NovelToon NovelToon

Taubatnya Wanita Hina

01 Kabur Dari Rumah

Namanya adalah Azizah Nur Ainindia, semua orang biasa memanggilnya Zee.

Usianya kini sudah 17 tahun dan baru saja tamat SMA.

Ayah dan ibunya sudah lama tiada, tepatnya saat Zee masih berusia 2 tahun.

Zee lalu di besarkan oleh paman dan bibinya.

Mereka juga mempunyai satu putra yang seumuran dengan Zee, namanya Radit.

Radit tumbuh dengan penuh kasih sayang berbeda dengan Zee.

Zee hidup bagaikan seorang babu dari bibinya yang suka semena-mena dan paman yang temperamental dan kasar.

Byyuuurr...... Segayung air dingin bibi siramkan di wajah Zee.

"Bangun...!! Mau jadi apa kamu sudah siang begini masih molor, kamu pikir kamu ini tuan putri yang bisa bangun semaunya! Bangun! Masak dan cuci piring di belakang!"

Pagi yang di awali dengan amarah sudah biasa Zee alami.

Zee lalu bangun membereskan tempat tidurnya yang basah lalu pergi ke dapur untuk memasak.

"Heh... Mana makanannya?! Lelet bener!" Teriak paman

"Iya tunggu sebentar" sahut Zee

"Kalo lama begini bisa mati kelaparan aku, mah. Coba mama panggil tuh ponakan mama, suruh cepetan" rengek Radit yang manja

Zee segera keluar untuk menyajikan makanan.

Saat Zee ingin duduk untuk makan, paman menendang kursinya hingga Zee jatuh ke lantai.

Braakkkkk

"Aauu...."

"Mau ngapain? Hah? Enak aja mau duduk di sini. Pergi!"

Zee tak lagi mampu menahan, air matanya jatuh membasahi pipi.

Zee pergi ke kamarnya untuk mengeluarkan semua tangisnya agar dia bisa merasa sedikit lebih lega.

"Sudah, cukup. Aku tidak mau lagi ada di rumah yang seperti neraka ini. Lebih baik aku pergi dari sini"

Zee mengusap air matanya dan mulai mengemasi barang-barangnya. Tapi ada kendala yang membuatnya ragu untuk pergi.

"Oh tidak. Aku tidak punya uang untuk hidup di luar, bagaimana ini?"

Zee memutar otaknya mencari cara agar bisa mendapatkan uang.

Zee melihat pamannya sudah pergi entah kemana, dan Radit juga sudah ke kampus.

Kini tinggal Zee dan bibinya di rumah.

"Bibi...."

"Apa?! Panggil-panggil ga liat orang lagi sibuk"

Jawab bibinya yang sedang sibuk bersolek di depan cermin

"Zee boleh minta uang?"

"Duit?! Enak aja minta-minta. Kami pikir cari duit itu gampang. Lagian kamu minta duit buat apa, hidup tinggal numpang. Makan dan tidur gratis masih aja minta duit, ga ada. Pergi pergi...!"

Uang tak di beri hanya hinaan yang di beri.

Zee kembali ke kamarnya dan mencoba mencari jalan lain agar bisa mendapatkan uang.

"Ga ada cara lain, terpaksa aku harus mengambil kalung peninggalan mama dari lemari bibi."

Zee menunggu waktu yang tepat untuk menjalankan aksinya.

Saat jam 11 siang, biasanya bibinya keluar untuk bertemu dengan teman-temannya.

Zee menggunakan kesempatan itu untuk menyelinap masuk ke kamar bibinya.

Zee mengambil kotak perhiasan itu lalu membukanya.

Setelah menemukan kalungnya, segera Zee mengambilnya lalu meletakkan sepucuk surat dan kembali menutup rapat lemarinya.

Segera Zee pergi dan membawa barang-barangnya. Ia lalu pergi ke toko mas untuk menjualnya.

"Ada yang bisa saya bantu dek?" Tanya penjual emas

"Saya mau menjual kalung ini" Zee menyodorkan kalung yang di tangannya

"Tunggu sebentar ya, biar saya cek dulu"

Saat penjual emas itu sibuk mengecek ke aslian dan kadar emas dari kalung itu, tiba-tiba Zee teringat akan almarhumah mamanya.

"Ini adalah satu-satunya peninggalan dari mama, jika aku menjualnya aku tak lagi punya kenangan apapun dari mama" batinnya

"Ini kadar emasnya tinggi dek saya bisa bayar Rp.10.550.000, gimana? Mau?"

