Pernikahan

Pernikahan mereka pun berjalan dengan lancar, pernikahan mereka di adakan di sebuah gereja tertutup hanya orang-orang tertentu lah yang dapat menghadiri pernikahan itu. Para wartawan juga tidak di izinkan masuk.

Sampailah mereka di rumah keluarga Arkan, Violet dan Arkan masuk ke kamar.

"Nih," Arkan memberikan sebuah kertas pada Violet.

Violet mengambilnya lalu membacanya, "Perjanjian pernikahan?" ucapnya menatap Arkan.

"Iya di sana tertulis apa yang enggak boleh lu lakuin selama jadi istri gue," jelas Arkan menjauh dari Violet, ia duduk di kasur.

"Harus sebanyak ini yah?" tanya Violet sambil mengerutkan keningnya.

"Yang paling harus lu inget adalah satu, kalau gue punya pacar dan elu di larang buat ikut campur sama urusan pacaran gue," balas Arkan menekankan setiap ucapannya.

"Lu tidur di kamar itu," di kamar Arkan terdapat satu ruangan lain yang di dalamnya juga terdapat tempat tidur, televisi dan beberapa barang lainnya, namun ruangannya agak kecil berbeda dengan kamar utamanya.

Violet pergi ke kamar kecil itu lalu membaringkan tubuhnya di sofa, ia menelpon temannya yang bernama Julian.

"Ngapain nelpon? Bukannya harusnya lu lagi sama suami lu?" tanya Julian sembari meledek.

"Apaan sih? Arkan masih marah kayaknya sama gue, dia sampai enggak mau gue sentuh sedikitpun," jelas Violet dengan wajah murung.

"Bukannya itu juga mau lu?"

"Iya sih, cuman sakit juga yah ternyata."

"Ya jelaslah, terus kalau sakit hati ngapain mau nikah sama Arkan?"

"Harusnya lu tau sih alasannya apa."

"Arkan masih pacaran yah sama Mawar?"

"Iya, kayaknya Arkan sayang banget deh sama Mawar, tapi baguslah."

"Violet," teriak Arkan.

"Julian udah dulu yah, nanti gue telpon lagi. Arkan manggil gue," setelah itu ia langsung mematikan telponnya lalu pergi ke Arkan.

"Ada apa?" tanya Violet dengan wajah datarnya.

"Masakin gue makanan lapar," titah Arkan.

"Masih belum pembantu di rumah ini, jadi lu masakin sana," tambah Arkan.

"Ya udah iya," Violet pergi keluar dari kamar Arkan.

Tidak lama setelah itu tiba-tiba Violet kembali masuk ke kamar, Violet berdiri di ambang pintu, "Enggak ada apa-apa, masa gue harus masak kulkasnya, belanja sana," titah Violet.

"Enggak males," balas Arkan pura-pura tidur.

"Ih...... Enggak pernah berubah deh dari dulu," Bentak Violet.

"Kalau mau belanja ambil kartu ATM gue di laci," titah Arkan menutup wajahnya dengan bantal.

Violet berjalan ke arah laci untuk mengambil kartu Arkan, namun tanpa di sangka di laci itu ia menemukan foto dirinya. Violet tersenyum kecil sambil mengambil kartu, ia pun kini pergi belanja.

Sebelum pergi ia memakai topi dan masker agar tidak ada yang mengenalinya, di supermarket ia membeli beberapa makanan instan, sayuran, buah-buahan dan keperluan lainnya. Tanpa di sangka ia juga bertemu dengan Julian di sana.

"Violet?" tanya Julian menatap Violet, ia tetap akan bisa mengenali Violet walaupun memakai masker dan topi.

"Ih jangan keras-keras nanti ada yang sadar, gue lagi males di tanya-tanya," bisik Violet menyenggol tangan Julian.

"Oh iya sorry."

"Udah belanjanya?" tanya Julian.

"Udah deh kayaknya ini cukup," balas Violet menatap dua troli yang sudah penuh.

"Lu belanja sendirian?" tanya Julian mencari keberadaan Arkan.

"Keliatannya, Arkan malah tidur," balas Violet bernafas dengan berat.

"Kurang ajar tuh orang, lu mana bisa bawa barang sebanyak ini."

"Iya sih, kok baru kepikiran."

"Ya udah gue anterin lu pulang, gue lagi enggak sibuk kok."

"Beneran?"

"Iya, lagian kapan gue bohong."

