Moreno dan anak buahnya berlalu pergi.Azizah dengan telapak tangan dan lutut berdarah terkena serpihan kaca pun bangkit dengan susah payah.Dilihatnya disana Ammar masih meringkuk tak berdaya di antara serpihan kaca bekas amukan anak buah Moreno.
Azizah bangkit.Ia memasang kembali sendalnya yang terlepas agar tak menginjak serpihan kaca.Dengan susah payah tanpa memperdulikan tangan dan lutut nya yang perih mengeluarkan darah,Azizah mengangkat tubuh sang kakak naik ke atas kursi setelah membersihkannya dari serpihan serpihan kaca.Diraihnya sebuah kantong kresek hitam yang tergeletak di lantai teras.Itu adalah kresek berisi kue kue kering yang ia bawa dari rumah Livia.Kue kue itu sudah hancur karena terinjak injak oleh kaki para anak buah Moreno.Setitik cairan bening lolos dari pelupuk mata Azizah.Padahal niatnya tadi ingin memakan kue kue itu bersama sang kakak,namun sayang, kuenya sudah hancur.
"Zizah...."ucap Ammar lirih.
Azizah mengusap air matanya,lalu mendongak sambil tersenyum ke arah sang kakak.Ia seolah tak mau Ammar melihat tangisannya.
"maafin kakak ya....."ucapnya pilu.Sungguh...sebagai seorang laki laki sekaligus kakak,ia merasa gagal.Harusnya ia bisa melindungi adiknya itu.Namum nyatanya,untuk melindungi dirinya sendiri saja ia tak mampu..!
Azizah tersenyum manis.Wanita itu lantas menggelengkan kepalanya cepat seolah ingin berkata "kakak nggak salah"
Ammar paham maksud Azizah.Tanpa perlu wanita itu menulis keduanya seolah sudah sangat bisa memahami maksud satu sama lain.
Ammar merentangkan tangannya sambil sedikit membungkuk.Azizah pun paham.Mereka kemudian berpelukan erat,seolah ingin menguatkan satu sama lain.Ammar dan Azizah adalah keluarga.Hanya ada mereka karena kedua orang tuanya sudah meninggal.Mereka harus bisa saling menguatkan satu sama lain,saling mendukung dan menjaga satu sama lain.Mereka tak boleh terpisah.
Ketika mereka tengah saling menguatkan satu sama lain...
tiba tiba....
suara motor berknalpot bising datang memasuki area halaman rumah sederhana tersebut.
Itu Reza...!
Pria dua puluh lima tahun anak pertama dari Tari dan almarhum Ridwan,om dan tante Azizah.
Reza turun dari motornya.Dengan cepat ia berjalan mendekati rumah itu dengan sorot mata tajam menunjukkan raut wajah tak suka.
"apa apaan nih?!kenapa rumah gue ancur kek gini?!!"tanya Reza menggebu gebu.
Azizah bangkit.Ia meraih note book dan pulpennya yang tergeletak di lantai teras, menulis kan sesuatu disana lalu menyerahkan nya pada Reza.
"tadi ada orang kesini...katanya namanya Moreno,dia nyari kak Reza katanya nagih hutang....tapi kak Reza nggak ada makanya dia ngamuk ngamuk"tulis Azizah.
Reza terdiam.Azizah kembali menuliskan sesuatu.
"dia ngambil barang barang di rumah ini kak....katanya itu belum cukup....dia akan kembali lagi kesini besok...kalau nggak bayar juga dia mau hancurin rumah ini...."tulis Azizah lagi.
Reza terdiam.Raut wajah nya mendadak pucat.Gawat....Moreno berhasil menemukan alamat rumah nya....! bagaimana ini?ia tak punya uang sepeser pun untuk membayar semua hutang hutangnya pada laki laki itu..!
Jika besok ia datang kemari,apa yang harus ia lakukan??
Reza nampak berjalan mondar mandir.Azizah meraih sapu,ia kemudian mulai membersihkan serpihan serpihan kaca yang berserakan itu.Ia tak peduli dengan Reza yang nampak begitu gelisah.
Saat mereka tengah sibuk dengan pikiran mereka masing masing....
"Ya Tuhaaaannnn.......!!!!!!!!”pekik seorang wanita paruh baya yang baru saja datang bersama seorang gadis cantik.
Itu Tari dan putri kesayangannya, Aliya....!
Wanita itu terbelalak mendapati kondisi rumahnya yang hancur dengan pintu roboh dan kaca jendela pecah.
Kedua wanita beda usia yang baru saja pulang dari salon itu pun panik dengan raut wajah tak percaya sekaligus syok.Ada apa ini?kenapa rumahnya jadi berantakan seperti ini?baru di tinggal beberapa jam saja tempat tinggalnya sudah hancur tak berbentuk seperti ini,..!
"ini kenapa? kenapa semua jadi seperti ini?pintunya.... jendela nya......!!!!"ucap Tari mulai histeris.
Wanita itu lalu masuk ke dalam rumah yang tak kalah berantakan
"ini barang barang semua juga pada kemana?!!"ucap Tari lagi makin tak terkendali.
"ini ada apa sih sebenarnya....?!!"tanya Tari lagi.
Reza diam seribu bahasa,Aliya ikut bingung.Ammar menunduk.Azizah masih terlihat tenang.
Tari yang terlihat murka pun mendekati para anak muda itu...!
"heehh....!kalian semua pada nggak bisa ngomong...?!!ini rumahnya kenapa?kenapa jadi kayak gini....?!!"tanya Tari emosi
"ng....nggak tau buk.... Reza pulang udah kek gini....tuh tanya aja ama mereka....!"ucap Reza sambil menunjuk ke arah Azizah dan Ammar.
Tari menatap tajam kedua ponakannya itu.Dengan cepat wanita paruh baya itu mendekati Azizah lalu mendorong pelipis kanan Azizah dengan kasarnya.Lagi lagi,wanita itu masih terlihat tenang.Ia sudah sangat kebal dengan perlakuan perlakuan semacam ini.
"heehhh....!!kamu apain rumah saya?!!!kamu apain...?!!buat ulah apa lagi kamu sekarang hehh??!!"tanya Tari murka.
Azizah lalu menyodorkan note book ditangannya.Sebuah tulisan yang sama seperti yang tadi ia berikan pada Reza.
"tadi ada orang kesini...katanya namanya Moreno,dia nyari kak Reza katanya nagih hutang....tapi kak Reza nggak ada makanya dia ngamuk ngamuk.Dia ngambil barang barang di rumah ini kak....katanya itu belum cukup....dia akan kembali lagi kesini besok...kalau nggak bayar juga dia mau hancurin rumah ini...."
Tari seketika terbelalak.Ia lantas menatap tajam ke arah Reza membuat pria itu memasang mode awas.Baru saja ia hendak memaki maki putra pertamanya itu, Reza sudah keburu mendekati Tari lalu mencoba menenangkan nya.
"buk....buk....buk....stop...!tunggu dulu..jangan marah marah dulu...!"ucap Reza sambil memeluk tubuh sang ibu membuat Tari seketika menahan amarahnya.
"apa?!mau ngomong apa kamu?!!"tanya Tari sedikit kesal
"i...ikut Reza dulu....biar Reza jelasin..."ucap laki laki itu kemudian menarik ibu dan adik perempuan nya yang masih terlihat bingung itu masuk kedalam kamarnya untuk membicarakan sesuatu.
Azizah acuh,ia kembali melanjutkan aktifitas bersih bersihnya yang sempat tertunda.
Setelah selesai,gadis tuna wicara itu lantas meraih tongkat sang kakak yang tergeletak di teras rumah itu.Ia memberikan nya pada Ammar lalu mengajaknya masuk ke dalam rumah.Baru selangkah mereka hendak memasuki rumah itu,tiba tiba....
