Bab 4

“Oek ... oek ....”

Seketika Diska merasakan perutnya mual saat melihat makanan yang disajikan di hadapannya.

“Aku mau ke toilet,” ujar Diska pada Rama, mau tak mau Rama pun mengantarkan Diska ke toilet yang tersedia di rumah makan tersebut dengan meninggalkan makanan yang telah terhidang di atas meja.

Perut Diska semakin mual saat melihat kondisi toilet rumah makan tersebut, Diska tak pernah menemukan rumah makan dan toilet dengan kondisi yang jauh dari kata bersih menurutnya.

Diska memuntahkan semua isi perutnya, Rama membantu Diska dengan memijat tengkuk gadis kota itu.

Diska mengeluarkan tisu dari dalam tasnya, raut wajah Diska berubah pucat pasi setelah muntah.

"Bagaimana? Aku pesankan teh hangat ya," tawar Rama.

Diska menggelengkan kepalanya.

"Aku tak berselera untuk makan dan minum di sini," lirih Diska.

Akhirnya Rama mengerti, "Ya sudah, nanti kita beli makanan kemasan saja di warung itu."

Rama menunjuk ke arah sebuah warung makanan ringan di seberang jalan.

Rama memapah Diska yang tampak lemah mengangkat kakinya. Dia pun terpaksa menahan laparnya demi membantu Diska.

"Buk, tolong bungkuskan ini!" pinta Rama pada penjaga warung setelah dia mendudukkan Diska di sebuah bangku yang tersedia di sana.

Dia memilih beberapa roti kemasan, lalu dia menyodorkan beberapa roti kemasan dan minuman pada si penjaga warung.

"Berapa, Buk?" tanya Rama sambil memberikan selembar uang 50 ribuan.

"Tiga puluh empat ribu, Bang." Si penjaga warung meraih uang yang diberikan oleh Rama, setelah itu dia mengambil uang kembaliannya.

"Kamu makan roti ini ya," ujar Rama menyodorkan sebuah roti pada Diska.

Diska meraih roti itu lalu memasukkannya ke dalam mulutnya. Diska terpaksa memakan roti itu agar dia memiliki kekuatan untuk melanjutkan perjalanan mereka menuju desa.

Rama juga ikut memakan sebungkus roti sekedar pengganjal perutnya yang kini terasa sangat lapar.

Tak berapa lama, sopir bus membunyikan klakson bus, memberikan tanda pada para penumpang bahwa bus akan berangkat.

"Bus mau berangkat, yuk!" ajak Rama berdiri dari duduknya lalu melangkah menuju bus.

Mereka kembali menaiki bus, Diska memilih untuk memejamkan matanya. Dia berharap bus melaju dengan cepat agar dia bisa sampai di tempat tujuan secepatnya.

Diska kembali merebahkan kepalanya di pundak Rama. Dengan senang hati Rama meminjamkan pundaknya.

Bus sampai di desa Silaping pada jam 11 malam. Rama menoleh ke arah Diska, terlihat gadis itu masih nyenyak tidur.

Rama menepuk tangan Diska berusaha membangunkan gadis yang telah menyita tenaga dan emosinya satu hari ini.

"Kita sudah sampai," bisik Rama.

Diska mulai membuka matanya, dia mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya.

Bus sudah mulai sepi karena beberapa penumpang telah turun.

"Benarkah?" tanya Diska dengan suara serak khas orang bangun tidur.

"Iya, kita sudah sampai. Yuk, kita turun," ajak Rama.

Rama berdiri, lalu turun dari bus diikuti oleh Diska. Diska menatap ke sekelilingnya, perumahan penduduk yang masih berjarak antara satu dengan yang lainnya.

Dia masih berusaha beradaptasi dengan suasana malam di desa Silaping.

“Yuk, ikut aku!” seru Rama sambil membawa barang-barang Diska melangkah menuju sebuah rumah yang tak jauh dari tempat mereka turun bus.

Rumah sederhana yang di perkirakan luasnya sekitar 6x4, bangunannya yang terdiri dari setengah batako dan papan.

“Assalamu’alaikum,” ujar Rama sambil mengetuk pintu rumah sederhana itu.

“Wa’alaikumussalam,” sahut seorang wanita dari dalam rumah, dia membukakan pintu rumahnya.

“Rama, kamu sudah sampai? Ayo silakan masuk!” ujar sang wanita yang belum terlalu tua, kira-kira umur wanita itu sekitar 40 tahunan.

“Iya kak, kami akan menginap di sini malam ini, karena nggak mungkin kami jalan malam ke kampung,” jawab Rama dengan menggunakan bahasa daerah.

Diska hanya bisa mengernyitkan dahinya, dia tak mengerti sama sekali bahasa yang digunakan oleh Rama dan wanita itu.

“Iya, gak apa-apa kok,” ucap wanita yang dipanggil Rama dengan sebutan kakak.

