Dinikahi Berondong Saleh

Dinikahi Berondong Saleh

Bab 1

"Nikahi dia."

Sontak Zaidan diam mendengar permintaan sang Abah.

Hatinya sangat getir tapi mulutnya tidak sanggup menolak permintaan lelaki yang tengah terbaring di ranjang pasien.

"Hanya itu permintaan Abah," lanjutnya menambah getir hati Zaidan

"Bah, sebaiknya Abah istirakhat, tidak usah memikirkan hal yang rumit. kesehatan Abah yang paling penting," sela seorang wanita yang sedang duduk di tepi ranjang, tangannya bergerak mengelus bahu lelaki yang dipanggil dengan sebutan abah.

"Ummi tidak usah khawatir tentang kesehatanku, aku yakin, Allah akan memberikan yang terbaik buat aku," sahut lelaki yang dipastikan suami dari wanita tersebut.

"Bagaimana Zaidan, kamu setuju?" lontar Abah, kembali ke pembicaraan awal.

Mulut Zaidan sudah membuka. Namun suara ummi Aisyah membuat Zaidan mengatupkan mulutnya kembali.

"Abah... Abah kan tahu sendiri, Zaidan sudah mempunyai calon istri," sela Aisyah dengan lembut.

"Dia masih calon Ummi, belum menjadi istri Zaidan," sanggah Abah.

"Walaupun masih calon, Zaidan sangat mencintai Khanza. Begitupun sebaliknya, Khanza sangat mencintai Zaidan. Tolonglah mengerti ini Abah," bujuk Aisyah.

"Zaidan, bagaimana Nak?" lontar Abah, ingin mendengar langsung jawaban dari Zaidan, anaknya.

"Beri waktu satu minggu Bah, insyaallah setelah itu aku akan sampaikan persetujuan atau penolakan atas permintaan Abah," pinta Zaidan.

Abah mengangguk pelan, "tentu Nak, semoga Allah menuntut jalan yang tepat atas keputusan kamu nanti," sahut Abah.

Zaidan sekali lagi mengangguk tidak lama setelah itu dia pamit karena ada urusan pekerjaan.

Malam sebelumnya, lelaki tinggi tegap dengan penampilan rapi masuk ke ruang rawat Abah Fatah.

"Kerja yang bagus Fer," ujar Fatah setelah menerima semua data informasi mengenai orang yang menjadi korban tabrak oleh dirinya.

"Besok kamu berikan ini padanya," ucap Fatah menyodorkan ponselnya.

Fernando menatap tajam apa yang terpampang di layar ponsel lalu kepalanya mengangguk, mengiyakan titah sang bos.

"Jangan sampai dia curiga uang tersebut dari aku," sambung Fatah.

"Baik Pak. Satu hal lagi, mulailah belajar bekerja untuk Zaidan."

Fernando hanya terdiam tidak menyahuti apa yang diminta bosnya.

"Zaidan anakku, dia yang akan menjadi penerusku kalau Allah telah memanggilku," ujar Fatah.

Hal ini lah yang menyebabkan Fernando tidak menanggapi apa yang dititahkan sang bos karena ujungnya Fatah akan membicarakan kematian.

"Bapak harus yakin kalau Bapak pasti sembuh," ucap Fernando.

Fatah hanya tersenyum kecil menanggapi ucapan orang kepercayaannya.

"Semua yang ada di bumi ini pasti akan kembali pada Allah, hanya waktunya saja yang menjadi rahasia," sahut Fatah, masih dengan senyum yang menghias wajah.

"Sudahlah, kamu boleh istirakhat dahulu. Aku juga sudah lelah," lanjut Fatah, merebahkan tubuhnya dan menarik selimut hingga ke dada.

"Baik Pak, selamat malam, selamat beristirahat, assalamualaikum,"

"Waalaikum salam," jawab Fatah.

...****************...

Khanza terperangah tidak percaya mendengar perkataan atau tepatnya keputusan lelaki yang duduk di depannya.

"Mas, 5 hari lagi Mas akan ke rumah aku untuk melamar, tapi kenapa ini yang aku terima?" tolak Khanza sebagai balasan apa yang dilontarkan Zaidan.

Zaidan terdiam, matanya sekilas bersitatap dengan mata milik Khanza. Ada luka di gadis itu. Ya, tentunya luka karena dirinya tiba-tiba meminta memutuskan hubungan yang akan dibawa ke jenjang keseriusan.

"Berikan alasan yang tepat agar aku ikhlas menerima semua ini," lanjut Khanza dengan lirih, dadanya menahan sesak elu hati yang teramat. Matanya nampak menahan bongkahan cairan bening yang siap meluncur hingga hilir.

Zaidan terdiam sejenak, rasanya keluh untuk mengungkapkan semuanya, "abah orang yang paling berjasa dalam hidupku, aku tidak bisa menolak permintaannya untuk menikahi wanita pilihan beliau," ucapnya kemudian.

"Apa Mas tidak bisa perjuangkan cinta kita?"

Zaidan menggeleng, "maafkan aku."

Khanza mengempaskan napasnya kasar, seolah sesak di dalam dadanya juga ingin terbuang bersama empasan itu.

"Maafkan aku," ulang Zaidan.

"Mas kenal baik dengan wanita itu?"

Zaidan kembali bungkam mendengar lontar tanya dari Khanza atau tepatnya sebuah retoris yang jelas Khanza sendiri tahu jawabannya.

"Bahkan Mas sama sekali tidak mengenal dia tapi Mas mau menikahinya," ucap Khanza menjawab sendiri pertanyaan yang dia lontarkan pada lelaki yang ada di depannya karena itu yang dia tangkap dari diamnya Zaidan. Khanza tertunduk lemas.

