Tak Sengaja

Hari ini Toko Kue Zelma sedang libur, ia mengambil cuti dikarenakan sahabatnya yaitu Gisel mengajak ia untuk shopping di sebuah Mall yang baru saja buka, dimana letaknya tidak jauh dari rumah Zelma.

Zelma sudah bersiap sedari tadi, ia memakai setelan Midi Dress selutut berwarna hitam yang membuatnya terlihat elegan, bahunya dibalut dengan Short Cardigan rajut yang berwarna putih susu serta tak lupa dengan heels tiga senti transparannya yang terlihat seperti sepatu kaca Cinderella versi moderen.

Sembari ia menunggu sahabatnya itu tiba, ia melihat-lihat Story WhatsApp kontaknya. Begitu beralih ke Story milik Marc, ia menahan layarnya agar Storynya tidak berlalu. Terpampang foto Marc yang tengah naik pesawat, Zelma menatap lekat-lekat.

"Lumayan juga manusia satu ini, tapi nyebelin banget..." gumamnya dalam hati.

Saat tengah melihat foto Marc, ia kemudian dikejutkan dengan klakson dari mobil Gisel yang berada didepan pagarnya, ia meraih tas selempangnya yang berwarna senada dengan Dressnya.

"Gila, cakep banget bestie gue!" Teriak Gisel yang berada di jok kemudi mobilnya, Zelma hanya terkekeh melihat sahabatnya itu.

Zelma kemudian keluar dari pelataran rumahnya tak lupa mengunci pintu pagar dan berjalan memutar menuju jok penumpang di depan.

"Ah Finally, kita berdua akhirnya bisa Girls Day Out lagi. Lo udah pamit 'kan sama suami lo?" Ucap Zelma sembari memasang sabuk pengaman ke badannya. Gisel tertawa senang mendengar sahabatnya.

"Iya dong, udah lama nih kita gak nongki kek waktu gue masih gadis. Mumpung dia lagi ada urusan di luar kota selama dua hari ini, kita bakal jalan-jalan cari angin." Gisel kemudian menyetel lagu favorit Zelma dan mulai menancap gasnya secara perlahan dan menjauhi area komplek Zelma.

"Gue butuh banget liburan kek gini, Sel. Lo tau gak sih belakangan ini gue stres gegara tuh orang gila." Gisel terkekeh mendengar keluhan sahabatnya ini.

"Kok bisa-bisanya dia minta nomor pribadi lo sih, kek apa banget tau." Ujar Gisel

"Iya 'kan? sebenarnya gue gak bakal kasih nomor pribadi gue kalo dia gak maksa dan ngancam gue."

"Seriusan?! Dia ngancam lo kek gimana?! waktu itu lo belum selesai ceritain ke gue." Gisel terkejut dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Zelma.

"Kata dia kalo gue banyak tingkah dia bakal bikin Toko gue tutup selamanya."

"Gila ya tuh orang, dia kerja di perusahaan mana sih?" Zelma tidak tahu harus menjawab bagaimana pertanyaan Gisel, Ia berpikir Gisel tidak akan mempercayainya.

"Lo percaya gak kalo dia Ketua Mafia?"

Gisel menatap tajam Zelma, ia tertawa lepas mendengar jawaban yang baru saja dilontarkan Zelma. Seperti dugaan Zelma, sahabatnya satu ini tidak akan percaya dengan apa yang dia katakan.

"Zel, Lo kebanyakan nonton film deh makanya jadi halu kayak gini."

"Gue seriusan, Sel. Dia sendiri yang bilang."

"Stres tuh orang, mana ada Ketua Mafia ngaku. Dimana-mana ya, Zel kalo tuh orang emang beneran Ketua Mafia dia gak bakal semudah itu bocorin identitas aslinya apalagi sama orang-orang kek kita gini. Ketua Mafia gadungan kali." Gisel masih terkekeh dengan perkataan Zelma.

"Terserah lo aja deh, Sel. Percaya atau enggak, yang jelas dia bilang gitu."