“Kak, kenalkan ini Diska.” Rama memperkenalkan Diska pada sang kakak.

“Dis, ini kakak sepupuku, namanya kak Siti,” ujar Rama lagi memperkenalkan kakaknya.

Diska pun mengulurkan tangannya sekedar basa-basi pada kakak Rama, dia tersenyum ramah pada wanita yang kini berada di hadapannya.

Siti menyambut uluran tangan Diska,dia juga tersenyum ramah pada Diska. Siti sudah tahu siapa Diska, karena sebelum berangkat ke kota Padang, Rama telah memberitahukan segalanya tentang dokter muda yang akan mengabdi di desa Tanjung.

“Kami senang, desa kami dihadiri seorang doker muda yang cantik,” ujar kak Siti tersenyum memuji Diska.

“Terima kasih, Kak,” sahut Diska tersipu.

“Kak, adakah nasi? Kami belum makan,” ujar Rama sambil berdiri mengintip tudung saji yang ada di atas meja.

“Ada, kalian makan dulu ya,” ujar kak Siti lalu dia berdiri menyiapkan makanan untuk Rama dan Diska.

Siti sengaja meyiapkan makanan untuk Rama dan Diska karena dia takut mereka kelaparan saat sampai di rumahnya.

“Silakan makan, Buk dokter!” ujar kak Siti mempersilakan Diska makan setelah semua makanan telah terhidang.

Diska memandangi makanan yang ada di hadapannya, ada nasi dan lauknya ikan goreng serta terong yang direbus.

“Makan dulu, setelah itu kita tidur,” ujar Rama mengajak Diska makan.

Rama mengambil piring lalu mengisinya dengan dua sendok nasi, setelah itu dia memberikan piring itu kepada Diska.

“Ini kebanyakan,” protes Diska pelan.

“Habiskanlah! kamu butuh tenaga. Di sini pagi masih panjang,” ujar Rama tak menghiraukan aksi protes Diska.

Diska pun terpaksa memakan nasi yang diambil oleh Rama tadi, dia merasa tak enak hati jika ribut dengan Rama di depan kak Siti.

Diska mengambil lauk dan terong rebus lalu dia mulai melahap makanan yang ada di dalam piringnya.

Di saat makan sesekali Diska melirik ke arah Rama yang sangat lahap menghabiskan makanannya, bahkan dia berulang kali menambahkan nasi ke dalam piringnya. Melihat itu Diska pun tak menyadari nasi yang di piringnya sudah habis.

Entah karena dia memang juga merasakan sangat lapar.

“Alhamdulillah,” ucap Rama sambil mengelus perutnya yang kenyang.

Siti hanya tersenyum melihat tingkah adiknya, dia sengaja diam saat Rama dan Diska makan. Dalam keluarganya telah menjadi kebiasaan di saat makan tidak ada yang bersuara.

“Kenapa gak nambah?” tanya kak Siti saat melihat Diska membasuh tangannya.

“Udah kenyang, Kak,” lirih Diska dengan senyuman yang indah di wajahnya.

“Cantik,” bathin Rama saat dia menangkap paras Diska yang tersenyum dengan tulus.

Siti merapikan bekas makanan Rama dan Diska, Diska ingin membantu tapi Siti melarangnya.

Akhirnya dia pun membiarkan Siti membereskan bekas makanan mereka.

Setelah selesai merapikan bekas makanan Rama dan Diska, Siti mengambil tikar rumput dan dua bantal dia mengembangkan tikar tersebut.

“Maaf ya, Buk dokter. Kalian hanya bisa tidur di luar karena rumah kami...—“ Siti sengaja menggantung kalimatnya.

Di rumahnya yang kecil hanya terdapat satu kamar yang sempit.

Di sana suami dan dua orang anak Siti sudah tertidur.

“Enggak apa-apa, Kak. Saya paham kok. Oh iya, tolong jangan panggil aku buk dokter! Panggil aja Diska, Kak,” pinta Diska merasa risih dengan panggilan yang disebutkan Siti.

“Baiklah, Diska.” Siti tersenyum.

“Ya udah, yuk kita tidur!” ajak Rama.

Mereka merebahkan tubuh mereka di atas tikar yang telah di sediakan oleh Siti. Rama sengaja memberi jarak antara posisinya dan posisi Diska.

Mereka tidur saling membelakangi, dengan susah payah Diska mencoba tidur karena merasa sangat dingin, namun karena lelah akhirnya dia pun dapat memejamkan matanya.

“Aaaaaaaa!” teriak Diska saat dia terbangun di tengah malam.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Rinjani

Rinjani

Rama sdh suka ma Diska n bu dokter pura2

2023-01-16

0

Kenyang

Kenyang

knpa lgi Siska😂🤭pa krna di peluk

2023-01-15

0

Cahyaning Fitri

Cahyaning Fitri

lanjut, makin seru....💪💪💪

2022-09-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!