Cintya terlihat kebingungan saat mobil yang ia kendarai tiba-tiba mati. Berulang kali ia coba starter, namun hasilnya nihil. Mobilnya sama sekali tidak bisa dihidupkan. Akhirnya ia menghubungi bengkel langganan keluarganya.
"Hallo pak, saya Cintya. Bisa tolong ambil mobil saya di jalan melati nomor 10 pak."
"Baik mba, saya segera ke sana."
Setelah telpon terputus, Cintya langsung menghubungi kakak tercintanya.
"Hallo kak, kakak dimana?" Cintya bertanya setelah telponnya di jawab oleh sang kakak.
"Kakak di rumah, emangnya kenapa hmm?"
"Mobil aku mogok kak, jemput dong. Aku takut, di sini gelap banget."
"Oke, tenang ya. Kakak segera ke sana."
"Iya kak."
Selang beberapa menit, terdengar suara motor berhenti di dekat mobilnya. Membuat Cintya yang menumpukan kepalanya di atas stir langsung mengangkat kepalanya. Seorang pria jangkung berparas tampan turun dari motor.
Membuka pintu mobil, Cintya langsung memanggil nama pria itu. "Kak Satria...." Matanya langsung berkaca-kaca saat melihat kedatangan sang kakak.
"Princess kakak kenapa nangis?" Satria yang melihat adiknya menangis langsung memeluknya.
"It's okay kak." Meskipun suaranya teredam, namun Arya masih bisa mendengar apa yang diucapkan adiknya.
"Kenapa baru pulang? Bukannya kamu bilang wawancaranya selesai sore tadi?" Satria bertanya setelah Cintya melepas pelukannya.
"Tadi aku mampir dulu ke mall untuk beli sesuatu. Makanya baru pulang."
Pulang dari perusahaan tadi, Cintya memang pergi ke mall karena baju formalnya hanya ada beberapa. Sehingga ia memutuskan pergi ke sana untuk membelinya.
"Ya sudah, ayo pulang. Mobil kamu biar di ambil sama orang bengkel." Setelah mengatakan itu, ia berniat menghubungi bengkel langganan keluarganya. Namun niatnya langsung ia urungkan saat melihat orang yang akan ia hubungi sudah berjalan menghampiri mereka.
"Pak Satria."
Satria mengangguk. "Padahal saya baru akan menghubungi bapak. Ternyata udah datang aja."
"Iya pak, tadi saya sudah dihubungi mba Cintya." Pria yang bernama Sutrisno itu menjawab sambil tersenyum.
"Makasih ya pak udah mau datang."
"Sama-sama mba. Apa ada barang yang mau mba ambil dari dalam mobil?"
Cintya langsung mengangguk. "Iya pak, tunggu sebentar." Membuka pintu mobil, lalu mengambil tas dan belanjaannya tadi. "Udah pak, silahkan bawa mobilnya."
"Baik mba." Sutrisno langsung ke mobilnya mengambil tali yang biasa ia gunakan untuk menggerek mobil dan mengikatnya ke mobil Cintya. Kemudian segera pergi setelah berpamitan pada keduanya.
"Ayo pulang." Satria mengambil alih belanjaan sang adik dan membawanya ke motor yang ia parkir di dekat mobil adiknya tadi.
🐹🐹🐹🐹
Keesokan paginya Keyla tersentak dari tidurnya, setelah mendengar alarm ponselnya berbunyi. Bangkit dari tempat tidur, ia langsung melangkah menuju kamar mandi.
Selesai mandi dan berpakaian, ia memoleskan makeup tipis pada wajahnya. Lalu segera turun ke bawah.
Nissa yang sedang sibuk menyiapkan sarapan langsung menoleh saat mendengar suara heels yang beradu dengan lantai. Seulas senyum tulus langsung tercetak di bibirnya.
"Anak mama cantik banget sih." Nissa benar-benar pangling dengan penampilan anaknya yang terlihat sangat cantik dari biasanya.
"Mama bisa aja." Senyumnya langsung merekah membuat siapa saja yang melihat akan langsung terpana.
"Sekarang kamu sarapan, nanti telat lagi."
Keyla mengangguk dan langsung menduduki kursi kosong di dekatnya. Kemudian mengambil sandwich isi, lalu melahapnya.
"Siapa ini? Anak papa kenapa cantik banget?" Harry yang baru bergabung di meja makan juga langsung pangling dengan penampilan putrinya.
Keyla menanggapi celetukan ayahnya dengan senyuman. Entah apa yang mereka pikirkan, padahal ia berdandan seperti biasanya. Tidak lebih dan tidak kurang. Tapi kenapa memujinya seolah-olah ia berpenampilan di luar kebiasannya. Karena tidak menemukan jawaban, Keyla bangkit dari kursi setelah menyelesaikan sarapannya.
"Ma, pa, Keyla pergi dulu." Menyalami kedua orang tuanya tak lupa mencium pipi keduanya. Lalu segera pergi menuju kantor, karena ia tidak ingin terlambat di hari pertama bekerja.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih setengah jam Keyla sampai di kantornya dan langsung turun setelah memarkirkan mobilnya.
"Keyla tunggu!" Seru seorang perempuan yang berlari menghampiri Keyla.
"Cintya!" Gumam Keyla pelan dan menunggu gadis itu di depan lift. "Kamu baru datang Cin? " Keyla bertanya setelah Cintya berada disampingnya.
"Iya, di antar supir." Cintya menjawab sambil mengatur napasnya yang sedikit ngos-ngosan karena berlari.
"Memangnya mobil kamu kenapa?" Keyla heran, karena kemaren Cintya membawa mobil sendiri. Kenapa tiba-tiba berangkat di antar supir?
"Kemaren mobil aku tiba-tiba mati dan terpaksa di derek. Untung aja udah di dekat rumah." Jawab Cintya seraya mengikuti Keyla masuk ke dalam lift.
"Kenapa bisa mati? Memangnya mobil kamu pernah gitu sebelumnya?" Keyla menatap Cintya setelah menekan tombol 12 dimana lantai tempat mereka bekerja.
"Aku juga belum tau dimana letak kerusakannya. Karena kemaren langsung di derek sama orang bengkel langganan keluarga aku dan aku pulang ke rumah di jemput kak Satria."
"Semoga kerusakannya tidak terlalu parah ya."
"Yah, semoga Key."
Mereka berdua segera ke luar dari dalam lift dan menuju ke ruangan tempat mereka bekerja.
🐹🐹🐹🐹
"Keyla, Cintya, kalian baru datang?" Seorang pria langsung menghampiri mereka berdua sambil tersenyum.
"Iya Ren, kamu sudah dari tadi?" Keyla mengedarkan padangannya memindai seluruh kantor dan melihat belum banyak orang di tim mereka yang datang.
"Belum, saya juga baru sampai."
Keyla mengangguk lalu tersenyum. "Oh iya, yang masuk ke tim ini ada siapa aja selain kita bertiga?"
Reno berbalik dan memanggil seseorang pria yang langsung menghampiri mereka. "Nah, dia rekan kita yang lain di tim ini."
"Hai, saya Aldo Pradipta. Salam kenal guys." Pria itu memperkenalkan diri.
"Salam kenal Aldo, aku Cintya Aurelie Raquel. Kalau perempuan cantik di sampingku ini Keyla Anastasia." Cintya memperkenalkan dirinya dan juga Keyla.
"Berarti di tim ini kita hanya berempat ya."
"Kamu benar, sedangkan sisanya berpencar ke tim lainnya."
Tak lama semua karyawan mulai berdatangan dan ruangan yang awalnya sepi langsung ramai.
"Heh, kalian anak baru kan?" Seseorang berteriak congkak ke arah mereka berempat.
"Iya kak, kenapa?" Reno yang menjawab seraya menatap orang itu.
"Perkenalkan diri kalian." Ujarnya lagi.
Mereka berempat yang kebetulan berdiri di depan langsung memperkenalkan diri.
"Saya Reno."
"Saya Aldo."
"Saya Cintya."
"Saya Keyla."
Mereka hanya menyebutkan nama panggilan mereka tanpa menyebutkan nama panjang.
"Selamat bergabung di tim perencanaan. Semoga kalian betah ya." Seorang pria berkacamata muncul di belakang mereka.
Spontan keempatnya menoleh dan langsung tersenyum. "Baik pak, terimakasih." Reno berkata mewakili.
"Sekarang kalian ikut saya." Pria berkacamata yang bernama Rafael itu langsung berlalu dan masuk ke dalam ruang meeting.
Tanpa banyak tanya mereka mengikuti Rafael masuk ke dalam ruang meeting yang ternyata sudah ada seorang pria yang sedang menunggu mereka.
.
.
.
.
to be continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments