Bab, 2

Pernikahan Shakila akan dilaksanakan tiga jam ke depan.

Semua keluarga besar sudah berkumpul di rumah sang nenek.

Shakila tidak bisa membantah kemauan neneknya yang hendak menikahkan dirinya dengan bang Jojo. Sebab kalau dia tidak mau menikah, maka Shakila akan diminta untuk keluar dari rumah dan berhenti kuliah.

Idih, kejam benar neneknya.

Iya, kalau tidak diancam begitu, Shakila tidak mau.

Berkiblat pada pernikahan Firda dengan Hamish sang sepupu, makanya semua keluarga besar setuju saja dengan usul sang nenek.

Bang Jojo seperti dapat durian runtuh, dirinya yang lebih kurang seusia dengan Hamish, mendapatkan jodoh gadis muda. Tidak peduli itu sepupunya sendiri, hitung-hitung merubah keturunan. Asal nggak belang-belang saja nanti anaknya.

Bang Jojo, saking bahagianya hendak menikahi gadis remaja, seluruh keluarga besar diberinya seragam pesta pernikahan secara gratis.

Tapi jasa menjahit bayar masing-masing, hihihi. Tanggung banget.

Bang Jojo itu profesinya sebagai pemasok hasil pertanian ke para pedagang eceran, jadi duitnya banyak. Makanya Shakila yang matre maju mundur mau menolak.

Apalagi melihat kehidupan sang sepupu yang terlihat bahagia dan dimanja oleh suaminya, Shakila kan juga pengen kehidupan yang seperti itu juga.

Walaupun antara Shakila dengan sepupunya tidak pernah akur, diam-diam keputusan yang diambil oleh Shakila berkiblat pada sepupunya dan kedua temannya.

Apalagi sekarang kedua teman sepupunya barengan juga hamilnya, Shakila jadi ingin hamil juga, eh.

Kehamilan Firda sang sepupu, sudah memasuki trimester kedua. Alhamdulillah tidak banyak drama. Makanan atau minuman yang Firda inginkan biasa-biasa saja, yang luar biasa cuma satu...Firda paling doyan tidur di bawah keteknya sang suami, Hamish.

Firda lupa tuh saat malam setelah mendadak nikah waktu itu, dia geli melihat ketek Hamish. Sekarang...Beuh.

Hamish kan risih, tapi apalah daya karena Firdanya tidak bisa tidur kalau belum mengendus-endus terlebih dahulu aroma khas ketek milik Hamish.

Namun Hamish suami yang pengertian dan sayang sama istrinya, sebelum tidur dia mandi terlebih dahulu, bersih-bersih, pakai parfum, baru menyerahkan diri sepenuhnya pada Firda.

Kalau tidak seperti itu, bisa pingsan si Firda.

Akad nikah berlangsung dengan khitmad dan lancar. Sekarang pasangan pengantin itu sudah duduk manis di kursi pelaminan.

Bang Jojo yang duduk di kursi pelaminan, matanya sering curi-curi pandang ke arah sepupunya Shakila yang bolak-balik ke meja hidangan. Siapa lagi kalau bukan Firda.

Namanya juga bumil, yang makan kan dua orang, Bang Jo. Jadi wajarlah kalau porsinya agak beda.

"Sha, kalau dikau nanti hamil juga, Abang yakin dikau akan secantik Firda. Bahkan lebih cantik." Bang Jojo hendak menjangkau tangan Shakila, tapi cepat-cepat Shakila menariknya.

Shakila masih belum mau di pegang oleh bang Jojo, tadi saja setelah akad nikah Shakila ogah-ogahan untuk menyalami bang Jojo. Kalau tidak dipelototi oleh nenek dan kedua orang tuanya, Shakila malas menyalami Abang sepupu yang sekarang sudah menjadi suaminya itu.

"Iya, kalau punya anak juga aku nggak mau dia mirip sama, Abang, gelap." Shakila mencibir, bang Jojo hanya pasrah. Kenyataannya memang dirinya berkulit gelap aduhai.

"Tentu, Sha, Abang berharap anak kita akan mirip dikau, jangan mirip, Abang!"

"Jangan dikau-dikau lah, Bang! Geli aku, tau nggak?"

"Iya, Maaf, Abang panggil adek aja ya? Biar mesra."

"Terserah!" ucap Shakila cemberut.

"Cie cie, yang marahan...Tenang aja Bang Jojo! Shakila begitu karena belum tau, coba aja setelah dia kena suntik, hmm..." Firda cekikikan. Hamish, suaminya Firda segera membungkam mulut istrinya dengan telapak tangan.

"Maafkan, Firda! Pasti yang dimaksudnya suntik vaksin." Hamish merasa malu dan tidak enak hati dengan sepupu dari Firda itu, bisa-bisanya Firda mengatakan hal-hal yang aneh pada pasangan pengantin. Untung yang mendengar cuma mereka berempat, coba kalau yang lain juga ikut mendengar, kan semakin malu.

