2. Minta maaf

Sementara itu di rumahnya, setelah Rossi menceritakan kejadian di sekolahnya hari ini, Ibu Nurmala tampak merasa bersalah dan tidak enak hati kepada orang tua Yuda, ia berniat untuk menemui dan meminta maaf kepada kedua orang tua Yuda, ia sangat takut jika Yuda akan di marahi oleh kedua orang tuanya.

"Rossi, nanti setelah makan kita pergi ke rumah om Ridwan dan tante Ratna ya, kamu harus meminta maaf kepada mereka nak, bagaimana pun ini ulah Yuda membela mu, Ibu takut nanti Yuda yang malah di marahi." Ujar bu Nurmala kepada putri nya.

"Iya bu." Jawab Rossi dengan menganggukkan kepalanya.

Rossi mulan di selimuti rasa khawatir, takut apa yang di ucapkan ibunya itu benar, jika Yuda sampai di marahi oleh orang tuannya.

Usai makan malam, Rossi dan ibunya langsung menuju rumah Yuda, mereka cukup berjalan kaki beberapa meter untuk menuju rumah sahabat kecil Rossi itu.

Setibanya di teras rumah, Rossi dan ibunya langsung di persilahkan masuk oleh Yuda yang kebetulan sedang duduk di teras rumah.

"Tante, Rossi, ayo silahkan masuk." Ujar Yuda yang tampak senang dengan kedatangan sahabat sekaligus tetangganya itu.

"Bunda mu ada nak?'' Tanya ibu Nurmala.

"Ada tante, ayah dan bunda ada di dalam." Jawab Yuda yang langsung mempersilahkan Rossi dan ibunya masuk.

"Bunda! Ada Rossi dan tante Nur." Yuda sedikit berteriak untuk memberitahu bundanya, dan ia pun masuk dalam menuju dapur karena bundanya sedang membersihkan bekas mereka makan malam.

Dan hanya berselang beberapa menit, Ratna pun datang dari dapur rumahnya dengan tersenyum saat melihat tamu-tamunya.

Ratna yang sedang mencuci piring, segera menghentikan aktivitasnya saat mengetahui ada tamu, ia memang tidak ingin memiliki seorang pembantu meski pun ia mampu untuk membayarnya. Ratna merasa masih sanggup untuk mengerjakan urusan rumah tangganya sendiri, suami dan anaknya juga suka saling tolong menolong mengerjakan tugas rumah, jadi Ratna merasa pekerjaan rumah tangganya ringan-ringan saja, apa lagi jika urusan menyetrika ia bisa meminta bantuan ibu Nurmala dan membayarnya langsung setelah selesai.

"Eh ada Rossi." Sapa Ratna yang langsung menjulurkan tangannya karena Rossi ingin bersalaman. "Sini mba, ayo duduk jangan berdiri saja di sana." Ucap Ranta yang mempersilahkan tamunya itu untuk duduk, karena melihat Rossi dan ibunya masih saja berdiri.

Dan setelah mereka duduk di sofa, barulah Nurmala menyampaikan tujuannya berkunjung ke rumah tetangganya itu.

"Ratna, mba kesini mau minta maaf dengan mu dan juga Ridwan." Ujar ibu Nurmala yang jauh lebih tua dari mereka.

"Minta maaf." Ratna pun terkejut. "Maaf untuk apa mba?" Ranta masih tampak bingung dengan ucapan wanita yang kini duduk di hadapannya itu.

"Itu, masalah Yuda yang dapat surat panggilan orang tua dari sekolah besok, itu semua kan gara-gara Rossi, jadi kami mau meminta maaf atas kejadian itu, tolong maafkan Rossi ya." Ibu Nurmala memberikan penjelasan.

"Iya tante, Rossi mau meminta maaf dengan om dan juga tante. Rossi yang salah tante." Sambung Rossi dengan raut wajah sedihnya, ia benar-benar tidak ingin Yuda disalahkan dan dimarahi karena ulahnya itu, meskipun sejak saat mereka tiba tadi, mereka tidak melihat seperti ada masalah terhadap Yuda, karena ia nampak ceria melihat mereka datang

"Oh Masalah itu ya, tidak apa-apa mba jangan khawatir, lagi pula itu sudah seharusnya Yuda menjaga, Rossi." Jawab Ratna.

"Iya tante aku gak apa-apa, jangan khawatir." Timpal Yuda yang juga ikut duduk di samping Bundanya. Sedangkan ayahnya tidak ada di sana, karena langsung menuju ruang kerjanya setelah menyelesaikan makan malam.

