Ep 02

Sebelum pergi ke kota, Elya menyempatkan diri berkunjung di makam keluarganya dengan berjalan kaki.

Jalan setapak ia lewati perlahan, terik matahari menyapu wajah manisnya, butiran keringat berjatuhan.

Langkah kaki terasa berat saat ia memasuki pekarangan makan yang terletak di ujung desa. Serasa sesak di dada ketika di lihatnya tiga batu nisan saling berdampingan.

" Ayah, ibu, adik, Elya pamit untuk pergi ke kota. doakan Elya supaya bisa kuat menjalani hidup tanpa hadirnya kalian di sisi Elya." Air mata mulai berderai.

" Andai kalian masih disini bersamaku, maka langkah kaki ini tidak terasa begitu berat. Aku ingin hidup bersama kalian lagi. Meski kita hidup dalam kekurangan tapi aku bahagia bisa hadir di tengah-tengah keluarga kita. Tapi kenapa kalian pergi tanpa menganjak aku kembali ke sisi Tuhan. Ayah, ibu, adik, semoga kalian bisa tenang di alam sana." Perlahan Elya menyeka air mata lalu bergegas pergi.

Setelah kunjungan itu Elya segera berangkat menuju kota Jakarta.

Rasa takut mulai berkecamuk dalam kepala seolah memberatkan kepergiannya.

Aku harus bisa melawan rasa takut ini, semua ini aku lakukan demi kedua orang tuaku.

sekarang aku harus berjuang keras untuk segera membebaskan mereka dari belenggu dunia, agar mereka bisa tenang di alam sana...

" Kamu mau kemana nak?." Tanya seorang wanita yang duduk di sampingnya.

" Saya mau ke alamat ini Bi..." Elya menunjukkan selembar kertas pada wanita tersebut.

" Lalu dimana keluarga kamu? tidak baik gadis sepertimu pergi ke kota besar sendirian." Tanya Wanita itu heran.

" Keluargaku sudah ada di rumah abadi mereka..." Elya menunduk sedih, tanpa sadar air mata jatuh perlahan.

" Kenapa kamu menangis?." Wanita itu berusaha mengusap air mata Elya.

" Tidak apa-apa bibi, maaf ya aku jadi cengeng."

" Nak, sebenarnya kemana orang tua kamu, lalu apa maksud rumah abadi itu..?"

" Mereka semua sudah pulang ke rumah Tuhan." Lirih Elya.

" Astaga, maaf, Nak. bukan maksud bibi untuk...."

" Tidak apa-apa bibi, mungkin ini sudah jalan hidup yang harus aku tempuh." senyuman tipis terselip dalam kelukaan mendalam.

" Sabar ya nak. Lalu kenapa kamu ingin pergi ke Jakarta? disana adalah tempat yang keras. Tidak mudah mengadu nasib disana. Banyak hal yang harus kamu pelajari sebelum kamu melangkah ke kota keras itu,nak." jelas Wanita tersebut.

" Iya bibi, tapi Elya di Jakarta ikut dengan paman."

" Syukurlah kalau kamu ada tempat untuk berlindung. Semoga kamu sukses di suatu hari nanti..." wanita itu mengusap lengan Elya perlahan.

Ada perasaan iba yang membuatnya simpati pada Elya, di usia remaja sepertinya akan rawan baginya hidup di luar tanpa di dampingi orang tua.

" Nak, ini sudah sampai mari kita turun."

Mereka pun turun dari bis....

" Kamu masih belum paham dengan jalanan disini, bagaimana jika kamu ikut denganku. Nanti aku akan mengantarkan kamu ke alamat itu." Rasa iba mendorong wanita itu untuk mengulurkan tangan pada gadis malang tersebut.

" Terima kasih Bibi. Tapi Elya akan di jemput oleh supir Paman." Jelas Elya penuh keyakinan.

Saat Elya mencari tempat untuk duduk, matanya di kejutkan oleh seorang lelaki dengan membawa kertas bertuliskan namanya.

" Itu dia orangnya, kalau begitu Elya pergi dulu bibi." Elya pun berjalan menjauh dari wanita baik tersebut.

Dari kejauhan Elya melambaikan tangan serta tak lupa senyuman manis ia berikan sebagai tanda perpisahan mereka di terminal.

Terpopuler

Comments

Wartini

Wartini

ke Jakarta apa betul tempat pamannya

2020-10-29

1

ɦɨǟtʊֆ ɢċ

ɦɨǟtʊֆ ɢċ

lnjut

2020-10-29

1

$uRa

$uRa

umur baru 16 tahun SDH berani ke Jakarta...aduhh...cah ayuu..malangnya nasibmu...

itu paman apa preman...😳😳😳🙄🙄🙄

2020-10-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!