Andita sekarang sudah memiliki sahabat yang bisa di andalkan dan selalu bersama-sama dengannya, mereka adalah Nissa dan Beni. serta saat ini mereka bertigapun akan segera lulus dari sekolah Dasar.
entah bagaimana mereka bertiga selalu sekelas dan yang lebih sangat mengejutkannya lagi, ternyata rumah Andita dan Beni saling berhadapan hanya di pisahkan oleh jalanan saja dan itu benar-benar membuat Andita tidak menyangka, sedangkan rumah Nissa hanya beda beberapa blok rumah saja.
Nissa adalah anak perempuan yang sedikit pemalu jika baru bertemu dengannya. Dia tidak akan banyak bicara, banyak teman-teman sekelasnya yang ingin berteman dengannya. tapi mereka selalu salah paham dengan sifat Nissa dan itu membuat mereka sedikit menjauh darinya. Nissa tidak terlalu memikirnya bagi Dia tidak perlu banyak teman cukup Andita saja baginya sudah menjadi kebahagian tersendiri baginya.
dan Nissapun banyak di sukai oleh lawan jenisnya, sampai anak laki-laki dikelas selalu mencari perhatiannya karna memang wajah Nissa cantik seperti artis kenamaan. dan tak ayal itu membuat Beni selalu murka
walaupun sifat nissa yang pemalu dan pendiam itu, entah bagaimana saat pertama kali melihat Andita
Nissa memberanikan diri bergerak untuk menyapa Andita duluan tanpa rasa takut
sampai semua teman sekelas merasa heran seakan Nissa sudah lama mengenal Andita padahal untuk Andita ini baru pertama kalinya Dia memiliki teman perempuan.
dan anehnya jika ada anak lain yang mendekatinya Nissa akan bersembunyi di belakang Andita seakan meminta perlindungan dari Andita, begitu pula kemanapun Andita pergi Nissa akan mengekor di sampingnya.
sedangkan Beni sosok anak laki-laki yang sangat suka berkelahi, Dia akan berkelahi dengan siapapun yang akan mengganggu Nissa atau mendekatinya. oleh karna itu Beni mendapatkan julukan bodyguard
bukan hanya itu saja Beni bisa melakukan hal yang luar biasa untuk Nissa. contohnya mengelap wajah Nissa atau membawakan tas Nissa dan sebagainya. malahan sebenarnya Beni lebih terlihat seperti bawahan Nissa
Andita tahu mengapa Beni bisa bersikap seperti itu kepada Nissa, karna memang sejak taman kanak-kanak Beni sudah menyukai Nissa. lebih tepatnya terobsesi padanya
karna apapun yang Nissa katakan kepada Beni, Dia akan menuruti semua ke inginan dan perintah Nissa tanpa terkecuali.
************
siang ini Andita ada janji dengan kedua sahabatnya itu. mereka akan bertemu di sebuah taman dekat rumah.
mereka akan membahas tentang kelanjutan setelah mereka lulus sekolah Dasar ini. apalagi minggu kemarin mereka baru saja melakukan upacara kelulusan.
sebenarnya Andita tidak terlalu perduli masuk sekolah ( SMP) mau itu di swasta atau negeri.
jauh atau dekat jaraknya dari rumah, Andita tidak mempermasalahkan toh bagi Andita sekolah tetep saja sama untuk menuntut ilmu dan bermain sepuasnya.
yang lebih penting lagi nilai Andita paling tinggi di sekolahnya, nilainya di atas rata-rata memuaskan sementara Nissa nilainya tak jauh berbeda dengan Andita walau hanya masuk delapan besar tapi itu sudah cukup untuk mengimbangi Andita. jadi mereka berdua bisa masuk ke SMP manapun yang mereka inginkan.
sedangkan Beni, dia beda cerita lagi.
Beni yang tak pernah suka belajar dan hanya suka bermain games, saat mengetahui nilai yang Dia dapatkan, Beni menangis di pojokan kamarnya membuat ibunya khawatir karna seharian Dia mengunci kamar dan tidak keluar sama sekali, sampai akhirnya Tante Leni Ibunya Beni kerumah untuk menemui dan meminta bantuan Andita agar membujuk Beni keluar dari kamarnya.
sebenarnya Andita sudah menduga Beni akan seperti itu. Beni amat takut untuk berpisah dengan Andita maupun Nissa, Dia tak sanggup untuk berjauhan dengan Nissa dan Andita
Beni sadar betul dengan nilainya seperti itu bagaimana bisa terus bersama mereka berdua dan mengejar Nissa secara diam-diam.
