Wawancara

Paginya Keyla sudah siap dengan memakai rok selutut warna abu yang dipadukan dengan blouse putih dan blazer warna navy. Kemudian memoles wajahnya dengan make up tipis dan memakai lipstick warna nude. Untuk sentuhan terakhir, ia merapikan rambut panjangnya yang sebelumnya ia ikat asal. Setelah selesai berdandan, ia memasukkan barang-barang ke dalam tas dan mengambil kunci mobil dari atas nakas.

"Pagi mama, pagi papa." Sapa Keyla sambil mencium pipi ibu dan ayahnya.

"Pagi sayang." Harry mengusap kepala putrinya penuh sayang.

"Selamat pagi anak mama, ayo sarapan." Saut Nissa sambil menyiapkan sarapan untuk suami dan anaknya.

"Oke ma." Keyla langsung duduk dan menikmati sarapannya.

Tidak ada percakapan selama di meja makan. Hanya terdengar suara dentingan sendok yang saling beradu. Selesai sarapan Harry dan Keyla langsung menuju ke depan disusul Nissa yang baru selesai membereskan meja makan dibantu bi Mina.

"Kamu mau berangkat sama papa atau bawa mobil sendiri?" Tanya Harry sambil menghampiri putrinya.

"Aku bawa mobil sendiri aja pa. Lagian arah kita juga beda, kasian pak Diman kalau harus bolak balik." Jawab Keyla yang langsung diangguki oleh Harry.

"Ya sudah kalau begitu. Kamu hati-hati ya nyetirnya."

"Iya papa sayang. Aku pergi dulu ya ma, pa." Mencium pipi dan punggung tangan ibu dan ayahnya.

"Kamu hati-hati ya sayang nyetirnya." Pesan Nissa lagi karena mengkhawatirkan putrinya.

"Siap bos." Keyla tersenyum geli karena baru saja pesan itu juga disampaikan ayahnya. Namun ia tetap mengangguk seraya meletakkan tangannya di pelipis memberi hormat pada ibunya dan langsung berlari menuju garasi.

Harry dan Nissa terkekeh melihat kelakuan putrinya. Begitupula Arya yang menyaksikan kelakuan anak dari atasannya itu.

"Mas juga berangkat ya sayang." Harry mencium kening istrinya dan berpamitan saat melihat supir pribadinya sudah membawa mobil ke depan teras.

"iya mas, kamu hati-hati ya." Nissa segera meraih tangan suaminya dan mencium punggung tangannya.

"Iya sayang." Harry langsung nemasuki mobil yang sudah berada di depannya.

🐹🐹🐹🐹

Setelah menempuh perjalanan lebih kurang 30 menit untuk sampai di tempat tujuan. Keyla memarkirkan mobilnya dan segera menuju lobi. Ia menghampiri meja receptionist untuk menanyakan letak ruangan wawancara.

"Permisi kak." Sapa Keyla saat sudah berada di depan meja receptionist.

"Iya kak, ada yang bisa saya bantu? " Tanya salah seorang receptionist bernama Tika.

"Saya mendapat undangan wawancara kemarin dari bapak Bagas dan beliau menyuruh saya untuk datang hari ini." Jawab Keyla menjelaskan maksudnya.

"Baik kak, mari ikut saya." Tika ke luar dari belakang mejanya dan berjalan mendahului Keyla.

Keyla mengikutinya dari belakang dan menuju ke lantai 11 dimana wawancara akan dilaksanakan. Sesampainya di lantai yang di tuju ia diarahkan ke sebuah ruangan.

"Silahkan menunggu di dalam kak." Ucapnya ramah.

"Baik kak, terimakasih sudah mengantar saya." Keyla langsung tersenyum ramah.

Masuk ke dalam ruangan, ia melihat sudah banyak orang yang ada di dalamnya.

'Wahh ternyata yang ikut wawancara banyak juga.' Pikirnya dalam hati, kemudian duduk di salah satu kursi kosong yang ada di ruangan itu. Kemudian mengamati kondisi di sekelilingnya. Tak jarang Keyla melemparkan senyumnya ketika matanya bertatapan dengan orang yang ada disana. Tak lama seorang perempuan datang menghampirinya.

"Haii aku Cintya Aurelie Raquel, salam kenal ya." Sapanya ramah sambil menyodorkan tangannya.

"Hallo Cintya aku Keyla, Keyla Anastasia." Jawab Keyla sambil menjabat tangan orang yang ada di depannya.

