Taubatnya Wanita Hina
Namanya adalah Azizah Nur Ainindia, semua orang biasa memanggilnya Zee.
Usianya kini sudah 17 tahun dan baru saja tamat SMA.
Ayah dan ibunya sudah lama tiada, tepatnya saat Zee masih berusia 2 tahun.
Zee lalu di besarkan oleh paman dan bibinya.
Mereka juga mempunyai satu putra yang seumuran dengan Zee, namanya Radit.
Radit tumbuh dengan penuh kasih sayang berbeda dengan Zee.
Zee hidup bagaikan seorang babu dari bibinya yang suka semena-mena dan paman yang temperamental dan kasar.
Byyuuurr...... Segayung air dingin bibi siramkan di wajah Zee.
"Bangun...!! Mau jadi apa kamu sudah siang begini masih molor, kamu pikir kamu ini tuan putri yang bisa bangun semaunya! Bangun! Masak dan cuci piring di belakang!"
Pagi yang di awali dengan amarah sudah biasa Zee alami.
Zee lalu bangun membereskan tempat tidurnya yang basah lalu pergi ke dapur untuk memasak.
"Heh... Mana makanannya?! Lelet bener!" Teriak paman
"Iya tunggu sebentar" sahut Zee
"Kalo lama begini bisa mati kelaparan aku, mah. Coba mama panggil tuh ponakan mama, suruh cepetan" rengek Radit yang manja
Zee segera keluar untuk menyajikan makanan.
Saat Zee ingin duduk untuk makan, paman menendang kursinya hingga Zee jatuh ke lantai.
Braakkkkk
"Aauu...."
"Mau ngapain? Hah? Enak aja mau duduk di sini. Pergi!"
Zee tak lagi mampu menahan, air matanya jatuh membasahi pipi.
Zee pergi ke kamarnya untuk mengeluarkan semua tangisnya agar dia bisa merasa sedikit lebih lega.
"Sudah, cukup. Aku tidak mau lagi ada di rumah yang seperti neraka ini. Lebih baik aku pergi dari sini"
Zee mengusap air matanya dan mulai mengemasi barang-barangnya. Tapi ada kendala yang membuatnya ragu untuk pergi.
"Oh tidak. Aku tidak punya uang untuk hidup di luar, bagaimana ini?"
Zee memutar otaknya mencari cara agar bisa mendapatkan uang.
Zee melihat pamannya sudah pergi entah kemana, dan Radit juga sudah ke kampus.
Kini tinggal Zee dan bibinya di rumah.
"Bibi...."
"Apa?! Panggil-panggil ga liat orang lagi sibuk"
Jawab bibinya yang sedang sibuk bersolek di depan cermin
"Zee boleh minta uang?"
"Duit?! Enak aja minta-minta. Kami pikir cari duit itu gampang. Lagian kamu minta duit buat apa, hidup tinggal numpang. Makan dan tidur gratis masih aja minta duit, ga ada. Pergi pergi...!"
Uang tak di beri hanya hinaan yang di beri.
Zee kembali ke kamarnya dan mencoba mencari jalan lain agar bisa mendapatkan uang.
"Ga ada cara lain, terpaksa aku harus mengambil kalung peninggalan mama dari lemari bibi."
Zee menunggu waktu yang tepat untuk menjalankan aksinya.
Saat jam 11 siang, biasanya bibinya keluar untuk bertemu dengan teman-temannya.
Zee menggunakan kesempatan itu untuk menyelinap masuk ke kamar bibinya.
Zee mengambil kotak perhiasan itu lalu membukanya.
Setelah menemukan kalungnya, segera Zee mengambilnya lalu meletakkan sepucuk surat dan kembali menutup rapat lemarinya.
Segera Zee pergi dan membawa barang-barangnya. Ia lalu pergi ke toko mas untuk menjualnya.
"Ada yang bisa saya bantu dek?" Tanya penjual emas
"Saya mau menjual kalung ini" Zee menyodorkan kalung yang di tangannya
"Tunggu sebentar ya, biar saya cek dulu"
Saat penjual emas itu sibuk mengecek ke aslian dan kadar emas dari kalung itu, tiba-tiba Zee teringat akan almarhumah mamanya.
"Ini adalah satu-satunya peninggalan dari mama, jika aku menjualnya aku tak lagi punya kenangan apapun dari mama" batinnya
"Ini kadar emasnya tinggi dek saya bisa bayar Rp.10.550.000, gimana? Mau?"