"Tidak pak, saya tidak jadi menjualnya. Maaf...."

"Loh kenapa dek? Ini sudah saya kasih mahal loh, di tempat lain ga mungkin kamu bisa dapat harga lebih mahal dari penawaran saya"

"Maaf pak tapi saya tidak mau menjualnya"

Zee mengambil kembali kalungnya dan memasukkan le dalam tasnya.

"Tidak. Aku tidak mau menjual satu-satunya peninggalan mama. Aku harus mencari jalan lain agar bisa mendapatkan uang" batinnya.

Zee menaiki bus untuk bisa pergi jauh dari kota asalnya.

*****

Sementara di rumah, bibinya mulai panik. Ia butuh uang untuk membayar arisa dan akan menjual kalung mamanya Zee. Namun sedari tadi ia mencari kalung itu tapi tak juga menemukannya.

Dia hanya menemukan sepucuk surat di dalam kotak perhiasannya dan surat itu berisikan

"Bibi... Maaf. Zee membuka lemari bibi tanpa izin. Zee hanya ingin mengambil kalung mama untuk Zee. Maaf jika selama ini Zee sudah menyusahkan paman dan bibi. Zee pamit"

Begitu isi suratnya.

"Kurang ajar, aaa....... " bibi melempar kotak perhiasan itu. Radit segera menghampiri mamanya.

"Ada apa ma, kenapa mama mengamuk!"

"Zee. Dia kurang ajar! Dia berani mengambil kalung dari lemari mama. Di mana dia sekarang"

Radit dan mamanya mencari Zee ke kamarnya namun tidak ada. Bahkan lemarinya pun sudah kosong. Bibi semakin marah dan mulai mengacak isi kamar Zee.

*****

Kini sudah jam 03 sore dan perut nya mulai berbunyi. Zee memegangi perutnya yang mulai terasa lapar karena sedari pagi perutnya belum terisi makanan.

Zee melihat dompetnya dan uangnya hanya cukup untuk membayar ongkos bis saja.

"Bagaimana ini, perutku terasa sangat lapar tapi uang ku...."

Zee hanya bisa menahan laparnya sampai akhirnya bus berhenti di kota tujuan.

Setelah turun dari bus Zee mulai mencari tempat pegadaian untuk menggadaikan kalungnya.

Setelah itu ia mencari kontrakan untuk menjadi tempat tinggal barunya.

Sekarang sudah jam 08 malam dan Zee masih belum menemukan kontrakan.

Perutnya semakin sakit karena lapar, ia memutuskan untuk mencari makan terlebih dahulu.

"Orang baru ya di sini?" Tanya seseorang

"Iya"

"Mau kemana?"

"Saya mau cari kontrakan"

"Oh kebetulan, gue ada temen yang punya kontrakan kosong. Kalo lo mau bisa gue antar"

"Baiklah...."

Tiba-tiba perut Zee berbunyi dengan keras hingga terdengar oleh orang itu.

"Lo laper?"

Zee senyum-senyum malu sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Ayo, ikut gue" orang itu mengajaknya pergi ke salah satu warteg dan mengajaknya makan.

"Oh ya dari tadi ngomong mulu sampe lupa nanya nama. Kenalin nama gue Franky. Nama lo siapa?"

Zee menerima uluran tangan Frenky

"Nama saya Azizah, tapi biasa di panggil Zee"

"Ahahhhaaa.... Gaya ngomong lo kek lagi ngelamar kerja. Pake lo gue aja, ini Jakarta Zee. Kota bebas"

"Oo....."

"Ngomong-ngomong lo asal mana?"

"Gue dari Bandung"

"Ngapain ke Jakarta? Mo kerja?"

"Gue kabur dari rumah."

"Wah... Berani juga lo ya. Emang kenapa kok kabur, mo di jodohin ya" ledek Frenky

"Ngak. Ceritanya panjang."

"Oh. Ya udah ayok" ajak Frenky

"Kemana?"

"Lah tadi lo bilang mau cari kontrakan"

"Oh ya lupa"

Selesai makan Frenky lalu membawa Zee ke salah satu kontrakan milik Anggi, temannya.

☀️☀️☀️☀️☀️

02 Kerja Di Club

Frenky lalu memperkenalkan Zee pada Anggi.

Dan menunjukkan kontrakan mana yang akan Zee tempati.

