5. Makan bakso

Waktu terus berjalan, Yuda mulai terbiasa dengan kehadiran Rian di dekat mereka, ia juga mulai menerima Rian sebagai temannya, meski terkadang mereka masih suka bertingkah konyol, seperti berkelahi namun tentunya tidak sungguhan dan hanya bercanda saja.

Yuda mulai sedikit percaya untuk meninggalkan Rossi sendiri saat latihan piano bersama Rian, karena tentunya ada hari dimana ia tidak bisa selalu menemani Rossi, seperti saat dia harus menghantar Bundanya pergi ke suatu tempat atau ada urusan Ayahnya yang mengharuskan ia membantunya, maka dengan terpaksa Yuda akan pulang duluan dan menitipkan Rossi ke pada Rian.

Namun meski begitu, keraguan masih sering timbul di hati Yuda, biasanya setelah makan malam, Yuda akan berkunjung ke rumah Rossi, untuk menanyakan apakah Rian bersikap usil kepadanya disaat dirinya tidak bersama Rossi, tapi syukurnya apa yang di takuti Yuda tidak pernah terjadi.

Rossi sendiri sebenarnya tidak begitu nyaman dengan tidak adanya Yuda saat ia bersama Rian, karena hampir setiap hari Rossi selalu di temani oleh Yuda kemanapun, dan hampir tidak pernah dekat dengan laki-laki lain.

Ia kadang merasa tidak tenang saat tidak ada Yuda di sampingnya, jadi saat Yuda sedang tidak bisa menemaninya, ia akan mempercepat latihannya, bahkan terkadang ia memilih untuk tidak latihan saja dan langsung ikut pulang bersama Yuda.

"Ros, kok udahan latihannya?" Tanya Rian yang melihat Rossi sedang berkemas, padahal mereka baru saja satu jam latihan.

"Gak apa-apa, aku cuma lagi gak mood aja." Jawab Rossi dengan tersenyum, ia tidak ingin Rian tahu kalau dirinya risau karena tidak ada Yuda.

"Sepertinya setiap kali gak ada Yuda kamu pasti buru-buru pulang, kamu takut ya dengan aku?" Tanya Rian yang curiga dengan sikap Rossi.

"Gak kok, aku memang lagi gak mood aja." Jawab Rossi, ia terlihat gugup namun berusaha meyakinkan Rian, ia tidak mau Rian jadi tersinggung dengan sikapnya.

"Jadi mau pulang nih?" Tanya Rian lagi memastikan.

"Iya." Rossi mengangguk mantap.

"Ya sudah, aku antar ya." Ujar Rian yang terlihat mulai berkemas.

"Gak usah, aku naik angkot saja." Tolak Rossi. Ia sebenarnya sedang berusaha sedikit menjaga jarak dengan Rian saat sedang berdua, seperti saran Yuda yang mengatakan kalau ia harus tetap berhati-hati.

"Jangan dong, Yuda sudah berpesan suruh anterin kamu pulang, kalau dia tahu kamu pulang sendiri, bisa di hajar aku besok." Ujar Rian yang mendapatkan amanat dari Yuda dan berusaha untuk menepati janjinya.

"Hehe, tapi apa gak ngerepotin?" Tanya Rossi yang sebenarnya merasa tidak enak untuk menolak.

"Gak dong, lagian kita juga searah. Kamu mau aku antar jemput setiap hari pun aku siap." Ujar Rian dengan tersenyum, ia sedang berusaha menggoda Rossi.

"Gak perlu, nanti Yuda gimana?" Jawab Rossi yang asal menjawab.

"Hadeh, kalian ini sudah seperti orang pacaran saja ya." Rian menggelengkan kepalanya. Dan Rossi tak lagi menjawab.

Rian dan Rossi terlihat meninggalkan gedung sekolah, namun di tengah perjalanan Rian tidak langsung membawanya Rossi pulang, tapi ia malah membawa Rossi ke tempat warung bakso yang tidak begitu jauh dari sekolah mereka.