"Tidak pak, saya tidak jadi menjualnya. Maaf...."
"Loh kenapa dek? Ini sudah saya kasih mahal loh, di tempat lain ga mungkin kamu bisa dapat harga lebih mahal dari penawaran saya"
"Maaf pak tapi saya tidak mau menjualnya"
Zee mengambil kembali kalungnya dan memasukkan le dalam tasnya.
"Tidak. Aku tidak mau menjual satu-satunya peninggalan mama. Aku harus mencari jalan lain agar bisa mendapatkan uang" batinnya.
Zee menaiki bus untuk bisa pergi jauh dari kota asalnya.
*****
Sementara di rumah, bibinya mulai panik. Ia butuh uang untuk membayar arisa dan akan menjual kalung mamanya Zee. Namun sedari tadi ia mencari kalung itu tapi tak juga menemukannya.
Dia hanya menemukan sepucuk surat di dalam kotak perhiasannya dan surat itu berisikan
"Bibi... Maaf. Zee membuka lemari bibi tanpa izin. Zee hanya ingin mengambil kalung mama untuk Zee. Maaf jika selama ini Zee sudah menyusahkan paman dan bibi. Zee pamit"
Begitu isi suratnya.
"Kurang ajar, aaa....... " bibi melempar kotak perhiasan itu. Radit segera menghampiri mamanya.
"Ada apa ma, kenapa mama mengamuk!"
"Zee. Dia kurang ajar! Dia berani mengambil kalung dari lemari mama. Di mana dia sekarang"
Radit dan mamanya mencari Zee ke kamarnya namun tidak ada. Bahkan lemarinya pun sudah kosong. Bibi semakin marah dan mulai mengacak isi kamar Zee.
*****
Kini sudah jam 03 sore dan perut nya mulai berbunyi. Zee memegangi perutnya yang mulai terasa lapar karena sedari pagi perutnya belum terisi makanan.
Zee melihat dompetnya dan uangnya hanya cukup untuk membayar ongkos bis saja.
"Bagaimana ini, perutku terasa sangat lapar tapi uang ku...."
Zee hanya bisa menahan laparnya sampai akhirnya bus berhenti di kota tujuan.
Setelah turun dari bus Zee mulai mencari tempat pegadaian untuk menggadaikan kalungnya.
Setelah itu ia mencari kontrakan untuk menjadi tempat tinggal barunya.
Sekarang sudah jam 08 malam dan Zee masih belum menemukan kontrakan.
Perutnya semakin sakit karena lapar, ia memutuskan untuk mencari makan terlebih dahulu.
"Orang baru ya di sini?" Tanya seseorang
"Iya"
"Mau kemana?"
"Saya mau cari kontrakan"
"Oh kebetulan, gue ada temen yang punya kontrakan kosong. Kalo lo mau bisa gue antar"
"Baiklah...."
Tiba-tiba perut Zee berbunyi dengan keras hingga terdengar oleh orang itu.
"Lo laper?"
Zee senyum-senyum malu sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Ayo, ikut gue" orang itu mengajaknya pergi ke salah satu warteg dan mengajaknya makan.
"Oh ya dari tadi ngomong mulu sampe lupa nanya nama. Kenalin nama gue Franky. Nama lo siapa?"
Zee menerima uluran tangan Frenky
"Nama saya Azizah, tapi biasa di panggil Zee"
"Ahahhhaaa.... Gaya ngomong lo kek lagi ngelamar kerja. Pake lo gue aja, ini Jakarta Zee. Kota bebas"
"Oo....."
"Ngomong-ngomong lo asal mana?"
"Gue dari Bandung"
"Ngapain ke Jakarta? Mo kerja?"
"Gue kabur dari rumah."
"Wah... Berani juga lo ya. Emang kenapa kok kabur, mo di jodohin ya" ledek Frenky
"Ngak. Ceritanya panjang."
"Oh. Ya udah ayok" ajak Frenky
"Kemana?"
"Lah tadi lo bilang mau cari kontrakan"
"Oh ya lupa"
Selesai makan Frenky lalu membawa Zee ke salah satu kontrakan milik Anggi, temannya.
☀️☀️☀️☀️☀️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
Amar arjuna
emang enak di gituin.
2023-04-22
1
Amar arjuna
mampir.
2023-04-22
1
Nurlela Nurlela
tempat penggadaian? apa maksudnya pegadaian (perusahaan)?
kalo iya, apa msh buka ? 🤔
2022-08-07
3