Fir Mau Pipi

Davanka baru saja sampai ke rumahnya dengan keadaan yang berantakan. Pria itu semalam diajak ke club oleh sahabatnya, tetapi saat di sana pria tampan itu malah bertemu dengan mantan sekretarisnya, Azrina.

Wanita yang dulu pernah dilamar Davanka di sebuah rumah makan, dan meninggalkan kekasihnya yang saat ini sudah berubah menjadi kakak iparnya. Namun, ternyata Azrina telah menipunya mentah-mentah, wanita itu pura-pura hamil dan ingin menguasai harta Davanka. Bahkan wanita itu pun berkhianat pada perusahaan Pramudya saat akan mendapatkan tender besar, hingga pihak lawan yang memenangkannya.

Malam ini Davanka bertemu kembali dengan wanita yang sukses membuatnya geram itu. Dengan tak tahu malunya, Azrina menghampiri Davanka dan menggodanya. Namun, entah bagaimana sahabatnya itu juga tiba-tiba menghilang dan sudah menyiapkan minuman untuk Davanka. Tanpa curiga Davanka meminumnya seperti biasa, sementara Azrina yang kini bergelayut manja pada dirinya, ia tepis dan bersikap dingin pada wanita itu.

"Jangan sentuh aku!" 

"Kamu jangan sok jual mahal, Dav. Aku tahu kamu masih sama seperti dulu, kan?" ucap wanita berpakaian seksi itu.

"Oh, iya bagaimana rasanya memiliki mantan menjadi kakak ipar?" imbuhnya sambil tertawa mengejek.

"Heh … bagaimanapun dia lebih baik daripada seorang penipu seperti sekretaris aku dulu," telak Davanka.

Namun, setelah itu kepala Davanka tiba-tiba terasa sangat pusing, sampai akhirnya pria itu tak sadarkan diri. Hingga sebuah suara percakapan terdengar jelas di telinganya setelah beberapa saat.

"Kamu sudah melakukannya dengan baik, kan Azrina. Terima kasih ini tips yang sudah saya janjikan untuk kamu." Terdengar suara bariton itu berkata.

"Iya, Tuan. Terima kasih, jika ada job lagi boleh call saya lagi." Terdengar suara wanita menjawab.

Davanka masih berbaring di sebuah ranjang dan masih belum bisa membuka matanya, apalagi kepalanya masih terasa pusing. Sampai akhirnya sebuah sentuhan ia rasakan pada tubuhnya. Davanka mencoba untuk bangun dan membuka matanya, tapi semuanya terasa sangat sulit, sampai akhirnya sebuah suara 'klik' beberapa kali terdengar. Suara seperti orang sedang memotret.

Davanka yang kepalanya sakit seperti dipalu itu pun, akhirnya benar-benar tak sadarkan diri. Sampai pagi hari ia terbangun degan keadaan bertelanjang dada, tak ada siapapun di sana, hanya dirinya sendiri. Saat melihat jam tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul 11.00.

"****! Apa yang dibubuhkan di minuman gue hingga kepala gue sakit seperti ini?" Davanka mengumpat sambil mengenakan pakaiannya. Setelah itu, langsung keluar dan pergi dari sana.

Karena kepalanya masih sakit, pria itu mengemudikan mobilnya secara tak beraturan, sampai di sebuah persimpangan, ia mendahului sebuah mobil berwarna putih dan menghadangnya.

Davanka kaget, saat seorang wanita mengetuk mobilnya dengan keras. Davanka yang sedang menelungkupkan kepalanya pada stir pun bangun dan menoleh ke arah jendela. Terlihat wanita cantik sedang melipat kedua tangannya.

Namun, dia terlihat marah.

Davanka keluar dan mendengar omelan wanita cantik itu, yang entah kenapa membuat Davanka malah senang mendengarnya. Apalagi kalimat terakhirnya, wanita itu terlihat galak tapi malah terlihat tambah cantik.

Setelah Davanka meminta maaf, wanita itu pun pergi dengan terburu-buru, sementara pria berantakan itu kembali masuk ke dalam mobilnya dan akhirnya pergi pulang.

Kini, Davanka berada di kamarnya setelah membersihkan dirinya. Bayangan mengenai wanita itu terus berputar di kepalanya.

"Ah, apa gue udah mulai jatuh cinta lagi?" gumamnya.

"Dav?" Sang mami memanggilnya di balik pintu kamar.

"Iya, Mi. Masuk aja nggak dikunci kok!" jawab Davanka yang masih menyandarkan tubuhnya pada kepala ranjang.

Wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu menghampiri putranya, lalu duduk di tepi ranjang.

