Bab 2. Pertemuan pertama.

Di Kampus.

Jelita telah sampai di tempat kerja, dengan nafas yang masih ter engah-engah dia bergegas mencari Pak Budi untuk menyerahkan sebungkus nasi beserta lauk dari Bi Sumi.

"Pak Budi, ini ada makan siang dari istri Bapak." Jelita kemudian duduk di pinggiran batu taman sambil berusaha mengatur nafasnya.

"Terima kasih Jelita." Pak Budi mengambil makan siangnya lalu tertawa melihat Jelita yang sedang ter engah-engah.

"Kasian sekali, pasti capek ya bulak balik ke rumah?" tanya Pak Budi mulai menyantap makanannya.

Jelita mengangguk, sesekali dia melirik nasi bungkus yang berada di tangan Pak Budi. "Iya Pak Budi, capek. Tapi itu bagus Pak, anggap saja sedang berolahraga."

Mereka berbincang dan tertawa kecil, lalu dirasa cukup beristirahat Jelita mulai kembali bekerja. "Jelita mau nge pel lantai dulu ya Pak, biar cepat selesai dan tidak kemalaman nanti pulangnya."

Pak Budi mengangguk dengan mulut yang masih penuh makanan dia berucap, "Iya Jelita, Bapak juga sedang ngebut kerja nya, soalnya hari Senin anak-anak orang kaya itu sudah mulai pada masuk. Oiya Bapak saranin lebih baik kita orang miskin jangan terlalu dekat dan mencari masalah dengan mereka."

Jelita mengangguk. "Baik Pak Budi, Jelita akan ingat pesan Bapak."

"Hem, sudah sana kerja lagi," balas Pak Budi kemudian pergi mencuci tangan.

Jelita menatap beberapa gedung tinggi Universitas dihadapannya. Dengan mengepalkan tangan dengan erat dia menatap begitu heran, mengapa ada perbedaan yang begitu mencolok dihadapannya sendiri.

"Si miskin seperti ku dan si kaya adalah mereka, dunia ini sungguh tidak adil bagi sebagian orang. Mereka si orang kaya pastilah sangat beruntung ...."

Jelita meratapi nasib, sambil mengepel lantai bagian bawah gedung tinggi tersebut dia berusaha membuang jauh-jauh perasaan negatif yang bersarang dalam hatinya. Kemudian Jelita terdiam sambil menatap air bekas pel lantai yang kotor.

Tanpa melihat sekeliling dia berniat membuang air kotor tersebut ke halaman kampus yang sepi dan luas di hadapannya, sambil memejamkan mata dia berkata. "Hus pergilah perasaan dengki dan perasaan iri bersama air kotor ini, aku akan membuangmu jauh-jauh."

"Byuur!!"

Air kotor dalam ember tersebut telah kosong, begitu pula dengan keluh kesahnya yang telah hilang bersamaan dengan air tersebut. Hatinya sedikit merasa lega, diapun menarik nafas dalam-dalam.

"Ah lega rasanya ..."

Jelita tersenyum lalu mulai membuka kedua matanya, dirinya dibuat terkejut ketika mendapati seorang pria tengah berdiri dihadapannya dengan tatapan gusar dan menakutkan.

Pria tersebut mendekat lalu dengan pakaian setengah basah dan kotor dia mulai memarahi Jelita.

"Hei punya mata tidak!" Teriak Pria itu sambil mengibas-ngibas tangan dan menepis kotoran pada pakaiannya.

"M-maaf!" sahut Jelita dengan gugup sambil membungkukkan badan lalu secepat mungkin dirinya membantu membersihkan pakaian pria tersebut.

"Cih! minggir, jangan sentuh aku dengan tangan kotor mu itu!" ucap pria tersebut lalu pergi menuju toilet.

Jelita yang merasa bersalah lalu mengekor kepadanya sambil terus meminta maaf di sepanjang jalan.

"M-maaf!" ucap Jelita sekali lagi dan pria itu segera membalikkan badan.

