Bab 3. Kartu yang hilang.

Hari menjelang sore tiba, jam kerja Jelita pun berakhir. Dia menyempatkan diri pergi ke toilet untuk mengganti seragam dan membersihkan diri.

Sesampainya di pintu masuk toilet wanita, Jelita melihat sesuatu seperti kartu identitas yang tergeletak di depan pintu toilet pria.

"Apa itu? seperti kartu identitas, tapi milik siapa. Apa milik pria tadi?" ucap Jelita bertanya sendiri kemudian mengambil kartu tersebut dan membaca nama yang tertera didalamnya.

"Michael Chandra Putra ...." Jelita terdiam sambil memandangi seksama foto di dalam kartu tersebut.

"Ternyata dugaanku benar, kartu ini milik pria itu ... Dasar pria ceroboh, pasti terjatuh saat dia ke toilet tadi dan sekarang, mungkin dia sedang panik karena kehilangan kartu mahasiswanya. Aku akan mengembalikan kartu ini ke pihak kampus saat acara penyambutan mahasiswa baru Senin nanti," ucap Jelita lalu menyimpan kartu tersebut di dalam tasnya agar tidak hilang.

Setelah bebenah diri dan juga merapihkan peralatan kebersihan, Jelita bergegas pergi meninggalkan kampus elit tersebut dan kembali ke rumahnya.

……………………………………………………………………………

Ke esokan harinya.

Suatu pagi di hari Minggu yang indah dan damai dengan udara sejuk dan pemandangan asri yang memanjakan mata di sebuah taman sebuah Mansion mewah.

Nyonya dan Tuan besar pemilik Mansion itu tengah menikmati hari libur akhir pekan mereka yang indah dengan di temani secangkir kopi hangat di tambah cemilan pagi yang sehat mereka berdua menghabiskan waktu bersama.

"Aku sangat mencintaimu istriku," ucap Tuan besar menunjukkan sikap romantis dan mesranya.

"Aku juga sangat mencintaimu suamiku," balas Nyonya besar tak kalah romantis dari suaminya.

"Aku tidak bisa hidup tanpamu Carisa."

"Aku juga Nael."

"Emuach!" sikap tidak tahu malu itu mereka tunjukkan secara terang-terangan dimanapun mereka berada, tidak peduli dengan orang-orang yang berada di sekitar mereka.

Kata-kata romantis dan sikap mesra yang tidak pernah ada habisnya selalu mereka lontarkan sejak mereka masih berpacaran hingga umur mereka sekarang yang sudah menginjak kepala empat. Namun faktanya suami istri itu berhasil mengalahkan semua pasangan mesra lainnya di dalam dunia ini.

Lain halnya dengan seorang pria muda tampan satu ini, dengan wajah baru bangun tidur dia sedang kelimpungan mencari sesuatu. Michael menuruni anak tangga dengan setengah berlari lalu mencari dan memanggil seseorang.

"Mom! ... Mommy!" teriak Michael.

Mendengar dirinya dipanggil, Nyonya cantik ini segera melepaskan ciuman maut suaminya dengan kedua tangan yang masih melingkar di leher sang suami dia kemudian menyahut, "Iya Miki ada apa teriak-teriak? Mamy disini bersama Daddy mu." Lalu melanjutkan kembali kemesraannya.

Michael menghampiri arah suara tersebut, matanya dibuat gatal jika melihat kelakuan orang tua kandungnya setiap hari. Diapun memprotes dengan berkata, "Hei kalian, tahu malu lah sedikit. Di mansion ini bukan hanya ada kalian berdua saja. Masih ada aku dan Sansan yang masih dibawah umur, belum lagi ada orang-orang yang bekerja disini."

Mereka hanya tersenyum menatap putranya yang sudah tumbuh besar dan tidak menghiraukan aksi protesnya.