"Kamu baik-baik saja, kan Dav?" Sang mami mengusap kepala putranya.

"Dava nggak apa-apa, Mi. Cuma butuh istirahat saja, nanti juga baik lagi." Pria itu menggenggam tangan sang mami dan meyakinkan bahwa semuanya baik-baik saja.

Alifa pun mengangguk dan tersenyum saat mendengar ucapan putranya. "Baiklah kalau gitu, Mami khawatir kamu kenapa-kenapa. Oh iya, besok lusa Ale sama Aksa mau menginap di sini." Wanita itu memberitahukan kedatangan cucu kembarnya.

"Siap, Mi. Dava juga udah kangen sama mereka, emang Bang Kavin sama Arisha eh Kak Riri ada kerjaan di luar lagi ya?" tanya Davanka.

"Nggak juga, mereka juga akan ke sini, katanya Ale dan Aksa kangen sama kamu, sama kita semua," ucap sang mami yang diangguki oleh Dava.

"Ya udah kamu istirahat, Mami ke bawah dulu." Alifa mengusap kepala putranya dengan sayang dan beranjak turun dari kamar Dava.

Sementara itu, di kediaman Fimi tampak ramai dengan kehadiran Nesa, Ayu dan Arya.

"Udah baper ya ada yang nyariin cowok, eh ternyata Arya," goda Nesa yang sukses mendapat lemparan bantal sofa dari Fimi.

Arya adalah salah satu teman Fimi dan Nesa saat masih sekolah dulu. Arya memang sudah menaruh hati pada Fimi sejak lama, tetapi Fimi seolah menutup diri pada semua pria yang mendekatinya setelah memiliki Fir.

"Hati aku selalu untukmu, Fimi Klarisa," sela pria itu dengan terkekeh.

"Dih, ngarep banget lo," gerutu Ayu yang juga duduk diantara mereka.

"Kalian ke sini mau nengok Fir, kan? So, jangan rusuh!" Fimi berucap dengan menujuk satu persatu temannya itu. Mereka memang seakrab itu. Ayu dan Arya selalu hadir jika ada sesuatu mengenai sahabatnya. Sementara Nesa memang lebih beruntung karena, ia bekerja di butik Fimi.

Sementara keempat sahabat itu berdebat, Fir asyik dengan makanan yang dibawa oleh Nesa dan Ayu. Anak kecil itu memakan snack kesukaannya sambil menonton televisi.

"Kamu benar-benar belum mau ngasih Fir papi baru gitu, Mi?" tanya Ayu sambil melihat ke arah Fir yang sibuk mengunyah cemilannya.

"Udah jangan mulai deh, Yu. Gue masih fokus sama Fir, gue nggak mau sampai kejadian kaya gini terulang lagi," ujar Fimi.

Tanpa ketiga wanita itu sadari, Arya sudah duduk di samping Fir dan mengajak ngobrol anak kecil menggemaskan itu.

"Fir suka Mimi, kan?" tanya Arya pelan. Anak itu hanya mengangguk karena mulutnya masih penuh dengan makanan ringan.

"Fir suka pipi nggak?"

Anak kecil itu mendongak, lalu buru-buru menelan kunyahannya. "Iya, Fil suka, tapi Fil nggak punya, kata Mimi pipi sudah bahagia di surga, Om."

"Fir mau pipi baru nggak?" Arya terus bertanya dengan berbisik.

"Mau, Om. Fil mau Pipi balu." Anak itu berucap antusias.

"Kalau Om jadi pipi Fir, mau?"

Tiba-tiba sebuah bantal melayang tepat di kepala Arya. "Jangan racunin anak gue ya, Arya!"

"Mi, Fil mau Pipi boleh nggak?" Fir tiba-tiba bertanya pada sang ibu.

"Jangan aneh-aneh ya, Sayang. Om Arya tadi abis kepentok pintu jadi gitu suka ngaco," ucap Fimi sambil menghampiri putra kecilnya dan mendelik ke arah pria yang kini menahan tawanya.

"Pokoknya Fil mau pipi, Mi!"

"Eh."

Bersambung

Happy Reading bestie.

Duh Fir pengen pipi balu katanya, gimana dong?

Readers: Urusan elu itu mah, pokoknya Mimi harus sama Dava jangan Arya!

Nggak usah ngegas dong biasa aja, aku mau jodohin sama bang Kavin ah.

Readers: Mau ditimpuk online nih othor.

Kabuuur, eits jangan lupa gerakin jempolnya ya bestie!

