Taubatnya Wanita Hina

Taubatnya Wanita Hina

01 Kabur Dari Rumah

Namanya adalah Azizah Nur Ainindia, semua orang biasa memanggilnya Zee.

Usianya kini sudah 17 tahun dan baru saja tamat SMA.

Ayah dan ibunya sudah lama tiada, tepatnya saat Zee masih berusia 2 tahun.

Zee lalu di besarkan oleh paman dan bibinya.

Mereka juga mempunyai satu putra yang seumuran dengan Zee, namanya Radit.

Radit tumbuh dengan penuh kasih sayang berbeda dengan Zee.

Zee hidup bagaikan seorang babu dari bibinya yang suka semena-mena dan paman yang temperamental dan kasar.

Byyuuurr...... Segayung air dingin bibi siramkan di wajah Zee.

"Bangun...!! Mau jadi apa kamu sudah siang begini masih molor, kamu pikir kamu ini tuan putri yang bisa bangun semaunya! Bangun! Masak dan cuci piring di belakang!"

Pagi yang di awali dengan amarah sudah biasa Zee alami.

Zee lalu bangun membereskan tempat tidurnya yang basah lalu pergi ke dapur untuk memasak.

"Heh... Mana makanannya?! Lelet bener!" Teriak paman

"Iya tunggu sebentar" sahut Zee

"Kalo lama begini bisa mati kelaparan aku, mah. Coba mama panggil tuh ponakan mama, suruh cepetan" rengek Radit yang manja

Zee segera keluar untuk menyajikan makanan.

Saat Zee ingin duduk untuk makan, paman menendang kursinya hingga Zee jatuh ke lantai.

Braakkkkk

"Aauu...."

"Mau ngapain? Hah? Enak aja mau duduk di sini. Pergi!"

Zee tak lagi mampu menahan, air matanya jatuh membasahi pipi.

Zee pergi ke kamarnya untuk mengeluarkan semua tangisnya agar dia bisa merasa sedikit lebih lega.

"Sudah, cukup. Aku tidak mau lagi ada di rumah yang seperti neraka ini. Lebih baik aku pergi dari sini"

Zee mengusap air matanya dan mulai mengemasi barang-barangnya. Tapi ada kendala yang membuatnya ragu untuk pergi.

"Oh tidak. Aku tidak punya uang untuk hidup di luar, bagaimana ini?"

Zee memutar otaknya mencari cara agar bisa mendapatkan uang.

Zee melihat pamannya sudah pergi entah kemana, dan Radit juga sudah ke kampus.

Kini tinggal Zee dan bibinya di rumah.

"Bibi...."

"Apa?! Panggil-panggil ga liat orang lagi sibuk"

Jawab bibinya yang sedang sibuk bersolek di depan cermin

"Zee boleh minta uang?"

"Duit?! Enak aja minta-minta. Kami pikir cari duit itu gampang. Lagian kamu minta duit buat apa, hidup tinggal numpang. Makan dan tidur gratis masih aja minta duit, ga ada. Pergi pergi...!"

Uang tak di beri hanya hinaan yang di beri.

Zee kembali ke kamarnya dan mencoba mencari jalan lain agar bisa mendapatkan uang.

"Ga ada cara lain, terpaksa aku harus mengambil kalung peninggalan mama dari lemari bibi."

Zee menunggu waktu yang tepat untuk menjalankan aksinya.

Saat jam 11 siang, biasanya bibinya keluar untuk bertemu dengan teman-temannya.

Zee menggunakan kesempatan itu untuk menyelinap masuk ke kamar bibinya.

Zee mengambil kotak perhiasan itu lalu membukanya.

Setelah menemukan kalungnya, segera Zee mengambilnya lalu meletakkan sepucuk surat dan kembali menutup rapat lemarinya.

Segera Zee pergi dan membawa barang-barangnya. Ia lalu pergi ke toko mas untuk menjualnya.

"Ada yang bisa saya bantu dek?" Tanya penjual emas

"Saya mau menjual kalung ini" Zee menyodorkan kalung yang di tangannya

"Tunggu sebentar ya, biar saya cek dulu"

Saat penjual emas itu sibuk mengecek ke aslian dan kadar emas dari kalung itu, tiba-tiba Zee teringat akan almarhumah mamanya.

"Ini adalah satu-satunya peninggalan dari mama, jika aku menjualnya aku tak lagi punya kenangan apapun dari mama" batinnya

"Ini kadar emasnya tinggi dek saya bisa bayar Rp.10.550.000, gimana? Mau?"

"Tidak pak, saya tidak jadi menjualnya. Maaf...."

"Loh kenapa dek? Ini sudah saya kasih mahal loh, di tempat lain ga mungkin kamu bisa dapat harga lebih mahal dari penawaran saya"

"Maaf pak tapi saya tidak mau menjualnya"

Zee mengambil kembali kalungnya dan memasukkan le dalam tasnya.

"Tidak. Aku tidak mau menjual satu-satunya peninggalan mama. Aku harus mencari jalan lain agar bisa mendapatkan uang" batinnya.

Zee menaiki bus untuk bisa pergi jauh dari kota asalnya.

*****

Sementara di rumah, bibinya mulai panik. Ia butuh uang untuk membayar arisa dan akan menjual kalung mamanya Zee. Namun sedari tadi ia mencari kalung itu tapi tak juga menemukannya.

Dia hanya menemukan sepucuk surat di dalam kotak perhiasannya dan surat itu berisikan

"Bibi... Maaf. Zee membuka lemari bibi tanpa izin. Zee hanya ingin mengambil kalung mama untuk Zee. Maaf jika selama ini Zee sudah menyusahkan paman dan bibi. Zee pamit"

Begitu isi suratnya.

"Kurang ajar, aaa....... " bibi melempar kotak perhiasan itu. Radit segera menghampiri mamanya.

"Ada apa ma, kenapa mama mengamuk!"

"Zee. Dia kurang ajar! Dia berani mengambil kalung dari lemari mama. Di mana dia sekarang"

Radit dan mamanya mencari Zee ke kamarnya namun tidak ada. Bahkan lemarinya pun sudah kosong. Bibi semakin marah dan mulai mengacak isi kamar Zee.

*****

Kini sudah jam 03 sore dan perut nya mulai berbunyi. Zee memegangi perutnya yang mulai terasa lapar karena sedari pagi perutnya belum terisi makanan.

Zee melihat dompetnya dan uangnya hanya cukup untuk membayar ongkos bis saja.

"Bagaimana ini, perutku terasa sangat lapar tapi uang ku...."

Zee hanya bisa menahan laparnya sampai akhirnya bus berhenti di kota tujuan.

Setelah turun dari bus Zee mulai mencari tempat pegadaian untuk menggadaikan kalungnya.

Setelah itu ia mencari kontrakan untuk menjadi tempat tinggal barunya.

Sekarang sudah jam 08 malam dan Zee masih belum menemukan kontrakan.

Perutnya semakin sakit karena lapar, ia memutuskan untuk mencari makan terlebih dahulu.

"Orang baru ya di sini?" Tanya seseorang

"Iya"

"Mau kemana?"

"Saya mau cari kontrakan"

"Oh kebetulan, gue ada temen yang punya kontrakan kosong. Kalo lo mau bisa gue antar"

"Baiklah...."

Tiba-tiba perut Zee berbunyi dengan keras hingga terdengar oleh orang itu.

"Lo laper?"

Zee senyum-senyum malu sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Ayo, ikut gue" orang itu mengajaknya pergi ke salah satu warteg dan mengajaknya makan.

"Oh ya dari tadi ngomong mulu sampe lupa nanya nama. Kenalin nama gue Franky. Nama lo siapa?"

Zee menerima uluran tangan Frenky

"Nama saya Azizah, tapi biasa di panggil Zee"

"Ahahhhaaa.... Gaya ngomong lo kek lagi ngelamar kerja. Pake lo gue aja, ini Jakarta Zee. Kota bebas"

"Oo....."

"Ngomong-ngomong lo asal mana?"

"Gue dari Bandung"

"Ngapain ke Jakarta? Mo kerja?"

"Gue kabur dari rumah."

"Wah... Berani juga lo ya. Emang kenapa kok kabur, mo di jodohin ya" ledek Frenky

"Ngak. Ceritanya panjang."

"Oh. Ya udah ayok" ajak Frenky

"Kemana?"

"Lah tadi lo bilang mau cari kontrakan"

"Oh ya lupa"

Selesai makan Frenky lalu membawa Zee ke salah satu kontrakan milik Anggi, temannya.

☀️☀️☀️☀️☀️

Terpopuler

Comments

Amar arjuna

Amar arjuna

emang enak di gituin.

2023-04-22

1

Amar arjuna

Amar arjuna

mampir.