Nyeri di elu hati Khanza semakin menjalar ke tubuh. Dia sendiri sebenarnya tahu di balik sikap patuhnya Zaidan pada sang abah. Jelas tahu, selain rasa hormat juga karena hutang budi yang tidak mungkin diabaikan begitu saja oleh Zaidan.

Kisah Zaidan menjadi anak angkat abah Fatah dan ummi Aisyah pernah Khanza dengar dari salah satu teman Zaidan. Menjadi salah satu fans dan berubah status menjadi kekasih hati membuat Khanza begitu bahagia. Namun, kebahagiaan status itu hanya bertahan 2 bulan karena status itu langsung berubah menjadi mantan manakala Zaidan memintanya untuk mengakhiri hubungan itu.

Zaidan memang berniat menjalin hubungan serius dengan Khanza. Seharusnya 5 hari lagi, adalah momen bersejarah yang akan terukir dalam indah hidup mereka. Namun sayang, hari esok atau nanti adalah rahasia Sang Illahi Robbi. Semua niatan Zaidan harus pupus setelah 7 hari dalam doa dan istikharahnya, Zaidan menjatuhkan pilihan untuk menyetujui permintaan dari Abah Fatah untuk menikahi wanita yang saat itu menjadi korban tabrak Abah Fatah.

"Aku yakin, kamu akan mendapatkan lelaki yang tepat. Bukan lelaki brengsek seperti aku," ujar Zaidan.

Wajah Khanza menengadah mendengar umpatan Zaidan untuk dirinya sendiri karena baru pertama kali Khanza mendengar Zaidan berkata kasar dan penuh penekanan.

"Kalau aku tidak menemukannya?" Kalau aku malah terperangkap dalam lembah keterpurukan yang dalam dan semakin dalam?" elak Khanza.

"Kamu bukan wanita lemah, aku tahu itu dan kamu masih punya Allah yang selalu memberikan petunjuk," sahut Zaidan.

Tangan Khanza bergerak cepat menyapu lelehan cairan yang sedari tadi menggenang di pelupuk mata. Hatinya sangat perih mendengar kalimat terakhir yang dilontarkan Zaidan.

"Aku pulang, terima kasih untuk semuanya," ujar Khanza mengangkat pantatnya kemudian seuntai salam dia ucapkan sebelum melangkah pergi.

"Waalaikum salam," jawab Zaidan dengan lirih.

'Semoga Allah memberikan kamu kebahagiaan yang penuh barakah,' batin Zaidan matanya menatap nanar punggung wanita yang semakin jauh dari tempat dia duduk.

Zaidan memegang dadanya, di sana terasa sesak dan berdenyut nyeri, ya nyeri elu hati yang seperti menghantam jantung.

"Astaghfirullah haladhim," lirih Zaidan.

Beberapa kali Zaidan menarik dan membuang napas dengan lirih, mulutnya mengucapkan kalimat istighfar.

Setelah dirasa tenang, Zaidan bergegas ke rumah sakit. Dua hari ini, karena ada urusan pekerjaan dia tidak berkunjung ke rumah sakit untuk menemui Abah Fatah.

Dia berjalan tenang melewati lorong-lorong rumah sakit.

"Assalamualaikum," sapa Zaidan setelah membuka pintu kamar inap yang tidak dikunci.

"Waalaikum salam," jawab serentak wanita dan lelaki paruh baya.

Seutas senyum terlihat dari bibir dua pasang suami istri itu.

"Alhamdulillah, yang ditunggu akhirnya pulang," ujar ummi Aisyah.

Zaidan tersenyum menanggapi ucapan Aisyah, kakinya melangkah ke ranjang dimana sang abah terbaring di sana. Zaidan meraih tangan kedua orang tuanya lalu mencium takdhim.

"Kalau kamu capek, tidak usah langsung ke sini, istirakhat dulu di rumah," ucap Fatah.

Zaidan membalas dengan sebuah senyum.

"Abah sudah mending?" tanya Zaidan.

"Alhamdulillah, seperti yang kamu lihat, Abah sehat dan selalu semangat," jawab Fatah diiringi senyum lebar.

Aisyah ikut tersenyum namun senyum getir. Dia tahu suaminya menyembunyikan semua rasa sakit yang dia rasa agar dirinya dan anaknya tidak khawatir.

Zaidan duduk di belakang Aisyah, tangannya bergerak memijit kaki Fatah.

"Sudah makan Zaid?" tanya Aisyah karena sekarang masih dalam waktu makan siang.

"Sudah Ummi," jawab Zaidan.

"Barangkali belum, Ummi antar ke kantin," sahut Aisyah lalu berdiri.

"Ummi mau ke toilet dulu," pamit Aisyah.

Zaidan bergeser, berpindah memijit tangan sang abah.

Fatah menatap wajah anaknya, "Kamu baik-baik saja Zaid?" tanya Fatah melihat ada raut gusar pada sang anak.

"Alhamdulillah Bah, aku baik-baik saja," jawab Zaidan menutupi kebohongannya.

Fatah menanggapi dengan senyum.

"Bah, Zaidan menyetujui permintaan Abah untuk menikahi wanita itu," ucap Zaidan setelah mengempaskan napas agar berbicara dengan tenang.

Terpopuler

Comments

Dwi Werdani Solo

Dwi Werdani Solo

hai kak mel aku mampir ya....

2022-11-14

0

Dzeo Yu

Dzeo Yu

kayaknya seru nih bu🤣

2022-10-23

0

Maya●●●

Maya●●●

halo kak salam kenal.
aku mampir nih.
mampir juga di karyaku ya😊😊

2022-09-27

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Draft
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Tamat
153 extra bab
154 kembali datang
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Draft
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Tamat
153
extra bab
154
kembali datang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!