Izinkan Keyla

Sang mentari perlahan menghilang di ufuk barat, digantikan gelapnya malam yang mulai merayap menyelimuti kota. Keyla yang baru saja sampai di rumah langsung masuk setelah pagar dibuka penjaga. Tubuh dan pikirannya terasa lelah karena proses wawancaranya memakan waktu lama dan orang yang ikut wawancara juga banyak.

"Mama, aku pulang." Suaranya membuat Nissa yang sedang berada di dapur langsung meninggalkan pekerjaannya ke tangan bi Mina dan menghampiri putrinya tersebut.

"Iya sayang, bagaimana wawancaranya hari ini? Lancar? " Tanya Nissa setelah berada di hadapan putrinya.

"Lancar Ma." Jawab Keyla sambil mendaratkan tubuhnya di sofa ruang keluarga.

"Capek ya?" Tanya Nissa saat melihat ekspresi lelah putrinya. Keyla mengangguk karena tubuhnya memang sudah sangat lelah. Awalnya Nissa ingin menanyakan hasilnya, namun melihat ekspresi lelah putrinya membuat ia mengurungkan niatnya. Nanti bisa ia tanyakan pikirnya.

"Ya sudah, sekarang kamu mandi dulu biar seger. Nanti mama panggil kalau makan malam udah siap." Ucap Nissa seraya membelai lembut kepala putrinya.

"Iya ma, Keyla ke kamar dulu ya." Ucapnya seraya beranjak dari sofa menuju kamarnya.

Setelah Keyla pergi, Nissa kembali ke dapur untuk melanjutkan acara masak-memasaknya.

"Non Keyla udah pulang nya?" Tanya bi Mina saat Nissa sampai di dapur.

"Sudah bi, sekarang lagi di kamarnya." Jawab Nissa sambil mengaduk sup yang sedang berada di atas kompor.

"Mulai besok, non Keyla udah mulai kerja dong nya?" Bi Mina yang tau Keyla hari ini wawancara entah kenapa sangat yakin kalau anak majikannya itu akan diterima bekerja. Secara Keyla itu cerdas, cantik, beretika dan tidak sombong.

"Entahlah bi, karena Keyla belum bilang apa-apa sama saya." Jawab Nissa sambil menghela napas panjang.

"Tapi saya sangat yakin nya, kalau non Keyla akan diterima kerja di Y&G Retel Compy ya ah lupa saya."

Nissa terkekeh mendengar kalimat bi Mina. "Y&G Retail Company bi." Nissa meluruskan.

"Iya itu, saya yakin banget kalau non Keyla diterima."

"Mudah-mudahan bi, saya berharap Keyla mendapatkan yang terbaik."

"Aamiin."

Setelah berbincang-bincang, mereka kembali melanjutkan memasak makan malam.

🐹🐹🐹🐹

"Papa belum pulang ma?" Keyla yang sudah segar selepas mandi dan istirahat mengedarkan pandangannya mencari keberadaan sang ayah.

Nissa yang sedang menata makan malam langsung mengangkat kepalanya. "Belum sayang, paling sebentar lagi papa pulang."

"Mama masak apa?" Tanya Keyla seraya mendekat ke meja makan. Nissa tidak menjawab dan membiarkan putrinya melihat langsung apa yang ia masak.

"Wahhh, enak banget." Matanya langsung berbinar tatkala melihat berbagai makanan terhidang di meja makan. Apalagi ada makanan kesukaannya yaitu udang balado dan ayam lada hitam.

"Ayo makan, nanti papa kamu biar mama yang temani makan." Nissa duduk di kursi di hadapan Keyla dan menyendok nasi serta lauk pauk ke dalam piringnya. Begitupula Keyla, ia mengambil piring dan menyendok makanan yang ia inginkan ke dalam piring.

"Selamat makan." Ucapnya riang, kemudian menyendok makanan ke dalam mulutnya dengan lahapnya.

Tak lama, suara mobil terdengar berhenti di depan rumah dan suara langkah kaki sontak terdengar memasuki rumah.

"Selamat malam tuan." Sapa bi Mina saat melihat majikannya memasuki rumah. Wanita paruh baya itu memang langsung menuju ke arah pintu saat mendengar suara mobil berhenti.

"Iya bi, istri saya dimana ya?" Tanya Harry pada asisten rumah tangganya.

"Nyonya dan non Keyla sedang makan malam tuan." Ucap bi Mina seraya menunduk saat di tatap oleh majikannya itu.

Tak lama Nissa datang dan langsung menghampiri suaminya saat mendengar suara percakapan mereka.

"Mas, aku baru aja mau nelfon." Nissa meraih tangan Harry, lalu menciumnya takzim. "Capek ya?" Harry mengangguk kemudian mencium kening istrinya. "Mas mau makan dulu atau mandi dulu?" Tanya Nissa seraya mengambil alih tas kerja suaminya.

