Setelah dua minggu Zee berada di Bali kini ia harus kembali ke Jakarta.
Segudang pekerjaan mulai menunggunya.
Saat baru sampai di apartemen, hp Zee berdering.
panggilan dari nomor tidak di kenal.
Zee tidak langsung menjawab panggilan itu, karena sudah sering ada panggilan dari nomor baru hanya dari fans fanatiknya.
Tapi kali ini panggilan terus menerus masuk dari nomor yang sama.
Hingga akhirnya Zee pun menjawab
"Halo... Apa benar ini nomornya Zee" tanya seseorang dari seberang telepon.
"Iya. Ini siapa"
"Zee... Ini bibi. Bibi kangen sama kamu. Paman kamu sering nanyain kamu, kamu ada di mana Zee? Kapan pulang? Kami rindu."
Zee bertanya dalam batinnya
"Bibi? Paman? Ada angin apa mereka bisa rindu pada ku"
"Zee... Kamu dengar bibi, kan?"
"Iya" jawab Zee singkat
"Keponakan bibi sekarang udah terkenal ya. Bahkan sudah sering muncul di televisi. Kalo ada pekerjaan ajak Radit dong. Ya kali pas udah sukses paman sama bibi mu mau di lupain. Setidaknya ajak sepupu kamu Radit biar bisa terkenal juga kayak kamu"
"Bibi butuh duit?" tanya Zee ketus
"Kok kamu tau sih? Sebenarnya... "
"Segera kirim nomor rekeningnya, biar asisten Zee segera transfer"
Zee langsung mematikan hpnya. Ia merasa jijik dengan bibi nya.
Sedari kecil paman dan bibinya tidak pernah menganggapnya sebagai keponakan, melainkan hanya beban bagi mereka.
Tapi karena sekarang Zee sudah kaya dan tenar mereka mau mengakuinya sebagai keponakannya.
Itu tak lain karena mereka ingin kecipratan kekayaan milik Zee.
Segera pesan masuk ke hp Zee dan itu dari bibinya.
"Ini nomor rekening bibi, terima kasih ya..." Begitulah isi pesannya.
"Dasar mata duitan!" Batin Zee
Zee lalu menyuruh Dita untuk segera mentransfer uang ke rekening bibinya dengan nominal 100.000.000.
"Uang sebanyak ini mau di kasih ke siapa? Banyak amat?" Tanya Dita
"Lo ga perlu tau. Cepat kirim dan blokir nomornya di hp gue."
"Oke"
Zee ingat betul bagaimana cara paman dan bibinya saat memperlakukannya.
Zee mau mengirimkan uang pada mereka hanya sebagai hadiah karena telah mau merawat Zee sedari kecil meski dengan tidak adil.
Zee kini kembali sibuk dengan pekerjaannya.
Mulai dari DJ hingga shooting.
Pada malam itu Zee shooting film hingga jam 2 pagi. Biasanya jika jam segitu Zee ga pulang ke apartemennya melainkan menginap di basecamp yang sudah di sediakan.
Tapi saat itu Zee mamilih untuk pulang.
Saat baru sampai di lobby apartemennya Zee melihat dua orang laki-laki dengan pakaian serba hitam memandangi dirinya.
Tapi Zee berusaha tetap tenang dan berpura-pura tidak melihat mereka. Zee mempercepat langkah kakinya agar bjsa cwpat sampai di apartemennya.
Segera Zee masuk dan langsung mengunci pintunya.
Saat dirinya masih tegang dengan nafas yang tidak beraturan hp nya tiba-tiba berdering dan membuatnya terkejut.
"Astaga.... Hampir jantung gue mau copot! Ada apa sih frenk?" Tanya Zee saat sudah menjawab teleponnya.
"Ya elah kok nyolot sih"
"Eh sory sory gue lagi panik soalnya. Terus kaget karena bunyi hp. Sory...."
"Panik? Panik kenapa lo?"
"Gue ga tau ini bener apa ngak, tadi kel ada yang ngukutin gue dari belakang"
"Hah? Emang lo di mana sekarang?"
"Kalo sekarang gue udah ada di apartemen"
"Terus orangnya di mana?"
Zee pun menceritakan pada Frenky soal orang barusan.
"Ya udah lo tunggu gue di situ dan jangan buka pintu sebelum gue dateng" kata Frenky
"Ngak ngak. Ga usah frenk, lo ga usah repot-repot kesini. Gue udah aman kok. Lagi pula gue juga capek banget mo istirahat"
"Oh ya udah istirahat. Nanti kalo ada apa-apa lo langsung kabarin gue"
"Iya iya. Bye...."
Telepon pun berakhir dan Zee segera mencuci muka dan segera beristirahat.
Pagi harinya Zee mendapat telepon dari Dita.
"Halo... Lo masih di apartemen ya?"
"Hm..." Jawab Zee dengan suara serak khas bangun tidur
"Astaga... Lo masih tidur? Pantes gue dari tadi gedor-gedor pintu kaga ada jawaban. Ini udah jam 11 siang loh"
"Emm..."
"Astaga Zee. Ayo buruan bangun. Bentar lagi lo harus ngisi acara di stasiun TV *****. Ayo buruan bangun, ini gue udah pegel tau dari tadi berdiri di depan pintu. Setidaknya bukain pintu kek"
"Iya iya cerewet banget sih lo. Bentar!"
Zee membuka pintunya.
"Astaga... Lo ga bisa liat gue tenang sebentar apa"
Dita menarik tangan Zee dan membawanya ke kamar mandi.
"Enak aja. Gue cerewet gini juga sangat berguna bagi lo. Sekarang lo mandi buar gue siapin pakaian lo, oke. Ingat jangan lama-lama, jangan sampe lo tidur lagi di dalam"
Zee tidak menjawab malah menutup pintu dengan keras. Itu sudah biasa bagi Dita, menghadapi Zee yang sering mood-mood an adalah makanan sehari-hari baginya. Karena selain menjadi asisten pribadinya, Dita juga sahabatnya.
Selesai mandi dan bersiap kini mereka menuju kantor televisi yang akan di bintangi oleh Zee.
Dita menyiapkan makanan bagi Zee untuk di makan di perjalanan karena waktunya memang mepet.
Sesampainya di sana Zee langsung breefing bersama para kru dan langsung on air.
Hari ini Zee mengisi acara talk show. Presenter mulai bertanya dari awal mula karirnya hingga kehidupannya di masa lalu.
Karena sampai sekarang Zee di kenal sebagai artis yang sangat menutup rapat tentang cerita masa lalunya.
"Oh ya kalau boleh tau kenapa sampai saat ini kamu begitu sangat menutup cerita tentang masa lalu mu, cerita masa kecil mu misal? " Tanya presenter itu
Zee mulai kehilangan mood baiknya tapi berusaha untuk tetap tenang.
Zee mengerti permainan di dunia entertainment adalah jika ada yang sedang naik daun akan ada banyak pihak yang akan berusaha menjatuhkan.
"Saya tidak pernah menceritakan masa lalu saya karena tujuan hidup adalah masa depan. Saya tidak suka membahas masa lalu" jawab Zee
Mendengar jawaban Zee, presenter itu semakin membuat Zee tidak nyaman dengan terus memberikan pertanyaan yang membuat Zee merasa terpojok. Sampai akhirnya tiba waktu break, dan Zee memberitahu manajerny kalau dirinya ingin segera mengakhiri acara ini.
"Tolong persingkat jamnya"
Manajer nya pun mulai membicarakan dengan para kru dan akhirny di setujui. Acara talk show nya pun berjalan sebentar sesuai dengan keinginan Zee.
Selesai acara Zee langsung di serbu oleh para wartawan yang menimpalinya dengan banyak pertanyaan.
Tapi Zee tak menjawab satu pertanyaanpun hanya melempar senyum pada awak media.
Zee tidak langsung pulang ke apartemennya, melainkan dia langsung pergi ke bar untuk memenangkan dirinya tak lain dengan minum minuman beralkohol.
"Mau gue temenin?" Tanya Dita
"Ngak. Ga usah. Lo pulang aja sama supir"
"Kalo gue pulang sama supir, ntar kalo lo udah sempoyongan mau pulang sama siapa?"
"Udah. Lo gau sah pikirin gue. Mending lo sekarang pulang gue mau sendirian di sini"
Zee lalu masuk ke bar meninggalkan Dita.
Dan Dita pun pulang.
Zee duduk dan langsung memesan minumannya.
Setelah menghabiskan beberapa gelas, Zee mengambil kalung mamanya dari dalam tas.
"Mama... Zee rindu... Zee pingin peluk mama"
ucap Zee dalam hatinya sambil mencium tulus kalung itu
Kemudian seseorang datang dan duduk di dekatnya. Zee segera menaruh kembali kalungnya ke dalam tasnya.
"Sendirian?" Tanya orang itu
Zee hanya mengangguk dan tetap minum.
"Boleh kenalan? Nama gue Angga" ucapnya sambik menyulurkan tangannya
Tanpa menoleh zee menjawabnya sambil tetap meminum birnya "Gue Zee"
"Ternyata bener ya kata orang. Kalo Zee pemain DJ yang terkenal itu memang benar-benar cantik. Bahkan lebih cantik dari yang gue lihat di TV"
Zee memang malas jika ada orang baru sok akrab pula dengannya.
"Lo lagi ada masalah ya sampe minun segitu banyak?"
Zee meletakkan gelas birnya dengan keras di meja. "Tak semua orang harus tau tentang masalah ku. Aku tidak suka orang yang suka kepo sama urusan orang lain"
"Oke maaf kalo gue terkesan kepo. Kalo gue mau nemenin lo di sini, ga papa kan?"
"Ini tempat umum, jadi gue ga ada hak buat ngelarang lo duduk di manapun"
Sejak Angga datang, dia selalu memperhatikan Zee mulai dari ujung rambut hingga ujung kakinya.
Angga sebenarnya adalah fans berat Zee. Taoi bukan sekedar gans yang mengagumi bakat, tapi Angga lebih ke ingin mendapatkan Zee.
☀️☀️☀️☀️☀️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
🌷💚SITI.R💚🌷
hati² zee predator siap menangkap kamu trs waspada..
2022-07-31
2