Terpopuler

Comments

Ima Kristina

Ima Kristina

suka sedih kalau ada anak kecil udah gak punya papa atau mama

2024-08-26

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

GOBLOK, MUSLIM, TPI PRGINYA KE CLUB. T4 SETAN & IBLIS BRCOKOL... UDH ISLAM MNGHARAMKN ALKOHOL, MSH DI MINUM... AKHIRNYA LO DI JEBAK, LO PASTI NNTI DI PERAS DGN FOTO2 LOO

2023-12-24

1

Bzaa

Bzaa

pipi baru otewe fir😄😆

2023-01-08

1

lihat semua
Episodes
1 Kegiatan Rutin
2 Butik Klarisa
3 Insiden
4 Sakit
5 Fir Mau Pipi
6 Kembali Sekolah
7 Bertemu Kembali
8 Bukan Penghianat
9 Berenang
10 Sibuk
11 Liburan
12 Panik
13 Tanda Terima Kasih
14 Mencari Alasan
15 Kencan Buta
16 Cuti
17 Permulaan
18 Kencan Pertama
19 Semprulna
20 Gagal
21 Semangat Baru
22 Pulang
23 Permintaan
24 Rekreasi
25 Kesal
26 Sahabat Kecil
27 Acara Tahunan
28 Menyesal
29 Fiona
30 Dua Tahun Lalu
31 Pergi
32 Pesan Terakhir
33 Undangan Makan Malam
34 Makan Malam
35 Salah Tingkah
36 Dejavu
37 Ruang Mawar 2
38 Menginap
39 Kacau
40 Nekad
41 Pendekatan
42 Menggoda
43 Mencari Perhatian
44 Salah Paham
45 Terbuka
46 Sepakat
47 Lomba
48 Rencana
49 Cemburu
50 Surprise
51 Rencana Sebelumnya
52 Marah
53 Keputusan
54 Keputusan 2
55 H-3
56 Panik
57 Kecelakaan
58 Pernikahan
59 Malam Pertama
60 Berusaha
61 Hari yang Panas
62 Pindah
63 Adaptasi
64 Kembali Kerja
65 Bertengkar
66 Bertengkar
67 Cemburu
68 Minta Maaf
69 Nyamuk
70 Makan Siang
71 Honeymoon
72 Sarapan
73 Detik Terakhir
74 Suster Baru
75 Kesal
76 Tari Abimanyu
77 Cerita
78 Musuh Lama
79 Jujur
80 Jebakan
81 Perang
82 Hikmah Dibalik Musibah
83 Pulang
84 Acara Kenaikan Kelas
85 Bayi Cantik
86 Nama
87 Khawatir
88 Berduka
89 Kelabu
90 Rutinitas Baru
91 Pengumuman
92 Novel Baru
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Kegiatan Rutin
2
Butik Klarisa
3
Insiden
4
Sakit
5
Fir Mau Pipi
6
Kembali Sekolah
7
Bertemu Kembali
8
Bukan Penghianat
9
Berenang
10
Sibuk
11
Liburan
12
Panik
13
Tanda Terima Kasih
14
Mencari Alasan
15
Kencan Buta
16
Cuti
17
Permulaan
18
Kencan Pertama
19
Semprulna
20
Gagal
21
Semangat Baru
22
Pulang
23
Permintaan
24
Rekreasi
25
Kesal
26
Sahabat Kecil
27
Acara Tahunan
28
Menyesal
29
Fiona
30
Dua Tahun Lalu
31
Pergi
32
Pesan Terakhir
33
Undangan Makan Malam
34
Makan Malam
35
Salah Tingkah
36
Dejavu
37
Ruang Mawar 2
38
Menginap
39
Kacau
40
Nekad
41
Pendekatan
42
Menggoda
43
Mencari Perhatian
44
Salah Paham
45
Terbuka
46
Sepakat
47
Lomba
48
Rencana
49
Cemburu
50
Surprise
51
Rencana Sebelumnya
52
Marah
53
Keputusan
54
Keputusan 2
55
H-3
56
Panik
57
Kecelakaan
58
Pernikahan
59
Malam Pertama
60
Berusaha
61
Hari yang Panas
62
Pindah
63
Adaptasi
64
Kembali Kerja
65
Bertengkar
66
Bertengkar
67
Cemburu
68
Minta Maaf
69
Nyamuk
70
Makan Siang
71
Honeymoon
72
Sarapan
73
Detik Terakhir
74
Suster Baru
75
Kesal
76
Tari Abimanyu
77
Cerita
78
Musuh Lama
79
Jujur
80
Jebakan
81
Perang
82
Hikmah Dibalik Musibah
83
Pulang
84
Acara Kenaikan Kelas
85
Bayi Cantik
86
Nama
87
Khawatir
88
Berduka
89
Kelabu
90
Rutinitas Baru
91
Pengumuman
92
Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!