat semua
Episodes
1 1. Keluarga Kecil
2 2. Bullying
3 3. Flashback
4 4. Dilabrak Ibu-ibu
5 5. Bertemu Om Awan
6 6. Om Ganteng ( 1 )
7 7. Rahasia Takdir Pertemuan
8 8. Kawan Lama
9 9. Om Ganteng ( 2 )
10 10. Anak Bos Awan?
11 11. Main Ke Rumah Hamzah
12 12. Ternyata Kamu
13 13. Om Mau Jadi Ayah Keinan?
14 14. Meminta Restu
15 15. Menikahlah Denganku
16 16. Meminta Petunjuk
17 17. Rencana Awal Pendekatan
18 18. Nasehat Bu Hajah Maryam
19 19. Memantapkan Hati
20 20. Memberitahu Mama Wulan
21 21. Papa Surya
22 22. Mulai Membangun Kedekatan
23 23. Dukungan Tambahan
24 24. Berkunjung Ke Rumah Awan
25 25. Calon Mertua - Mantan Mertua
26 26. Bukan Halangan
27 27. Papa Awan
28 28. Aku Bisa Tanpamu
29 29. Sandaran Baru
30 30. Selangkah Lebih Dekat
31 31. Alhamdulillaah, Sah !
32 32. Teman Tidur
33 33. Pagi Pertama Di Rumah Mertua
34 34. Mengenal Awan Lebih Dekat
35 35. Keluarga Kecil Baru
36 36. Pacaran Halal
37 37. First Kiss
38 38. Memiliki Seutuhnya
39 39. Nafkah Lahir Dan Batin
40 40. Makin Mesra
41 41. Kejadian Tak Terduga
42 42. Kenyataan Menyakitkan
43 43. Kacau
44 44. Menenangkan Diri
45 45. Hukuman Papa Awan
46 46. Permainan Pikiran
47 47. Rencana Berhasil
48 48. Penyesalan Bayu
49 49. Bertolak Belakang
50 50. Kabar Bahagia
51 51. Kehangatan Keluarga
52 52. Kabar Mengejutkan
53 53. Awan Kecelakaan
54 54. Tanpa Awan
55 55. Meneruskan Kafe Awan
56 56. Aku Bisa Tanpamu ( 2 )
57 57. Promo Novel Baru Lagi Nih
58 58. Sequel Jerat Cinta CEO Arrogant
59 59. Novel Baru Lagi
Episodes

Updated 59 Episodes

1
1. Keluarga Kecil
2
2. Bullying
3
3. Flashback
4
4. Dilabrak Ibu-ibu
5
5. Bertemu Om Awan
6
6. Om Ganteng ( 1 )
7
7. Rahasia Takdir Pertemuan
8
8. Kawan Lama
9
9. Om Ganteng ( 2 )
10
10. Anak Bos Awan?
11
11. Main Ke Rumah Hamzah
12
12. Ternyata Kamu
13
13. Om Mau Jadi Ayah Keinan?
14
14. Meminta Restu
15
15. Menikahlah Denganku
16
16. Meminta Petunjuk
17
17. Rencana Awal Pendekatan
18
18. Nasehat Bu Hajah Maryam
19
19. Memantapkan Hati
20
20. Memberitahu Mama Wulan
21
21. Papa Surya
22
22. Mulai Membangun Kedekatan
23
23. Dukungan Tambahan
24
24. Berkunjung Ke Rumah Awan
25
25. Calon Mertua - Mantan Mertua
26
26. Bukan Halangan
27
27. Papa Awan
28
28. Aku Bisa Tanpamu
29
29. Sandaran Baru
30
30. Selangkah Lebih Dekat
31
31. Alhamdulillaah, Sah !
32
32. Teman Tidur
33
33. Pagi Pertama Di Rumah Mertua
34
34. Mengenal Awan Lebih Dekat
35
35. Keluarga Kecil Baru
36
36. Pacaran Halal
37
37. First Kiss
38
38. Memiliki Seutuhnya
39
39. Nafkah Lahir Dan Batin
40
40. Makin Mesra
41
41. Kejadian Tak Terduga
42
42. Kenyataan Menyakitkan
43
43. Kacau
44
44. Menenangkan Diri
45
45. Hukuman Papa Awan
46
46. Permainan Pikiran
47
47. Rencana Berhasil
48
48. Penyesalan Bayu
49
49. Bertolak Belakang
50
50. Kabar Bahagia
51
51. Kehangatan Keluarga
52
52. Kabar Mengejutkan
53
53. Awan Kecelakaan
54
54. Tanpa Awan
55
55. Meneruskan Kafe Awan
56
56. Aku Bisa Tanpamu ( 2 )
57
57. Promo Novel Baru Lagi Nih
58
58. Sequel Jerat Cinta CEO Arrogant
59
59. Novel Baru Lagi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!