"Jadi ini kontrakan gue, untung masih ada satu yang kosong jadi lo bisa ngontrak di sini. Ini kunci kamarnya" Anggi menyodorkan kunci pada Zee.

"Makasih kak"

"Panggil aja gue Anggi. Lo kenal sama Frenky udah lama?"

"Ngak. Baru satu jam yang lalu"

"Oh. Ya udah ini nomer hp gue biar nanti kalo ada apa-apa lo bisa langsung hubungin gue. Tapi lo tenang aja di sini aman kok bebas dari berandal, kecuali satu...."

"Satu? Siapa?"

"Yang bawa lo kesini. Hahahaaa...."

Anggi dan Zee sama-sama tertawa.

"Enak aja lo kalo ngomong" Frenky mencubit lengan Anggi.

"Ya udah, sekarang lo istirahat. Gue sama Anggi mau balik" kata Frenky

"Iya. Sekali lagi makasih ya...."

Frengky dan Anggi pun pergi dan Zee langsung masuk dan mulai membereskan barang-barangnya.

Zee merebahkan tubuhnya melepas lelah setelah perjalanan seharian.

Zee mengambil handphone nya dan melihat foto almarhum papa mamanya.

"Pa... Ma... Zee sekarang udah hidup sendiri tidak bergantung lagi sama paman dan bibi. Do'ain Zee ya biar cepet dapet kerjaan dan bisa menebus kembali kalung mama"

Setelah itu Zee langsung terlelap.

Keesokan harinya Frenky kembali mendatangi kontrakan Zee.

"Hai..." Sapa Frenky

"Hai... Ngapain pagi-pagi udah kesini" tanya Zee

"Mau ngajakin lo sarapan. Lo belom sarapan kan?"

"Ya udah, ayok. Tenang gue traktir lo sarapan pagi ini"

Zee tersenyum kemudian naik ke motor Frenky.

"Kita mau sarapan dimana?" Tanya Zee

"Gue ada langganan bubur ayam terbaik di daerah sini. Lo pasti bakal suka sama rasanya"

"Oh ya? Emang se enak apa sih?"

Beberapa saat kemudian mereka sampai di tempat yang di tuju, bubur ayam mang Udin.

"Mang, bubur ayamnya 2 ya"

"Oke siap..."

Tak lama bubur ayam pun sudah siap. Zee segera mencicipinya karena penasaran dengan rasanya, dan ternyata benar rasanya sangat enak dan gurih.

"Gimana? Enak kan?"

"Hm.. iya enak"

"Gue tuh udah lama langganan di sini"

"O... Pantes"

"Pantes apa"

"Udah kek adek kakak. Akrab banget"

"Haha.... Bisa aje lo"

Sambil menikmati semangkuk bubur ayam mereka asyik mengobrol.

"Lo ga kerja?" Tanya Zee

"Gue kerjanya malem"

"Kerja apa?"

"Dj"

"Wow keren. Jadi lu seorang dj?"

"Ya. Kalo lo mau kerja apa disini?"

"Gue juga ga tau mau kerja apa di sini. Sedangkan gue cuma lulusan SMA"

"Gimana kalo lo kerja barengan sama gue" ajak Frenky

"Apa? DJ? Emang ada lowongan?"

"Udah tenang aja, club nya kan punya gue. Jadi gue bebas mau mempekerjakan siapa aja"

"Tapi gue ga bisa nge DJ"

"Tenang tenang. Biar gue yang ajarin"

Zee mengangguk setuju. Zee memang sangat butuh pekerjaan untuknya bertahan hidup.

Terlebih lagi jika mengingat soal kalung mamanya, itu semakin membuatnya semangat untuk mencari uang.

Selesai sarapan, Frenky membawa Zee ke rumahnya.

Di sana Frenky akan mengajari Zee bagaimana caranya menjadi DJ.

Dengan penuh semangat Zee menyimak dengan baik step by step nya.

Setelah seharian, Zee akhirnya pamit pulang.

Frengky pun yang mengantarnya pulang.

"Oh ya Zee, kalo lo mau lebih jago nge DJ ntar malem ikut gue" ajak Frenky

"Kemana?"

"Ada deh. Pokoknya lo siap-siap nanti malem jam 8 gue jemput, oke"

Tanpa berpikir panjang Zee mengangguk.

Tanpa berpikir panjang Zee mengangguk.

Zee beristirahat membaringkan tubuhnya di kasur.

"Tak apa meski aku harus bekerja di club malam, yang penting aku punya penghasilan. Aku harus bekerja keras agar aku bisa cepat kaya, aku harus bisa buktikan pada paman dan bibi kalau aku bisa sukses."

