Bab, 3

Melihat Shakila yang belum juga sadar dari pingsannya, membuat bang Jojo mengusap wajahnya resah.

Wajah Shakila sudah di percikan air dingin, sudah juga diciumkan aroma parfum di depan hidungnya. Tetapi Shakila masih tetap pingsan.

"Dia ini tidur atau pingsan sih?" gerutu bang Jojo mulai kesal, malam pertama yang sama sekali tidak indah.

Bang Jojo terus menggerutu sendiri. Sudah beberapa cara digunakan untuk menyadarkan Shakila, namun belum berhasil juga. Bang Jojo akhirnya memilih berbaring saja di sebelah Shakila.

Mungkin untuk sebagian pria atau wanita yang memiliki onderdil seperti miliknya, atau milik pasangannya yang berukuran mini, pasti sangat menginginkan mempunyai  ukuran yang big size seperti punya bang Jojo.

Mereka tidak tahu saja bagaimana insecurenya bang Jojo selama ini.

Sejak kematian istrinya tujuh tahun yang lalu, bukannya dia tidak ingin menikah lagi atau tidak tertarik dengan lawan jenis. Hanya saja bang Jojo sedikit kuatir kejadian yang sama terulang kembali. Bukannya apa-apa, rumor yang membesar-besarkan fakta yang ada, membuat wanita juga takut dengan bang Jojo.

Postur bang Jojo memang tinggi besar dan berkulit aduhai, tetapi dia manis. Beda tipis dengan aktor Denzel Washington.  Suit….Suit... Tapi kalau ngeliatnya pakai sedotan sih.

Eh, tapi bener lho. Bang Jojo justru lebih manis dari si Denzel, kalau tidak  percaya tanya saja sama ibu dan bapaknya.

Bang Jojo mendesah, dia sudah booking hotel selama lima hari ke depan  untuk berbulan madu sama Shakila. Masa' baru malam ke satu sudah ditinggal pingsan.

Bang Jojo rela mengeluarkan uang lebih banyak. Selain Shakila sekarang sudah jadi istrinya, Shakila juga sepupunya. Sampai kapanpun pertalian mereka tidak akan pernah putus.

Bang Jojo memiringkan tubuhnya, menatap Shakila yang cantik. Tiba-tiba saja otaknya kemasukan pasir entah darimana, padahal sekarang sedang tidak ada badai.

Dengan ragu-ragu tetapi keinginan dan hasratnya yang sudah mulai bangun, Bang Jojo mengecup bibir Shakila sekilas.

Semula cuma sekilas, terus di cobanya lagi, lagi dan lagi. Akhirnya keterusan.

Memberikan ciuman terdalam untuk pertama kalinya pada Shakila yang sudah menjadi istrinya, tiba-tiba saja bibirnya seperti ada yang menggigit. Bang Jojo cepat-cepat melepaskan ciumannya.

"Dek, kamu sudah sadar?"

"Sudah dari tadi," sahut Shakila judes sambil mendorong dada bang Jojo yang berada di atasnya.

Pantesan saja, kok seperti ada balasan.

Bang Jojo terkikik dalam hati.

"Orang pingsan kok dicium, nggak sopan itu namanya." ucap Shakila bersungut-sungut.

"Tapi kamu menikmatinya, Dek, kalau nggak masa' kamu diam saja  dan tidak teriak."

"Aku kira kan aku sedang bermimpi."

Shakila ngeles, padahal sejak tadi dia sudah sadar. Cuma keterusan melanjutkan pingsannya. Dia pengen tahu bang Jojo itu akan melakukan apa padanya, tidak tahunya...

"Terus, kita bagaimana?"

"Bagaimana apanya?"

Ckk, Shakila kura-kura dalam perahu.

"Abang bisa begitu kan malam ini?"

"Itu apa?"

Bang Jojo menyentak napasnya kuat.

Ini salah satu alasan kenapa dirinya mau ketika sang nenek hendak menikahkan dirinya dengan Shakila yang dimatanya sedikit genit, itu terlihat dari cara Shakila memilih pakaian yang selalu membentuk bodinya yang seksi.

Bang Jojo beranggapan Shakila orang yang terbuka dan mau diajak berbicara pada hal-hal yang bersifat intim, sesuai dengan pakaiannya.

"Punya Abang memang sedikit berukuran jumbo, tapi Abang yakin akan sesuai dengan milikmu." Bang Jojo meringis.

Kenapa bahasanya vulgar sekali?