"Apa kau tidak tahu siapa diriku?" tanya Pria itu dengan sombong.

Jelita menggeleng cepat dan tak berani melihat mata pria dihadapannya. "T-tidak, apa kamu mahasiswa baru disini?" balas Jelita dengan bertanya.

"Benar, aku mahasiswa baru disini. Keluarga ku juga yang memberi sumbangan terbesar di kampus elit ini."

Jelita terkejut, dia teringat kembali perkataan Pak Budi untuk tidak mencari masalah dengan orang-orang kaya disini. "M-maaf kalau begitu T-tuan."

Pria ini mendengus kesal lalu memarahi Jelita, "Huh entah mimpi apa aku semalam harus menghadapi nasib sial seperti ini, bertemu dengan wanita jelek seperti mu dan juga tidak punya mata! pergi lah dari hadapanku dan jangan pernah muncul kembali!"

Jelita menunduk, perkataan pria itu sedikit menusuk hatinya tetapi dia hanya bisa menerima itu semua, karena memang begitulah penampilan dirinya yang sama sekali tidak mempunyai daya tarik sebagai seorang gadis muda.

Wajah yang kusam, kacamata bulat agak tebal, rambut cepol atas tidak beraturan, kulit yang tidak bersinar, terkadang bau panas matahari dan hanya ada wangi sabun atau cairan pembersih lantai sebagai ciri khas aroma pada dirinya.

"M-maaf ...." Jelita lalu berbalik dan berjalan menjauhi pria tersebut.

"Awas saja kalau sampai bertemu lagi. Bukan hanya memarahinya tapi aku juga akan menyeret dia keluar dari kampus ini!" Pria itu menggerutu kesal lalu masuk ke dalam toilet untuk membersihkan dirinya yang kotor.

***

Jelita menatap pria itu dari kejauhan ada perasaan bersalah karena perbuatannya, tetapi bukan itu saja yang mengganjal di hatinya, mengingat ucapan pria tadi. Apakah besok dia masih bisa bekerja disini lagi atau tidak.

"Ya Tuhan semoga saja dia tidak mengadu pada pihak kampus atau keluarganya, jika itu terjadi bagaimana aku bisa mencari uang untuk berobat ibu."

Jelita sangat khawatir, hatinya tiba-tiba menjadi gelisah memikirkan sesuatu. Jika pria itu benar-benar mengadukan dirinya dan dia dipecat selain sulitnya mencari pekerjaan, maka dia juga harus melunasi hutang ibunya yang tidak sedikit selama bekerja di kampus tersebut.

"Aku harus menjauhi pria itu dan jangan sampai membuat kesalahan lagi pada anak orang kaya yang lainnya."

Jelita terus memperhatikan pria tersebut dari kejauhan sambil bersembunyi dan setelah pria itu pergi dari kampus, baru lah dia menampakan diri dan memulai kembali pekerjaannya.

Ada pertanyaan dalam hatinya, "Apa yang pria itu lakukan disini? Kelas masih belum aktif, lalu untuk apa dia datang kesini?"

……………………………………………………………………………

Mansion Chandra Putra.

Michael pulang ke rumah dengan raut wajah kesal membuat Nyonya rumah tersebut menghampirinya dan bertanya, "Ada apa Miki kenapa kamu marah-marah seperti itu?"

Michael menatap Maminya dengan wajah cemberut lalu berkata, "Mommy berapa kali ku bilang jangan panggil aku Miki, panggil aku Mike (Maik)."

Mamy menggeleng lalu melihat putranya dan berkata, "Tidak mau, Mamy lebih suka panggil kamu Miki. Sekarang jawab pertanyaan Mamý, kamu habis dari mana? kenapa cuma pakai jaket tapi tidak pakai baju dan kenapa kamu bau sabun pembersih lantai?" tanya Mamy bertubi-tubi.

