Shofi mengusap-usap kepala Keinan yang saat ini sedang tertidur nyenyak di sebelahnya. Duduk bersandar pada headboard tempat tidurnya, pikiran Shofi menerawang jauh, mengingat kembali semua kenangan yang sudah dia lalui dulu.
Shofi yang memang memiliki tipikal cuek, sama sekali tidak pernah berpacaran. Shofi lebih memilih untuk fokus kepada pendidikannya. Begitu juga setelah lulus kuliah dan mendapatkan pekerjaan. Shofi pun tetap memilih untuk fokus pada pekerjaannya dan tidak tertarik dengan yang namanya hubungan asmara.
Sebenarnya, semenjak masih kuliah dulu, banyak sekali teman laki-lakinya yang berusaha untuk mendekati Shofi. Dan begitu juga dengan teman laki-lakinya di kantor saat ini. Tetapi begitulah Shofi, dia tetap bersikap saja memilih untuk bersikap cuek. Shofi lebih memilih untuk bisa meningkatkan ekonomi keluarganya terlebih dahulu.
Apalagi setelah ayahnya mengalami kecelakaan dan meninggal dunia, maka Shofi pun semakin bertekad untuk bekerja keras untuk membantu sang ibu dalam membiayai pendidikan adik laki-lakinya yang saat itu masih SMA.
Sampai akhirnya Shofi kalah pada fitrahnya sebagai seorang wanita. Perhatian lebih yang selalu diberikan oleh salah satu teman laki-lakinya di kantor lama kelamaan akhirnya berhasil menyentuh hati Shofi dan membuat Shofi mulai merasakan yang namanya perasaan cinta.
Dia adalah Bayu. Sosoknya yang lembut dan selalu penuh perhatian, pada akhirnya mampu meluluhkan hati Shofi. Satu tahun menjalani hubungan, Shofi dan Bayu pun kemudian dengan mantap memutuskan untuk menikah.
Kehidupan pernikahan Shofi dan Bayu begitu harmonis dan penuh kasih sayang. Shofi juga memiliki mertua yang menyayangi dirinya. Satu setengah tahun setelah pernikahan mereka, Shofi dan Bayu pun akhirnya dikaruniai seorang anak laki-laki yang sehat dan tampan.
Namun sayangnya, tanpa pernah Shofi duga sebelumnya, tiba-tiba saja Bayu mengatakan bahwa dirinya ingin bercerai dengan Shofi. Shofi masih ingat betul kejadian malam itu. Tepat satu bulan setelah kelahiran Keinan.
Flashback on
"Shofi, maaf, tapi Mas ingin bercerai dengan kamu," kata Bayu setelah dia pulang dari kantor.
Shofi yang baru saja menidurkan bayinya begitu kaget mendengar perkataan suaminya itu.
"Ma-mas Bayu ngomong apa sih? Mas Bayu lagi bercanda ya?" tanya Shofi gugup, tetapi masih berusaha untuk berpikir positif.
"Mas nggak bercanda, Shofi. Mas serius. Mas ingin kita bercerai," tegas Bayu.
Bagaikan disambar petir di siang hari, Shofi benar-benar terkejut dan sulit untuk mempercayai pendengarannya sendiri saat ini.
"Maaf Shofi. Mas tau Mas egois karena memutuskan semua ini tanpa meminta persetujuan dari kamu terlebih dahulu. Tetapi sungguh, Mas tidak bisa lagi melanjutkan pernikahan kita ini," kata Bayu.
"Kenapa Mas? Kenapa tiba-tiba Mas ingin bercerai?" tanya Shofi dengan suara yang sudah bergetar menahan tangis.
"Wanita yang Mas cintai sudah kembali. Dan maaf, Mas tidak bisa membohongi hati Mas sendiri kalau Mas masih sangat mencintai dia. Jadi Mas mohon sama kamu, Shofi, tolong biarkan Mas meraih kebahagiaan Mas yang sesungguhnya," jawab Bayu menjelaskan.
Shofi mencoba mencerna setiap perkataan suaminya itu.
"Apa ini, Mas? Wanita yang Mas cintai? Meraih kebahagiaan Mas yang sesungguhnya? Lalu selama ini kita ..." Shofi bertanya penuh kebingungan.
"Sekali lagi Mas minta maaf, Shofi. Mas akui selama ini Mas sudah bersalah sama kamu. Sebenarnya dari awal Mas memang hanya menjadikan kamu sebagai pelarian saja. Tetapi tidak disangka, seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya Mas terhanyut dengan perasaan kita dan kenyamanan dalam hubungan kita. Karena desakan dari keluarga untuk segera menikah, dan Mas yang merasa nyaman dengan kamu, makanya Mas memutuskan untuk menikah dengan kamu."
"Dan sekarang ketika dia akhirnya kembali, Mas sudah berusaha untuk mengabaikannya dan tetap mempertahankan rumah tangga kita. Tapi ternyata Mas tidak bisa membohongi hati Mas sendiri, Shofi. Mas masih sangat mencintai dia. Terlebih lagi sekarang dia juga sudah bersedia untuk menjalin hubungan serius dengan Mas. Jadi maaf, Shofi, maaf karena Mas akhirnya memutuskan untuk bercerai dengan kamu dan lebih memilih dia," kata Bayu menjelaskan dengan penuh penyesalan.