Karena sekarang sudah jam 7 malam, Zee segera mandi dan bersiap-siap.

Tak lama kemudian, Frenky pun datang.

Mereka langsung pergi ke tempat yang sudah di rencanakan, yaitu club.

Di sana tempat yang begitu ramai. Tempat yang dengan pencahayaan yang minim, hanya lampu disko yang menerangi.

Sejak hari ini Zee mulai terjatuh dalam kelap kelip kehidupan dunia malam.

Malam ini Zee hanya menyaksikan dan menikmati alunan musik DJ yang di putar dengan suara keras.

"Hai frenk...." Sapa segerombolan laki-laki dan perempuan teman Frenky

"Hai bro..." Frengky mengajak Zee untuk menghampiri teman-temannya.

"Siapa dia Frenk? Bening amat" tanya Agil

"Benang bening, jaga mata lo ya. Dia teman gue"

"Wah... Dapat dari mana lo teman bening kek gini. Keknya belom pernah kesini deh"

"Iya, dia emang baru di Jakarta. Dia mau kerja di sini"

"Wah bagus dong biar bisa kenal lebih dekat. Hahaha...."

Frengky meminta teman-teman ceweknya untuk menemani Zee. Sedangkan Frenky asyik menikmati minuman dengan berjoget di tengah-tengah kerumunan.

Salah satu dari mereka menjulurkan tangan untuk berkenalan.

"Hai... Gue Sasha, ini Sindi dan ini Poppy. Mereka semua juga kerja disini."

"Nama gue Zee"

Mereka lalu mengajari Zee bagaimana bekerja do club ini. Seperti melayani dan menuangkan minuman di gelas customer.

Bahkan mereka juga mencontohkan pada Zee cara agar cepat mendapatkan uang meski belum waktunya gajian.

Sasha mendekati om om yang sedang menikmati anggur di gelasnya.

"Hai om... Mau Sasha temenin...?"

Sasha berbicara dengan centil lalu duduk di sebelah om itu, mengangkat sebelah pahanya dan meletakkannya di atas paha om itu.

"Dengan senang hati..." Saut si om

Sasha melayani om itu dengan menuangkan kembali minuman anggur di gelasnya sambil bergelayut manja di pangkuan si om.

Zee yang baru pertama kali melihatnya merasa agak aneh dengan tingkah Sasha.

Demi uang tips yang lumayan, soal ciuman sudah menjadi hal biasa.

"Emang harus gitu?" Tanya Zee

Poppy dan Sindi tertawa mendengar pertanyaan Zee.

"Haha.... Lo baru pertama kali main di club ya?"

"Iya"

"O pantes. Dunia malam memang begini say.... Kalo lo ga genit dompet lo ga bakal berisi. Hahah...."

"Ga usah tegang Zee, santai.... Nikmatilah malam yang indah ini. Coba deh" Poppy memberikan segelas anggur agar Zee minum.

Zee menciumnya dan baunya begitu menyengat

"Ini alkohol?"

"Ya iyalah. Emang lo pikir di club ada yang jual nutr*sar*. Buruan cobain deh ntar kalo lo udah tau rasanya lo pasti suka. Ya ga Sin..."

Zee mencoba meminumnya, dan baru sekali tegukan tenggorokannya terasa panas. Rasanya yang aneh membuat Zee sedikit merasa mual.

Tiba-tiba ada laki-laki yang mendekati Zee dan meminta untuk di layani.

"Maaf tuan... Dia masih baru di sini jadi masih belum faham bagaimana cara melayani mu sampai puas. Bagaimana jika aku saja yang melayani mu? Aku jamin malam mu akan berlalu dengan menyenangkan tuan...."

Poppy pun pergi dengan laki-laki itu, minum dan berjoget bersama,hingga akhirnya mereka pergi keluar dan menghabiskan malam di hotel.

☀️☀️☀️☀️☀️

03 Liburan

Frengky dan teman-temannya memerhatikan Zee dari kejauhan.

"Udah lu apain tuh cewek frenk?" Tanya Agil

"Santai... Gue gak suka yang mainnya grasa grusu kek lu"

"Keknya masih ori tuh cewek" timpal Evan

"Ya pasti lah. Mana mau gue sama yang bekas-bekas. Hahah...."