2023-04-22

1

Nurlela Nurlela

Nurlela Nurlela

tempat penggadaian? apa maksudnya pegadaian (perusahaan)?
kalo iya, apa msh buka ? 🤔

2022-08-07

3

lihat semua
Episodes
1 01 Kabur Dari Rumah
2 02 Kerja Di Club
3 03 Liburan
4 04 Orang Misterius
5 04 Orang Misterius
6 05 Hampir Hilangnya Mahkota
7 06 Terketuknya Hati
8 07 Kembali Sibuk
9 08 Penculikan Zee
10 09 Pertemuan Kedua
11 10 Kabur Dari RS
12 11 Perjodohan Adam
13 12 Batalnya Perjodohan Adam
14 13 Bertemu Lagi
15 14 Fitnah Masyarakat
16 15 Terpaksa Menikah
17 16 Hari Pertama Di rumah Adam
18 17 Adaptasi
19 18 Pendekatan
20 19 Lingerie
21 20 Perubahan Zee
22 21 Panggilan Baru
23 22 Rangkulan Pertama
24 23 Jujur
25 24 Meninggalnya Umi Fatimah
26 25 Malam yang Sunyi
27 26 Sholat Bersama
28 27 Sahabat Adam
29 28 Ciuman Pertama
30 29 Cappadocia
31 30 Malam Pertama
32 31 Masih di Cappadocia
33 32 Lamaran untuk Kirana
34 33 Kembali dari Cappadocia
35 34 Gara-gara Undangan
36 35 Teringat Umi Fatimah
37 36 Kejutan di Dalam Koper
38 37 Pertunangan Kirana
39 38 Kirana
40 39 Memulai Usaha
41 40 Cerita Masa Lalu
42 41 Telpon dari Dita
43 42 Ziarah Makam
44 43 Tertembaknya Zee
45 44 Rumah Sakit
46 45 Zee Siuman
47 46 Bubur
48 47 Di jenguk Warga
49 48 Pembelaan dari Adam
50 49 Cerita Mulia
51 50 Pulang dari RS
52 51 Mandi
53 52 Haid
54 53 Sidang
55 54 Tidak Sabaran
56 55 Kode Gagal
57 56 Tempur Lagi
58 57 Undangan dari Kirana
59 58 Melamun
60 59 Nasgor Gosong
61 60 Zee Cemburu
62 61 Pijat plus-plus
63 62 Bertemu Chef
64 63 Mengunjungi Panti Asuhan
65 64 Dinner Romantis
66 65 Cincin Pernikahan
67 66 Kekuatan Adam
68 67 Kejutan Tak Terduga
69 68 Adam Bingung
70 69 Dita Dilema
71 70 Pembukaan Rumah Makan Zee
72 71 Pesona Dita
73 72 Sepupu Alfan
74 73 Choki
75 74 Cerita Dita
76 75 Q-Time with Dita
77 76 Dita Pulang
78 77 Gosip Ibu Ibu
79 78 Gosip 2
80 79 Terluka
81 80 Tiga Tahun Kemudian
82 81 Ta'aruf
83 82 Belum Rezeki
84 83 Berbagi
85 85 Panggilan Pertama Dari Kirana
86 84 Bertemu Kirana
87 86 Jujur
88 87 Persiapan
89 88 Pernikahan Dita
90 89 Bertemu Fans
91 90 Rusuh
92 91 Saling Bercerita
93 92 Adam dan Zee Pulang
94 93 Sampai di Rumah
95 94 Memberikan Kejutan
96 95 Umroh
97 96 Pulang Umroh
98 97 Musibah
99 98 Masih Rejeki
100 99 Kabar Baik
101 100 Iri
102 101 Menyendiri
103 102 Zee Sakit
104 103 Curiga
105 104 Pikiran Negatif
106 105 Menangis
107 106 Unek unek
108 107 Baikan
109 108 Pergi ke Bandung
110 109 Acara 7 Bulanan
111 110 UGD
112 111 Pulang dari RS
113 112 BBQ an
114 113 Pulang
115 114 Curiga
116 115 Alhamdulillah
117 116 Tes Lagi
118 117 Mulai Protektif
119 118 USG Pertama
120 119 Belanja
121 120 Menyantuni Anak Yatim
122 121 Teman Masa Lalu
123 122 Di Diemin Adam
124 123 Sakit Perut
125 124 Bed Rest
126 125 Memberi Tahu Dita
127 126 Tetangga Julid
128 127 Tendangan Pertama Si Kecil
129 128 Acara 4 Bulanan
130 129 Hadiah dari Dita
131 130 Jalan Pagi
132 131 Mimpi Buruk
133 132 Rumah Sakit
134 133 Darurat
135 134 Operasi
136 135 Kelahiran Yang Di Nanti
137 136 Dita Meninggal
138 137 Bangun Dari Koma
139 138 Pertemuan Pertama
140 139 Episode Terakhir
141 Pengumuman
Episodes

