Terjerat Cinta OM Tampan

Terjerat Cinta OM Tampan

1. Perkelahian

Yuda terlihat duduk di atas tubuh Rian yang terkapar sudah tidak bisa bangkit untuk melawannya di lantai ruang kelas, ia sudah memukuli Rian untuk kesekian kalinya, emosi Yuda sudah tidak dapat terkendali lagi, karena ini bukan pertama kalinya ia mengganggu teman kecilnya, Rossi.

Semua temat-teman yang berada di ruang kelas sudah berusaha untuk memisahkan keduanya, tapi sepertinya Yuda sudah gelap mata sehingga siapa pun tidak dapat menghentikannya.

Salah satu murid pun berinisiatif memanggil guru, untuk melerai perkelahian keduanya yang masih berlangsung.

Prakk..

Seorang guru BK tampak memukul meja saat Yuda dan Rian sudah berdiri di hadapannya, raut wajah guru itu terlihat sangat marah kepada mereka berdua, karena diketahui ini bukan kali pertamanya kedua anak itu berkelahi.

"Kalian berdua ini anak baru tapi selalu saja bikin keributan, apa kalian tidak capek hampir setiap hari berkelahi?" Ibu Meta yang merupakan guru BK mereka nampak begitu geram melihat kedua anak laki-laki yang berdiri di hadapannya.

"Pokoknya ibu tidak mau tahu, besok suruh kedua orang tua kalian ke sekolah, kalian ini memang sudah tidak bisa jika hanya di beri peringatan saja." Ujar Bu Meta.

"Tapi yang salah bukan saya, Bu. Rian mengunci Rossi di dalam toilet." Yuda mencoba menjelaskan duduk permasalahan mereka, dan membela dirinya yang ia rasa tidak bersalah.

"Rossi lagi, Rossi lagi. Kenapa setiap kali kalian berkelahi alasannya pasti gara-gara Rossi, hah?" Ibu Meta menggelengkan kepalanya pelan. "Benar yang di ucapkan Yuda, Rian?" Tanya Bu Meta, lalu mengalihkan pandangannya kepada Rian.

"Iya, Bu." Dengan cepat Rian menjawab sambil membuang muka ke arah lainya, sungguh sepertinya tidak ada penyesalan di hatinya.

"Apa alasan mu melakukan hal itu, Rian. Kamu ini selalu saja mencari gara-gara dengan anak perempuan?" Tanya bu Meta lagi dengan kesal dan bingung atas tingkah Rian.

"Aku hanya iseng mengerjai nya." Jawab Rian dengan enteng. Seketika wajah Yuda tampak terlihat kembali kesal dan ingin memukul teman sekelasnya itu lagi.

"Yuda, sudah cukup." Bu Meta tampak naik pitam mendengar dan melihat keduanya.

"Kamu ini memang sudah kelewatan Rian. Pokoknya besok suruh orang tua kalian menghadap ibu, dan sekarang silahkan kalian keluar, masuk ke dalam kelas kalian." Teriak bu meta. Kepala bu Meta mulai terasa pusing karena marah-marah, maklum saja usia yang sudah tidak lagi muda membuatnya cepat naik darah.

Sementara itu, di ruang kelas yang tampak tidak ada gurunya terdengar sedikit gaduh oleh obrolan anak-anak, ada yang masih juga membahas tentang perkelahian antara Yuda dan Rian yang baru saja terjadi.

Di sebuah kursi, seorang anak perempuan tampak duduk, masih terlihat jelas matanya yang basah akibat menangis, ia duduk dengan menundukkan kepalanya dan meremas jari-jarinya sendiri menunggu Yuda dari Ruang BK. Di sampingnya, seorang teman mencoba menenangkannya.

"Kamu tidak apa-apa, Ross?" Tanya Yuda yang sudah kembali dari ruang BK kepadanya.

Seketika Rossi mengangkat wajahnya saat mendengar suara Yuda, ia memperhatikan wajah Yuda yang nampak sedikit memar akibat berkelahi, lalu Rossi pun langsung memeluknya. Sementara teman yang berusaha menenangkannya langsung pergi begitu Yuda datang.

"Aku tidak apa-apa, kamu juga tidak apa-apakan? Aku minta maaf karena selalu menyusahkan mu.“ Jawab Rossi setelah melepas pelukannya dengan suara parau habis menangis.