Air mata sudah mengalir membasahi wajah cantik shofi. Rasanya kepala Shofi mau meledak. Shofi begitu terkejut mendengar semua perkataan dari suaminya itu. Shofi seakan belum bisa mencerna dan memahami semuanya ini dengan baik. Bahkan Shofi juga berharap kalau semua ini hanya sekedar mimpi yang terjadi dalam tidurnya saja. Sulit sekali bagi Shofi untuk menerima semuanya ini.
Shofi tersenyum hambar. Pandangannya kosong. Shofi menangis dalam diamnya. Masih belum bisa percaya dengan kenyataan pahit yang sedang dihadapinya saat ini.
"Lalu yang selama ini Mas bilang cinta sama aku, pernikahan kita yang harmonis, dan juga Keinan, apa semuanya ini, Mas?" lirih Shofi.
"Maaf, Shofi. Tolong maafkan Mas. Sungguh Mas sudah berusaha. Tetapi Mas tidak bisa membohongi hati Mas. Jadi Mas minta sama kamu, tolong biarkan Mas meraih kebahagiaan Mas, Shofi," pinta Bayu.
Shofi tertawa dalam tangisannya.
"Pergilah, Mas. Pergilah. Aku dan Keinan tidak membutuhkan seorang pembohong yang pengecut seperti kamu," sarkas Shofi, mati rasa.
"Sekali lagi tolong maafkan Mas, Shofi."
Setelah berkata demikian, Bayu kemudian berbalik dan melangkah keluar dari kamar mereka tersebut.
Shofi merebahkan tubuhnya di sebelah putranya yang baru berusia satu bulan itu. Tubuh Shofi bergetar hebat karena tangisannya. Shofi menangis, meratapi kehidupan pernikahannya yang tiba-tiba harus kandas begitu saja. Semuanya seperti mimpi buruk yang tiba-tiba datang menghampiri dirinya.
Dan begitulah. Tiga bulan kemudian, Shofi dan Bayu pun akhirnya resmi bercerai. Hak asuh Keinan tentu saja jatuh kepada Shofi, karena Bayu memang tidak berniat untuk mengambil Keinan dari Shofi. Bahkan Shofi juga menolak tunjangan bulanan dari Bayu untuk Keinan dan dirinya. Shofi masih sanggup untuk menghidupi Keinan dengan keringatnya sendiri dan tidak ingin menyusahkan Bayu yang katanya ingin mengejar kebahagiaannya itu.
Menurut berita yang didengar oleh Shofi, Bayu akhirnya menikah dengan wanita yang dia cintai itu dan keduanya pindah ke luar negeri. Shofi sendiri akhirnya memutuskan untuk resign dari perusahaannya dan pindah bekerja di perusahaan lain. Ya, Shofi ingin melupakan semua kenangannya dengan mantan suaminya di perusahaan tersebut.
Flashback off
☘️☘️☘️
Lagi-lagi Shofi menghapus air mata yang membasahi wajahnya. Shofi hanya bisa menangis dalam diamnya. Tidak ingin mengganggu tidur nyenyak Keinan di sebelahnya.
Ah, akhirnya Shofi mengerti kenapa dulu ibunya seakan berat menyetujui ketika dirinya hendak menikah dengan Bayu. Mungkin saat itu ibunya sudah memiliki firasat tidak baik tentang kehidupan pernikahan Shofi kedepannya, yang ternyata memang berakhir dan kandas begitu saja.
Shofi juga jadi memahami, kenapa dulu kakak perempuan Bayu seakan tidak bisa menerima dirinya, bahkan setelah kelahiran Keinan. Baru Shofi ketahui bahwa ternyata kakak perempuan Bayu itu memang sudah tau dari awal perihal wanita yang dicintai oleh Bayu, dan juga tentang Shofi yang hanya dijadikan pelarian oleh Bayu.
Tapi meskipun demikian, Shofi juga tidak menampik bahwa kedua mantan mertuanya itu sangat baik dan menyayangi dirinya. Bahkan sampai sekarang. Sekali dalam sebulan, kedua mantan mertuanya itu pasti akan datang berkunjung untuk silaturahmi dan menjenguk Keinan.
Shofi tentu saja tidak keberatan. Karena Shofi menyadari, biar bagaimanapun juga mereka berdua adalah kakek dan nenek dari Keinan. Jadi sudah sewajarnya jika mereka berdua menyayangi Keinan.
Kedua mantan mertuanya, bahkan ibunya sendiri, sudah berkali-kali menyarankan kepada Shofi untuk kembali membuka hatinya dan menikah lagi. Demi masa depan dan kebahagiaan Keinan juga, karena Keinan pasti membutuhkan sosok seorang ayah.
Tapi entahlah, rasanya hati Shofi sudah mati rasa. Pertama kali Shofi membuka pintu hatinya, ternyata pada akhirnya hanya kegagalan dan kesedihan yang Shofi dapatkan, mengalahkan kebahagiaan sesaat yang sempat Shofi rasakan sebelumnya. Itu kenapa sulit sekali bagi shofi untuk bisa kembali membuka pintu hatinya lagi. Rasanya Shofi sudah tidak percaya lagi pada yang namanya cinta. Shofi bahkan merasa ragu, benarkah cinta sejati itu masih ada?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🥑⃟🇩ᵉʷᶦbunga🌀🖌
andai aku jadi Shofi, susah untuk muv on
2024-02-20
0
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🥑⃟🇩ᵉʷᶦbunga🌀🖌
kok pengen pengen ngambil panci, terus di pukul kepala nya
2024-02-20
1
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🥑⃟🇩ᵉʷᶦbunga🌀🖌
teu boga polo, cuma orang di masa lalu kau tega meninggalkan anak dan istri mu
2024-02-20
1