"Tuan saya tau dimana Nona Violet di sembunyikan," ucap Felix dari sebrang telpon.
"Cepat katakan dimana!" tegas Arkan.
Hari sudah mulai malam, mereka sudah mencari keberadaan Violet cukup lama. Tadi Arkan sempat memerintah Felix untuk melacak nomor ponsel penculiknya walaupun susah Felix berhasil menemukan tempat tersebut.
Setelah mendengar semuanya dari Felix, Arkan dan Julian langsung pergi ke tempat penculik tersebut. Mereka diam-diam turun dari mobil sambil memegang pistol.
Arkan mendobrak pintu masuk dan langsung menghajar semua orang yang berjaga di rumah itu, "Pergilah cari Violet," titah Arkan pada Julian.
"Okey," Julian mencari Violet sementara Arkan menahan para penjaga agar tidak mengejar Julian.
Tidak lama setelah itu Felix datang untuk membantu, "Bantuan lain datang nanti, mereka masih di jalan," ucap Felix.
Julian berhasil menemukan Violet yang sudah di tinggalkan begitu saja di kamar, Julian segera menghampiri Violet dan langsung membuka semua ikatan di tangannya, "Violet bangun," ucapnya.
Violet membuka matanya dengan perlahan, "Julian," gumamnya.
"Minum obat dulu," Julian mengeluarkan obat dari sakunya lalu meminumkan nya pada Violet, ia mengambil gelas berisi air putih di meja untuk Violet.
Setelah selesai meminum obatnya Julian langsung membawa Violet pergi, sementara itu Arkan sudah menghabisi semua orang di rumah itu.
"Cepat katakan siapa yang menyuruh kalian," bentak Arkan sambil mengepalkan tangannya siap memukul pria itu lagi.
Suara sirine polisi berbunyi semakin mendekat, "Sudahlah biarkan polisi yang menangani," ucap Julian saat melihat Arkan marah.
Violet menatap Arkan sambil tersenyum perlahan, ia senang karena Arkan masih peduli padanya.
"Kita ke rumah sakit," ujar Arkan setelah melihat kondisi Violet.
"Tidak aku pulang saja," balas Violet lemas sambil meremas baju Julian.
Arkan menggendong Violet walaupun Julian tidak ingin melepas Violet namun ia sadar bahwa Violet sudah jadi Istri Arkan saat ini. Ia tidak punya hak melarang Arkan mengambil Violet darinya.
Selesai dari sana Arkan membawa Violet pulang dan menidurkannya di kamarnya, sementara Julian dan Felix ada di ruang tamu untuk istirahat sejenak. Violet yang mulai kembali sadar karena efek obatnya sudah bekerja menarik tangan Arkan yang hendak pergi.
"Makasih," ucapnya dengan lemah.
"Jangan salah paham, gue nolongin lu hanya karena lu istri gue. Kalau sampai lu kenapa-napa gue adalah orang pertama yang akan di salahkan sama semua orang," bentak Arkan tanpa menatap Violet.
"Yah tetep aja gue harus berterimakasih."
Arkan melepaskan tangan Violet, "Istirahat, gue ke depan dulu," Arkan pergi dari kamarnya.
Di ruang tamu Arkan duduk di sebelah Felix, "Tetep awasi penyelidikan polisi," titah Arkan pada Felix.
"Baik tuan," balas Felix.
Tiba-tiba ponselnya Arkan berbunyi, ia mengangkatnya dan ternyata itu adalah telpon dari Mawar yang mengajaknya bertemu karena hal penting. Arkan tanpa basa-basi pergi begitu saja meninggalkan Violet dan yang lainnya.
"Arkan," panggil Julian.
Arkan terdiam lalu berbalik, "Mawar di rumah sakit, gue harus nemuin dia," balasnya.
"Terus lu mau ninggalin istri lu sendiri?" tanya Julian mengerutkan keningnya.
"Tugas gue udah selesai buat nyelamatin dia, lagian dia udah baik-baik aja di kamar," tanpa bicara panjang lebar lagi Arkan pergi dari sana.
Julian berdecak sebal, Felix pamit pergi dari sana. Julian akhirnya masuk ke kamar Arkan untuk melihat Violet, dan ternyata Violet bangun.
"Julian, belum pulang?" tanyanya menatap kedatangan Julian.
Julian duduk di sebelah Violet.
