Tengah hari sudah menyapa, di dekat sebuah danau dua pendekar sedang beristirahat . Angin berhembus begitu lembutnya, membelai tubuh yang haus akan ilmu itu. Dari balik semak yang rimbun dua perempuan yang berparas cantik namun bertubuh ular sedang asyik melihat ketampanan wajah seorang pendekar yang sedang tidur dibawah pohon itu.
"Manusia itu terlihat cocok untukku. Nampaknya dia punya ilmu juga," wanita berpakaian kuning itu berkat kepada wanita yang disebelahnya. Ia berkata setelah pendekar itu ditinggal sendirian .
"Lelaki itu lebih cocok untukku Dinda," jawab wanita yang berpakaian hijau itu.
"Bagaimana kalau kita goda? Dia pasti akan jatuh kedalam pelukanku."
"Aku terima tantangan mu Dinda Wisasari."
Setelah melakukan persetujuan, dengan menggunakan Aji Malih Rupo mereka berteriak minta tolong seakan telah terjadi sesuatu pada mereka. Hal itu dilakukan untuk menarik perhatian pendekar lelaki yang sedang tidur itu.
"Ada apa nisanak berdua berteriak? Apakah ada sesuatu yang mengganggu?" Setelah terbangun Lelaki itu langsung bertanya pada orang yang berteriak tadi tanpa menaruh curiga sedikitpun.
"Tadi ada ular besar yang bersiap untuk mematuk kami. Kami sangat ketakutan sekali. Untunglah niatnya tidak jadi dilakukan jadi kami selamat."
"Syukurlah kalau begitu. Kalau boleh tahu, kenapa nisanak berdua ada ditengah hutan ?"
"Tadi kami mengikuti sungai untuk mencari kain yang hanyut. Tapi kami tidak bisa menemukannya, saat kami hendak pulang kami tersesat disini."
"Kalau begitu, aku akan menemani kalian sampai tiba di rumah. Aku tidak tahu jalan pulang ke rumah kalian, tapi setidaknya aku bisa memastikan kalian selamat sampai rumah. Kalau boleh tahu, nisanak berdua tinggal dimana?"
"Desa Munding . Tepat berada di balik hutan ini. Sebenarnya kami biasa melewati jalan ini. Namun entah mengapa kami hanya berputar-putar saja disini."
"Baiklah nisanak, mari kita perjalanan. Kasihan orang di rumah pasti sudah menunggu", Setelah berkata begitu, mereka langsung berjalan. Dalam hati, kedua wanita itu puas karena rencana mereka berhasil. Mereka akan membawanya ke suatu tempat untuk memuaskan hasrat mereka.
***
Laksminingrum melanjutkan perjalanannya, mengikuti angin yang semilir untuk mencari jati diri yang ia sama sekali tidak ia ketahui. Walaupun begitu, bagaimanapun ia harus mencari. Mungkin rasanya seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami . Entah sampai kapan akan ditemukan.
saat tiba dii hutan, karena tak melihat seorang pun mengeluarkan ilmu meringankan diri. Dia terbang melewati hutan yang luas itu . Ia harap , tak ada rintangan yang berarti, setidaknya sampai ia tiba di daerah dibalik hutan yang luas itu.
Saat sedang terbang, dibalik pohon yang rindang ia melihat dua wanita berbadan ular sedang bersama seorang lelaki yang gagah. Nampaknya lelaki itu tidak menyadari wujud asli dua wanita itu. Tapi Laksminingrum memakluminya. Hanya orang tertentu saja termasuk dirinya yang mampu melihat sosok asli wanita itu tanpa perlu ajian apapun. Mungkin, inilah keistimewaan yang diberikan Dewata kepadanya.
Matanya mengawasi gerak-gerik dia wanita itu sambil mencari tahu apa yang akan dilakukan oleh mereka. Mungkin sekalian menunggu kelengahan mereka berdua agar ia bisa menyadarkan lelaki itu lebih mudah.
***
"Kakang......, Kakang Erlangga....." ,Dewi Ratih panik saat melihat saudara seperguruannya itu menghilang. Padahal ia hanya meninggalkannya sebentar untuk mandi.
Dengan kemampuannya, ia segera mencari Erlangga yang perkiraannya belum jauh darinya. Dari satu dahan ke dahan lain, dengan lihainya ia terbang. Diamatinya keadaan disekitarnya . Dari jauh, terlihat Erlangga sedang bersama dua wanita cantik.
"Dasar pria, melihat perempuan cantik langsung mau aja diajak pergi," begitu melihat saudara seperguruannya itu ia langsung geleng-geleng kepala kemudian pergi ke pinggir danau, tempat dimana ia beristirahat tadi sambil menggerutu .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments