Bab. 4

"Sakiiiiitttt... Berhenti, berhenti! Atau aku telepon kedua orang tuaku." ancam Syakila mendorong-dorong badan bang Jojo.

"Tahan sedikit lah, Dek Sya! Nanti juga nggak, namanya pertama juga sakit. Setelahnya pasti nggak."

Bang Jojo rasanya gemes, sedang semangat-semangatnya berjuang masa' di suruh berhenti. Mana dia juga sebentar lagi mau sampai, namanya juga baru pertama. Wajar saja kalau cepat selesai, ibarat kata baru test drive.

Untung nggak peltu ya bang Jojo, ssstttt.

"Nggak mau, istirahat dulu! Nanti kalau sakitnya sudah hilang, baru boleh di ulang."

Syakila sendiri tetap dalam posisi semula, telentang pasrah. Bang Jojo kan jadi gimanaaaa gitu.

"Abang tiupi ya? Biar cepat hilang perihnya."

Dasar bang Jojo sudah sangat tidak tahan, melakukan apapun dia mau asal permainan segera dilanjutkan. Kuatir pipanya jadi macet karena keluarnya tidak jadi?

Mendengar ucapan ambigu dari bang Jojo, Syakila cepat-cepat mengambil bantal dan menutupinya. Walaupun suasana remang-remang tapi tetap saja Syakila punya rasa malu.

"Nggak sabaran banget sih, Bang, ketahuan ya kalau pengen sekali?"

Ya ampun... Syakila apa pura-pura tidak tahu ya kalau bang Jojo sudah berada diambang batas dia mampu bertahan. Andai Syakila tidak mengancam akan melaporkan pada orang tuanya, pasti bang Jojo sudah menghajarnya terus tanpa ampun.

Bisa game over Syakila, Bang?

Kasihan juga sih, selama tiga puluh lima tahun masa' onderdilnya yang katanya jumbo hanya untuk pipis saja? Nggak keren.

"Dek Sya, please! Abang udah nggak kuat." rengek bang Jojo kaya' bocah balita, nggak malu apa dengan badannya yang gede?

"Nanti aku pingsan lho kalau di paksa?" Syakila menakut-nakuti.

Bisa bahaya kalau dia pingsan karena aku memaksa, bisa heboh semua keluarga.

"Dek Sya, bagaimana kalau kamu Abang bius aja, kan kamu nggak merasakan sakit tuh. Nah kalau sudah lancar kan..." Bang Jojo menowel-nowel dagu Syakila genit.

Syakila mencebik, apa yang bisa di ceritakan jika dipingsankan. Enak bang Jojo bisa nambah selagi Syakila belum sadar, nah dirinya dapat apa? Cuma dapat sisa-sisa perihnya saja? No way.

"Nggak mau, enak di Abang rugi di aku. Walaupun sakit akan aku tahan, tapi sebentar lagi. Aku haus, Bang. Pengen jus semangka, pesankan dong!"

Kalau tidak malu bang Jojo kepengen nangis sekencang- kencangnya, tega-teganya Syakila meminta di pesankan minuman. Terus bagaimana nasib si hitam?

Dengan berat hati bang Jojo memakai pakaiannya kembali sembari menunggu pesanan minuman untuk Syakila di antarkan ke kamar, bang Jojo memesannya lewat telepon yang ada di atas meja.

Syakila sendiri tidak boleh memakai pakaian oleh bang Jojo, dia disuruh sembunyi saja di dalam selimut.

"Dek Sya, jangan di habiskan minumannya!" cegah bang Jojo melihat Syakila menyedot habis jus semangka yang baru diantarkan oleh room servis.

"Kenapa? Abang mau?"

"Bukan, nanti saat begitu tiba-tiba kamu pengen buang air, bagaimana? Bisa gagal lagi."

Syakila terkekeh.

"Iya, di sisain untuk nanti." ujar Syakila meletakkan gelas minuman di atas meja.

"Sudah boleh di lanjut, Dek Sya?'

"Hmm, jangan lupa matikan lampu!"

Wish, bang Jojo semangat perjuangan mematikan lampu dan melucuti sendiri pakaiannya. Lalu mulai kembali mencumbu Syakila. Setelah membuat Syakila melayang, bang Jojo kembali melanjutkan perjuangannya yang tadi baru setengah jalan.

Syakila bukannya menjerit seperti tadi ketika bang Jojo mulai merintis jalan, yang ada justru kedua matanya melotot dengan napas yang terengah-engah karena sesak.