"Kenapa kita kesini?" Tanya Rossi yang terlihat bingung karena Rian membawanya pada sebuah gang jalan, sedangkan arah pulang seharusnya lurus saja, rasa takut pun mulai timbul dalam hatinya, ia takut Rian akan berbuat ulah lagi.

Rian tidak langsung menjawab pertanyaan dari Rossi, setelah mereka sampai di sebuah warung, barulah Rian menjawab pertanyaan Rossi tadi.

"Ini warung bakso, kita kesini berarti mau makan bakso, Ros." Jawab Rian lalu tertawa ringan.

"Tapi kan aku mau pulang." Ucap Rossi lagi.

"Kita makan dulu deh Ros aku lapar, habis makan aku hantar kamu pulang ya, lagian ini juga masih siang kan." Jawab Rian sambil melihat jam tangannya.

"Tapi." Rossi masih ragu.

"Udah kamu tinggal makan aja temani aku, biar aku yang bayar." Rian menarik lengan Rossi masuk kedalam warung, dan setelah mereka mendapatkan bangku tempat duduk, Rian memesan bakso dua porsi untuk mereka berdua.

**********

Di sebuah tempat belanja, Yuda terlihat sedang menemani Bundanya berbelanja di sana, namun ia terlihat begitu gelisah, ia berulang kali melihat jam yang ada di tangannya, memastikan jam kepulangan Rossi setelah latihan.

Hari ini bundanya memang tidak masuk kerja, karena kurang sehat tadi pagi, merasa sudah sedikit membaik, ia pun menghubungi putranya dan meminta Yuda menghantar nya belanja, karena suaminya tentu saja belum pulang.

Meski sudah meminta Rian untuk menghantar Rossi pulang, tapi entah mengapa Yuda masih saja selalu mengkhawatirkan sahabatnya itu jika ditinggal sendiri bersama Rian.

Yuda ingin urusan bundanya segera selesai di tempat belanja itu agar ia bisa memastikan Rossi sudah pulang atau belum, Yuda merasa tidak tenang sebelum tahu temannya itu baik-baik saja sampai ke rumah seperti biasanya. .

"Yuda, Ayo pulang" Ujar Ratna yang mengejutkan Yuda yang tengah menunggu di atas motornya.

"Sudah selesai Bun?“ Tanya Yuda yang tampak senang setelah melihat bundanya selesai berbelanja.

" Iya, sudah." Jawab Ratna yang menyerahkan beberapa belanjaan untuk di bantu Yuda.

"Kita langsung pulang kan?" Tanya Yuda lagi, memastikan bahwa tidak akan ada perjalanan lagi setelah ini dengan ibunya itu.

"Iya dong." Jawab Ratna sambil melempar senyum kepada Yuda.

"Gak mampir kemana-mana lagi kan Bun?" Yuda bertanya untuk kesekian kalinya, ia takut bundanya itu masih akan mampir lagi ke suatu tempat.

"Kamu kenapa, kok dari tadi pertanyaannya seperti itu? Kamu mau ke tempat sesuatu, nak?" Tanya Ratna yang mulai bingung dengan pertanyaan- pertanyaan putranya itu.

"Gak ko bun, biar pasti saja kalau kita langsung pulang." Ujar Yuda dengan tersenyum.

Di dalam hati ia merasa senang, karena selesai sudah tugasnya menemani bundanya hari ini, itu berati ia bisa menyusul Rossi ke sekolahan mereka pikirnya, jika nanti sampai di rumah Rossi belum juga pulang.

Saat tiba di rumahnya kebetulan ibu Nurmala lewat di depan Rumah Yuda, Ibu Nurmala berhenti sejenak karena Bunda Yuda yang menyapanya.

"Mau kemana mba?" Tanya Ratna.

"Mau ke warung." Jawab Nurmala, "Habis belanja ya?" Ibu Rossi itu balik bertanya.

