Pesta Ulang Tahun

Seorang pria terlihat tengah duduk di balkon kamarnya sambil menyesap segelas Wine yang ada di tangan kanannya tak lupa ditemani dengan angin sepoi-sepoi yang sedari tadi berhembus kearahnya.

Pria itu bernama Marc Lawrence, seorang Mafia terkenal yang paling disegani di kota Heavent Hills dan di beberapa penjuru negara. Ia terkenal dengan kebengisannya yang apabila berurusan dengannya akan membuat hidup sengsara hingga meregang nyawa.

Semenjak ayahnya meninggal, ia menjadi pemegang kuasa tertinggi di perusahaan ayahnya yaitu Royal Core Petroleum. Perusahaan tersebut merupakan perusahaan minyak terbesar yang ada di negaranya.

Ia tinggal di Mansion bersama Ibunya dan anak perempuannya yang bernama Aurellia Genoveva Lawrence. Marc merupakan seorang Duda, Istrinya meninggal saat melahirkan Aurellia. Semenjak itu ia tidak ingin membuka hatinya ke siapapun dan memilih membesarkan anaknya sendiri bersama Ibunya.

Suara ketukan pintu kamarnya memecah keheningan yang dia nikmati sedari tadi, ia berlalu kearah pintu dan membukanya. Dua anak buahnya yang sedari tadi berdiri memberikan pesanan yang ia suruh ambil, Zelma's Bakery terpatri di packingan kue tersebut. Ia mengecek kembali pesanannya, tak ada yang kurang.

"Sekarang kalian pastikan dekorasi di kolam renang sudah sesuai, aku tidak ingin memberikan kesan pesta terburuk untuk putriku."

"Baik, Tuan."

"Dan ini kutitipkan lagi ke kalian, jika bertemu Mommy jangan lupa minta tolong kepadanya untuk menyimpannya di lemari pendingin dan jangan sampai putriku mengetahuinya."

"Baik, Tuan." Kedua anak buahnya berlalu dari hadapannya, ia kembali masuk ke kamar dan meraih kaos hitam polosnya yang ada diatas tempat tidur. Ia yang sedari tadi shirtless, kini dibalut oleh kaosnya dan berjalan keluar kamar untuk mencari putrinya.

"Aurellia?" Teriaknya saat menuruni tangga dari lantai tiga.

"Iya, Daddy?" Sahut gadis kecil yang tak lama lagi akan menginjak usia empat belas tahun. Ia tengah sibuk dengan ponselnya, sepertinya ia tengah mengundang teman-temannya untuk menghadiri pesta ulang tahun miliknya.

"Daddy mau keluar, kau mau ikut?"

"Aku dirumah saja bareng grandma dan yang lain, aku boleh titip sesuatu?"

"Apa itu?" Ia kemudian duduk disamping Aurellia.

"Aku ingin cemilan keripik kentang yang banyak, aku lapar..." ujarnya sambil memegang perutnya, Marc hanya tersenyum mendengar hal itu.

"Baiklah kalau begitu. By the way, cemilan yang Daddy belikan kemarin sudah habis?"

"Kemarin teman-temanku mampir kesini, mustahil tau aku pelit cemilan buat mereka."

"Yasudah, Daddy akan pergi sekarang, jika grandma tanya kemana bilang saja Daddy ada urusan. Daddy mungkin pulangnya agak lama, kau tidak apa menunggu?" Aurellia mengiyakan ucapan Daddynya dengan anggukan kepala. Marc mengelus poni anak perempuan kesayangannya kemudian berlalu pergi dari hadapannya.

Ia mengambil kunci mobil yang sedari tadi berada di kantong celananya dan berjalan menuju garasi.

Mengeluarkan mobil dari garasi, kemudian ia berlalu dari pelataran Mansionnya. Ia memacu kecepatan sedang menuju Supermarket terdekat.