Michael menghela nafas, berusaha tenang dia menjawab semua pertanyaan Mamy nya. "Habis jalan-jalan lihat kampus tempat Mike nanti belajar Mi. Baju Mike kotor kena air bekas cuci lantai, jadi Mike buka karena bau. Ah ketampanan ini jadi luntur karena kena air kotor, semua gara-gara si cewek jelek itu."

Mamy terheran-heran dengan jawaban dari putranya. "Anak Mamy tak pernah habis ketampanan tapi, bagaimana kamu bisa terkena air kotor Miki?"

"Ada gadis jelek tidak punya mata, dia main siram-siram saja tidak lihat kalau ada orang yang lewat." Michael mengingat wajah gadis tersebut dan seperti ingin muntah.

"Gadis jelek tidak punya mata, siapa dia?" tanya Mamy.

"Cleaning service dari seragamnya, gara-gara dia Mike tidak jadi malam mingguan dan tidak bisa kumpul sama teman-teman," jawab Michael dengan kesal.

"Oh, Mamy harus berterima kasih padanya. Karena perbuatan gadis itu anak Mamy jadi tidak pulang malam." Mamy terkekeh dan itu membuat Michael menjadi bertambah kesal.

Michael mengerucutkan bibirnya dan menatap Mamy nya yang tertawa. "Sudah lah Mamy sama saja! lebih baik aku mandi dan nonton di kamar."

Michael pergi ke kamarnya sambil sesekali menatap kesal Mamy nya itu.

"Huh!"

.

.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Eny Hidayati

Eny Hidayati

sejauh ini masih menyimak ...

