Seorang gadis muda yang manis, dengan tampilan segar dan rambut pirang kuncir kuda, keluar dari rumah mungil bercat putih. Dia menutup pintu dengan hati-hati. Melewati stepping stone di halaman rumahnya. Mengunci pintu pagar. Lalu berjalan santai di trotoar, menuju halte bis yang berjarak 300 meter dari kompleks perumahan itu.
"Selamat pagi Shasha.... Kau ada kelas hari ini?"
Seorang tetangganya, pria usia 60an menyapa ramah. Pria itu sedang membawa anjingnya berjalan-jalan.
"Ya, tuan Simmon. Bagaimana kabar Gladys hari ini?" Balas Shasha ramah. Dia berhenti sejenak di bawah pohon peneduh.
"Hahahaa... dia sudah melahirkan. Kau tau? Anaknya 2. Sangat lucu dan cantik. Apa kau mau mengambil seekor? Aku akan memberikannya jika itu untukmu."
Tuan Simmon selalu sangat murah hati dan ramah pada Shasha. Menurutnya, Shasha adalah sedikit wanita tradisional yang masih tersisa di abad ini. Cantik, cerdas, ramah, sederhana dan selalu punya sopan santun terhadap orang lain. Sangat jauh berbeda dengan wanita muda abad modern yang hidup hura-hura dan menghabiskan waktu hingga larut di luar.
"Kau sangat tau, tuan Simmon. Mimi tidak mudah menerima teman baru. Aku hanya khawatir dia akan menyakiti anak-anak Gladys," tolak Shasha halus.
Shasha menyukai anjing. Apa lagi Gladys, anjing dalmation milik tuan Simmon. Dia sangat cantik dan anggun. Dan bulunya yang putih berbintik hitam itu sangat halus. Tapi Shasha tak pernah berfikir akan menambah binatang peliharaan lain di rumah mungilnya.
"Ya, Mimi memang sangat galak. Jika bukan karena bentuknya yang lucu, aku akan mengira dia keturunan anjing juga. Hahahaa...."
Shasha membalas dengan senyum lebar.
"Aku sudah harus berangkat, tuan Simmon. Bye Tom," Shasha menyapa anjing yang dibawa tuan Simmon.
Guk... guk... guk....
Tom menggonggong menyahuti sapaannya.
*
*
Thoooooottttt!
Bell kelas terakhir terdengar.
Seperti biasa, kelas yang sunyi akan langsung berubah seperti ruangan penuh tawon.. Berdengung oleh banyaknya suara yang campur baur.
Semua siswa sudah tak sabaran untuk pulang. Sementara tugas mereka belum lagi selesai.
"Kita lanjutkan di sesi berikutnya. Kalian bisa mengemas dan membawa pulang, atau menyimpannya di ruang dalam. Jangan lupa beri nama!" teriak Shasha berusaha mengatasi keriuhan di kelas.
Shasha juga berkemas. Menyimpan buku sketsa dan peralatan lukisnya ke dalam tas ransel. Dia juga sudah harus bergegas pergi. Tadi siang, sebuah pesan masuk ke ponselnya.
*
*
"Shasha!"
Terdengar langkah kaki berlari di belakang. Shasha menoleh, tapi tidak memperlambat langkahnya sama sekali.
Seorang pria muda berambut brunet menjejeri langkahnya.
"Ini malam Minggu. Ada film baru di bioskop. Aku mau pergi menonton. Mungkin kau mau ikut?" tanyanya penuh harap.
Shasha menggeleng dan terus berjalan cepat di jalan keluar kampus. Dia sedang menuju halte bis yang berada di depan sana.
"Maaf Brian. Aku sudah membuat janji dengan seseorang siang tadi."
"Ooohh, baiklah.... Berhati-hatilah di jalan."
Brian menghentikan langkahnya dan menghembuskan nafas kecewa. Dia tak pernah berhasil mengajak guru cantik itu berkencan. Mendekatipun tidak. Wanita itu selalu bersikap datar. Seakan tidak tertarik pada apapun di sekolah itu, selain mengajar di kelas, lalu pulang.
Shasha berjalan tergesa. Dia diminta untuk menerima telepon di bilik telepon umum di depan Mall. Jaraknya 5 blok dari depan kampus ini.
Dia harus menerima telepon itu pukul 7 malam ini. Diliriknya jam mungil di pergelangan tangannya dengan kecut. Sekarang sudah jam 6:30 petang hari. Tapi bis yang dikejarnya barusan saja pergi. Persis saat dia mencapai halte.
"Sial!" umpatnya kesal.
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 208 Episodes
Comments
⸙ᵍᵏ Sari Kᵝ⃟ᴸ
.
2022-08-28
7
Jiayou🐼
mari lanjut baca lagi
2022-06-27
7
nurul zakiyah
kemarin penasaran sama quichee, sekarang penasaran sama rambut brunet😅
2022-06-25
10