"Keliatannya?" balas Julian tersenyum kecil.
"Arkan kemana?" tanya Violet celingukan mencari Arkan.
"Gue mau nanya sama lu."
"Nanya apa?" Violet menatap mata Julian.
"Arkan masih sering pergi ninggalin lu buat ketemu Mawar?"
"Oh jadi ketemu Mawar dia sekarang."
"Jawab pertanyaan gue."
Violet memalingkan tatapannya karena tidak mau Julian melihat dirinya yang sedih, "Masih, tapi enggak papah lah kan emang Mawar pacarnya."
"Tapi di saat lu kayak gini dia masih tega ninggalin lu?" Julian tampak sangat marah.
"Udahlah biarin aja, bisa deket lagi sama dia setelah sekian lama juga aku seneng."
"Tapi ini enggak adil."
"Gue emang pengen Arkan benci sama gue sampai kapanpun, jadi tolong ikutin aja apa yang gue mau."
"Ya udahlah terserah lu."
"Mau makan?" tanya Julian.
"Iya nih lapar," Violet tersenyum mengelus perutnya.
"Ya udah gue masak dulu, ada kan bahan-bahannya?" Julian bangun.
"Ada, tapi gue mau ikut ke dapur soalnya bete kalau di sini sendirian," Violet membuka selimut lalu dengan bantuan Julian ia pergi ke dapur.
Julian mendudukkan Violet di kursi meja makan, "Tunggu di sini aja biar gue yang masak."
"Iya, udah kangen juga masakan lu. Udah lama lu enggak masakin gue makan."
Sementara itu Arkan sampai di rumah sakit, ternyata Mawar jatuh di toilet kakinya terkilir. Arkan mengantarkan Mawar pulang, "Mau mampir dulu?" tanya Mawar setelah sampai di depan rumahnya.
"Enggak usah nanti aja, udah malam juga. Makannya hati-hati jangan sampai jatuh lagi," tolak Arkan yang entah mengapa ia terus saja memikirkan Violet di rumah.
"Ya udah hati-hati di jalan," balas Mawar melambaikan tangannya.
Arkan membalas lambaian tangan Mawar lalu pergi dari sana, di perjalanan Arkan membeli beberapa makanan dari restoran ia ingin Violet pasti belum makan. Dirinya juga kelaparan karena tadi lupa makan sibuk mencari Violet, tidak lama kemudian sampailah ia di rumah dan ia sangat kesal saat melihat Julian dan Violet sedang makan bersama di meja makan.
Julian membuang semua makanan yang ia beli ke tong sampah yang ada di luar, kemudian ia kembali masuk dan duduk di sebelah Violet.
"Mau makan juga?" tanya Violet menatap Arkan.
"Ngapain di sini? Bukannya tadi gue suruh istirahat?" tanya Arkan kesal menatap Violet.
"Gue lapar, nanti bukannya membaik malah mati kelaparan," balas Violet.
Violet menyiapkan makanan ke piring Arkan, "Makan juga, pasti belum makan."
Arkan terdiam menatap makanannya di piring.
"Eh barusan abis ketemu Mawar yah? Pasti udah makan, ya udah deh," Violet menggeser piring di depan Arkan.
"Enggak," Arkan merebutnya lalu menyuapkan makanan ke mulutnya dengan kasar, matanya menatap tajam Julian.
Julian tersenyum kecil.
Violet melanjutkan makannya sambil berbincang kecil dengan Julian, sementara Arkan hanya terdiam menyimak saja tanpa bicara apapun. Selesai makan Julian pamit pulang dan berita mengenai penculikan Violet tersebar di media televisi, produser film juga meminta Violet untuk istirahat terlebih dahulu sebelum syuting takutnya kesehatannya terganggu.
"Besok pasti banyak wartawan," ucap Violet pada Arkan.
Mereka berdua masih di meja makan.
"Biarin aja," balas Arkan cuek.
"Ya tau, cuman gue takut sendirian di rumah, takut mereka nerobos masuk."
"Ya udah besok gue enggak kerja."
"Beneran?" Violet menatap Arkan dengan kaget.
"Gue kan suami lu, kalau gue enggak jagain lu saat besok wartawan datang mereka pasti curiga," jelas Arkan masih jutek.
"Iya enggak papah."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Arashi
semangat kk
2022-06-29
0