Bab 5

Delmira pun akhirnya mencium punggung tangan Zaidan, lelaki yang tidak pernah dalam angan yang kini sah menjadi suaminya.

Zaidan menggandeng Delmira untuk duduk di pelaminan menyapa tamu undangan, terutama mengikuti ritual adat Jawa.

Sungkem pada dua orang tua masing-masing mempelai adalah salah satu ritual yang tidak dapat dilewati.

Delmira tidak mencari pengganti untuk kedua orang tuanya yang telah meninggal dunia. Dia sengaja melakukan itu, agar orang tua Zaidan melihat betapa terpuruknya dia tanpa kedua orang tua.

Sekilas Delmira menatap sengit ke arah Fatah. Lelaki tua yang telah membuat dirinya menjadi yatim piatu, kehilangan anak, dan juga suami.

'Kamu yang memaksaku masuk dalam kehidupan kamu Pak tua! Aku pastikan anak kamu akan bahagia hidup bersamaku lalu dia akan menderita karena kehilanganku!' gumam batin Delmira masih berdiri dengan tatapan tajam.

"Del," panggil Zaidan agar Delmira ikut duduk sungkem di depan Abah Fatah dan ummi Aisyah.

Delmira menuruti isyarat dari Zaidan.

"Maafkan Abah Nak," ucap Fatah dan ini bukan kali pertama Fatah mengucapkan kata maaf pada Delmira.

'Kata maaf saja tidak akan dapat mengembalikan semuanya!' sahut batin Delmira.

Fatah mengelus pucuk kepala Delmira lalu menggumamkan doa. Hal yang sama juga dilakukan ummi Aisyah.

Prosesi pernikahan adat Jawa satu persatu telah dilalui dan acara terakhir memberi ucapan selamat pada pengantin. Delmira mengundang beberapa teman dekat, Zaidan pun sama. Namun selain teman dekat Zaidan juga mengundang pegawai-pegawainya. Keluarga besar Fatah dan Aisyah juga ikut meramaikan pesta sederhana pernikahan itu.

Akad dan pesta pernikahan diselenggarakan di rumah Fatah, hal itu atas permintaan Fatah agar Delmira tidak terbebani untuk mengurus semua keperluan. Dalam artian, Delmira terima beresnya.

"Selamat Del," ucap Meilin dengan mengenakan pakaian kebaya mewah dan tampilan modis membuat dia menjadi salah satu tamu yang menjadi pusat perhatian. Salah satu sahabat karib Delmira yang hingga sekarang betah ngejomlo.

"Thanks Mei," sahut Delmira membalas cium pipi kanan kiri.

"Cepet nusul Mei," lanjut Delmira.

"Harusnya tahun ini aku nyusul kamu tahu."

"Serius Mei!" tanya Delmira tak percaya, pasalnya dia tidak pernah melihat Meilin membawa calon suaminya.

Meilin mengangguk.

"Siapa dia?!" penasaran Delmira.

"Banyak yang ngantri mau ngucapin selamat buat kamu," tunjuk Meilin ke samping karena antrian yang mulai mengular.

Meilin melangkah untuk turun dari panggung pelaminan, meninggalkan sejuta pertanyaan untuk Delmira tentang sosok sang kekasih dari Meilin.

"Cepet laku, dapat yang ganteng pula," ledek Silvia.

"Kamu tahu aku selalu terlihat menarik," jawab Delmira diikuti tawa oleh keduanya.

"Tidak ada angin, hujan, badai, petir, eh tetiba kamu menikah, hebat banget kamu Del," ucap Yasmin.

"Sengaja, dia pacar rahasiaku makanya aku sembunyikan dulu," canda Delmira.

"Selamat ya Del, semoga pernikahan kalian langgeng bahagia selalu," ujar Marsya.

Disusul teman-teman dari Zaidan dengan masing-masing kata mutiara yang mereka lontarkan ke Zaidan.

"Jangan lupa obat kuatnya bro."

"Kudu berguru sama Mizan biar punya anak banyak Ziad."

"Perlakukan dia dengan lembut Zaid."

"Jangan lupa wudhu dulu Zaid biar seger."

"Doa pembuka sudah kamu hafalkan Zaid?"

Semuanya terlihat berbahagia, hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul Setengah 2 siang.

Zaidan mendekat ke telinga Delmira, "Salat dulu," ajak Zaidan.

"Kamu duluan," jawab Delmira dengan gelagap.

Delmira berjalan menghampiri teman-temannya yang masih betah duduk di deretan kursi tamu. Mereka asyik ngobrol sambil menikmati berbagai hidangan yang tersedia di sana.

Satu persatu teman, kerabat, keluarga, mulai pulang.

Tak terasa waktu sudah beranjak menjemput sang malam.

Delmira sudah mengganti bajunya dengan kimono. Dia duduk di ranjang menyandar pada kepala ranjang. Tangannya bergerak menyentuh layar ponsel tapi matanya tak hanya fokus ke layar, sesekali dia layangkan pandangan pada pintu toilet.

Zaidan nampak keluar dari toilet. Delmira terlihat membuang napas agar rileks saat lelaki biru melangkahkan kakinya.

