Hari menjelang sore tiba, jam kerja Jelita pun berakhir. Dia menyempatkan diri pergi ke toilet untuk mengganti seragam dan membersihkan diri.
Sesampainya di pintu masuk toilet wanita, Jelita melihat sesuatu seperti kartu identitas yang tergeletak di depan pintu toilet pria.
"Apa itu? seperti kartu identitas, tapi milik siapa. Apa milik pria tadi?" ucap Jelita bertanya sendiri kemudian mengambil kartu tersebut dan membaca nama yang tertera didalamnya.
"Michael Chandra Putra ...." Jelita terdiam sambil memandangi seksama foto di dalam kartu tersebut.
"Ternyata dugaanku benar, kartu ini milik pria itu ... Dasar pria ceroboh, pasti terjatuh saat dia ke toilet tadi dan sekarang, mungkin dia sedang panik karena kehilangan kartu mahasiswanya. Aku akan mengembalikan kartu ini ke pihak kampus saat acara penyambutan mahasiswa baru Senin nanti," ucap Jelita lalu menyimpan kartu tersebut di dalam tasnya agar tidak hilang.
Setelah bebenah diri dan juga merapihkan peralatan kebersihan, Jelita bergegas pergi meninggalkan kampus elit tersebut dan kembali ke rumahnya.
……………………………………………………………………………
Ke esokan harinya.
Suatu pagi di hari Minggu yang indah dan damai dengan udara sejuk dan pemandangan asri yang memanjakan mata di sebuah taman sebuah Mansion mewah.
Nyonya dan Tuan besar pemilik Mansion itu tengah menikmati hari libur akhir pekan mereka yang indah dengan di temani secangkir kopi hangat di tambah cemilan pagi yang sehat mereka berdua menghabiskan waktu bersama.
"Aku sangat mencintaimu istriku," ucap Tuan besar menunjukkan sikap romantis dan mesranya.
"Aku juga sangat mencintaimu suamiku," balas Nyonya besar tak kalah romantis dari suaminya.
"Aku tidak bisa hidup tanpamu Carisa."
"Aku juga Nael."
"Emuach!" sikap tidak tahu malu itu mereka tunjukkan secara terang-terangan dimanapun mereka berada, tidak peduli dengan orang-orang yang berada di sekitar mereka.
Kata-kata romantis dan sikap mesra yang tidak pernah ada habisnya selalu mereka lontarkan sejak mereka masih berpacaran hingga umur mereka sekarang yang sudah menginjak kepala empat. Namun faktanya suami istri itu berhasil mengalahkan semua pasangan mesra lainnya di dalam dunia ini.
Lain halnya dengan seorang pria muda tampan satu ini, dengan wajah baru bangun tidur dia sedang kelimpungan mencari sesuatu. Michael menuruni anak tangga dengan setengah berlari lalu mencari dan memanggil seseorang.
"Mom! ... Mommy!" teriak Michael.
Mendengar dirinya dipanggil, Nyonya cantik ini segera melepaskan ciuman maut suaminya dengan kedua tangan yang masih melingkar di leher sang suami dia kemudian menyahut, "Iya Miki ada apa teriak-teriak? Mamy disini bersama Daddy mu." Lalu melanjutkan kembali kemesraannya.
Michael menghampiri arah suara tersebut, matanya dibuat gatal jika melihat kelakuan orang tua kandungnya setiap hari. Diapun memprotes dengan berkata, "Hei kalian, tahu malu lah sedikit. Di mansion ini bukan hanya ada kalian berdua saja. Masih ada aku dan Sansan yang masih dibawah umur, belum lagi ada orang-orang yang bekerja disini."
Mereka hanya tersenyum menatap putranya yang sudah tumbuh besar dan tidak menghiraukan aksi protesnya.
Tak lama kemudian Daddy melepaskan pelukannya itu lalu menatap heran putranya yang sudah bangun pagi-pagi sekali, dia lalu bertanya kepada istrinya, "Sayang ini hari Minggu kan, apa mataku ini tidak salah lihat? Tumben sekali dia sudah bangun jam segini, apa matahari terbit dari sebelah barat?" Michael cemberut seketika.
Mamy terkekeh dengan ucapan Daddy. "Jangan berkata seperti itu sayang, bagus jika dia sudah bangun. Oiya Miki ada apa mencari Mamy?"
"Apa Mamy lihat kartu mahasiswa Mike?" tanya Michael.
Mamy menggeleng lalu membalas Michael. "Tidak, bukan kah kartu itu sudah Mamy berikan ke kamu."
