Mulai hari ini Irene resmi menjadi asisten pak Alex. Dia harus menyiapkan segala keperluannya selama di kantor, tak terkecuali
makanan dan bajunya.Dan itu harus Irene sendiri yang mengerjakan, tidak boleh ada staf lain yang membantu.
Pagi ini Irene berangkat kerja lebih pagi. Dia tak mau menjadi sasaran kemarahan atasan nya itu. Sampai di kantor, Irene langsung merapikan meja kerja, menyediakan minum dan meminta jadwal harian kepada sekretaris
pak Alex.
Jam 8 tepat,, pak Alex memasuki ruangannya.
Irene membungkuk mengucapakan selamat pagi. Setelahnya dia membacakan agenda pak Alex seharian ini.
"Berhentilah berbicara,,,aku bukan robot!!".
"Baik pak,,,".
"Nona,,, apa kau bisa membersihkan sepatu ku,, kebetulan di luar tadi berdebu, jadi sekarang bersihkan!!".
Irene mengambil tisu dan berjongkok di depan pak Alex. Dia menggosok sepatunya sampai bersih dan mengkilap. Dalam hatinya dia terus bergumam.
"Sabar Irene........kerjakan saja!!!!".
"Dasar boss gila,,,,pingin banget memukul kepala nya itu biar dia tahu rasa".
Irene menahan diri nya agar tidak marah, kalau tidak, maka pak Alex pasti akan menambah hukuman bagi nya.
"Sudah...sudah....hei,,,apa yang kau lakukan".
"Hentikan ku bilang,,geli tahu??".
"Alex.......ini di kantor,,,kalian sedang apa??".
"Irene...........".
Doni yang tiba-tiba masuk keruangan Alex, terkejut mendapati Irene berjongkok di depan
boss nya. Doni mengira keduanya melakukan hal yang tidak pantas.
"Bangun,,,tugas mu selesai,,,sekarang bikinkan aku teh hangat".
"Baik pak".
Irene berdiri dengan membawa tisu kotor bekas membersihkan sepatu Alex.Dia menatap Doni dengan pandangan mengiba.
"Kau keterlaluan Alex,,,,Irene kan bukan pembantu,,,dia pintar mengurus administrasi".
"Sebaiknya kau tak usah ikut campur,,, aku sedang menghukum nya,,,agar dia tahu cara menghormati atasan nya".
"Ayolah,,,,semua orang tahu sifat mu seperti apa".
"Katakan keperluan mu,,,setelah itu keluar dari sini".
"Dasar kau anak manja".
Doni menyerahkan beberapa berkas untuk di tandatangani oleh Alex. Menjadi sahabat nya dari kecil, Doni hafal betul sifat
keras kepala Alex itu.Tidak ada yang bisa membujuk nya ketika dia sudah punya kemauan.
"Irene,,yang sabar ya,,,Alex itu sebenar nya orang baik".
"Baik dari mana nya,,,dari pertama kali bertemu dia terus menyiksaku".
"Dia orang kaya yang sok!!!".
Irene cepat-cepat masuk dan memberikan teh hangat yang di minta oleh Alex.
"Silahkan pak,,,teh hangatnya".
"Memangnya kau bikin teh sampai ke Hongkong,,,,lama sekali,,,dasar pemalas".
"Maaf pak, saya harus.....".
"Cukup!!!!! siapa suruh kau bicara".
"Keluar dari ruangan saya,, cepat.....!!".
Irene tak tahan lagi, dia cepat-cepat ke toilet untuk menumpahkan semua tangisannya.
Kata-kata pak Alex kali ini sudah sangat keterlaluan. Namun, lagi-lagi Irene hanya bisa menangis, dia tak kuasa untuk mengajukan resign karena kontrak yang sudah dia buat.
Di depan pintu toilet, Doni sudah menunggu.
Dia melihat Irene keluar dari ruangan pak Alex dengan air mata yang menetes.
"Apa kau masih sanggup bertahan??".
"Doni,,, sedang apa kau disini?".
"Kau pikir aku tak tahu, apa lagi yang dia lakukan padamu kali ini??".
"Tidak ada,, aku terlalu lama bikin teh untuknya".
Doni menggelengkan kepalanya, Irene gadis yang kuat, dia menyimpan keburukan boss nya untuk dirinya sendiri. Sungguh gadis yang tangguh.Doni sangat kagum kepada nya.
"Aku harus kembali, takut pak Alex nanti mencari ku".
"Irene,,, semangat!!!".
Irene tersenyum melihat usaha Doni untuk menghibur nya. Setidaknya di kantor ini ada
yang menganggap nya sebagai manusia.