2024-03-13

1

neng ade

neng ade

Miki si anak manja

2024-03-06

1

Maya●●●

Maya●●●

iklan harian mendarat untukmu thor

2022-11-28

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Jelita si anak berbakti
2 Bab 2. Pertemuan pertama.
3 Bab 3. Kartu yang hilang.
4 Bab 4. Mengembalikan kartu.
5 Bab 5. Kebulatan Tekad.
6 Bab 6. Kedatangan Tamu Terhormat
7 Bab 7. Acara penyambutan.
8 Bab 8. Alasan Michael.
9 Bab 9. Kerja tambahan.
10 Bab 10. Kesepakatan.
11 Bab 11. Rencana dan Hinaan
12 Bab 12. Terlambat pulang
13 Bab 13. Terjatuh
14 Bab 14. Michael yang basah
15 Bab 15. Kehebohan satu kampus
16 Bab 16. Rasa Iba dan prihatin
17 Bab 17. Bu Maria, ibu semua anak.
18 Bab 18. Ancaman Floren.
19 Bab 19. Permintaan Floren
20 Bab 20. Bantuan untuk Jelita
21 Bab 21. Bertemunya 2 keluarga
22 Bab 22. Trik licik Floren.
23 Bab 23. Michael melamar Floren
24 Bab 24. Pernyataan Nyonya Besar.
25 Bab 25. Bu Rosi tertekan.
26 Bab 26. Anak asuh pribadi
27 Bab 27. Mengajak Ibu ke kampus
28 Bab 28. Membersihkan sepatu
29 Bab 29. Kesempatan
30 Bab 30. Ibu Asuh.
31 Bab 31. Mengurus berkas
32 Bab 32. Terasa hampa.
33 Bab 33. Jelita tiba di Mansion.
34 Bab 34. Hak dan Kewajiban.
35 Bab 35. Ingin melihat.
36 Bab 36. Teman.
37 Bab 37. Tidak enak hati.
38 Bab 38. Ikut bersama.
39 Bab 39. Sampai di Supermall
40 Bab 40. Mencoba pakaian.
41 Bab 41. Baju terbalik.
42 Bab 42. Hari pertama sekolah.
43 Bab 43. Godaan Floren.
44 Bab 44. Sebuah saran.
45 Bab 45. Floren, gadis bernafsu tinggi.
46 Bab 46. Menggantikan ke salon
47 Bab 47. Floren datang
48 Bab 48. Mulai perawatan.
49 Bab 49. Bagai Berlian tertutup lumpur
50 Bab 50. Jelita Secantik kupu-kupu.
51 Bab 51. Mengerjai Floren.
52 Bab 52. Tidak menyangka.
53 Bab 53. Mulai mengantar
54 Bab 54. Kejadian di dapur
55 Bab 55. Jawaban hati Michael.
56 Bab 56. Dilema.
57 Bab 57. Hati yang terluka.
58 Bab 58. Mengutarakan perasaan.
59 Bab 59. Permintaan aneh.
60 Bab 60. Mengambil foto.
61 Bab 61. Foto berdua.
62 Bab 62. Sebuah nama.
63 Bab 63. Sakit.
64 Bab 64. Rencana Nyonya Berta.
65 Bab 65. Keinginan Wiliam
66 Bab 66. I love you.
67 Bab 67. Penolakan.
68 Bab 68. Wiliam menemui sang kakek
69 Bab 69. Maksud kedatangan William
70 Bab 70. Membawa paksa.
71 Bab 71. Permintaan Wiliam.
72 Bab 72. Kegaduhan saat rapat besar
73 Bab 73. Hukuman.
74 Bab 74. Surat peringatan.
75 Bab 75. Ucapan serius.
76 Bab 76. Selamat datang di kamarku
77 Bab 77. Kena kau.
78 Bab 78. Mencoba mencari.
79 Bab 79. Melapor
80 Bab 80. Berusaha kabur.
81 Bab 81. Bersiap untuk pergi.
82 Bab 82. Berpapasan.
83 Bab 83. Cucu menantu.
84 Bab 84. Lamaran pernikahan.
85 Bab 85. Ingin kembali seperti dulu.
86 Bab 86. Sebuah pengakuan.
87 Bab 87. Wiliam VS Michael.
88 Bab 88. Kondisi yang semakin rumit
89 Bab 89. Tidak mau mengalah.
90 Bab 90. Bukan anak asuh lagi.
91 Bab 91. Pamit
92 Bab 92. Kembali ke Mansion Wiliam.
93 Bab 93. Jatuh hati.
94 Bab 94. Restu.
95 Bab 95. Ular Pyhton
96 Bab 96. Cemburu.
97 Bab 97. Memijat.
98 Bab 98. Kencan rahasia.
99 Bab 99. Tanda kemerahan.
100 Bab 100. Bertaruh nyawa.
101 Bab 101. Curahan isi hati.
102 Bab 102. Hubungan yang berakhir.