"Nggak boleh iseng begitu, Firda sayang!"

Hamish mengajak Firda duduk, dia kuatir Firda kelelahan karena dari tadi memutari meja hidangan tiada henti.

"Kesempatan, Bang. Siapa suruh Shakila kemarin-kemarin juga sering membuat aku kesal."

"Tidak harus membalas dengan perbuatan yang sama, apalagi kamu sedang hamil."

"Biar dia takut menghadapi nanti malam, Bang." Firda terkekeh, dia jadi tidak sabar menunggu berita apakah Shakila juga akan pingsan ketika malam pertama seperti istrinya bang Jojo dulu?

*

*

*

Bang Jojo langsung membawa Shakila menginap di hotel setelah acara resepsi selesai.

Bang Jojo sudah antisipasi terlebih dahulu, sebelum kejadian tragis malam pertama, seperti pada istrinya dulu akan terulang kembali.

Shakila sebenarnya tidak mau di bawa menginap di hotel, tapi karena Bang Jojo pamitnya pada nenek dan kedua orang tuanya, jadi Shakila tidak bisa berbuat apa-apa selain menurut.

Setelah mengganti pakaian pengantinnya dan mandi, Shakila keluar dari dalam kamar mandi hanya dengan memakai setelan pakaian tidur lengan panjang dan celana panjang.

Setelah itu bergantian dengan bang Jojo yang memakai kamar mandi untuk membersihkan diri.

Malam baru menunjukkan pukul sembilan, ketika Shakila dan bang Jojo sudah bersiap hendak tidur.

Bang Jojo terlihat sedikit resah, dia terus menatap Shakila dengan wajah yang mulai cemas. Tetapi dia harus tetap berterus terang agar Shakila tidak terkejut.

"Dek, Abang mau ngomong sebelum kita..."

"Ngomong apa? Sebelum apa?" potong Shakila cepat, padahal sebenarnya hatinya sudah berdebar-debar. Dia takut rumor tentang kematian istri bang Jojo itu benar, bisa game over juga dia malam ini.

"Itu, punya Abang...Punya Abang."

Bang Jojo tidak bisa melanjutkan ucapannya.

"Punya Abang apa? Besar dan panjang? Memang sebesar dan sepanjang apa sih? Ups," Shakila menutup mulutnya karena keceplosan, walaupun dia sebel sama Bang Jojo tapikan abang sepupunya itu sudah jadi suaminya. Cepat atau lambat dia dan bang Jojo akan melakukan hal itu juga, jadi tidak masalah kalau harus membicarakan hal yang itu malam ini.

Bang Jojo melongo.

"Adek percaya gosip itu? Nggaklah, sedikit besar dan panjang mungkin tapi tidak terlalu."

Astaghfirullah... Mereka itu ngomongin apa sih?

"Terus?"

Kok Shakila yang tidak sabar.

"Warnanya yang..." Bang Jojo tidak sanggup mengucapkannya.

Wajahnya menjadi kelabu karena malu.

"Bagaimana kalau matikan lampu saja biar Adek tidak melihat, cukup Adek merasakan saja!"

Otak bang Jojo mulai korslet.

"Nggak, aku mau lihat dulu, kalau nggak ya nggak usah! Nasi tak retak pinggan tak dingin, engkau tak endak aku pun tak ingin."

Hayya... Shakila berpantun pula.

"Baiklah," ucap bang Jojo pasrah.

Dengan lesu dan ragu-ragu bang Jojo mengeluarkan aset berharganya diterangi oleh lampu kamar hotel yang terang benderang.

"Aaaaaaaa ..."

Shakila langsung pingsan.

"Tuh kan, Abang bilang juga apa? Jangan dilihat, dirasakan aja." gerutu bang Jojo menyesali kekeras kepalaan Shakila, sembari berusaha membangunkan Shakila dari pingsannya.

Gimana Shakila tidak pingsan, yang di lihatnya hitam, panjang, hidup lagi.

Uler.