Shakila melotot, lalu mencebik. Setelah itu melirik ke titik yang sedang mereka bicarakan, Bang Jojo cepat-cepat menutupinya dengan bantal. Dia takut di rudapaksa oleh Shakila, hihihi.

"Pertama mungkin sedikit sakit, lama kelamaan pasti nggak."

"Sok tahu!" sembur Shakila galak.

"Makanya dicoba! Nggak akan semua, setengah aja dulu. Janji!" bang Jojo mengangkat tangannya tanda bersumpah.

Shakila pura-pura keberatan, padahal didalam hatinya dia juga penasaran. Apalagi ketika bang Jojo tadi menciumnya, beda jauh dengan gaya Hans.

Hans masih amatir, kalau bang Jojo jam terbangnya sudah tinggi.

"Pelan-pelan lho!"

"Iya,"

"Jangan sampai sakit,"

"Hah?"

"Jadi nggak?"

"Jadilah, matikan lampunya ya! Nggak usah dilihat lagi, kan tadi sudah."

"Siapa juga yang mau lihat, ogah!"

"Yang penting rasanya ya kan, Dek Sha!"

Mesra bener kedengarannya.

"He-eh, udah jangan banyak kata pembuka, langsung aksi saja!" Shakila tidak sabar.

"Siap!"

Bang Jojo masih menatap Shakila, setengah percaya setengah tidak dengan sikapnya yang judes tapi juga... mau.

"Abang serius nih, jangan-jangan kamu pingsan pura-pura biar Abang gerah sendiri?"

Shakila mendengus, membalikkan wajah. "Emang kenapa kalau iya? Abang kan langsung ketahuan aslinya."

"Astaga... ini namanya jebakan betmen," Bang Jojo garuk kepala, setengah sebal tapi matanya berbinar.

Shakila berbalik lagi, tatapannya menantang. "Abang berani apa nggak?"

"Berani sih berani... tapi Abang takut kamu lari keluar kamar teriak-teriak, bilang diculik macan."

Shakila mencibir.

Bang Jojo lalu terkekeh, "Dek, jangan gitu, Abang bisa tambah beringas lho."

"Makanya jangan kelamaan ngobrol. Buktikan aja," Shakila menepuk-nepuk bahunya, sengaja bikin panas.

Bang Jojo mendekat lagi, kali ini gerakannya pelan. Tangannya sempat berhenti di pipi Shakila. "Kalau sakit, bilang."

"Awas aja kalau bikin aku nangis," Shakila setengah menggertak, tapi genggaman tangannya di selimut mulai erat.

"Eh, kalau kamu nangis malah tambah cantik. Abang bisa-bisa keterusan," seloroh Bang Jojo nakal.

Shakila langsung melempar bantal ke wajahnya. "Ih, gombal!"

Bang Jojo menyingkirkan bantal itu, menunduk lagi. Nafas keduanya makin dekat. "Siap atau nggak siap, Dek?"

Shakila menutup mata rapat-rapat. "Cepetan, keburu aku pingsan beneran nanti."

Bang Jojo ngakak kecil, tapi akhirnya memilih diam. Tangan besar itu meraih saklar lampu, klik... kamar pun tenggelam dalam gelap.

Yang terdengar hanya tarikan napas mereka berdua.

Malam pertama itu memang... aneh, tapi justru karena keanehan itu, jadi tak terlupakan.

****************

Terpopuler

Comments

Sulistiani 🌼

Sulistiani 🌼

Ada yg takut tapi penasaran, mau begituan kok nego dulu sih?🤣🤣🤣🙈

2025-04-07

4

Mamahnya Rayhan

Mamahnya Rayhan

kalau tidak salah denzel Hayes Washington lihat di google orangnya tinggi hitam tp dia seorang aktor

2025-10-02

0

rina Sw

rina Sw

🤣🤣🤣 takut tapi pengen tau juga rasa nya, bukan begitu Syakila,udah d nikmatin z y😂😂