Sementara Alex di dalan ruangan nya sedang
mencicipi teh yang dibuat oleh Irene.
"Kenapa teh ini rasanya bisa enak begini".
"Rupanya pintar juga gadis itu".
"Teh buatan nya tidak buruk juga".
"Mungkin aku yang terlalu kasar padanya,,, apa aku minta maaf saja??".
"Ah...tidak! dia akan semakin sombong nanti".
Alex tengah melamun ketika Irene masuk ke ruangan nya. Dia masih diam saja walaupun Irene sudah memanggilnya berkali-kali.
"Pak Alex,, ini dokumen yang harus anda tanda tangani".
"Apa kau tidak diajarkan mengetuk pintu terlebih dahulu?".
"Saya sudah melakukan nya pak, tapi anda melamun, jadi tidak mendengarkan".
"Keluar!!!! dan ulangi sekali lagi".
Irene menghela nafas panjang. Dia kemudian keluar dan mengetuk pintu. Setelah boss nya
menjawab, baru dia masuk.
"Silahkan pak,, tolong di tanda tangani".
"Apa kau yakin dokumen ini sudah benar??".
"Jangan sampai aku menanggung kerugian besar karena ulah mu".
"Ini sudah saya periksa pak".
"Periksa sekali lagi, baru kau bawa kesini".
Lagi-lagi tuan muda itu membuat ulah. Ingin sekali rasanya menjambak rambutnya dan menyeretnya keliling kantor ini. Tapi Irene hanya bersabar, dia kembali duduk dan memeriksa dokumen itu.
Alex memperhatikan dengan seksama pekerjaan Irene. Dia sebenarnya wanita yang
rajin dan sabar. Selain itu dia sangat cantik.
Namun entah kenapa setiap kali melihatnya selalu timbul kemarahan di hati Alex.
Dia mencuri-curi pandang pada Irene. Sesekali Irene memandangnya, namun buru-buru dia alihkan pandangan nya agar boss nya itu tidak marah lagi kepada nya.
"Silahkan pak,,, saya sudah memeriksa nya sampai 3 kali, dan saya yakin kalau dokumen ini tidak ada kesalahan lagi".
"Jadi kau marah karena aku memberi tugas padamu??".
"Apa saya berhak marah?, saya kan hanya karyawan bapak, sebatas saya mendapat gaji, maka tugas saya akan saya lakukan".
"Apalah arti nya saya di mata bapak,,, anda lebih dari segala-galanya di sini, kesalahan saya mungkin hanya satu, melamar pekerjaan
di tempat bapak ini".
Irene bergetar mengucapkan kalimat tersebut di hadapan Alex. Air mata nya sudah
hampir tumpah, tapi dia masih berusaha. menahan nya.
"Apalagi yang harus saya kerjakan pak?".
"Saya bawahan Anda kan??".
"Silahkan anda perintah saya lagi".
"Cukup,, kau tak berhak mengaturku".
"Aku tak suka orang yang lancang seperti mu".
"Kerjakan pekerjaan mu, dan malam ini kau lembur".
"Baik pak".
Irene sudah pasrah kali ini. Melawan orang seperti pak Alex pun percuma. Dia punya segalanya, harta , jabatan dan keluarga yang sempurna.
Saat jam pulang kantor, Doni mencari Irene.
Dia hendak mengajak nya makan dan mengantar nya pulang. Seharian ini Alex terlalu keras pada nya. Doni merasa harus sedikit menghibur nya.
"Irene,, kita pulang bersama??".
"Aku akan mentraktir mu makan kali ini".
"Maaf Doni, pak Alex menyuruhku untuk lembur malam ini".
"Tapi kenapa,,, kita kan sedang tidak dikejar dead line?".
Sebelum Irene menjawab, Doni sudah masuk keruangan Alex lebih dulu.
"Kau benar-benar keterlaluan Alex, ini bukan lembur, ini penyiksaan namanya".
"Kenapa kau yang keberatan,,, aku boss nya disini".
"Kenapa kau selalu ikut campur dan membela wanita itu??".
"Karena hatimu sudah tertutup,, Irene itu gadis yang baik, dan lagi, adiknya masih di Rumah Sakit".
"Bagus,,, maka dari itu dia harus kerja keras, karena uang operasi itu dari mama ku".
Doni terkejut mendengar perkataan Alex.
Jadi karena ini, selama ini Irene rela di perlakukan seperti pelayan. Karena Irene
berhutang biaya operasi kepada Nyonya Renata. Doni jadi mengerti posisi Irene sekarang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments