Bab 3

"Bisa kita duduk kembali di kursi dalam resto?" pinta Zaidan tanpa menyahuti ucapan Delmira sebelumnya.

"Kita cari tempat lain!" tawar Delmira.

Gensi saja bagi Delmira, sudah terlanjur keluar resto harus putar masuk ke dalam.

Zaidan mengangguk, lalu merogoh ponsel di dalam saku celana.

Tidak selang berapa lama, Fernando keluar setelah mendapat titah dari Zaidan melalui panggilan telepon.

"Kamu tidak bisa pergi tanpa adanya dia?!" kesal Delmira setelah duduk di kursi penumpang.

"Aku sudah diamanahkan Pak Fatah untuk menjaga Den Zaidan jadi kemanapun Aden pergi, aku akan selalu ada," sahut Fernando.

"Selalu main jawab! Aku tanya pada siapa yang jawab malah siapa!" protes Delmira.

"Maaf Non," ucap Fernando, merasa dirinya memang harus minta maaf. Sebenarnya dia tahu bagaimana sifat bos muda nya. Zaidan tipe orang yang lebih memilih diam atau hanya melempar senyum dengan pertanyaan yang sekiranya tidak perlu dijawab atau pertanyaan yang jawabannya terlalu pribadi. Maka awal Delmira menanyakan pekerjaan Zaidan, Fernando langsung menyambar jawaban. Kalau tidak dijawab Fernando mungkin Zaidan akan menjawab sebagai pekerja biasa jual motor tanpa menyebutkan lebih lengkap kalau dia pemilik beberapa dealer motor.

Fernando tidak menginginkan itu, tidak menginginkan sang bos mudanya terlihat remeh di mata wanita yang akan menjadi calon istrinya, Zaidan harus terlihat lebih istimewa dari lelaki manapun dan pada akhirnya diterima oleh Delmira. Bos Fatah akan merasa bahagia dengan kabar tersebut, itulah harapan terbesar Fernando.

Lima belas menit kemudian mereka turun dari mobil dan masuk ke salah satu cafe.

Beberapa menu pancake dan kopi sudah di atas meja setelah mereka pesan.

Mata Delmira sesekali melirik ke arah Zaidan yang tengah memakan pancake dengan tenang.

'Ini orang memang begini ya? Tenang saja tanpa seucap kata, sudah berapa menit aku menunggu dia membuka mulut!' batin Delmira merasa kesal.

'Tenang Del, kamu harus tenang. Kamu harus lebih setenang mungkin. Ingat! Jangan sampai kamu terlihat yang agresif walaupun sebenarnya kamu sangat greget dengan sikap lelaki yang ada di depan kamu. Ingat! Apa yang kamu rencanakan harus berjalan lancar, jangan sampai karena kecerobohan, akhirnya rencana kamu gagal total,' lanjut batin Delmira menasehati diri.

"Sebelumnya aku minta maaf atas insiden yang membuat kamu tidak nyaman," ucap Zaidan membuka pembicaraan setelah sepertiga pancake yang ada di piring telah masuk ke dalam perut.

"Harusnya memang seperti itu! Kamu minta maaf!" sungut Delmira, tangannya bergerak menyesap kopi cappucino lalu dia letakkan kembali dia tas meja.

Mata Delmira tidak segan menatap Zaidan kembali, punggungnya disandarkan pada kursi, kaki kanannya dia angkat menumpu kaki kiri.

Batin Delmira bergumam, 'apa dia nervous?' selidiknya melihat Zaidan kembali memakan pancake padahal Delmira sudah menunggu Zaidan untuk meneruskan pembicaraan.

"Kamu lapar?" tanya Delmira spontan, "apa doyan?" lanjut Delmira padahal otaknya memikirkan apa tapi yang terlontar dari mulut malah bukanlah itu.

Zaidan tersenyum lalu mengunyah kembali pancake yang ada di mulut.

"Isst! Benar-benar menguras emosi!" gumam Delmira karena Zaidan tidak langsung menyahuti tanyanya.

"Seharusnya di resto tadi aku makan siang," sahut Zaidan setelah menelan pancake dengan sempurna.

Delmira menarik satu sudut bibirnya merasa ucapan Zaidan sebagai bentuk sindiran atas sikapnya yang keluar begitu saja dari resto.

"Apa pertemuan kita hanya akan membicarakan ini saja?!" ketus Delmira yang sudah tidak sabar dengan sikap Zaidan yang dianggapnya terlalu bertele-tele.

Zaidan tersenyum, "maksud kamu kita langsung ke topik pembicaraan?" tanyanya.

'Skak! mati kamu Del! Sedikit jual mahal! Biar dia yang memulai pembicaraan tanpa kamu pancing seperti ini!' gerutu batin Delmira.

Zaidan kembali tersenyum melihat ekspresi wajah Delmira yang terlihat berubah memerah.

"Ya, karena aku tidak punya banyak waktu untuk meladeni kamu!" jawab asal Delmira.

"Menikahlah denganku Delmira Cinta Kusuma," sahut Zaidan dengan cepat.

"Apa?!" refleks Delmira merasa tidak percaya apa yang dia dengar hingga pancake yang harusnya dia telan nyembur ke muka Fernando.

'Sial! Pasti aku terlihat bodohnya! Lagian nih mulut kenapa refleks balik tanya!' batin Delmira, merutuki kebodohan diri.

"Ehem!"

Fernando berdehem agar Delmira meminta maaf atas kecerobohannya.

"Salah kamu kenapa kamu di situ!" ucap Delmira mengerti maksud dari deheman Fernando. Tangannya bergerak mengambil tisu lalu mengelap sudut mulut yang terasa belepotan.

Fernando membulatkan mata menatap kesal.

Zaidan hanya tersenyum melihat keduanya bertengkar dari awal pertemuan.

Setelah dirasa keduanya tenang, Zaidan melontar tanya, "Delmira Cinta Kusuma bin Salim Kusuma, maukah menikah denganku?" ulang Zaidan dengan raut setenang mungkin dan senyum yang mengembang dari wajahnya.

Delmira terdiam sejenak, entah kenapa jantungnya berdetak tak selaras, ada getar aneh tapi bukan cinta tapi sebuah rasa layang yang sulit diterjemahkan. Mungkin siapapun wanita yang mendapat lamaran dari lelaki yang duduk tenang di depannya akan merasakan hal yang sama.

Lelaki dengan wajah yang nyaris sempurna, mata yang tajam dengan warna hitam pekat, hidung yang tinggi, rahang yang keras, tubuh yang atletis, kulit yang bersih, bibir yang terlihat tipis berisi dan sikap yang ramah dan banyak diam menambah kaum hawa ingin menguak segala tentang dia.

Namun, Delmira yakin itu hanya sesaat karena tujuan utama dia bukan jatuh cinta pada lelaki yang dianggap dia nyaris sempurna itu melainkan membalas dendam.

Anak 3 tahun yang lucu, ayah, bunda, dan suami, menjadi korban dalam tragedi tabrakan itu. Lelaki yang ada di depannya harus menerima pembalasan apa yang menimpa dirinya.

"Tidak!" ucap Delmira dengan sorot mata tajam dan kosong.

"Kamu menolak lamaranku?" tanya Zaidan karena penolakan Delmira seperti kata mutiara yang tidak pernah dia dengar dari wanita manapun. Bahkan merekalah yang biasanya mengejar sesosok Zaidan.

"Iya!" lantang Delmira. Namun seketika itu Delmira langsung membungkam mulut dengan tangan kanannya, matanya membulat dan kepala menggeleng keras.

'Apa yang kamu ucapkan Del! Makanya jangan banyak ngelamun! Ayo bangkit dan jalankan rencana kamu!' protes batin Delmira.

"Maksud aku..., aku, aku menerimanya. Besok kita langsung menikah," sahut Delmira.

"Besok? Apa harus besok?" ucap Zaidan memastikan ucapan Delmira.

Delmira mengangguk cepat.

Zaidan menahan senyum melihat perubahan ekspresi wajah Delmira.

"Kenapa kamu malah senyum! Ada yang lucu?!" geram Delmira.

"Kamu juga kenapa ikut-ikutan senyum?!" Delmira bertambah kesal melihat Fernando juga ikut tersenyum.

"Sepertinya kamu yang terlihat tidak sabar ingin menikah dengan den Zaidan," ujar Fernando.

Delmira tersenyum sinis mendengar ujaran Fernando. "Karena lebih cepat maka semuanya akan terselesaikan lebih cepat pula!" jawab Delmira dengan wajah yang terlihat serius dan sedikit meninggi nada bicaranya.

Tangannya bergerak mengambil tas lalu melangkah pergi tanpa pamit.

"Tunggu!" cekat Zaidan setelah mengejar langkah Delmira hingga sampai di tempat parkir.

Delmira menoleh, tubuhnya dia urungkan untuk masuk ke dalam mobil.

"Satu minggu insyaallah semuanya akan selesai. Mulai dari urus berkas untuk pengajuan ke KUA hingga pesta sederhana untuk pernikahan kita," lanjut Zaidan.

Delmira terdiam, dia menyadari mengurus berkas pernikahan tidak semudah membeli kartu tanda pengenal.

"Besok kita mulai mengurusnya," ajak Zaidan.

"Ok!" jawab ketus Delmira tubuhnya kemudian masuk ke dalam mobil.

sore menyapa 🤗 jangan lupa like komen hadiah juga mau pake banget🥰

Terpopuler

Comments

Idafaridah

Idafaridah

si Del ntar jd bucin gag ya

2022-11-08

0

Najwa Aini

Najwa Aini

aku hadir lagi, kk mel..semangat ya

2022-07-01

0

Othor Blinger

Othor Blinger

up lagi kak

2022-06-23

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Draft
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Tamat
153 extra bab
154 kembali datang
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Draft
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Tamat
153
extra bab
154
kembali datang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!