2025-04-17

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1
2 Bab, 2
3 Bab, 3
4 Bab. 4
5 Bab. 5
6 Bab. 6 . Pindah rumah
7 Bab. 7. Main Belakang
8 Bab . 8. Curiga
9 Bab. 9. Tuduhan
10 Bab. 10. Hasil lab
11 Bab. 11. Berdamai
12 Bab. 12 . Tuduhan lagi.
13 Bab. 13. Penolakan.
14 14. Dititipi adik ipar
15 Bab. 15 . Perang dingin masih berlangsung
16 16. Ke Gep
17 Bab. 17. Cemburu
18 Bab. 18. Tuduhan
19 19. Akankah keluar jalur?
20 Bab. 20. Akan dikembalikan
21 Bab. 21. Mau jadi Ipar adalah maut?
22 Bab. 22. Mengantar ke sekolah
23 Bab, 23. Bukan pelukan, tapi jebakan
24 Bab. 24. Pergi
25 Bab, 25. Melempar dosa
26 Bab. 26. Hilang kendali
27 Bab. 27. Tuduhan yang keliru
28 Bab. 28. Demam
29 Bab. 29. Memohon
30 Bab. 30. Tetap tidak,
31 Bab. 31. Beratnya....
32 Bab. 32. Topeng yang di robek
33 Bab. 33. Lelah
34 Bab 34. Tidak ada jalan
35 Bab. 35. Berhenti menjadi pengemis
36 Bab. 36. Praduga
37 Bab. 37. Bekas yang sulit untuk di hapus
38 Ban. 38. Sudah bulat
39 Bab 39. Berjanji akan menemani
40 Bab. 40. Rencana
41 Bab. 41. Buat Bapak Rewel
42 Bab 42. Yang manis tapi salah
43 Bab. 43. Debaran yang semakin menjadi
44 Bab. 44. Akan menjadikan tuduhan, menjadi benar
45 Bab. 45. Tekad
46 Bab. 46. Rasa yang sama.
47 Bab. 47. Yakin akan lewat
48 Bab. 48. Sesuatu yang terlarang, baru saja tumbuh
49 Bab. 49. Dunia tidak peduli, siapa yang salah duluan
50 Bab. 50. Harga cinta
51 Bab. 51. Cinta datang di waktu yang salah
52 Bab. 52. Menyerah
53 Bab. 53. Lebih sakit
54 Bab. 54. Bagai tersengat listrik
55 Bab. 55. Merindukan Big Jojo
56 Bab. 56. Laporan dari tetangga
57 Bab. 57. Di sidang keluarga
Episodes

Updated 57 Episodes

1
Bab. 1
2
Bab, 2
3
Bab, 3
4
Bab. 4
5
Bab. 5
6
Bab. 6 . Pindah rumah
7
Bab. 7. Main Belakang
8
Bab . 8. Curiga
9
Bab. 9. Tuduhan
10
Bab. 10. Hasil lab
11
Bab. 11. Berdamai
12
Bab. 12 . Tuduhan lagi.
13
Bab. 13. Penolakan.
14
14. Dititipi adik ipar
15
Bab. 15 . Perang dingin masih berlangsung
16
16. Ke Gep
17
Bab. 17. Cemburu
18
Bab. 18. Tuduhan
19
19. Akankah keluar jalur?
20
Bab. 20. Akan dikembalikan
21
Bab. 21. Mau jadi Ipar adalah maut?
22
Bab. 22. Mengantar ke sekolah
23
Bab, 23. Bukan pelukan, tapi jebakan
24
Bab. 24. Pergi
25
Bab, 25. Melempar dosa
26
Bab. 26. Hilang kendali
27
Bab. 27. Tuduhan yang keliru
28
Bab. 28. Demam
29
Bab. 29. Memohon
30
Bab. 30. Tetap tidak,
31
Bab. 31. Beratnya....
32
Bab. 32. Topeng yang di robek
33
Bab. 33. Lelah
34
Bab 34. Tidak ada jalan
35
Bab. 35. Berhenti menjadi pengemis
36
Bab. 36. Praduga
37
Bab. 37. Bekas yang sulit untuk di hapus
38
Ban. 38. Sudah bulat
39
Bab 39. Berjanji akan menemani
40
Bab. 40. Rencana
41
Bab. 41. Buat Bapak Rewel
42
Bab 42. Yang manis tapi salah
43
Bab. 43. Debaran yang semakin menjadi
44
Bab. 44. Akan menjadikan tuduhan, menjadi benar
45
Bab. 45. Tekad
46
Bab. 46. Rasa yang sama.
47
Bab. 47. Yakin akan lewat
48
Bab. 48. Sesuatu yang terlarang, baru saja tumbuh
49
Bab. 49. Dunia tidak peduli, siapa yang salah duluan
50
Bab. 50. Harga cinta
51
Bab. 51. Cinta datang di waktu yang salah
52
Bab. 52. Menyerah
53
Bab. 53. Lebih sakit
54
Bab. 54. Bagai tersengat listrik
55
Bab. 55. Merindukan Big Jojo
56
Bab. 56. Laporan dari tetangga
57
Bab. 57. Di sidang keluarga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!