"Makan dulu aja, kebetulan mas lagi lapar." Jawabnya seraya mengusap perutnya.

"Ya udah, ayo." Nissa memeluk lengan suaminya dan membawanya ke meja makan.

"Hai pa." Keyla tersenyum saat melihat ayahnya datang bersama sang ibu.

"Hai sayang, gimana hasil wawancara kamu hari ini?" Tanya Harry seraya menerima piring yang sudah terisi dari istrinya.

Sebelum menjawab, Keyla menelan makanan dalam mulutnya dan meneguk air putih. "Keyla...." Menggantung kalimatnya dan menatap kedua orang tuanya yang sedang menatapnya intens. Bahkan bi Min ikut menatap dirinya menanti jawaban apa yang akan ia ucapkan. "Lolos dong." Imbuhnya dengan senyum lebar.

"Benarkah?"

Keyla mengangguk semangat. "Iya papa sayang. Mama pasti juga kepo kan dari tadi?" Nissa mengangguk membenarkan karena sejak tadi Keyla tidak membahas tentang hal itu.

"Iya, tapi mama senang kamu diterima bekerja di sana." Nissa tersenyum haru, bahkan matanya sudah mengembun pertanda ia sangat bahagia sampai-sampai meneteskan air mata.

"Selamat sayang, papa bangga sama kamu." Harry tersenyum senang seraya mengusap kepala putrinya penuh sayang. "Tapi papa sedih kamu lebih memilih bekerja di perusahaan lain dari pada di perusahaan papa." Imbuhnya dengan tampang sedih yang dibuat-buat.

"Ihh papa, jangan sedih gitu dong. Nanti tampannya hilang loh." Godanya dengan senyum jail. "Ada masanya Keyla akan bekerja di perusahaan papa. Izinkan Keyla tumbuh dan berkembang dulu di luar sana ya pa. Agar nanti saat Keyla jadi pemimpin, Keyla mampu berdiri di atas kedua kaki Keyla sendiri." Imbuhnya dengan ekspresi serius.

Harry tak bisa berkata-kata mendengar kalimat yang dilontarkan putrinya. Ternyata putri kecilnya sudah dewasa dan mampu berpikir seperti itu. Tanpa sadar air matanya menetes membasahi pipi.

"Loh, kok papa nangis?" Tanyanya heran.

"Tidak apa-apa sayang. Papa hanya tidak menyangka putri kecil papa sudah dewasa. Papa izinkan kamu tumbuh dan berkembang di luar sana. Kalau ada masalah jangan pendam sendiri, cerita pada papa atau mama." Harry tersenyum lega, didikannya terhadap Keyla berhasil membentuk putrinya menjadi pribadi yang mandiri dan teguh pendirian. Pria berparas tampan tersebut melebarkan tangannya meminta sang anak untuk memeluknya.

Keyla langsung menghambur dalam pelukan ayahnya dan memeluknya erat. "Makasih papa. Keyla sayang sama papa."

"Peluk mama juga dong." Nissa bangkit dari kursinya dan ikut bergabung dengan anak dan suaminya.

Setelahnya, mereka melanjutkan makan malam yang sempat tertunda.

"Oh ya sayang, apa kamu tau siapa pemimpin Y&G Retail Company?" Tanya Harry setelah mereka selesai makan malam.

Keyla berpikir sejenak, selama wawancara dan saat ia mencari info tentang perusahaan tersebut tak ada satupun pembahasan tentang pemimpin perusahaan. Entah kenapa? Rasanya sang pemimpin tidak mau diketahui namanya.

Keyla menggeleng karena memang tidak mengetahuinya. "Apa papa mengetahuinya?"

Saat akan menjawab, Harry langsung teringat bagaimana menyebalkannya Keyla saat marah pada seseorang. Apalagi yang menjadi pemimpin perusahaan tersebut adalah sahabatnya dari kecil Kevin Arian Bramantio.

'Apa Keyla tidak tau dimana Kevin bekerja? Apa Kevin tidak memberitahunya? Atau malah Keyla tidak pernah bertanya?'

"Pa!" Keyla menggoyang-goyangkan tangannya di depan wajah sang ayah.

"Eh kenapa sayang?"

"Apa papa tau siapa pemimpinnya?" Keyla kebali bertanya.

"Papa dengar pemimpinnya masih muda, tapi papa kurang tau pasti siapa namanya." Jawab Harry memberi alasan, biarkan saja Kevin yang memberi tahu Keyla sendiri pikirnya.

"Ohh begitu, ya udah Keyla ke kamar ya pa, ma." Berdiri dari duduknya, lalu mencium pipi kedua orang tuanya.

"Langsung tidur ya Key. Besok kerja." Teriak Nissa saat putrinya hampir sampai di lantai dua.

"Iya mama sayang." Saut Keyla sebelum masuk ke dalam kamar.

.

.

.

.

to be continue

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!