"Bisa-bisanya lu dapet yang bening plus ori pula. Gue juga mau kali cicipin yang ori" celetuk Agil

"Enak aja lu. Dia jatah gue. Dan harus gue yang jadi pertama merasakan ke ori annya. Haha...."

Mereka bertiga sama-sama mengagumi kecantikan Zee. Meski tidak menggunakan pakaian yang seksi lekuk tubuh Zee terlihat begitu menggoda. Do tambah lagi dengan dirinya yang masih perawan membuat mereka semakin tergoda.

Kini sudah jam 01 dini hari. Zee sudah merasa sangat mengantuk.

Zee mengajak Frenky pulang karena kepalanya mulai terasa pusing.

Frengky menurutinya dan mengantar pulang.

Keesokan harinya Zee kembali belajar musik bersama Frenky.

Tak butuh waktu lama bagi Zee untuk bisa menguasainya.

Dalam waktu 2 minggu Zee sudah sangat mahir.

Dan sejak saat itu dia tak lagi menjadi pelayan minuman, melainkan menjadi pemain DJ di club.

Kehadirannya menjadikan club itu semakin ramai setiap malamnya.

Kepiawaiannya memainkan musik menjadi daya tarik bagi pengunjung. Di tambah lagi dengan parasnya yang cantik.

Zee kini sudah mulai terbiasa menggunakan pakaian-pakaian seksi, meminum alkohol bahkan sudah sangat terbiasa bergaul dengan laki-laki.

Dalam waktu singkat, Zee sudah bisa mengumpulkan uang dengan jumlah yang lumayan. Namanya mulai tenar dan membuatnya kebanjiran kontrak dari berbagai kota dan acara.

Kesibukannya sebagai DJ membuatnya lupa akan masalah di masa lalunya.

Dunianya hanyalah dunia malam.

Setiap malamnya ia selalu habiskan di club.

Dalam waktu 6 bulan saja namanya mulai ramai di perbincangkan. Saking terkenalnya wajahnya bahkan sudah sering wara wiri di televisi.

Dari iklan, sinetron bahkan film ia perankan.

Hidupnya begitu berbeda 180° dari kehidupannya yang dulu.

Kini Zee tak lagi tinggal di kontrakan sempit, ia mampu membeli apartemen mewah nan elit.

Hidup yang dimulai dari menggadaikan kalung mamanya kini Zee sudah bisa membeli apapun yang ia mau dengan mudahnya.

Hari ini Zee memilih untuk cuti dari segala pekerjaannya.

"kosongkan semua jadwal ku mulai hari ini sampai minggu depan. Gue mau menikmati hasil dari segala jerih payah ku selama ini" ucap Zee

"Oke. Berarti seminggu ini gue libur jadi asisten. Gue juga mau menghabiskan waktu dengan healing bersama ayang" jawab Dita

"Terserah lo, mau pergi ke mars juga terserah. Sekarang lo bantu gue kemas barang-barang gue. Jangan terlalu banyak, siapkan saja 3 setel. Gue mau shopping dan menghabiskan uang gue di sana."

"Oke bos" Dita segera mengemasi barang-barang Zee ke dalam koper.

Dita adalah teman sekaligus asisten pribadinya. Biasanya setiap kali Zee mau liburan, Dita selalu di ajak. Tapi kali ini Zee memilih untuk liburan sendiri.

Zee berangkat ke bandara seorang diri.

Dia menggunakan pakaian serba tertutup juga menggunakan masker.

Hal ini Zee lakukan agar tak ada seorangpun yang mengenalinya.

Hal ini biasa di lakukan oleh orang-orang yang sudah terkenal agar bisa menghindari kerumunan.

Zee tiba di Bali jam 07 malam.

Ia segera pergi ke hotel untuk beristirahat.

Keesokan harinya Zee pergi ke pantai untuk berjemur dan bersantai.

Ia benar-benar ingin menghabiskan waktu hanya dengan bersantai dan berbelanja dengan puas.

Setelah 4 hari di Bali, Zee pergi ke bar untuk sekedar minum-minuman.

Hidupnya kini sudah terbiasa dengan minuman alkohol bahkan hingga obat-obatan terlarang.

Zee menghabiskan malamnya di bar itu hingga dirinya mabuk berat.

Dengan badan sempoyongan Zee kembali ke hotel. Saat baru turun dari taksi Zee terjatuh karena dia tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya sendiri saking mabuk beratnya.

Beruntung ada seseorang yang dengan sigap segera menangkap Zee sebelum tubuhnya terjatuh ke lantai.