"Katanya cuma separuh?" protes Syakila.

"Maaf, Dek Sya, keterusan. Mau di tarik kembali terlanjur sayang." sahut Bang Jojo yang mulai tidak fokus.

"Tapi kok kamu tahu kalau sudah masuk semuanya?"

"Rasanya sampai ke ulu hati, tau ngga?"

"Oh, tapi nggak pa pa semua kan? Kan cuma rasanya, nggak mungkin juga sampai ke ulu hati. Memangnya uler?"

"Sudah terlanjur, apalagi? Ya sudah, teruskan!"

"Siap, Dek Sya, jadi cinta deh Abang sama kamu."

Syakila menatap Jojo dengan wajah setengah marah, setengah tidak percaya.

"Bang, serius... rasanya kayak ditabrak truk."

Bang Jojo malah cekikikan. "Tapi kan truknya masuk ke garasi yang tepat, Dek."

"Ih, apa sih! Jangan ngomong ngawur." Syakila menepuk dada Jojo pelan, wajahnya sudah merah padam.

Jojo pura-pura merintih. "Aduh, jangan ditampar dada Abang, bisa mental semua tenaga. Nanti nggak jadi kuat lagi."

Syakila mendengus. "Kamu ini, Bang... bisa-bisanya pas gini masih sempat bercanda."

Jojo menunduk, suaranya lirih. "Kalau Abang nggak bercanda, mungkin Abang malah nangis."

Syakila sempat bengong, lalu menoleh curiga. "Nangis? Kenapa?"

Jojo menghela napas panjang. "Bayangin aja, tiga puluh lima tahun Abang nungguin momen ini. Deg-degannya lebih parah dari mau sidang skripsi. Sekali gagal... bisa trauma seumur hidup."

Syakila tidak bisa menahan senyumnya, meski berusaha tetap judes. "Jadi aku ini semacam penguji kelulusan, gitu?"

Jojo mengangguk mantap. "Iya. Dan nilai Abang tolong jangan D, Dek. Kasihlah minimal B plus."

Syakila tertawa kecil, menutupi wajah dengan selimut. "Bang... kamu norak banget."

Jojo cepat-cepat menarik selimut itu. "Eh, jangan ditutup! Nanti Abang jadi makin penasaran. Biar pun lampu mati, Abang bisa lihat senyummu."

Syakila menggerutu pelan, tapi matanya sudah berkilat geli. "Habis ini kalau aku benar-benar pingsan, jangan salahkan aku ya."

Bang Jojo mencium keningnya singkat. "Kalau pingsan, Abang bangunkan lagi... pakai cara yang lebih manis."

"Lebih manis apanya?" Syakila mendelik.

"Rahasia." Jojo terkekeh, lalu kembali serius. "Siap lanjut, Dek?"

Syakila menelan ludah, lalu mengangguk kecil. "Tapi pelan-pelan. Aku nggak mau kayak ditabrak truk lagi."

Jojo mengacungkan jari kelingking. "Janji. Abang sekarang bawa sedan, bukan truk."

Syakila akhirnya ikut terkekeh, sebelum kembali menutup mata rapat-rapat. Dan kali ini, mereka berdua sama-sama tidak lagi menahan diri.

*****

Terpopuler

Comments

Mariana Riana

Mariana Riana

akhirnya si hitam manis bs merasakan juga yg namanya berjoget dengan lawannya🤭😂hanya syakila yg mampu menaklukkan si hitam manis..
semangatt Mak riie 💪🥰🥰

2025-04-07

2

Safitri Agus

Safitri Agus

lanjutan bang bujang ya,tapi sepertnya ini kisah bang Jojo dibikinkan lapak sendiri 😊