Ditengah perjalanannya menuju Supermarket, ia tiba-tiba teringat oleh pemilik Toko Kue tersebut, ia penasaran akan identitas wanita itu. Cepat-cepat ia alihkan pikirannya dari hal yang menurutnya tidak penting.

Tibanya Marc, ia kemudian bergegas masuk ke dalam dan berlenggang menuju rak cemilan yang berada tidak jauh dari pintu masuk. Diraihnya keripik kentang favorit Aurellia dan beberapa cemilan lainnya.

Ia berlalu menuju tempat minuman ringan, ia mengambil beberapa minuman berenergi dan Yogurt rasa Stroberi untuk Aurellia, ia tahu persis putrinya tersebut sangat doyan dengan olahan susu.

"Total semuanya Delapan Ratus Enam Puluh Lima Ribu, Pak." Sembari membungkuskan belanjaannya kasir tersebut nampak menunggu Marc untuk membayarnya.

"Aku ingin menggunakan kartu kredit." Marc kemudian memberikan Black Card khusus Kredit. Kasir tersebut nampak terkejut dan menyerahkan mesin Kartu Rekening itu kepada Marc untuk memasukkan kata sandinya.

Pembayaran berhasil, ia meraih barang belanjaannya dan mengambil kartunya. Ia berjalan menuju pintu keluar dan menghampiri mobilnya.

Tak butuh waktu berapa lama baginya, kini ia telah sampai di pekarangan Mansion. Ia memanggil beberapa anak buahnya yang tengah duduk di taman depan.

"Aku titip ini ke kalian, berikan kepada Aurellia. Aku masih ada urusan." Setelah memberikan belanjaannya kepada anak buahnya, ia memutar mobilnya dan menancap gasnya menuju suatu tempat.

Ia telah sampai di tempat tujuannya yang merupakan Basecamp para mafia di kota Heavent Hills. Ia menyapa beberapa anggota lainnya, ia juga mencari seseorang disini.

"Marc my bro!" Tak jauh dari tempatnya berdiri tepat orang yang dicarinya meneriaki namanya dari arah meja bar. Hawkins, teman lama Marc sekaligus kolega perusahaannya.

"Lo darimana aja? Gue udah lama gak liat lo main di Basecamp sini." Ujar Marc yang kemudian menjatuhkan bokongnya tepat diatas kursi disamping Hawkins.

"Gue sibuk ngurus beberapa hal, mana bulan depan adik gue mau nikah. Lo apa kabar?"

"Congrats bro semoga lancar buat nikahan adik lo, gue juga belakangan ini sibuk urus perusahaan gue. Hari ini anak gue Ulang Tahun dan gue mau minta tolong sama lo."

"First of All, Thank you buat ucapannya. Bentar, Aurell Ulang Tahun? Cepat banget waktu berlalu, titip ucapan selamat gue ke dia, Anyway lo mau minta tolong apa?" Hawkins kemudian menyalakan rokok kretek, ia mendongak keatas sambil menghembuskan asapnya.

"Thank you juga buat ucapannya. Gue mau minta anak buah lo buat ikut gue bulan depan. Gue punya urusan yang gak bisa cuma melibatkan anak buah gue." Raut wajah Marc tampak serius, Hawkins yang mendengar hal itu juga kemudian memperbaiki posisi duduknya.

"Jangan bilang orang-orang dari pihak Hellfire bikin perkara lagi?" Marc mengangguk.

Hellfire juga merupakan komplotan sepuh Mafia yang memang sedari dulu sering bermasalah dengan Zephyr yang mana adalah komplotan Marc termasuk Hawkins.

"Mereka minta gue datang sendirian tanpa siapa-siapa, demi mencegah hal yang gak gue inginkan, gue harap anak buah lo bisa stay di beberapa titik nantinya." Hawkins menghela nafas sambil kembali menghisap rokoknya.

"Bisa-bisanya dihari ulang tahun Aurell lo ada perkara..."