****************

Terpopuler

Comments

Sulistiani 🌼

Sulistiani 🌼

Hitam, panjang, hidup lagi....pikiranku jadi berkelana 🤣🙈

2025-04-07

1

Nunuk Bunda Elma

Nunuk Bunda Elma

hitam
panjang
hidup lagi
pasti lele dumbo 🤣🤣🤣

2025-04-26

1

rina Sw

rina Sw

hadeh....ngakak abis y ada y mau malem pertama nego dulu🤭😂

2025-04-17

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1
2 Bab, 2
3 Bab, 3
4 Bab. 4
5 Bab. 5
6 Bab. 6 . Pindah rumah
7 Bab. 7. Main Belakang
8 Bab . 8. Curiga
9 Bab. 9. Tuduhan
10 Bab. 10. Hasil lab
11 Bab. 11. Berdamai
12 Bab. 12 . Tuduhan lagi.
13 Bab. 13. Penolakan.
14 14. Dititipi adik ipar
15 Bab. 15 . Perang dingin masih berlangsung
16 16. Ke Gep
17 Bab. 17. Cemburu
18 Bab. 18. Tuduhan
19 19. Akankah keluar jalur?
20 Bab. 20. Akan dikembalikan
21 Bab. 21. Mau jadi Ipar adalah maut?
22 Bab. 22. Mengantar ke sekolah
23 Bab, 23. Bukan pelukan, tapi jebakan
24 Bab. 24. Pergi
25 Bab, 25. Melempar dosa
26 Bab. 26. Hilang kendali
27 Bab. 27. Tuduhan yang keliru
28 Bab. 28. Demam
29 Bab. 29. Memohon
30 Bab. 30. Tetap tidak,
31 Bab. 31. Beratnya....
32 Bab. 32. Topeng yang di robek
33 Bab. 33. Lelah
34 Bab 34. Tidak ada jalan
35 Bab. 35. Berhenti menjadi pengemis
36 Bab. 36. Praduga
37 Bab. 37. Bekas yang sulit untuk di hapus
38 Ban. 38. Sudah bulat
39 Bab 39. Berjanji akan menemani
40 Bab. 40. Rencana
41 Bab. 41. Buat Bapak Rewel
42 Bab 42. Yang manis tapi salah
43 Bab. 43. Debaran yang semakin menjadi
44 Bab. 44. Akan menjadikan tuduhan, menjadi benar
45 Bab. 45. Tekad
46 Bab. 46. Rasa yang sama.
47 Bab. 47. Yakin akan lewat
48 Bab. 48. Sesuatu yang terlarang, baru saja tumbuh
49 Bab. 49. Dunia tidak peduli, siapa yang salah duluan
50 Bab. 50. Harga cinta
51 Bab. 51. Cinta datang di waktu yang salah
52 Bab. 52. Menyerah
53 Bab. 53. Lebih sakit
54 Bab. 54. Bagai tersengat listrik
55 Bab. 55. Merindukan Big Jojo
56 Bab. 56. Laporan dari tetangga
57 Bab. 57. Di sidang keluarga
Episodes

Updated 57 Episodes

1
Bab. 1
2
Bab, 2
3
Bab, 3
4
Bab. 4
5
Bab. 5
6
Bab. 6 . Pindah rumah
7
Bab. 7. Main Belakang
8
Bab . 8. Curiga
9
Bab. 9. Tuduhan
10
Bab. 10. Hasil lab
11
Bab. 11. Berdamai
12
Bab. 12 . Tuduhan lagi.
13
Bab. 13. Penolakan.
14
14. Dititipi adik ipar
15
Bab. 15 . Perang dingin masih berlangsung
16
16. Ke Gep
17
Bab. 17. Cemburu
18
Bab. 18. Tuduhan
19
19. Akankah keluar jalur?
20
Bab. 20. Akan dikembalikan
21
Bab. 21. Mau jadi Ipar adalah maut?
22
Bab. 22. Mengantar ke sekolah
23
Bab, 23. Bukan pelukan, tapi jebakan
24
Bab. 24. Pergi
25
Bab, 25. Melempar dosa
26
Bab. 26. Hilang kendali
27
Bab. 27. Tuduhan yang keliru
28
Bab. 28. Demam
29
Bab. 29. Memohon
30
Bab. 30. Tetap tidak,
31
Bab. 31. Beratnya....
32
Bab. 32. Topeng yang di robek
33
Bab. 33. Lelah
34
Bab 34. Tidak ada jalan
35
Bab. 35. Berhenti menjadi pengemis
36
Bab. 36. Praduga
37
Bab. 37. Bekas yang sulit untuk di hapus
38
Ban. 38. Sudah bulat
39
Bab 39. Berjanji akan menemani
40
Bab. 40. Rencana
41
Bab. 41. Buat Bapak Rewel
42
Bab 42. Yang manis tapi salah
43
Bab. 43. Debaran yang semakin menjadi
44
Bab. 44. Akan menjadikan tuduhan, menjadi benar
45
Bab. 45. Tekad
46
Bab. 46. Rasa yang sama.
47
Bab. 47. Yakin akan lewat
48
Bab. 48. Sesuatu yang terlarang, baru saja tumbuh
49
Bab. 49. Dunia tidak peduli, siapa yang salah duluan
50
Bab. 50. Harga cinta
51
Bab. 51. Cinta datang di waktu yang salah
52
Bab. 52. Menyerah
53
Bab. 53. Lebih sakit
54
Bab. 54. Bagai tersengat listrik
55
Bab. 55. Merindukan Big Jojo
56
Bab. 56. Laporan dari tetangga
57
Bab. 57. Di sidang keluarga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!