2025-04-06

2

Rini Muharni

Rini Muharni

Setelah sekian lama menunggu, akhirnya UP juga. Makasih, Mak Thor.. 😘

2025-04-06

1

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1
2 Bab, 2
3 Bab, 3
4 Bab. 4
5 Bab. 5
6 Bab. 6 . Pindah rumah
7 Bab. 7. Main Belakang
8 Bab . 8. Curiga
9 Bab. 9. Tuduhan
10 Bab. 10. Hasil lab
11 Bab. 11. Berdamai
12 Bab. 12 . Tuduhan lagi.
13 Bab. 13. Penolakan.
14 14. Dititipi adik ipar
15 Bab. 15 . Perang dingin masih berlangsung
16 16. Ke Gep
17 Bab. 17. Cemburu
18 Bab. 18. Tuduhan
19 19. Akankah keluar jalur?
20 Bab. 20. Akan dikembalikan
21 Bab. 21. Mau jadi Ipar adalah maut?
22 Bab. 22. Mengantar ke sekolah
23 Bab, 23. Bukan pelukan, tapi jebakan
24 Bab. 24. Pergi
25 Bab, 25. Melempar dosa
26 Bab. 26. Hilang kendali
27 Bab. 27. Tuduhan yang keliru
28 Bab. 28. Demam
29 Bab. 29. Memohon
30 Bab. 30. Tetap tidak,
31 Bab. 31. Beratnya....
32 Bab. 32. Topeng yang di robek
33 Bab. 33. Lelah
34 Bab 34. Tidak ada jalan
35 Bab. 35. Berhenti menjadi pengemis
36 Bab. 36. Praduga
37 Bab. 37. Bekas yang sulit untuk di hapus
38 Ban. 38. Sudah bulat
39 Bab 39. Berjanji akan menemani
40 Bab. 40. Rencana
41 Bab. 41. Buat Bapak Rewel
42 Bab 42. Yang manis tapi salah
43 Bab. 43. Debaran yang semakin menjadi
44 Bab. 44. Akan menjadikan tuduhan, menjadi benar
45 Bab. 45. Tekad
46 Bab. 46. Rasa yang sama.
47 Bab. 47. Yakin akan lewat
48 Bab. 48. Sesuatu yang terlarang, baru saja tumbuh
49 Bab. 49. Dunia tidak peduli, siapa yang salah duluan
50 Bab. 50. Harga cinta
51 Bab. 51. Cinta datang di waktu yang salah
52 Bab. 52. Menyerah
53 Bab. 53. Lebih sakit
54 Bab. 54. Bagai tersengat listrik
55 Bab. 55. Merindukan Big Jojo
56 Bab. 56. Laporan dari tetangga
57 Bab. 57. Di sidang keluarga
Episodes

Updated 57 Episodes

1
Bab. 1
2
Bab, 2
3
Bab, 3
4
Bab. 4
5
Bab. 5
6
Bab. 6 . Pindah rumah
7
Bab. 7. Main Belakang
8
Bab . 8. Curiga
9
Bab. 9. Tuduhan
10
Bab. 10. Hasil lab
11
Bab. 11. Berdamai
12
Bab. 12 . Tuduhan lagi.
13
Bab. 13. Penolakan.
14
14. Dititipi adik ipar
15
Bab. 15 . Perang dingin masih berlangsung
16
16. Ke Gep
17
Bab. 17. Cemburu
18
Bab. 18. Tuduhan
19
19. Akankah keluar jalur?
20
Bab. 20. Akan dikembalikan
21
Bab. 21. Mau jadi Ipar adalah maut?
22
Bab. 22. Mengantar ke sekolah
23
Bab, 23. Bukan pelukan, tapi jebakan
24
Bab. 24. Pergi
25
Bab, 25. Melempar dosa
26
Bab. 26. Hilang kendali
27
Bab. 27. Tuduhan yang keliru
28
Bab. 28. Demam
29
Bab. 29. Memohon
30
Bab. 30. Tetap tidak,
31
Bab. 31. Beratnya....
32
Bab. 32. Topeng yang di robek
33
Bab. 33. Lelah
34
Bab 34. Tidak ada jalan
35
Bab. 35. Berhenti menjadi pengemis
36
Bab. 36. Praduga
37
Bab. 37. Bekas yang sulit untuk di hapus
38
Ban. 38. Sudah bulat
39
Bab 39. Berjanji akan menemani
40
Bab. 40. Rencana
41
Bab. 41. Buat Bapak Rewel
42
Bab 42. Yang manis tapi salah
43
Bab. 43. Debaran yang semakin menjadi
44
Bab. 44. Akan menjadikan tuduhan, menjadi benar
45
Bab. 45. Tekad
46
Bab. 46. Rasa yang sama.
47
Bab. 47. Yakin akan lewat
48
Bab. 48. Sesuatu yang terlarang, baru saja tumbuh
49
Bab. 49. Dunia tidak peduli, siapa yang salah duluan
50
Bab. 50. Harga cinta
51
Bab. 51. Cinta datang di waktu yang salah
52
Bab. 52. Menyerah
53
Bab. 53. Lebih sakit
54
Bab. 54. Bagai tersengat listrik
55
Bab. 55. Merindukan Big Jojo
56
Bab. 56. Laporan dari tetangga
57
Bab. 57. Di sidang keluarga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!