103 Bab 103. Sebuah cincin.
104 Bab 104. Semakin cantik.
105 Bab 105. Posesif.
106 Bab 106. Siap menikah.
107 Bab 107. Bicara tentang si ular python.
108 Bab 108. Harta peninggalan.
109 Bab 109. Clara vs Floren.
110 Bab 110. Sedikit cerita.
111 Bab 111. Sama-sama berjuang
112 Bab 112. Menyindir dan memghina.
113 Bab 113. Ucapan selamat.
114 Bab 114. Aksi heroik.
115 Bab 115. Pengakuan jujur.
116 Bab 116. Rencana Wiliam.
117 Bab 117. Datang bulan
118 Bab 118. Menghukum Floren
119 Bab 119. Susu gantung.
120 Bab 120. Mengunjungi beberapa tempat
121 Bab 121. Mengunjungi makam.
122 Bab 122. Tampan dan keren.
123 Bab 123. Liburan berdua.
124 Bab 124. Foto Prewedding
125 Bab 125. Trauma.
126 Bab 126. Ulang tahun
127 Bab 127. Surat undangan pernikahan.
128 Bab 128. Ayu bertemu dengan Wiliam.
129 Bab 129. Merasa malu.
130 Bab 130. Mulai tumbuh
131 Bab 131. Resmi menikah.
132 Bab 132. Resepsi.
133 Bab 133. Malam pertama S-1
134 Bab 134. Malam pertama S-2
135 Bab 135. Mandi Berdua.
136 Bab 136. Bulan madu.
137 Bab 137. Makan siang yang membara.
138 Bab 138. Sebuah kabar bahagia.
139 Bab 139. Ngidam yang aneh.
140 Bab 140. Anak ular.
141 Bab 141. Membeli kebutuhan.
142 Bab 142. Berbincang.
143 Bab 143. Baby launching. (Oh anak ularku!)
144 Bab 144. Pemberian nama.
145 Bab 145. Kehancuran Wijaksana.
146 Bab 146. Keributan besar.
147 Bab 147. Pembalasan Nyonya Berta.
148 Bab 148. Menyelamatkan Floren.
149 Bab 149. Perasaan tidak tega.
150 Bab 150. Undangan Michael dan Clara.
151 Bab 151. Pemberkatan Michael & Clara.
152 Bab 152. Pesta Dansa.
153 Bab 153. Ekstra bonus.
154 Pengumuman Karya Baru.
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Bab 1. Jelita si anak berbakti
2
Bab 2. Pertemuan pertama.
3
Bab 3. Kartu yang hilang.
4
Bab 4. Mengembalikan kartu.
5
Bab 5. Kebulatan Tekad.
6
Bab 6. Kedatangan Tamu Terhormat
7
Bab 7. Acara penyambutan.
8
Bab 8. Alasan Michael.
9
Bab 9. Kerja tambahan.
10
Bab 10. Kesepakatan.
11
Bab 11. Rencana dan Hinaan
12
Bab 12. Terlambat pulang
13
Bab 13. Terjatuh
14
Bab 14. Michael yang basah
15
Bab 15. Kehebohan satu kampus
16
Bab 16. Rasa Iba dan prihatin
17
Bab 17. Bu Maria, ibu semua anak.
18
Bab 18. Ancaman Floren.
19
Bab 19. Permintaan Floren
20
Bab 20. Bantuan untuk Jelita
21
Bab 21. Bertemunya 2 keluarga
22
Bab 22. Trik licik Floren.
23
Bab 23. Michael melamar Floren
24
Bab 24. Pernyataan Nyonya Besar.
25
Bab 25. Bu Rosi tertekan.
26
Bab 26. Anak asuh pribadi
27
Bab 27. Mengajak Ibu ke kampus
28
Bab 28. Membersihkan sepatu
29
Bab 29. Kesempatan
30
Bab 30. Ibu Asuh.
31
Bab 31. Mengurus berkas
32
Bab 32. Terasa hampa.
33
Bab 33. Jelita tiba di Mansion.
34
Bab 34. Hak dan Kewajiban.
35
Bab 35. Ingin melihat.
36
Bab 36. Teman.
37
Bab 37. Tidak enak hati.
38
Bab 38. Ikut bersama.
39
Bab 39. Sampai di Supermall
40
Bab 40. Mencoba pakaian.
41
Bab 41. Baju terbalik.
42
Bab 42. Hari pertama sekolah.
43
Bab 43. Godaan Floren.
44
Bab 44. Sebuah saran.
45
Bab 45. Floren, gadis bernafsu tinggi.
46
Bab 46. Menggantikan ke salon
47
Bab 47. Floren datang
48
Bab 48. Mulai perawatan.
49
Bab 49. Bagai Berlian tertutup lumpur
50
Bab 50. Jelita Secantik kupu-kupu.