"Entah lah Mamy, seingat Mike terakhir kali ..." Michael terdiam, dia mengingat kejadian kemarin lalu menepuk dahi dan melanjutkan kembali perkataannya, "Ah! pasti kartu itu terjatuh di kampus kemarin."
Mendengar kartu mahasiswa anaknya yang hilang, Mamy memarahi Mike. "Kenapa bisa hilang? apa kamu tidak tahu kalau kartu itu sangat penting Miki!"
Michael mengerti kemarahan Mamy nya, mengingat kartu itu bukan lah kartu sembarangan dan hanya bisa di dapatkan oleh mereka orang-orang kaya yang belajar disana.
Dengan kartu elit tersebut mewakili segala kegiatan yang berada disana, seperti masuk ke gedung utama, makan siang yang menggunakan kartu tersebut dan lain sebagainya.
"Mamy jangan marah Mike akan mencari kartu itu sampai ketemu," ucap Michael menenangkan Mamy nya yang marah.
"Cari sampai ketemu! kalau tidak ketemu bagaimana kamu bisa masuk kuliah besok."
"Baiklah Mamy, Mike pergi cari dulu ya." Michael lalu pergi ke tempat dimana jatuhnya kartu tersebut.
Melihat istrinya yang marah Daddy pun tidak tinggal diam. "Jangan marah sayang, bukan kah teman kita Anthoni pemilik kampus tersebut, jika hilang minta saja yang baru kepadanya."
Mamy mendengus kesal. "Kau jangan terlalu memanjakan Miki, anak itu sudah besar harusnya dia bisa lebih bertanggung jawab. Menjaga sebuah kartu saja dia tidak bisa, bagaimana menjaga perusahaan dan keluarga nya kelak."
Daddy mengangguk. "Hem benar juga. Ya sudah tetapi jika benar-benar tidak ketemu, kamu jangan terlalu memarahinya."
"Baiklah."
***
Di Kampus
Michael telah sampai di tempat tujuan, dengan meminta bantuan security disana, Michael pun akhirnya masuk.
Michael mencari kartu tersebut di tempat yang pernah dia singgahi sebelumnya, tetapi kartu itu tidak dapat dia temukan.
"Kemana kartu itu perginya, apa sudah di temukan oleh seseorang? tanya Michael mulai kecapaian.
Pak Budi melihat Michael yang sedang kesulitan, beliau menghampiri dan bertanya, "Maaf Den, sedang cari apa disini?"
Michael menoleh lalu menjawab pertanyaan tersebut, "Saya sedang cari sebuah kartu mahasiswa, apa Bapak pernah melihatnya jatuh di sekitar sini."
Pak Budi menggeleng. "Tidak Den. Mungkin petugas kebersihan di gedung ini yang menemukannya. Cuma sayangnya kalau hari Minggu dia libur bekerja."
"Oh begitu, ya sudah Pak terima kasih," balas Michael lalu berdiri.
"Sama-sama." Pak Budi kemudian pergi meninggalkan Michael dan kembali bekerja.
Michael mengingat kembali petugas kebersihan yang dimaksud oleh Pak Budi. Dalam hati dia berkata, "Semoga saja cewek jelek itu memang benar-benar menemukannya, tapi kenapa dia tidak segera mengembalikannya kepadaku. Disana kan ada alamat rumahku dan lain sebagainya. Atau cewek itu sengaja tidak mengembalikannya karena balas dendam dengan ucapan ku kemarin."
"Awas saja kalau dia berani melakukan hal tersebut, aku tidak akan melepaskannya dengan mudah."
Michael lalu pergi meninggalkan kampus dan pulang ke rumah untuk memberitahukan hal tersebut kepada orang tuanya.
…………………………………………………………………………
Di Rumah Jelita.
Sementara itu Jelita sedang dilanda perasaan bimbang, dengan terus menatap kartu di tangannya dia bertanya-tanya dalam hati.
"Apa aku kembalikan saja sekarang ke rumahnya ya. Kartu ini kan sangat penting, tapi bagaimana caraku kesana? alamat ini sangat jauh, aku tidak punya uang untuk ongkos kesana."
Jelita menghela nafas, kemudian menggenggam kartu tersebut. "Baiklah aku akan kembalikan saja ke rumahnya hari ini, setelah Pak Budi pulang bekerja aku akan meminjam sepedanya."
.
.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Eny Hidayati
Jelita ... trenyuh banget melihat kehidupanmu...
2024-03-13
0
neng ade
iya kartu itu harus dikembalikan ke rumah nya karena sangat penting
2024-03-06
0
Maya●●●
aku mampir kak novy.
1 iklan untukmu
2022-11-30
1