"Aku tidak apa-apa, sudah jangan sedih lagi. Kamu tidak pernah menyusahkan aku, kita kan teman." Jawab Yuda, sambil mengusap lembut rambut lurus Rossi, dan memberikan senyum termanisnya.

Rossi duduk kembali setelah sedikit tenang, Yuda pun ikut duduk di kursi yang ada di samping Rossi.

Yuda mulai menceritakan kejadian di Ruang BK, di sana wajah Rossi kembali tampak bersedih, ia takut orang tua Yuda akan marah karena mendapatkan panggil dari sekolah, bagaimana pun perkelahian Yuda dan Rian itu terjadi sebab dirinya.

Tapi Yuda berusaha menenangkan Rossi, ia mengatakan kepada Rossi bahwa kedua orang tuanya tidak akan mungkin memarahinya atas masalah itu, karena Yuda tahu sekali bahwa kedua orang tua Yuda sangat menyayangi Rossi seperti anak sendiri, apa lagi ibunya. Jadi jika Yuda berkelahi karena melindungi Rossi, pasti orang tuanya bisa mengerti dan memaklumi hal itu.

***********

Rosita, adalah anak bungsu dari dua bersaudara, ia mempunyai seorang kakak yang bernama Rosalina. Jarak kelahiran mereka cukup terbilang jauh, setelah usia Rosa dua belas tahun barulah ia memiliki seorang adik yaitu Rossi.

Keduanya terlahir dari keluarga yang sederhana di sebuah kabupaten, ayah Rossi bekerja sebagai seorang pegawai PNS di sebuah Kantor pemerintahan sedangkan ibunya hanya seorang ibu rumah tangga.

Namun, sekitar beberapa tahun lalu, tepatnya saat Rossi berusia tujuh tahun ayahnya mengalami kecelakaan dan menyebabkannya meninggal dunia.

Rosa dan Rossi pun sudah lama hidup terpisah, akibat kematian ayahnya dan juga kebutuhan yang semakin meningkat, Nurmala merelakan putri sulungnya tinggal bersama adik dari almarhum suaminya di Jakarta.

Kebetulan sampai saat ini adiknya itu belum memiliki keturunan meski sudah lama menikah dan sudah lama sekali pula mereka menginginkan Rosa untuk tinggal bersama mereka.

Nurmala berfikir, jika salah satu anaknya ikut dengan iparnya, maka pengeluarannya sedikit berkurang.

Di sana Rosa hidup dengan berkecukupan, paman dan tantenya yang merupakan karyawan kantoran, tentunya mempunyai cukup banyak penghasilan untuk membiayai kebutuhan dan pendidikan Rosa. Rossi dan ibunya bahkan juga sering mendapatkan kiriman berupa uang dari om dan tentunya itu.

Sementara itu di kampung, Ibu Nurmala hanya mengandalkan pensiunan suaminya untuk membiayai semua kebutuhan Rossi, terkadang jika mereka membutuhkan biaya lebih, ia akan mencari orang yang ingin memakai jasanya untuk setrika pakaian, karena ia tidak mau jika harus meminta kepada adik iparnya terus.

Bersyukur sekali Ibu Nurmala memiliki tetangga yang sangat baik kepadanya dan juga Rossi. Mereka adalah Pak Ridwan dan Ibu Ratna yang tak lain adalah orang tua dari Yuda, mereka juga merupakan pegawai PNS, dan pernah satu kantor dengan Ayah Rossi, kebetulan sekali mereka bertetangga sangat dekat.

Orang tua Yuda sangatlah baik kepada Ibu Nurmala, mereka tidak pernah memandangnya rendah meski hanya seorang janda, bahkan mereka akan selalu membantu jika Rossi dan ibunya dalam masalah atau membutuhkan pertolongan mereka.

Biasanya saat mendengar putranya membutuhkan biaya untuk keperluan sekolah, maka Ibu Ratna akan segera memanggil Ibu Nurmala untuk menyetrika pakaiannya, karena dengan cara itulah ia bisa memberi uang kepada Nurmala untuk keperluan Rossi yang kebetulan sejak duduk di bangku SD selalu satu sekolah dengan Yuda, jadi ia bisa tahu apa saja keperluan Rossi.

Ibu Nurmala akan menolaknya jika di beri uang begitu saja, ia merasa tidak perlu dikasihani orang lain, dan merasa masih mampu untuk bekerja memenuhi kebutuhan putrinya.

