4. Ekstrakurikuler

Rossi berpamitan kepada ibunya dan segera keluar dari dalam rumah untuk berangkat ke sekolah.

Karena gedung sekolah yang lumayan jauh tidak seperti SD dan SMP nya dulu yang bisa di tempuh beberapa menit saja dengan berjalan kaki, jadi sekarang Rossi akan pergi menuju sekolah menumpang kepada Yuda yang menggunakan motor.

Sebelumnya ibu Nurmala sudah mencari ojek yang akan menjadi langganan putrinya untuk pulang dan pergi ke sekolah, namun lagi-lagi orang tua Yuda melarang dan menyarankan agar Rossi pulang dan pergi bersama Yuda saja, toh juga mereka satu sekolah bahkan satu ruang kelas.

Awalnya ibu Nurmala memang menolak dengan saran orang tua Yuda, ia malu karena merasa selalu merepotkan keluarga Yuda, tapi karen di paksa oleh Ratna, akhirnya ibu Nurmala pun menerimanya dan urung mencarikan ojek langganan untuk Rossi.

Seperti biasa, Rossi akan pergi menghampiri Yuda di rumahnya untuk pergi ke sekolah, tapi baru beberapa langkah Rossi berjalan menuju rumah Yuda, tiba-tiba sebuah motor berhenti di sampingnya.

"Rian?" Rossi sedikit terkejut dengan kemunculan Rian.

"Ayo naik." Ujar Rian menunjuk jok belakangnya.

"Gak perlu, aku berangkat dengan Yuda." Tolak Rossi.

"Sudah ayo naik." Jawab Rian sambil menarik lengan Rossi menyuruhnya untuk naik.

"T, tapi."

"Sudah, ayo gak apa-apa."

Rossi yang sudah tidak bisa menolak akhirnya mau tidak mau naik keatas motor Rian, ia terlihat sedikit kesulitan saat naik ke atas motor Rian yang cukup tinggi. Dan saat motor Rian melaju, Yuda terlihat keluar dari dalam rumahnya, ia sangat terkejut melihat Rossi yang di bonceng oleh Rian.

"Rossi!" Yuda berteriak memanggil sahabatnya itu, ia terlihat khawatir dengan Rossi.

Tapi sungguh tidak di sangka Rian malah melambaikan tangannya kepada Yuda dengan tersenyum, dan Rossi hanya bisa menatap dari atas motor Rian yang mulai menjauh.

"Wah gawat, si Rian mau apa sama Rossi." Yuda terlihat tergesa-gesa.

Yuda buru-buru memakai sepatunya, dan belum sempat berpamitan dengan orang tuanya, dia langsung membawa motornya menuju sekolahan dengan cepat, karena Yuda sangat khawatir Rian akan mengusili Rossi lagi.

Sebenarnya akhir-akhir ini Rian tidak pernah lagi berbuat usil kepada Rossi, ia malah bersikap sangat manis dengan Rossi, dari sikapnya dapat di ketahui bahwa sepertinya Rian mulai menyukai Rossi, namun saat Rian berusaha mendekati Rossi, Yuda pasti akan selalu datang untuk melindungi Rossi, karena sampai saat ini Yuda masih sangat ragu atas sikap Rian terhadap mereka.

Sesampainya di sekolah, Yuda terlihat memperhatikan setiap sepeda motor yang ada di parkiran, ia ingin memastikan bahwa Rian benar-benar membawa Rossi ke sekolah bukan ke tempat lain. Dan saat mendapati motor Rian ada di parkiran, barulah Yuda sedikit tenang.

Setengah berlari Yuda menuju Ruang kelasnya, dan saat mendapati Rossi tengah duduk di bangku miliknya, Yuda pun tersenyum dan segera menghampiri Rossi.

"Kamu gak apa-apa kan.?" Tanya Yuda sambil memperhatikan setiap bagian tubuh Rossi yang terlihat.