"Tapi bagaimana pun ini adalah ulahnya Rossi, jadi tolong maafkan dia, dan jangan salahkan, Yuda." Ujar Bu Nurmala lagi.

"Gak apa-apa mba, ini bukan salahnya Rossi. Tadi juga Yuda sudah cerita dengan aku dan mas Ridwan tentang permasalahannya, dan aku rasa wajar kalau Yuda sampai berkelahi seperti itu membela, Rossi." Ratna melihat jelas kecemasan di wajah Rossi dan ibunya.

"Yuda dan Rossi sudah berteman sejak kecil, mereka bahkan sudah seperti saudara, jadi sudah seharusnya saling melindungi. Aku saja jadi geram mba sama tuh anak, tadi waktu mendengar cerita Yuda." Jawab Ratna dengan rautnya wajah berubah menjadi kesal yang di tujukannya untuk Rian.

"Tuh kan Ros gak apa-apa, kamu jangan takut ya." Sambung Yuda lagi, meyakinkan sahabatnya kalau dirinya baik-baik saja.

"O ya, Ros. Mulai sekarang kamu harus lebih hati-hati terhadap teman laki-laki ya, kamu harus lebih bisa jaga diri, tante gak mau terjadi sesuatu yang buruk kepada kamu. Apa lagi kalau Yuda sedang tidak bersama kamu." Nasehat Ratna kepada gadis yang duduk di hadapan putranya itu, namun dengan wajah yang masih terlihat cemas.

Dan setelah obrolan panjang dengan topik yang mulai kemana-mana selesai, akhirnya Rossi dan ibunya pun pamit pulang.

***********

Keesokan harinya pak Ridwan langsung memenuhi panggilan guru ke sekolahan putranya dan setelah menyelesaikan urusan putranya itu, ia kembali menuju kantornya karena banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan.

Berbeda dengan orang tua dari Rian, begitu keluar dari ruang BK, papa Rian tampak mencari putranya itu dengan raut wajah merah padam, menunjukan bahwa dirinya sedang marah.

Saat telah bertemu dengan anaknya, Rian pun menerima kemarahan dari papanya. Papanya cukup malu dengan perbuatan putranya yang disampaikan oleh guru BK, ia merasa gagal mendidik anaknya sampai berperilaku buruk seperti itu, apa lagi terhadap anak perempuan.

Rian memang tidak memberitahu Papanya tentang ia yg mengurung seorang teman perempuan di toilet, Rian hanya bilang bahwa ia mendapat surat panggilan karena berkelahi.

Papa Rian juga menemui Yuda dan Rossi, lalu ia menyuruh putranya untuk meminta maaf kepada keduanya. Meski terpaksa, namun Rian tetap memenuhi perintah Papanya itu, karena papanya ingin menyaksikannya langsung saat Rian meminta maaf. Akhirnya mau tidak mau Rian pun meminta maaf kepada keduanya di hadapan Papanya.

**********

Rian terlahir dari orang tua cukup terpandang dan juga berada, tapi meski begitu mereka tidak suka menyakiti atau mengusik kehidupan orang lain, hanya saja sikap manja yang di berikan ibunya kepada Rian, membuat Rian menjadi anak yang sedikit bandel dan suka mengerjai teman-temannya.

Setelah kejadian itu, Rian tidak lagi terdengar mengusik Rossi. Rupanya ancaman papanya yang akan memindahkannya sekolah jika masih berulah, membuat dirinya merubah sikap dan juga prilakunya.

Awalnya teman-teman Rian sedikit merasa heran dengan sikapnya yang berubah, namun semakin hari mereka semakin dapat menerima perubahan sikap Rian yang menjadi jauh lebih baik dari pertama masuk Sekolah, memang Rian sangat terkenal dengan keusilan nya.

Tidak hanya kepada murid-murid lain, Rian bahkan terlihat bersikap baik juga kepada Rossi dan juga Yuda. Rian benar-benar berusaha menepati janjinya kepada papanya untuk tidak lagi berulah, karena ia tidak mau kalau sampai di pindahkan sekolah ke kampung neneknya yang jauh.

Rian pernah menawarkan diri untuk menghantarkan Rossi pulang menggunakan motor gede miliknya, namun dengan cepat Yuda melarangnya karena masih trauma atas keusilan yang Rian lakukan kepada Rossi,

Yuda takut jika itu hanya alasan Rian untuk kembali mengerjai Rossi, meski Rian sudah berusaha meyakinkan ke duanya bahwa dirinya serius ingin mulai berteman baik kepada mereka dengan tulus, tapi tetap saja Yuda masih meragukannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!