Updated 141 Episodes

1
01 Kabur Dari Rumah
2
02 Kerja Di Club
3
03 Liburan
4
04 Orang Misterius
5
04 Orang Misterius
6
05 Hampir Hilangnya Mahkota
7
06 Terketuknya Hati
8
07 Kembali Sibuk
9
08 Penculikan Zee
10
09 Pertemuan Kedua
11
10 Kabur Dari RS
12
11 Perjodohan Adam
13
12 Batalnya Perjodohan Adam
14
13 Bertemu Lagi
15
14 Fitnah Masyarakat
16
15 Terpaksa Menikah
17
16 Hari Pertama Di rumah Adam
18
17 Adaptasi
19
18 Pendekatan
20
19 Lingerie
21
20 Perubahan Zee
22
21 Panggilan Baru
23
22 Rangkulan Pertama
24
23 Jujur
25
24 Meninggalnya Umi Fatimah
26
25 Malam yang Sunyi
27
26 Sholat Bersama
28
27 Sahabat Adam
29
28 Ciuman Pertama
30
29 Cappadocia
31
30 Malam Pertama
32
31 Masih di Cappadocia
33
32 Lamaran untuk Kirana
34
33 Kembali dari Cappadocia
35
34 Gara-gara Undangan
36
35 Teringat Umi Fatimah
37
36 Kejutan di Dalam Koper
38
37 Pertunangan Kirana
39
38 Kirana
40
39 Memulai Usaha
41
40 Cerita Masa Lalu
42
41 Telpon dari Dita
43
42 Ziarah Makam
44
43 Tertembaknya Zee
45
44 Rumah Sakit
46
45 Zee Siuman
47
46 Bubur
48
47 Di jenguk Warga
49
48 Pembelaan dari Adam
50
49 Cerita Mulia
51
50 Pulang dari RS
52
51 Mandi
53
52 Haid
54
53 Sidang
55
54 Tidak Sabaran
56
55 Kode Gagal
57
56 Tempur Lagi
58
57 Undangan dari Kirana
59
58 Melamun
60
59 Nasgor Gosong
61
60 Zee Cemburu
62
61 Pijat plus-plus
63
62 Bertemu Chef
64
63 Mengunjungi Panti Asuhan
65
64 Dinner Romantis
66
65 Cincin Pernikahan
67
66 Kekuatan Adam
68
67 Kejutan Tak Terduga
69
68 Adam Bingung
70
69 Dita Dilema
71
70 Pembukaan Rumah Makan Zee
72
71 Pesona Dita
73
72 Sepupu Alfan
74
73 Choki
75
74 Cerita Dita
76
75 Q-Time with Dita
77
76 Dita Pulang
78
77 Gosip Ibu Ibu
79
78 Gosip 2
80
79 Terluka
81
80 Tiga Tahun Kemudian
82
81 Ta'aruf
83
82 Belum Rezeki
84
83 Berbagi
85
85 Panggilan Pertama Dari Kirana
86
84 Bertemu Kirana
87
86 Jujur
88
87 Persiapan
89
88 Pernikahan Dita
90
89 Bertemu Fans
91
90 Rusuh
92
91 Saling Bercerita
93
92 Adam dan Zee Pulang
94
93 Sampai di Rumah
95
94 Memberikan Kejutan
96
95 Umroh
97
96 Pulang Umroh
98
97 Musibah
99
98 Masih Rejeki
100
99 Kabar Baik
101
100 Iri
102
101 Menyendiri
103
102 Zee Sakit
104
103 Curiga
105
104 Pikiran Negatif
106
105 Menangis
107
106 Unek unek
108
107 Baikan
109
108 Pergi ke Bandung
110
109 Acara 7 Bulanan
111
110 UGD
112
111 Pulang dari RS
113
112 BBQ an
114
113 Pulang
115
114 Curiga
116
115 Alhamdulillah
117
116 Tes Lagi
118
117 Mulai Protektif
119
118 USG Pertama
120
119 Belanja
121
120 Menyantuni Anak Yatim
122
121 Teman Masa Lalu
123
122 Di Diemin Adam
124
123 Sakit Perut
125
124 Bed Rest
126
125 Memberi Tahu Dita
127
126 Tetangga Julid
128
127 Tendangan Pertama Si Kecil
129
128 Acara 4 Bulanan
130
129 Hadiah dari Dita
131
130 Jalan Pagi
132
131 Mimpi Buruk
133
132 Rumah Sakit
134
133 Darurat
135
134 Operasi
136
135 Kelahiran Yang Di Nanti
137
136 Dita Meninggal
138
137 Bangun Dari Koma
139
138 Pertemuan Pertama
140
139 Episode Terakhir
141
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!