"Kamu ga papa...?" Tanya orang itu

"Ahaha.... Kenapa kau membantu ku. Biarkan saja aku terjatuh, karena aku memang sudah terbiasa. Hahahaa.... Dunia sudah biasa membuat ku jatuh. Uhuk uhuk.... "

"Kau sedang mabuk berat rupanya, pantas saja bicara mu tidak jelas"

"Aku tidak mabuk. Aku hanya ingin merasa bebas.... Terbang tinggi tanpa ada yang menganggu...."

Laki-laki itu membopong Zee dan membawanya masuk ke hotel.

Ia bertanya pada resepsionis hotel

"Permisi... Apa nona ini menginap di hotel ini?"

"Iya pak"

"Bisa tolong anterin saya ke kamarnya, dia mabuk berat dan tidak bisa jalan sendiri"

"Baiklah... Mari ikuti saya"

Pemuda itu lalu meletakkan Zee di kasurnya lalu menyelimutinya.

Dan ia pun pergi begitu saja. Tapi sebelum dia pergi Zee menarik tangannya.

"Jangan pergi... Sudah cukup aku hidup sendiri, aku kesepian. Jangan pergi, temani aku disini...." Ucapnya

Pria itu dengan pelan melepas tangan Zee

"Kamu tidak sendirian, Allah selalu bersama mu"

Pria itu lalu pergi dan menutup pintu kamar Zee dengan rapat.

Pria itu adalah Adam Firmansyah, pria muda yang tampan dan gagah juga hafiz Qur'an.

Adam ada di Bali karena menghadiri acara pernikahan temannya, dan kebetulan satu hotel dengan tempat Zee menginap.

Keesokan harinya Zee bangun sangat siang. Karena semalam keadaannya memang sangat buruk dan membuat tubuhnya kelelahan.

"Hua..... Jam berapa ini" Zee mengambil ponselnya dan ternyata sudah jam 2 siang.

"Aduh... Perut gue lapar banget. Semalam keknya gue bener-bener mabok berat deh sampek sekarang aja kepala gue masih agak pusing" ucap Zee sambil memegang kepalanya

Zee lalu menelepon karyawan hotel untuk membawakannya makanan.

Sambil menunggu makanannya datang Zee pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badannya.

Saat sedang berendam di bathtub ia mengingat-ingat kembali kejadian tadi malam.

"Eh.. iya tadi malam yang bawa gue ke kamar siapa ya? Sepertinya gue belum pernah bertemu dengannya sebelumnya. Oh my God, semoga semalam gue tidak mengatakan yang bukan-bukan padanya"

Tak lama Zee pun selesai mandi dan makanan sudah ada di meja. Zee segera memakannya lalu bersiap-siap untuk keluar.

"Hari ini gue mau belanja see....puasnya. Gue bukanlah Zee yang dulu. Zee yang cuma bisa merengek jika menginginkan sesuatu, tapi tidak bisa memiliknya. Sekarang apapun yang mau pasti bisa gue dapetin."

Zee lalu keluar dari hotel dan menuju pusat perbelanjaan.

Saat Zee sedang sibuk berbelanja, tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya.

"Hai Zee..."

Zee segera menoleh dan ternyata

"Sasha... Hai juga"

"Ngapain lo di sini sendirian?"

"Biasa, gue cuma mau ngerasain bebas dari pekerjaan. Pingin nikmatin hidup."

"Iyalah nikmatin hidup, duit lo kan udah banyak kalo ga di nikmatin sekarang kapan lagi"

"Oya bener. Oh ya lo ngapain di sini?" tanya balik Zee

"Sama kek lo mau ngabisin duit tapi bukan duit gue hahhaaa...."

"Maksud lo, lo kesini bawa backingan?"

"Iyalah... Tuh orangnya dateng"

"Gilak ya lo, om om mulu sasaran lo"

"Alah... mau om kek berondong kek kagak penting. Yang penting itu dompetku tebel. Ya udah ya Zee gue mau samperin atm gue, bye..."

"Bye...."

Sasha pun pergi meninggalkan Zee.

Zee sampai saat ini belum pernah mau di booking oleh siapapun. Karena prinsipnya keperawanannya hanya akan bisa di dapatkan jika sudah menikah.

Tapi bukan berarti Zee belum pernah melakukan kontak fisik, seperti halnya pelukan dan ciuman itu biasa baginya. Hanya saja Zee benar-benar menjaga keperawanannya.

☀️☀️☀️☀️☀️

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!