"Iya mba, semua keperluan sudah habis." Jawab Ratna dengan tersenyum.

"Tante, Rossi sudah pulang?" Tanya Yuda di sela obrolan Bundanya.

"Belum, nak. Mungkin sebentar lagi." Jawab Nurmala.

"Oh. Ya tante." Jawab Yuda.

"Mba terus dulu, Rat." Ujar Nurmala kepada mereka.

"Iya mba." Jawab Ratna dengan tersenyum, lalu melangkah masuk sambil membawa belanjaannya setelah Nurmala pergi.

Yuda yang sejak tadi merasa khawatir, akhirnya memutuskan untuk langsung pergi setelah membantu bundanya membawa belanjaan ke dalam rumah, sebelumnya ia berpamitan kepada Bundanya dulu, dan bilang akan menjemput Rossi.

"Bun, aku pergi sebentar ya."

"Mau kemana, Yuda?"

"Jemput Rossi, Bun. Takut nanti dia gak dapet angkot atau ojek."

"Oh, tapi kamu hati-hati ya, ini sudah mendung sepertinya sebentar lagi mau turun hujan tuh."

"Iya Bun."

Yuda menyalakan sepeda motornya, lalu pergi menuju sekolahnya untuk menjemput Rossi. Jarak dari rumah menuju sekolahnya tidak terlalu jauh, mungkin hanya memakan waktu tujuh sampai sepuluh menit saja dengan sepeda motor

Sejauh mata melihat, Yuda tidak juga berjumpa dengan Rossi dan Rian selama di perjalanan menuju sekolah.

Yuda pun meyakinkan diri bahwa mereka memang belum pulang, karena biasanya latihan Rossi bisa memakan waktu sampai tiga jam.

Sesampainya di sekolah, Yuda memarkirkan sepeda motornya di parkiran sekolah, di sana ia tidak melihat adanya motor milik Rian, namun untuk memastikan keberadaan Rossi, ia pun pergi menuju ruangan tempat Rossi dan Rian biasa latihan.

Tapi sampai di ruangan itu, Yuda tidak melihat adanya keberadaan Rossi dan Rian, ia sudah mencari ke setiap sudut ruangan namun juga tidak menemukan keduanya, sampai akhirnya Yuda pun bertanya kepada teman lainnya yang baru selesai latihan.

"Eh, lihat Rossi dan Rian gak?" Tanya Rian kepada teman yang juga sekelas dengannya.

"Oh Rossi dan Rian sudah pulang, kurang lebih satu jam yang lalu mereka pulang." Jawab teman Yuda itu.

"Serius?" Yuda tampak sedikit terkejut.

"Iya Yuda, tadi Rossi cuma sebentar di sini, gak lama mereka pulang deh." Jawab temannya itu lagi.

Yuda mulai di hantui rasa khawatir, tante Nurmala jelas-jelas mengatakan bahwa Rossi belum pulang, sedangkan mereka sudah pergi satu jam yang lalu dari tempat latihan. Di perjalanan pun Yuda tidak melihat keduanya, padahal jalan yang Yuda tempuh adalah jalan utama dan tidak ada jalan lainnya dari rumah mereka menuju sekolah.

Yuda pun berniat kembali pulang ke rumah, ia mencoba menepis rasa khawatir nya dan tidak mau berfikiran buruk terhadap Rian, mungkin saja tadi ia tidak melihat mereka saat berpapasan di jalan pikirnya.

Saat Yuda di perjalanan menuju rumahnya hujan pun turun cukup deras hingga membuatnya basah kuyup, tapi Yuda memutuskan untuk terus melajukan sepeda motornya dan berharap bisa cepat sampai dan memastikan Rossi juga sudah sampai di rumahnya.

Namun naasnya karena jarak pandang yang pendek akibat hujan, membuat Yuda hilang kendali dan akhirnya mengalami kecelakaan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!