"Semoga kita bisa berteman ya Keyla." Ucapnya sambil tersenyum.

"Iya Cintya." Keyla mengangguk mengiyakan, kemudian mereka mulai berbincang-bincang mengenai banyak hal. Karena Keyla memang mudah bergaul, sehingga ia cepat akrab dengan Cintya. Mereka mulai membicarakan banyak hal, mulai dari makanan, make up, tempat main yang bagus dan yang lainnya. Keduanya seperti teman lama yang jarang bertemu, sekali bertemu langsung bicara panjang lebar. Padahal kenyataannya, keduanya baru saja bertemu.

Salah seorang staff perempuan bernama Ratu memasuki ruangan tempat mereka berada dan meminta mereka mengisi selembar kertas yang berisi beberapa pertanyaan.

"Silahkan di isi." Ucapnya seraya membagikan sisa kertas yang masih ada di tangannya.

Semua kepala langsung menunduk dan mata mereka mulai fokus membaca selembar kertas tersebut. Di rasa sudah menemukan jawaban, mereka mulai mengambil pulpen dan mengisi nama serta jawaban dari pertanyaan tersebut termasuk Keyla.

"Apakah sudah selesai?" Tanya Ratu sambil menatap mereka semua.

"Sudah." Jawab mereka kompak dan menyerahkan kertas tersebut ke tangan perempuan itu.

Ratu membawa pergi kertas tersebut dan meninggalkan mereka yang mulai ribut kembali.

Selang beberapa menit, perempuan itu masuk kembali. "Siapa yang namanya saya panggil, silahkan mengikuti bapak Heru yang berdiri di belakang kalian." Jelasnya seraya menunjuk salah satu rekannya yang baru saja masuk. Kemudian memanggil beberapa orang yang langsung berdiri dan mengikuti Heru ke ruangan wawancara.

Tanpa terasa semua orang yang hadir di mendapat giliran wawancara tak terkecuali Keyla yang dipanggil terakhir bersama seorang pria yang ia tau bernama Reno saat Ratu menyebutkan nama pria itu.

"Silahkan duduk." Ucap seorang pria yang berada di depan mereka. Dia adalah orang yang akan mewawancarai mereka berdua bersama 3 orang rekannya yang lain.

"Oke, kita mulai." Ucap seorang pria yang duduk di tengah-tengah. "Silahkan perkenalkan diri dan jelaskan kelebihan serta kekurangan kalian."

Keyla menjawab dengan cepat dan lugas saat mereka memberi isyarat untuk dia menjawab pertanyaan tersebut. Begitupun Reno yang berada di sampingnya, juga menjawab sama baiknya dengan dirinya.

"Apa tujuan kalian masuk ke perusahaan ini? " Tanya pria yang pertama kali bicara. Kali ini Reno yang menjawab terlebih dahulu, setelahnya diikuti Keyla yang juga mengutarakan jawabannya.

"If you are accepted to work for this company, what will you do to prove your worth? Explain in English, Korean and French."

Awalnya mereka berdua cukup kaget mendengar pertanyaan tersebut. Namun karena keduanya menguasai ketiga bahasa tersebut. Keduanya dengan mudah bisa menjawab pertanyaan dengan sangat baik. Meskipun jawaban Keyla lebih rinci dari pada jawaban Reno. Sampai pria yang mengajukan pertanyaan langsung terapaku di tempat dengan mulut sedikit terbuka. Ia tidak pernah menyangka akan ada yang bisa menjawab pertanyaannya dengan baik seperti ini.

"Oke, terimakasih atas waktunya. Kalian bisa kembali ke ruangan." Ucap pria yang ditengah.

"Baik pak, kami permisi." Ucap Reno mewakili dan sedikit menundukkan kepala memberi hormat diikuti Keyla. Kemudian segera melangkah pergi meninggalkan ruangan tersebut.

"Kalian lihat bagaimana kemampuan kedua peserta yang terakhir? Mereka berdua harus kita terima." Celetuk salah satu pewawancara antusias.

"Ya, bapak benar sekali. Berarti kita hanya tinggal memilih yang lainnya" Timpal pewawancara lainnya. Kemudian mereka mulai berdiskusi untuk memilih peserta yang sudah mereka wawancara sebelumnya. Setelah diskusi panjang, mereka sudah memutuskan siapa saja yang diterima bekerja di perusahaan tersebut.

.

.

.

.

to be continue

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!