Tak lama kemudian Daddy melepaskan pelukannya itu lalu menatap heran putranya yang sudah bangun pagi-pagi sekali, dia lalu bertanya kepada istrinya, "Sayang ini hari Minggu kan, apa mataku ini tidak salah lihat? Tumben sekali dia sudah bangun jam segini, apa matahari terbit dari sebelah barat?" Michael cemberut seketika.

Mamy terkekeh dengan ucapan Daddy. "Jangan berkata seperti itu sayang, bagus jika dia sudah bangun. Oiya Miki ada apa mencari Mamy?"

"Apa Mamy lihat kartu mahasiswa Mike?" tanya Michael.

Mamy menggeleng lalu membalas Michael. "Tidak, bukan kah kartu itu sudah Mamy berikan ke kamu."

"Entah lah Mamy, seingat Mike terakhir kali ..." Michael terdiam, dia mengingat kejadian kemarin lalu menepuk dahi dan melanjutkan kembali perkataannya, "Ah! pasti kartu itu terjatuh di kampus kemarin."

Mendengar kartu mahasiswa anaknya yang hilang, Mamy memarahi Mike. "Kenapa bisa hilang? apa kamu tidak tahu kalau kartu itu sangat penting Miki!"

Michael mengerti kemarahan Mamy nya, mengingat kartu itu bukan lah kartu sembarangan dan hanya bisa di dapatkan oleh mereka orang-orang kaya yang belajar disana.

Dengan kartu elit tersebut mewakili segala kegiatan yang berada disana, seperti masuk ke gedung utama, makan siang yang menggunakan kartu tersebut dan lain sebagainya.

"Mamy jangan marah Mike akan mencari kartu itu sampai ketemu," ucap Michael menenangkan Mamy nya yang marah.

"Cari sampai ketemu! kalau tidak ketemu bagaimana kamu bisa masuk kuliah besok."

"Baiklah Mamy, Mike pergi cari dulu ya." Michael lalu pergi ke tempat dimana jatuhnya kartu tersebut.

Melihat istrinya yang marah Daddy pun tidak tinggal diam. "Jangan marah sayang, bukan kah teman kita Anthoni pemilik kampus tersebut, jika hilang minta saja yang baru kepadanya."

Mamy mendengus kesal. "Kau jangan terlalu memanjakan Miki, anak itu sudah besar harusnya dia bisa lebih bertanggung jawab. Menjaga sebuah kartu saja dia tidak bisa, bagaimana menjaga perusahaan dan keluarga nya kelak."

Daddy mengangguk. "Hem benar juga. Ya sudah tetapi jika benar-benar tidak ketemu, kamu jangan terlalu memarahinya."

"Baiklah."

***

Di Kampus

Michael telah sampai di tempat tujuan, dengan meminta bantuan security disana, Michael pun akhirnya masuk.

Michael mencari kartu tersebut di tempat yang pernah dia singgahi sebelumnya, tetapi kartu itu tidak dapat dia temukan.

"Kemana kartu itu perginya, apa sudah di temukan oleh seseorang? tanya Michael mulai kecapaian.

Pak Budi melihat Michael yang sedang kesulitan, beliau menghampiri dan bertanya, "Maaf Den, sedang cari apa disini?"

Michael menoleh lalu menjawab pertanyaan tersebut, "Saya sedang cari sebuah kartu mahasiswa, apa Bapak pernah melihatnya jatuh di sekitar sini."

Pak Budi menggeleng. "Tidak Den. Mungkin petugas kebersihan di gedung ini yang menemukannya. Cuma sayangnya kalau hari Minggu dia libur bekerja."

"Oh begitu, ya sudah Pak terima kasih," balas Michael lalu berdiri.

"Sama-sama." Pak Budi kemudian pergi meninggalkan Michael dan kembali bekerja.

Michael mengingat kembali petugas kebersihan yang dimaksud oleh Pak Budi. Dalam hati dia berkata, "Semoga saja cewek jelek itu memang benar-benar menemukannya, tapi kenapa dia tidak segera mengembalikannya kepadaku. Disana kan ada alamat rumahku dan lain sebagainya. Atau cewek itu sengaja tidak mengembalikannya karena balas dendam dengan ucapan ku kemarin."

"Awas saja kalau dia berani melakukan hal tersebut, aku tidak akan melepaskannya dengan mudah."

Michael lalu pergi meninggalkan kampus dan pulang ke rumah untuk memberitahukan hal tersebut kepada orang tuanya.

…………………………………………………………………………

Di Rumah Jelita.

Sementara itu Jelita sedang dilanda perasaan bimbang, dengan terus menatap kartu di tangannya dia bertanya-tanya dalam hati.

"Apa aku kembalikan saja sekarang ke rumahnya ya. Kartu ini kan sangat penting, tapi bagaimana caraku kesana? alamat ini sangat jauh, aku tidak punya uang untuk ongkos kesana."

Jelita menghela nafas, kemudian menggenggam kartu tersebut. "Baiklah aku akan kembalikan saja ke rumahnya hari ini, setelah Pak Budi pulang bekerja aku akan meminjam sepedanya."

.

.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Eny Hidayati

Eny Hidayati

Jelita ... trenyuh banget melihat kehidupanmu...

2024-03-13

0

neng ade

neng ade

iya kartu itu harus dikembalikan ke rumah nya karena sangat penting

2024-03-06

0

Maya●●●

Maya●●●

aku mampir kak novy.
1 iklan untukmu

2022-11-30

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Jelita si anak berbakti
2 Bab 2. Pertemuan pertama.
3 Bab 3. Kartu yang hilang.
4 Bab 4. Mengembalikan kartu.
5 Bab 5. Kebulatan Tekad.
6 Bab 6. Kedatangan Tamu Terhormat
7 Bab 7. Acara penyambutan.
8 Bab 8. Alasan Michael.
9 Bab 9. Kerja tambahan.
10 Bab 10. Kesepakatan.
11 Bab 11. Rencana dan Hinaan
12 Bab 12. Terlambat pulang
13 Bab 13. Terjatuh
14 Bab 14. Michael yang basah
15 Bab 15. Kehebohan satu kampus
16 Bab 16. Rasa Iba dan prihatin
17 Bab 17. Bu Maria, ibu semua anak.
18 Bab 18. Ancaman Floren.
19 Bab 19. Permintaan Floren
20 Bab 20. Bantuan untuk Jelita
21 Bab 21. Bertemunya 2 keluarga
22 Bab 22. Trik licik Floren.
23 Bab 23. Michael melamar Floren
24 Bab 24. Pernyataan Nyonya Besar.
25 Bab 25. Bu Rosi tertekan.
26 Bab 26. Anak asuh pribadi
27 Bab 27. Mengajak Ibu ke kampus
28 Bab 28. Membersihkan sepatu
29 Bab 29. Kesempatan
30 Bab 30. Ibu Asuh.
31 Bab 31. Mengurus berkas
32 Bab 32. Terasa hampa.
33 Bab 33. Jelita tiba di Mansion.
34 Bab 34. Hak dan Kewajiban.
35 Bab 35. Ingin melihat.
36 Bab 36. Teman.
37 Bab 37. Tidak enak hati.
38 Bab 38. Ikut bersama.
39 Bab 39. Sampai di Supermall
40 Bab 40. Mencoba pakaian.
41 Bab 41. Baju terbalik.
42 Bab 42. Hari pertama sekolah.
43 Bab 43. Godaan Floren.
44 Bab 44. Sebuah saran.
45 Bab 45. Floren, gadis bernafsu tinggi.
46 Bab 46. Menggantikan ke salon
47 Bab 47. Floren datang
48 Bab 48. Mulai perawatan.
49 Bab 49. Bagai Berlian tertutup lumpur
50 Bab 50. Jelita Secantik kupu-kupu.
51 Bab 51. Mengerjai Floren.
52 Bab 52. Tidak menyangka.
53 Bab 53. Mulai mengantar
54 Bab 54. Kejadian di dapur
55 Bab 55. Jawaban hati Michael.
56 Bab 56. Dilema.
57 Bab 57. Hati yang terluka.
58 Bab 58. Mengutarakan perasaan.
59 Bab 59. Permintaan aneh.
60 Bab 60. Mengambil foto.
61 Bab 61. Foto berdua.
62 Bab 62. Sebuah nama.
63 Bab 63. Sakit.
64 Bab 64. Rencana Nyonya Berta.
65 Bab 65. Keinginan Wiliam
66 Bab 66. I love you.
67 Bab 67. Penolakan.
68 Bab 68. Wiliam menemui sang kakek
69 Bab 69. Maksud kedatangan William
70 Bab 70. Membawa paksa.
71 Bab 71. Permintaan Wiliam.
72 Bab 72. Kegaduhan saat rapat besar
73 Bab 73. Hukuman.
74 Bab 74. Surat peringatan.
75 Bab 75. Ucapan serius.
76 Bab 76. Selamat datang di kamarku
77 Bab 77. Kena kau.
78 Bab 78. Mencoba mencari.
79 Bab 79. Melapor
80 Bab 80. Berusaha kabur.
81 Bab 81. Bersiap untuk pergi.
82 Bab 82. Berpapasan.
83 Bab 83. Cucu menantu.
84 Bab 84. Lamaran pernikahan.
85 Bab 85. Ingin kembali seperti dulu.
86 Bab 86. Sebuah pengakuan.
87 Bab 87. Wiliam VS Michael.
88 Bab 88. Kondisi yang semakin rumit
89 Bab 89. Tidak mau mengalah.
90 Bab 90. Bukan anak asuh lagi.
91 Bab 91. Pamit
92 Bab 92. Kembali ke Mansion Wiliam.
93 Bab 93. Jatuh hati.
94 Bab 94. Restu.
95 Bab 95. Ular Pyhton
96 Bab 96. Cemburu.
97 Bab 97. Memijat.
98 Bab 98. Kencan rahasia.
99 Bab 99. Tanda kemerahan.
100 Bab 100. Bertaruh nyawa.
101 Bab 101. Curahan isi hati.
102 Bab 102. Hubungan yang berakhir.
103 Bab 103. Sebuah cincin.
104 Bab 104. Semakin cantik.
105 Bab 105. Posesif.
106 Bab 106. Siap menikah.
107 Bab 107. Bicara tentang si ular python.
108 Bab 108. Harta peninggalan.
109 Bab 109. Clara vs Floren.
110 Bab 110. Sedikit cerita.
111 Bab 111. Sama-sama berjuang
112 Bab 112. Menyindir dan memghina.
113 Bab 113. Ucapan selamat.
114 Bab 114. Aksi heroik.
115 Bab 115. Pengakuan jujur.
116 Bab 116. Rencana Wiliam.
117 Bab 117. Datang bulan
118 Bab 118. Menghukum Floren
119 Bab 119. Susu gantung.
120 Bab 120. Mengunjungi beberapa tempat
121 Bab 121. Mengunjungi makam.
122 Bab 122. Tampan dan keren.
123 Bab 123. Liburan berdua.
124 Bab 124. Foto Prewedding
125 Bab 125. Trauma.
126 Bab 126. Ulang tahun
127 Bab 127. Surat undangan pernikahan.
128 Bab 128. Ayu bertemu dengan Wiliam.
129 Bab 129. Merasa malu.
130 Bab 130. Mulai tumbuh
131 Bab 131. Resmi menikah.
132 Bab 132. Resepsi.
133 Bab 133. Malam pertama S-1
134 Bab 134. Malam pertama S-2
135 Bab 135. Mandi Berdua.
136 Bab 136. Bulan madu.
137 Bab 137. Makan siang yang membara.
138 Bab 138. Sebuah kabar bahagia.
139 Bab 139. Ngidam yang aneh.
140 Bab 140. Anak ular.
141 Bab 141. Membeli kebutuhan.
142 Bab 142. Berbincang.
143 Bab 143. Baby launching. (Oh anak ularku!)
144 Bab 144. Pemberian nama.
145 Bab 145. Kehancuran Wijaksana.
146 Bab 146. Keributan besar.
147 Bab 147. Pembalasan Nyonya Berta.
148 Bab 148. Menyelamatkan Floren.
149 Bab 149. Perasaan tidak tega.
150 Bab 150. Undangan Michael dan Clara.
151 Bab 151. Pemberkatan Michael & Clara.
152 Bab 152. Pesta Dansa.
153 Bab 153. Ekstra bonus.
154 Pengumuman Karya Baru.
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Bab 1. Jelita si anak berbakti
2
Bab 2. Pertemuan pertama.
3
Bab 3. Kartu yang hilang.
4
Bab 4. Mengembalikan kartu.
5
Bab 5. Kebulatan Tekad.
6
Bab 6. Kedatangan Tamu Terhormat
7
Bab 7. Acara penyambutan.
8
Bab 8. Alasan Michael.
9
Bab 9. Kerja tambahan.
10
Bab 10. Kesepakatan.
11
Bab 11. Rencana dan Hinaan
12
Bab 12. Terlambat pulang
13
Bab 13. Terjatuh
14
Bab 14. Michael yang basah
15
Bab 15. Kehebohan satu kampus
16
Bab 16. Rasa Iba dan prihatin
17
Bab 17. Bu Maria, ibu semua anak.
18
Bab 18. Ancaman Floren.
19
Bab 19. Permintaan Floren
20
Bab 20. Bantuan untuk Jelita
21
Bab 21. Bertemunya 2 keluarga
22
Bab 22. Trik licik Floren.
23
Bab 23. Michael melamar Floren
24
Bab 24. Pernyataan Nyonya Besar.
25
Bab 25. Bu Rosi tertekan.
26
Bab 26. Anak asuh pribadi
27
Bab 27. Mengajak Ibu ke kampus
28
Bab 28. Membersihkan sepatu
29
Bab 29. Kesempatan
30
Bab 30. Ibu Asuh.
31
Bab 31. Mengurus berkas
32
Bab 32. Terasa hampa.
33
Bab 33. Jelita tiba di Mansion.
34
Bab 34. Hak dan Kewajiban.
35
Bab 35. Ingin melihat.
36
Bab 36. Teman.
37
Bab 37. Tidak enak hati.
38
Bab 38. Ikut bersama.
39
Bab 39. Sampai di Supermall
40
Bab 40. Mencoba pakaian.
41
Bab 41. Baju terbalik.
42
Bab 42. Hari pertama sekolah.
43
Bab 43. Godaan Floren.
44
Bab 44. Sebuah saran.
45
Bab 45. Floren, gadis bernafsu tinggi.
46
Bab 46. Menggantikan ke salon
47
Bab 47. Floren datang
48
Bab 48. Mulai perawatan.
49
Bab 49. Bagai Berlian tertutup lumpur
50
Bab 50. Jelita Secantik kupu-kupu.
51
Bab 51. Mengerjai Floren.
52
Bab 52. Tidak menyangka.
53
Bab 53. Mulai mengantar
54
Bab 54. Kejadian di dapur
55
Bab 55. Jawaban hati Michael.
56
Bab 56. Dilema.
57
Bab 57. Hati yang terluka.
58
Bab 58. Mengutarakan perasaan.
59
Bab 59. Permintaan aneh.
60
Bab 60. Mengambil foto.
61
Bab 61. Foto berdua.
62
Bab 62. Sebuah nama.
63
Bab 63. Sakit.
64
Bab 64. Rencana Nyonya Berta.
65
Bab 65. Keinginan Wiliam
66
Bab 66. I love you.
67
Bab 67. Penolakan.
68
Bab 68. Wiliam menemui sang kakek
69
Bab 69. Maksud kedatangan William
70