"Yang mana sih orangnya? Lo punya fotonya gak?"

"Gue gak punya fotonya, tapi berapa menit yang lalu dia baru aja update di SWnya."

Zelma mencari nama Marc di bagian Story WhatsApp, ia kemudian mengetuk SW Marc dan menyodorkannya pada Gisel. Gisel meraih ponsel Zelma dan terkejut saat melihat foto Marc. Gisel kenal dengan manusia satu ini.

"Zel, kayaknya lo emang gak boleh macam-macam sama ini orang deh." Gisel tiba-tiba menegang dan mengembalikan ponsel milik Zelma.

"Lo kenal dia?" Zelma jadi penasaran dibuat sahabatnya.

"Nanti gue ceritain."

Melewati beberapa lampu merah dan jalanan yang macet, akhirnya mereka sampai ke tempat tujuan. Orang-orang disekeliling mereka sangat antusias berbondong-bondong memasuki Mall yang baru saja dibuka ini.

Heavent Grand Duta Mall. Nama yang terkesan elegan. Zelma dan Gisel kemudian mengikuti orang-orang yang masuk ke dalam Mall tersebut.

"Zel, kapan lo terakhir ke Mall?"

"Gila, Sel. Itu udah setahun yang lalu dan gue ingat banget waktu itu kita berdua beli Es Krim di Mall yang deket pantai itu."

Mereka menuju lantai dua, banyak sekali diskon-diskon yang berjejeran di sepanjang toko yang mereka lewati. Kedua sahabat ini terhenti pada sebuah Toko baju.

"Sel, lo mau bikin gue khilaf?" Zelma melirik-lirik harga set baju dan beberapa crewneck yang dibanderol dengan harga yang lumayan mahal itu.

"Udah tenang aja, mending khilaf daripada gak sama sekali."

Gisel kemudian meraih beberapa kemeja berukuran M berwarna peach dan tiga buah kaos berwarna putih. Zelma juga mengambil beberapa kemeja yang ukurannya sama seperti Gisel namun yang berwarna babby blue dan hitam.

"Lah, kok lo ambilnya segitu doang?"

"Udah segini aja."

"Idih, kek jalan bareng siapa aja lo ngambilnya segitu doang, udah ambil lagi sana. Liat tuh ada crewneck yang lucu-lucu." Ujar Gisel sambil menunjuk crewneck yang dilewati oleh Zelma.

"Entar gue bakal kalap, Sel."

"Lo kok jadi gini sih pas gue udah nikah? Jangan gak enakan gitu dong sama gue, dulu sebelum gue nikah kita berdua kalapnya sampe bener-bener bikin khilaf mampus."

Zelma bukannya tidak mau seperti itu lagi, tapi ia sadar bahwa hal-hal yang ia lakukan sebelumnya itu salah, ia memilih untuk menyisihkan penghasilannya guna modal untuk Toko Kuenya.

"Gue udah banyak tanggungan, Sel. Bukannya gue berubah atau gak mau kayak gitu lagi..." Lirih Zelma, Gisel yang mendengar akan hal itu hanya bisa menghela nafas. Mau tidak mau ia harus menghargai keputusan sahabatnya tersebut.

"Yaudah kalo gitu, gak apa-apa. Tapi kalo beli makanan bareng gw entar lo jangan kek gini ya, awas aja."

Mereka berdua kemudian berlalu menuju kasir membayar masing-masing barang yang sudah mereka ambil tadi. Perjalanan mereka dilanjutkan menuju pusat makanan yang berada di lantai tiga.

Sepanjang eskalator, mereka berdua terlarut dalam topik pembicaraan yang mereka bincangkan. Hingga akhirnya aroma khas masakkan dari beberapa tempat membuyarkan mereka.

"Lo mau makan apa, Sel?"

"Kita cari Tteokbokki aja, gue udah lama gak makan makanan Korea itu. Soalnya suami gue gak doyan, kata dia Tteokbokki itu disgusting." Zelma terkekeh mendengar celoteh singkat sahabatnya.

"Kayaknya suami lo pernah mampir di tempat Tteokbokki yang rasanya gak sesuai deh."

"Gak tau juga tuh, aneh emang tuh manusia."

Mereka berdua akhirnya menemukan tempat Tteokbokki yang ramai pengunjung, cepat-cepat Gisel menuju tempat disudut sebelum orang lain mengambilnya.

Sementara itu, Zelma tengah memesan dua porsi Tteokbokki dan dua gelas Soju untuk mereka berdua kemudian berlalu menuju tempat yang sudah ditempati oleh Gisel.

"Gila, rame banget. Gue yakin pasti enak sih ini."

"Iya, syukur gue langsung ambil tempat buat kita berdua kalau engga bisa-bisa keduluan sama yang lain."

"Eh lanjutin cerita lo tadi dong soal si Marc."

"Lo yakin?"

"Yakin gue, penasaran nih."

"Jadi Marc itu salah satu rekan bisnis suami gue, tapi suami gue bukan Mafia kayak dia. Saham perusahaan suami gue separuhnya dia yang pegang. Dia kadang mampir kerumah juga."

"Seriusan lo? Damn."

"Iya, terus dia itu juga duda anak satu. Berapa kali tuh suami gue nyuruh dia buat nyari Istri baru tapi dianya gak mau."

Makanan mereka telah tiba, Gisel kemudian meminum sedikit Soju yang diraihnya begitupun dengan Zelma. Sembari mereka menikmati makanannya, Gisel melanjutkan obrolannya.

"Dia sebenarnya baik cuma emang kadang nyebelin. Kata suami gue dia juga rada egois, dulu pernah tuh ada perempuan yang seumuran kita gini ngedeketin dia tapi malah dijadiin pelampiasan."

"Ngeri juga tuh orang." Ujar Zelma sembari menyeruput kuah Tteokbokki miliknya.

Dua puluh menit berlalu, Zelma dan Gisel beranjak dari tempat duduk mereka menuju kearah kasir untuk membayar makanan dan minuman yang sudah mereka santap.

Mereka melanjutkan perjalanan mereka mengelilingi Mall, saat melewati sebuah Kedai Es Krim sekilas dilihat Zelma seorang pria yang terlihat seperti Marc.

"Gak mungkin dia." Gumam Zelma dalam hati.

Gisel menarik tangan Zelma menuju Game Center, ada salah satu Stand Photo Booth disana.

"Kita foto-foto yuk! Rugi nih udah kece nan badass gini gak diabadiin." Seru Gisel dengan Percaya dirinya membuat Zelma terkekeh kecil.

Mereka berdua masuk ke dalam Photo Booth tersebut, Zelma mengeluarkan Funcard yang berada dalam Tas selempangnya kemudian digesekannya pada EDC yang terletak dibagian layar monitor Photo Booth tersebut.

Berbagai macam gaya-gaya imut dan konyol mereka keluarkan, mereka kegirangan sendiri saat memilih stiker dan template untuk foto mereka sebelum dicetak.

Setelah fotonya tercetak Zelma mengambil hasil cetakan dari mesin Photo Booth, saat Zelma melangkahkan kakinya keluar duluan didapatinya Marc yang tengah berdiri—entah sejak kapan—didepan Photo Booth.

"Lah?!" Zelma terkejut dan memasang wajah heran dan bingungnya saat melihat Marc. Gisel yang mendengar suara sahabatnya terkejut kemudian keluar dari dalam Photo Booth.

"Gisel? ngapain lo disini?" Marc beralih menatap Gisel yang terbelalak melihat Marc.

......................

Terpopuler

Comments

Baihaqi Sabani

Baihaqi Sabani

marc ko kurang keren thor🙈🙈🙈

2022-07-30

1

Lina Zascia Amandia

Lina Zascia Amandia

Hai mampir lagi. disini....

2022-07-30

1

Neyna 🎭🖌️

Neyna 🎭🖌️

Semangat ya nes maaf baru bisa mampir lagi 💪💕💕

2022-07-15

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!