"Ya udah hayu."

Mereka langsung pergi ke kasir dan segera pulang ke rumah Arkan, "Mampir dulu yuk? Minum-minum dulu gitu," ajak Violet.

"Enggak ah enggak enak sama Arkan, lagian gue mau ke nyokap gue," tolak Julian sambil tersenyum.

"Oh ya udah makasih yah udah mau nganter."

"Oke, gue pamit," Julian pergi masuk ke mobilnya.

Violet pun langsung masak, selesai masak ia pergi ke Arkan untuk mengatakan bahwa masakannya sudah siap. Arkan pergi ke meja makan untuk makan, namun tiba-tiba Mawar masuk begitu saja ke rumah itu.

"Arkan aku kangen," ucap Mawar tanpa memperdulikan keberadaan Violet.

Violet menatap itu tanpa kaget, ia yau kalau hal ini akan terjadi kapanpun.

"Udah makan?" tanya Arkan menatap Mawar.

"Belum," balas Mawar manja.

"Ya udah makan bareng aja," ucap Arkan.

"Aku masak cuman sedikit, kalian makan aja berdua aku cari makan keluar aja," karena tidak mau sakit hati melihat Arkan dan Mawar bermesraan di depannya Violet memilih untuk pergi sana.

"Ya udah terserah," balas Arkan tidak peduli.

Mawar duduk di tempat Violet, sementara Violet pergi ke luar dalam keadaan sedikit sedih. Violet pergi ke penjual nasi goreng dan makan di sana dengan suasana hati kurang mengenakan.

"Violet?" seseorang tiba-tiba memanggilnya.

Violet yang sedang makan langsung menatap orang yang barusan memanggil namanya, "Caca?" ucap Violet.

"Ngapain di sini? Bukannya ini malam pertama lu sama suami lu?" tanya Caca yang kini duduk di sebelah Violet.

"Yah begitulah," Violet menghela nafasnya dengan berat.

Caca merupakan teman dekatnya Violet juga selain Julian, "Lu tinggal di daerah sini?" tanya Caca.

"Iya di rumahnya Arkan," balas Violet melanjutkan makannya.

"Tapi enggak baik tau cewek di biarin keluar malam gini sendirian," ucap Caca.

"Lu juga cewek keluar sendirian, mana pacar lu?"

"Lu kalau di bilangin selalu aja ngejawab."

"Biarin."

"Lu enggak syuting?"

"Paling besok gue masuk lokasi syuting, katanya masalah kemarin enggak buat film gue turun rating, soalnya gue juga langsung nikah kan sama Arkan."

"Bagus deh kalau gitu."

"Tapi apa lu enggak capek? Harusnya lu banyak istirahat tau."

"Enggak, gue enjoy aja kok. Gue malah seneng syuting."

"Ya udah asal lu bisa jaga kesehatan sih its okey, oh iya nasi goreng gue udah jadi gue pergi dulu yah. Enggak papah kan di tinggal sendiri?"

"Enggak papah, pergi aja lagian gue emang lagi pengen sendiri."

"Oke bye," Caca pergi naik mobilnya.

Selesai makan Violet tidak langsung pulang ia berkeliling dulu sebentar di sekitaran rumahnya, karena tidak pakai masker ada beberapa orang yang memintanya berfoto dan Violet dengan senang hati melakukannya, dengan begitu pikirannya sedikit teralihkan.

Selesai jalan-jalan Violet pulang, baru saja Violet masuk Arkan sudah menatapnya dengan tajam.

"Ada apa lagi? Makannya enggak enak? Atau ada yang keracunan?" tanya Violet malas berantem.

"Dari mana aja sih?" tanya Arkan marah.

"Abis makan di luar," balas Violet.

"Ya gue tau, cuman lama banget enggak liat jam berapa sekarang?"

"Yah barusan abis jalan-jalan dulu, takutnya kalau abis makan pulang nanti ganggu lu berduaan."

"Lagian ngapain lu keluar dih tadi, makan bertiga juga cukup."

"Udahlah gue males banget berantem, jadi udah jangan dipermasalahkan," Violet pergi ke dapur untuk cuci piring ia tau bahwa piring kotor pasti belum di cuci.

"Udah gue cuci tadi," ucap Arkan yang tau mengapa Violet pergi ke arah dapur.

"Oh ya udah enggak jadi," Violet putar balik dan pergi ke kamarnya, ia harus tidur cepat karena besok ada syuting.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!