Berbeda dengan tetangga lainya, mereka sering sekali membicarakan Ibu Nurmala karena status jandanya, bahkan mereka sering memperingati Ibu Ranta untuk berhati-hati dan jangan terlalu dekat dengan Ibu Nurmala, takut-takut nanti suaminya akan tergoda.

Tapi Ibu Ratna tidak pernah mendengarkan omongan para tetangganya, ia malah terlihat semakin dekat dan juga akrab dengan Ibu Nurmala, Ibu Ratna juga bahkan menyayangi Rossi seperti anaknya sendiri.

Pak Ridwan dan Bu Ratna hanya memiliki seorang anak yaitu Yuda, mereka selalu hidup sederhana meskipun berkecukupan, pekerjaan mereka sebagai PNS merupakan pekerjaan sangat terhormat untuk penduduk di kabupaten ini, jadi mereka cukup terpandang di lingkungan tinggal mereka.

Mereka tidak pernah sungkan untuk membantu Ibu Nurmala, bahkan mereka juga sudah menganggap Rossi seperti anak mereka sendiri, yang juga kebetulan seumuran dengan putra mereka, Yuda Pratama.

************

Yuda merasa sedikit takut saat menyerahkan surat panggilan sekolah kepada Ayahnya, ini merupakan kali pertamanya orang tua Yuda mendapat panggilan dari sekolah, namun bukan karena anaknya itu mendapatkan prestasi seperti biasanya, tapi karena berkelahi. Meski tahu ayahnya bukanlah seorang pemarah apalagi kepada anak dan istrinya, namun tetap saja ada rasa bersalah dan takut di dalam hati Yuda.

"Kamu ada masalah apa sampai berkelahi?" Tanya pak Ridwan dengan nada bicara lembut seperti biasanya kepada putra semata wayangnya itu.

Setelah melihat isi surat panggilan, ia sedikit terkejut melihat panggilan itu karena perkelahian, Ridwan tahu sifat lembut dan juga perangai anaknya, jadi ia merasa heran jika anaknya sampai berkelahi begitu.

"Maaf Ayah, aku hanya melindungi Rossi." Jawab Yuda gugup dan takut.

"Melindungi Rossi? Memangnya Rossi kenapa nak?" Tanya Bundanya yang datang dari dapur sambil membawa makanan untuk makan malam mereka, ia tidak sengaja mendengar pembicaraan anak dan ayah itu.

"Rossi dikurung di dalam toilet sekolah oleh teman laki-laki di kelas ku, Bunda." Jawab Yuda dengan terlihat kesal.

"Apa?" Ayah dan Bundanya tampak terkejut bersamaan mendengar cerita Yuda.

"Tega sekali, kalau begitu kamu pantas untuk menghajarnya nak. Bunda bangga anak Bunda pemberani." Ujar Ibu Ranta dengan tersenyum senang.

"Bun, anaknya berkelahi kok Bunda malah senang begitu lho.'' Tegur pak Ridwan kepada istrinya.

"Tapi wajar dong, yah. Itu anak sudah keterlaluan, yang di kerjain Rossi lagi, kan bunda jadi geram." Jawab Istrinya yang terlihat kesal.

"Ya sudah, besok ayah akan menemui gurumu, tapi ayah peringatkan kepada mu, ini untuk pertama dan terakhir kalinya kamu membuat masalah. Kamu harus ingat, kamu itu baru tiga bulan masuk SMA masa sudah berkelahi, apa kamu gak malu dengan teman-teman mu, kamu bukan anak kecil lagi, mulailah bersikap dewasa." Ujar ayahnya kepada Yuda memberikan nasehat.

"Iya, Ayah." Jawab Yuda sambil menganggukkan kepalanya pelan.

"Eh, tapi kalau ada yang usil dengan Rossi lagi, kamu harus tetap memberi pelajaran Yuda." Sambung bunda Ranta.

"Bunda." Ayah Yuda tampak menggelengkan kepalanya pelan. Sedangkan istrinya terlihat melempar senyuman manisnya kepada suaminya itu

Terpopuler

Comments

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

lah bunda nya malah ngomporin

2022-12-13

0

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

sama anak orang aja geram apa lg kl anak sendiri yg di kerjain ya

2022-12-13

0

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

bunda nya malah semangat denger anak nya berkelahi 😂🤭

2022-12-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!