Beni pernah belajar bersama Andita tapi belum ada lima menit Beni sudah panas dingin serta jatuh pingsan atau bergumam tak karuan seperti orang kerasukan.
akhirnya karna Tante Leni sudah mau repot-repot datang kerumah, Andita yang merasa tak enak hati langsung bergegas ke rumah Beni dan menuju ke kamarnya
" Ben, ini aku. buka pintunya " ucap Andita sambil mengetuk pintu kamar Beni
saat mengetahui siapa yang datang dan mengetuk pintunya, Benipun membuka pintu kamarnya dengan cepat dan menarik Andita untuk masuk kedalam kamarnya.
Andita melihat raut wajah Beni yang sudah tak karuan, hanya bisa menghela nafas dan langsung saja Andita mengatakan pada Beni untuk tidak khawatir masalah sekolah karna Andita dan Nissa belum menentukan akan bersekolah dimana.
karna itulah hari ini mereka bertiga janjian bertemu di taman untuk membahas untuk lanjut kesekolah mana.
Andita jadi mengingat kejadian ketika berbicara dengan Beni wajahnya pertama kali Andita lihat, adalah wajah Suram Beni seakan hidupnya telah berakhir saat itu juga tapi sesaat Andita mengatakan Dia belum memilih lanjut sekolah dimana tiba-tiba wajah Beni berubah sumringah dan tertawa puas seperti orang Gila.
*************
TAMAN KOMPLEK MELODI*
seperti biasa Andita dan Nissa sedang bermain ayunan sedangkan Beni selalu menjadi pesuruh mereka. Beni akan dengan suka rela mendorong ayunan mereka berdua secara bergantian dan tak pernah bisa protes. bagi Beni lelah habis mendorong ayunan tidak seberapa dari pada harus menanggung amarah mereka berdua.
setelah beberapa lama, Andita dan Nissa menghentikan ayunan seakan mereka sudah puas, sedangkan Beni masih di belakang mereka berdua
"jadi kita akan sekolah dimana??" tiba-tiba Beni mulai bersuara
Andita dan Nissa saling memandang satu sama lain, seakan-akan ada sesuatu yang mereka sembunyikan dari Beni. Dan memang benar semalam Andita menelpon Nissa dan berbicara banyak hal tentang Beni. hingga akhirnya mereka berdua sepakat untuk menjahilinya.
" mau sekolah dimana kita??" tanya Beni sekali lagi
Tapi Andita dan Nissa masih terdiam dan pura-pura tertunduk, Beni yang kebingungan berjalan kedepan mereka untuk memperhatikan raut wajah Andita dan NIssa
" Hei, aku tanya sama kalian. kita mau masuk SMP mana?" ucap Beni sambil memperhatikan Andita dan Nissa
"Maaf yah, Ben sebenernya kami berdua sudah memutuskan Ben, Kami akan masuk sekolah putri" ucap andita dengan raut wajah sedih
"EEEHHH!!!" Beni melotot tak percaya
karna beberapa hari Andita tidak berbicara seperti itu padanya.
Andita melihat reaksi Beni yang wajahnya mulai memucat serta matanya mulai berkaca-kaca seakan menahan tangis.
Andita yang melihatnya ingin sekali tertawa tapi Dia mencoba menahanya
Andita melirik Nissa yang berada di sampingnya, Nissa memalingkan wajahnya dari Andita maupun Beni, terlihat sekali Nissa sedang menahan sesuatu karna Andita bisa melihat bahunya bergetar.
" gimana sih, katanya mau sama-sama. tapi kalian malah masuk sekolah putri" ucap Beni yang mulai menitikan air matanya terlihat jelas sekali Beni kesal dan marah tapi Dia tidak bisa berbuat banyak
Beni hanya bisa mengutuk dirinya sendiri yang bodoh dan tak mau belajar
" yah, gimana dong kan kamu tau sendiri Nissa anaknya pemalu apa lagi kalau banyak anak cowok Dia suka ketakutan " ucap Andita menjelaskan sambil memegang lengan Beni
" memang selama ini yang menjaga Nissa dari anak cowo siapa?, kan aku juga. gak mungkin kan aku masuk sekolah putri" suara Beni mulai serak seraya sedang menahan tangis
Andita yang dari tadi tak tahan melihat reaksi Beni, apalagi saat Andita ingin menghiburnya dengan memegang lengan Beni tapi selalu di tepisnya
dan itu membuat Andita tidak tahan untuk tertawa
"HUAHHAHAHAHHA....." Andita tertawa sangat kencang
"kamu liat tidak ekspresi mukanya si Beni, Nis??"
Nisa hanya mengangguk tertunduk hanya melihat kebawah
tapi kemudian terdengar gelak tawa seperti suara hantu
"HihiHIhiHIhi....." Nissapun ikut tertawa
"aku tidak mau lihat nanti aku sakit perut" ucap Nissa sambil memegang perutnya dan terus tertawa
Beni yang sedari tadi masih bingung melihat tingkah mereka berdua, masih terheran-heran tak mengerti kenapa mereka tertawa seperti itu.
" ada apaan sih??"
"hei, Dit! ada apa??"
Beni menggucang-guncangkan bahu Andita dengan keras
"aduuh sakit Ben, hahahhaa" Andita masih tak bisa menghentikan tawanya
"ada apa sih kalian berdua. cepat jawab!!" Beni mulai mencengkeram bahu Andita kencang
" baiklah, kamu lepaskan dulu itu tangan dari bahuku!! sakit tau" ucap Andita yang mulai kesakitan karna tangan Beni
lalu Beni melepaskan tanganya dari Andita, kemudian Anditapun menjelaskan kepada Beni bahwasanya mereka hanya ingin menjahili Dia saja.
karna mereka berdua ingin sekali melihat raut wajah Beni yang sedih, walau sebenarnya mereka tidak menyangka akan membuat Beni menagis, tapi itu juga sebuah tontonan menarik bagi Andita dan Nissa.
Beni yang tidak terima di jahili seperti itu, langsung memukul kepala Andita dan Nissa secara bersamaan dengan sangat keras membuat Andita dan Nissa meringis kesakitan
" Itu hukaman dari aku buat kalian " ungkap Beni kesal tapi sedikit lega
"terus kita jadinya mau masuk sekolah dimana??" Beni masih terus bertanya pertanyaan yang sama, seakan Dia beum puas kalau belum di jawab
"kita udah di daftarin kok bertiga, jadi tenang saja Ben " ungkap Andita dengan santai
" Hah!!?. siapa yang daftarin?"
" Adalah pokoknya "
"Iya tapi dimana??" Beni masih terus bertanya
"SMP VIVAN" ucap Nissa yang langsung Andita iyakan dengan anggukan kepala
"oooO.." Beni masih mencerna ucapan Nissa
"Eh, bentar kok kayanya aku gak asing yah denger namanya" Beni mulai berfikir keras seakan Dia tidak asing dengan nama sekolah yang baru disebut Nissa
"LAH,, ITU SEKOLAHAN BOKAP GUE!!" teriak Beni yang terkejut bukan main sampai bola matanya hampir keluar dari tempatnya
sedangkan Andita dan Nissa yang melihat ekspresi Beni, langsung di sambut gelak tawa mereka berdua, kali ini Andita dan Nissa tertawa sangat puas. sampai-sampai Andita meloncat-loncat seakan menahan sesuatu
iya, Andita menahan kecing di celana sedangkan Nissa hampir saja Dia kehabisan udara karna terlalu puas tertawa
Beni yang melihatnya kesal bukan kepalang, dua kali dia dijahili oleh mereka berdua. Dia hanya bisa menyumpahi kedua sahabatnya itu
" Semoga kalian tersedak " ungkap Beni kesal
" Hahahaha..."
" Loh emang bener, jadi ayahmu telah mendaftarkan kita bertiga ini disekolah tempatnya" ucap Andita sembari mengedipkan mata genit pada beni yang membuat Beni merinding
"dari sekian banyak sekolah, kenapa kalian mau masuk di tempat ayahku sih?" Beni mulai kesal dia tak habis fikir kenapa bisa masuk kesekolah punya ayahnya.
padahal Andita tahu betul kenapa Beni benci jika berada di sekolah ayahnya, karna Andita pernah menanyakannya pada Beni dan Benipun bilang karna Dia tidak ingin terlihat seperti kakak-kakaknya yang tidak terlihat keren.
Dan seragam sekolahnya terlihat Norak serta banyak peraturan yang bikin pusing.
" soalnya aku dan nissa dapat hadiah kalau kita ber dua mau masuk sekolah ayahmu Ben, yah. kan Nis??"
" iya " jawab Nissa mengangguk dan tersenyum lebar ke arah Beni dan itu membuat Beni salting.
"hadiahnya apa??" buru-buru Beni bertanya pada Andita
Andita dan Nissa saling memandang kemudian berteriak bersamaan
"KEPOOO..." teriak mereka berdua sambil pergi menjauh dari Beni
sedangkan Beni yang mendengar teriakan dua sahabatnya itu langsung mengejar mereka, ingin rasanya Beni memukul mereka berdua sekali lagi dan terjadilah kejar-kejaran sore itu di taman. sambil di temani gelak tawa mereka bertiga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
D.R.S
17
2021-01-19
0
D.R.S
lucu critanya,,,ak suka
2021-01-19
1