"Sebelum ulang tahun Aurellia mereka udah berurusan sama gue, dan ini udah ketiga kalinya."

Hawkins kemudian mencondongkan badannya kearah Marc sembari berbisik.

"Oke gue bantu lo, tapi dengan satu syarat kalo lo harus janji bawa anak buah gue pulang hidup-hidup, jangan sampe lo permaluin diri lo sendiri ataupun gue, you copy that?" Marc mengangguk.

"Gue jamin anak buah lo pulang hidup-hidup. Anyway, kontak lo masih yang lama 'kan?"

Hawkins meraih sesuatu dari kantong Leather Jacket miliknya dan memberikan itu kepada Marc.

"Ini, jangan lo kasih kartu nama ini ke siapa-siapa, karena kontak gue yang lama udah gue nonaktifin."

"Thank you, gue senang berbisnis bareng lo. Lo kalau ada waktu malam ini jangan lupa mampir ke Mansion, bawa keponakan lo yang seumuran Aurellia atau Jason."

"Tanpa lo suruh juga gue bakal mampir tapi gue bawa keponakan gue aja, kalau Jason sibuk, tuh anak lagi liburan ke Banda Neira bareng teman-temannya. Anak-anak jaman sekarang cepat banget gedenya." Senyum tipis terpatri di bibir Marc.

"Yaudah gue lanjut dulu mau bantu prepare pesta Aurellia, see you there dude." Mereka berdua kemudian melakukan fist bump, Marc berlalu meninggalkan Hawkins yang masih duduk ditempatnya.

Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam, semua dekorasi dan persiapan sudah sangat amat matang. Marc telah bersiap dengan setelan casualnya; Kaos Polo berwarna krem dipadu dengan Blazer dan celana Ankle hitam beserta sepatu pantofel yang juga berwarna hitam.

Yang berulang tahun sudah tiba dan berjalan ke arah panggung yang sudah didekor semanis dan seindah mungkin, para tamu yang telah hadir bertepuk tangan dengan meriah.

Acara berjalan dengan lancar, kini Aurellia telah genap berusia berusia empat belas tahun. Banyak sekali hadiah yang diberikan kepadanya yang mana itu tersusun rapi di meja khusus untuk menaruh hadiah.

Semuanya sibuk dengan urusannya masing-masing sambil menikmati acara. Marc sedari tadi bercengkarama dengan Hawkins, mereka masih membahas soal 'Bisnis' tadi siang.

Malam semakin larut, acara telah usai dan para tamu telah pulang. Aurellia sudah masuk kedalam Mansion untuk tidur, ia benar-benar kelelahan. Sedangkan Marc masih memperhatikan para pelayan dan anak buahnya membereskan dekorasi.

Dinginnya udara malam menusuk kulit Marc, namun seketika terbesit di kepalanya untuk mengunjungi Toko Roti milik Zelma besok pagi, ia juga tiba-tiba ingin mencoba beberapa olahan kue lainnya.

"Olahan kuenya sangat enak... sial, kenapa aku jadi ketagihan." Gumam Marc sambil mendecak kesal.

Semua sudah beres, Marc kemudian masuk kedalam Mansion menuju kamarnya, hari ini tidak terlalu melelahkan baginya namun cukup untuk menguras setengah energinya. Setibanya di kamar, ia langsung membanting pintu dan menjatuhkan badannya ke tempat tidurnya, matanya terasa berat dan tak berapa lama kemudian ia memejamkannya dan memasuki dunia mimpi.

Terpopuler

Comments

☘️BILAA☘️

☘️BILAA☘️

kangen rotinya apa orangnya kamu Marc🤣🤣😂

2022-07-27

4

Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻

Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻

mampir nes

2022-07-23

2

Tarsiah🎯™

Tarsiah🎯™

suka dengan Marc disini, walau dia seorang Mafia yang kejam tapi dia sangat menyayangi putrinya😘

2022-07-21

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!