Bab 70. Membawa paksa.
71
Bab 71. Permintaan Wiliam.
72
Bab 72. Kegaduhan saat rapat besar
73
Bab 73. Hukuman.
74
Bab 74. Surat peringatan.
75
Bab 75. Ucapan serius.
76
Bab 76. Selamat datang di kamarku
77
Bab 77. Kena kau.
78
Bab 78. Mencoba mencari.
79
Bab 79. Melapor
80
Bab 80. Berusaha kabur.
81
Bab 81. Bersiap untuk pergi.
82
Bab 82. Berpapasan.
83
Bab 83. Cucu menantu.
84
Bab 84. Lamaran pernikahan.
85
Bab 85. Ingin kembali seperti dulu.
86
Bab 86. Sebuah pengakuan.
87
Bab 87. Wiliam VS Michael.
88
Bab 88. Kondisi yang semakin rumit
89
Bab 89. Tidak mau mengalah.
90
Bab 90. Bukan anak asuh lagi.
91
Bab 91. Pamit
92
Bab 92. Kembali ke Mansion Wiliam.
93
Bab 93. Jatuh hati.
94
Bab 94. Restu.
95
Bab 95. Ular Pyhton
96
Bab 96. Cemburu.
97
Bab 97. Memijat.
98
Bab 98. Kencan rahasia.
99
Bab 99. Tanda kemerahan.
100
Bab 100. Bertaruh nyawa.
101
Bab 101. Curahan isi hati.
102
Bab 102. Hubungan yang berakhir.
103
Bab 103. Sebuah cincin.
104
Bab 104. Semakin cantik.
105
Bab 105. Posesif.
106
Bab 106. Siap menikah.
107
Bab 107. Bicara tentang si ular python.
108
Bab 108. Harta peninggalan.
109
Bab 109. Clara vs Floren.
110
Bab 110. Sedikit cerita.
111
Bab 111. Sama-sama berjuang
112
Bab 112. Menyindir dan memghina.
113
Bab 113. Ucapan selamat.
114
Bab 114. Aksi heroik.
115
Bab 115. Pengakuan jujur.
116
Bab 116. Rencana Wiliam.
117
Bab 117. Datang bulan
118
Bab 118. Menghukum Floren
119
Bab 119. Susu gantung.
120
Bab 120. Mengunjungi beberapa tempat
121
Bab 121. Mengunjungi makam.
122
Bab 122. Tampan dan keren.
123
Bab 123. Liburan berdua.
124
Bab 124. Foto Prewedding
125
Bab 125. Trauma.
126
Bab 126. Ulang tahun
127
Bab 127. Surat undangan pernikahan.
128
Bab 128. Ayu bertemu dengan Wiliam.
129
Bab 129. Merasa malu.
130
Bab 130. Mulai tumbuh
131
Bab 131. Resmi menikah.
132
Bab 132. Resepsi.
133
Bab 133. Malam pertama S-1
134
Bab 134. Malam pertama S-2
135
Bab 135. Mandi Berdua.
136
Bab 136. Bulan madu.
137
Bab 137. Makan siang yang membara.
138
Bab 138. Sebuah kabar bahagia.
139
Bab 139. Ngidam yang aneh.
140
Bab 140. Anak ular.
141
Bab 141. Membeli kebutuhan.
142
Bab 142. Berbincang.
143
Bab 143. Baby launching. (Oh anak ularku!)
144
Bab 144. Pemberian nama.
145
Bab 145. Kehancuran Wijaksana.
146
Bab 146. Keributan besar.
147
Bab 147. Pembalasan Nyonya Berta.
148
Bab 148. Menyelamatkan Floren.
149
Bab 149. Perasaan tidak tega.
150
Bab 150. Undangan Michael dan Clara.
151
Bab 151. Pemberkatan Michael & Clara.
152
Bab 152. Pesta Dansa.
153
Bab 153. Ekstra bonus.
154
Pengumuman Karya Baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!