"Ada yang akan aku bicarakan pada kamu," ucap Delmira ketika Zaidan sudah berdiri di tepi ranjang sambil membenarkan posisi bantal yang akan dijadikan tumpu kepalanya.

"Bicaralah," sahut Zaidan menyibak selimut, lalu pantatnya dia dudukkan di ranjang, mode siap mendengar apa yang akan disampaikan Delmira.

"Aku baru kenal dengan kamu. Jadi, aku tidak akan sembarangan menyerahkan asetku pada kamu," pinta Delmira.

"Kamu dengarkan?" Delmira memastikan karena Zaidan sedikitpun tidak bereaksi terkejut saat dirinya melontarkan kalimat itu.

Zaidan tersenyum mengangguk.

"Pahamkan maksud aset itu apa?" Delmira lebih memastikan takutnya Zaidan tidak memahami kata kiasan itu.

Kembali Zaidan tersenyum lalu dengan santainya tangan dia mengusap kepala Delmira, "Tidurlah pasti kamu capek," ucap Zaidan kemudian membaringkan tubuhnya.

"Hei! Ini juga asetku!" protes Delmira membenarkan rambutnya yang telah disentuh Zaidan.

Mata Delmira menatap tajam lelaki yang sudah memejamkan matanya.

"Awas saja kalau saat tidur berani sentuh asetku!" gumam Delmira. Tubuhnya ikut dia baringkan karena merasa terlalu lelah.

"Jangan lupa berdoa dulu Mrs. Delmira." ucap Zaidan tanpa membuka mata, dia tahu wanita yang ada di sampingnya sudah merebahkan tubuhnya.

Delmira mengeratkan gigi atas dan bawahnya, "Tidak usah kamu ingatkan!" sahut Delmira.

"Bismillahirrahmanirrahim, bismika allahumma ahyaa wa bismika amuut," pelan Zaidan melafalkan doa akan tidur, tepat di belakang Delmira yang posisinya membelakangi posisi Zaidan.

Zaidan tersenyum menatap punggung wanita yang tidak bergerak sedikitpun. Namun, dia tahu wanita itu belum memejamkan mata.

"Kamu jangan memandang punggungku terus! Tidurlah!"

Suara Delmira sontak membuat Zaidan kaget.

'Bagaimana dia tahu, aku memandang punggungnya?' batin Zaidan dan tanpa aba-aba Zaidan langsung memejamkan mata.

Lamat-lamat terdengar suara napas yang teratur dari keduanya. Mereka sudah masuk ke dunia mimpi masing-masing.

Bugh.

"Aduh!" jerit Delmira menekan punggungnya yang terasa nyeri.

"Ya ampun nih orang tidurnya seperti kebo kesetanan! Kaki main tendang. Guling pembatas main tindih! Satu bad kamu kuasai sendiri!" gerutu Delmira, mengacak rambut karena merasa kesal.

Delmira menatap kursi panjang yang ada di kamar.

"Masa aku pindah ke tempat kursi? Tidak banget!"

Delmira mendekat ke arah Zaidan lalu mendorong tubuh Zaidan perlahan. Namun bukannya Zaidan bergeser tapi gerak refleks tangan Zaidan membuat Delmira tersungkur kembali ke lantai.

"Alfian Zaidan Mukhtar!" teriak Delmira menyebut lengkap nama Zaidan karena terlalu kesal.

Zaidan tersentak bangun melihat kanan kiri, dan terkejut manatap Delmira ada di lantai.

Dia gegas turun dan menghampiri Delmira.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Zaidan merasa khawatir.

"Jangan pegang salah satu asetku!" ujar Delmira saat Zaidan memegang dua lengannya untuk membantu Delmira bangun.

"Aku bisa bangun sendiri!" tolak Delmira lalu berdiri dan kakinya melangkah ke sofa panjang yang ada di dekat ranjang.

"Kenapa tidur di sofa?" tanya Zaidan melihat Delmira merebahkan diri di sofa.

"Karena kamu terlalu menguasai ranjang itu!" kesal Delmira.

'Aku terpaksa tidur di sini, gensi aku harus kembali ke ranjang itu!' lanjut batin Delmira.

Zaidan nampak bingung, namun seketika paham apa yang dimaksud Delmira. Dia memang kalau tidur tidak bisa diam. Tangan maupun kaki bergerak kesana-kemari bahkan terkadang mulutnya juga ikut bersuara, baik mendengkur maupun bicara sendiri tanpa sadar.

"Aku saja yang tidur di sofa," tawar Zaidan.

"Mrs. Delmira, biar aku yang tidur di sofa," tawar Zaidan sekali lagi tapi yang diajak bicara tidak bergeming sedikitpun.

"Ok! Terpaksa aku harus menyentuh aset kamu!" ancam Zaidan.

pagi menyapa 🤗 jangan lupa like komen hadiah vote rate 🙏🥰😍😘

Terpopuler

Comments

🌸Santi Suki🌸

🌸Santi Suki🌸

🤣🤣🤣🤣🤣

2022-07-20

0

nina jm

nina jm

seru nih kek nya😅

2022-07-01

0

Win Wida

Win Wida

Ceritanya makin asik....lanjut kak Mel!!

2022-06-24

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Draft
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Tamat
153 extra bab
154 kembali datang
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Draft
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Tamat
153
extra bab
154
kembali datang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!