51
Bab 51. Mengerjai Floren.
52
Bab 52. Tidak menyangka.
53
Bab 53. Mulai mengantar
54
Bab 54. Kejadian di dapur
55
Bab 55. Jawaban hati Michael.
56
Bab 56. Dilema.
57
Bab 57. Hati yang terluka.
58
Bab 58. Mengutarakan perasaan.
59
Bab 59. Permintaan aneh.
60
Bab 60. Mengambil foto.
61
Bab 61. Foto berdua.
62
Bab 62. Sebuah nama.
63
Bab 63. Sakit.
64
Bab 64. Rencana Nyonya Berta.
65
Bab 65. Keinginan Wiliam
66
Bab 66. I love you.
67
Bab 67. Penolakan.
68
Bab 68. Wiliam menemui sang kakek
69
Bab 69. Maksud kedatangan William
70
Bab 70. Membawa paksa.
71
Bab 71. Permintaan Wiliam.
72
Bab 72. Kegaduhan saat rapat besar
73
Bab 73. Hukuman.
74
Bab 74. Surat peringatan.
75
Bab 75. Ucapan serius.
76
Bab 76. Selamat datang di kamarku
77
Bab 77. Kena kau.
78
Bab 78. Mencoba mencari.
79
Bab 79. Melapor
80
Bab 80. Berusaha kabur.
81
Bab 81. Bersiap untuk pergi.
82
Bab 82. Berpapasan.
83
Bab 83. Cucu menantu.
84
Bab 84. Lamaran pernikahan.
85
Bab 85. Ingin kembali seperti dulu.
86
Bab 86. Sebuah pengakuan.
87
Bab 87. Wiliam VS Michael.
88
Bab 88. Kondisi yang semakin rumit
89
Bab 89. Tidak mau mengalah.
90
Bab 90. Bukan anak asuh lagi.
91
Bab 91. Pamit
92
Bab 92. Kembali ke Mansion Wiliam.
93
Bab 93. Jatuh hati.
94
Bab 94. Restu.
95
Bab 95. Ular Pyhton
96
Bab 96. Cemburu.
97
Bab 97. Memijat.
98
Bab 98. Kencan rahasia.
99
Bab 99. Tanda kemerahan.
100
Bab 100. Bertaruh nyawa.
101
Bab 101. Curahan isi hati.
102
Bab 102. Hubungan yang berakhir.
103
Bab 103. Sebuah cincin.
104
Bab 104. Semakin cantik.
105
Bab 105. Posesif.
106
Bab 106. Siap menikah.
107
Bab 107. Bicara tentang si ular python.
108
Bab 108. Harta peninggalan.
109
Bab 109. Clara vs Floren.
110
Bab 110. Sedikit cerita.
111
Bab 111. Sama-sama berjuang
112
Bab 112. Menyindir dan memghina.
113
Bab 113. Ucapan selamat.
114
Bab 114. Aksi heroik.
115
Bab 115. Pengakuan jujur.
116
Bab 116. Rencana Wiliam.
117
Bab 117. Datang bulan
118
Bab 118. Menghukum Floren
119
Bab 119. Susu gantung.
120
Bab 120. Mengunjungi beberapa tempat
121
Bab 121. Mengunjungi makam.
122
Bab 122. Tampan dan keren.
123
Bab 123. Liburan berdua.
124
Bab 124. Foto Prewedding
125
Bab 125. Trauma.
126
Bab 126. Ulang tahun
127
Bab 127. Surat undangan pernikahan.
128
Bab 128. Ayu bertemu dengan Wiliam.
129
Bab 129. Merasa malu.
130
Bab 130. Mulai tumbuh
131
Bab 131. Resmi menikah.
132
Bab 132. Resepsi.
133
Bab 133. Malam pertama S-1
134
Bab 134. Malam pertama S-2
135
Bab 135. Mandi Berdua.
136
Bab 136. Bulan madu.
137
Bab 137. Makan siang yang membara.
138
Bab 138. Sebuah kabar bahagia.
139
Bab 139. Ngidam yang aneh.
140
Bab 140. Anak ular.
141
Bab 141. Membeli kebutuhan.
142
Bab 142. Berbincang.
143
Bab 143. Baby launching. (Oh anak ularku!)
144
Bab 144. Pemberian nama.
145
Bab 145. Kehancuran Wijaksana.
146
Bab 146. Keributan besar.
147
Bab 147. Pembalasan Nyonya Berta.
148
Bab 148. Menyelamatkan Floren.
149
Bab 149. Perasaan tidak tega.
150
Bab 150. Undangan Michael dan Clara.
151
Bab 151. Pemberkatan Michael & Clara.
152
Bab 152. Pesta Dansa.
153
Bab 153. Ekstra bonus.
154
Pengumuman Karya Baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!