"Aku gak apa-apa, Yuda." Jawab Rossi yang bingung melihat sikap Yuda, seperti sedang mencari sesuatu di dirinya.

"Syukurlah aku khawatir Rian ngapa-ngapain kamu. Lagian kok bisa sih kamu jalan bareng dia?" Tanya Yuda.

Rossi pun tertawa mendengar ucapan Yuda yang seperti sangat kesal, lalu ia menjelaskan bagaimana ia biasa berangkat sekolah bersama Rian.

"Rian gak ngapa-ngapain aku kok, dia cuma nawarin aku untuk ikutan ekstrakurikuler kesenian musik tadi. Aku juga bingung, gimana bisa tiba-tiba Rian datang, terus ngajak aku buat ikutan ekstrakurikuler itu." Jelas Rossi yang memberitahukan tenteng obrolan mereka di perjalanan.

"Terus, kamu mau ikutan?" Tanya Yuda.

"Iya, aku mau ikut. Kan kamu tahu kalau dari kita masih SMP aku suka main piano." Jawab Rossi dengan tersenyum.

"Ooh." Jawab Yuda singkat namun dengan wajah yang masih sebal.

"Kamu kenapa, kok cemberut gitu?" Tanya Rossi yang bingung dengan sikap Yuda.

"Gak apa-apa, aku cuma kurang suka kalau kamu dekat-dekat dengan Rian, kamu masih ingatkan kejadian bulan lalu, bagaimana dia dengan isengnya mengurung kamu di toilet?" Ujar Yuda mencoba mengingatkan Rossi.

"Ia aku ingat, tapi sepertinya Rian sudah berubah deh, kamu liat kan sikap dia belakangan ini, dia juga gak pernah lagi usil dengan aku." Jawab Rossi yang mencoba meyakinkan Yuda.

"Iya, tapi tetap aja kita harus terus waspada, mungkin saja Rian punya rencana buat ngerjain kamu, karena waktu papanya memaksanya untuk minta maaf dengan kita terlihat sekali Rian seperti terpaksa." Ujar Yuda yang jelas tidak suka dengan Rian.

"Ya semoga aja enggak deh." Jawab Rossi. Obrolan keduanya pun berhenti setelah kedatangan Guru ke dalam ruang kelas mereka.

Dan saat pulang sekolah, Rian kembali menawari Rossi untuk menghantar nya pulang, namun dengan segera Yuda menghampiri keduanya, dan mengatakan bahwa Rossi akan pulang bersamanya. Rian pun akhirnya pergi meninggalkan Rossi dan Yuda.

************

Rossi mulai mengikuti ekstrakurikuler yang di tawari oleh Rian. Setiap hari setelah pulang sekolah ia akan langsung pergi menuju ruang kesenian, dimana semua kegiatan yang bersangkutan dengan seni ada di sana. Kegiatannya itu biasanya akan memakan waktu dua sampai tiga jam dalam setiap kali latihan.

Rossi telah meminta izin sebelumnya kepada ibu Nurmala. Karena kegiatan-kegiatan seperti itu memang sudah sering di ikuti Rossi semenjak SMP, jadi ibunya pasti akan selalu mengizinkan putrinya itu untuk mengikuti kegiatannya di sekolah.

Merasa khawatir dengan sahabat kecilnya itu, dan karena Yuda juga sebenarnya kurang suka dengan kedekatan antara Rian dan Rossi, maka saat Rossi melakukan kegiatan ekstrakurikuler Yuda pun dengan setia menunggunya, bahkan ia ikut masuk ke dalam ruangan, melihat sekaligus memastikan bahwa temannya itu aman dari keusilan Rian.

"Rossi, kamu gak risih setiap hari selalu diawasi Yuda?" Ujar Rian sambil menunjuk Yuda di samping Rossi, mereka sudah selesai melakukan kegiatan dan bersiap untuk pulang.

Mendengar ucapan Rian, Yuda langsung membulatkan matanya, merasa emosi dengan ucapan Rian yang seakan-akan meledek nya.

"Jangan cari gara-gara deh." Jawab Yuda sambil berusaha maju mendekati Rian, tangannya tampak mengepal ingin memukul Rian.

Melihat sikap Yuda, Rossi langsung menengahi.

"Ehh, sudah, sudah. Kalian ini bisa gak sehari aja gak berantem." Ucap Rossi yang langsung mencegah Yuda mendekati Rian, ia sudah tahu apa yang akan terjadi jika keduanya saling berdekatan.

"Aku kan cuma bertanya, kenapa kamu jadi emosi? Kan bisa jadi kalau Rossi risih selalu kamu buntuti, aku aja sampai geli liatnya.“ Ujar Rian lagi sambil bergidik meledek Yuda.

"Bisa diam gak, aku juga gak bakal begini kalau kamu gak terus-terusan deketin Rossi." Jawab Yuda semakin geram.

"Kamu cemburu? Rossi kan bukan pacar kamu, jadi siapa pun bebas dong deketin dia." Ujar Rian yang tidak Terima dengan ucapan Yuda.

"Udah deh jangan berantem mulu, malu tau sama yang lain." Rossi yang kesal melihat keduanya langsung pergi dari hadapan Rian dan juga Yuda, ia berjalan cepat menuju gerbang sekolah.

"Rossi, tunggu!" Yuda dengan cepat menyusul Rossi, meninggalkan Rian yang tertawa melihat Yuda di tinggalkan oleh Rossi.

Yuda menyalakan motornya yang ada di parkiran, lalu ia menyusul Rossi yang berjalan kaki menjauh keluar dari gerbang sekolah.

"Ros, jangan ngambek dong, ayo naik." Yuda membujuk Rossi yang masih terus berjalan kaki. Sedangkan Yuda mengendarai motornya dengan pelan mengiringi Rossi.

"Gak." Jawab Rossi yang terlihat memajukan bibirnya kesal.

"Kamu marah ya? Aku minta maaf deh." Bujuk Yuda lagi, namun tidak ada respon dari Rossi. "Eh, kamu jelek tau gak kaya gitu." Ucap Yuda menggodanya.

Rossi pun berhenti sambil menghentakkan kakinya, ia membalikkan tubuhnya kesamping dan mendekati Yuda yang juga ikut berhenti saat dirinya berhenti.

Rossi terlihat sangat geram dan ingin memukul Yuda menggunakan tangan mungilnya, namun tentu saja Rossi tidak akan melakukan hal itu terhadap Yuda, seberapa kesal pun ia dengan Yuda, Rossi tidak pernah sampai berbuat kasar kepada Yuda, karena hanya Yuda orang yang sangat mengerti dirinya sejak dulu.

"Aku gak suka lihat kamu berkelahi, kamu ngerti gak sih." Rossi sedikit berteriak mengeluarkan kekesalannya.

"Iya, iya aku minta maaf. Jangan teriak-teriak ini jalan raya, malu dong." Ujar Yuda sambil meletakkan jari telunjuk ke bibinya.

Rossi yang tidak sadar akan hal itu seketika langsung memutar kepala melihat sekelilingnya, dan ia pun melihat ada beberapa orang yang sedang memperhatikan mereka. Wajah Rossi seketika menjadi semerah buah tomat karena malu, dan ia pun langsung berlari naik keatas sepada motor Yuda, meskipun sebenarnya ia masih kesal dengan temannya itu.

"Ayo cepat pergi." Ujar Rossi sambil berulang kali memukul pelan pundak Yuda.

"Iya, iya." Jawab Yuda, lalu menarik gas sepeda motornya dengan tertawa, ia tahu jika Rossi sedang merasa malu sekali.

Terpopuler

Comments

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

mungkin bener yg di pikirin Yuda kl Rian mulai suka sama rossi

2022-12-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!