"eeh....eeh...ehh....!!!mau kemana kalian?!"tanya Aliya yang tiba tiba keluar dari kamar Reza bersama kakak dan ibunya.
Azizah dan Ammar pun menghentikan langkahnya
"kita mau masuk Al...."ucap Ammar
"siapa yang nyuruh?"tanya Aliya sinis.
Tari mendekat.
"denger ya...malam ini kalian nggak di izinin masuk ke rumah ini...!jangankan masuk...nail ke teras pun kalian tidak saya izinkan...!"ucap Tari tegas
"kalian tidur di halaman...!"ucapnya sambil menunjuk halaman berumput itu.
Azizah tak kaget.Lagi lagi....ia sudah biasa dengan perlakuan semena-mena seperti ini.
"tante....kami salah apa?"tanya Ammar.
"salah apa?kalian itu lalai....!kalian nggak bisa jaga rumah saya dengan baik....!ini semua rusak juga gara gara kalian....!!!"bentak Tari.
Azizah tak bereaksi.Ia terkesan cuek dan seolah sudah kebal dengan ucapan ucapan itu.Berbeda dengan Ammar yang terlihat tak suka dengan ucapan tantenya itu.
"malam ini kalian tidur di luar....!saya tidak mengizinkan kalian untuk tidur di dalam rumah saya....!keluar kalian...! tidur di halaman....!!"ucap Tari mengusir.
Ammar hendak menjawab ucapan wanita itu namun Azizah menahannya.Gadis itu menggelengkan kepalanya seolah meminta sang kakak untuk diam dan tak usah melanjutkan perdebatan mereka.Toh mau berdebat seperti apapun mereka juga tak akan menang melawan tantenya.
Azizah pun membimbing Ammar untuk menuju halaman.Mereka lantas duduk di halaman berumput itu sambil menikmati waktu sore menjelang malam tersebut.
Ammar menatap sendu ke arah sang adik yang terlihat masih bisa tersenyum dalam kondisi seperti itu.
"Zizah...."ucap Ammar.Gadis itupun menoleh.
"maaf..kakak nggak bisa belain kamu"ucapnya.
Azizah tersenyum.Ia menggelengkan kepalanya lalu meringsut mendekatkan diri pada sang kakak.Ammar menggerakkan tangannya memeluk pundak sang adik.Azizah menggerakkan tangannya menyentuh dada Ammar lalu dadanya sendiri, seolah ingin mengatakan "yang penting kita sama sama ..."
Ammar tersenyum.Ia mengeratkan pelukannya sambil menciumi pucuk kepala sang adik.
Aziza mengeluarkan note book nya lalu menulis kan sesuatu dan menyodorkan nya pada Ammar.
"kalau tabungan Zizah udah cukup...kita pindah dari sini ya kak....kita beli rumah kecil kecilan"tulisnya.
Ya... sepasang saudara itu memang punya mimpi ingin punya rumah sendiri,agar mereka tak terus terusan menumpang di rumah sang tante.Agar mereka tak diperlakukan seperti budak lagi di rumah itu.
"amin..."jawab Ammar.
Azizah kembali memeluk sang kakak.Begitupun Ammar.Ditengah tengah cobaan hidup yang begitu berat, Ammar dan Azizah bersyukur masih memiliki saudara kandung.Mereka selalu saling menguatkan satu sama lain.Ammar adalah kekuatan Azizah.Dan Azizah adalah semangat Ammar untuk tetap bisa hidup
...****************...
Visual...👇
Azizah Rahmaniar👇
Zack Andreas👇
Moreno👇
Andrew & Livia👇
Reza👇
Aliya👇
Ammar 👇
Zia👇
...----------------...
***Up 04:07
yukkk....kasih dukungan nya yang banyak🥰🥰🥰🥰***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
siti yanti
malang nian nasibnya Ammar dan Azizah 😢😢😢
2023-10-29
1
G** Bp
baru mulai baca aja dah nyesek bget🥹🥹
2023-10-03
1
Arya Budi
sediiiih thor,,baru awal dh mewek 😭
2023-06-20
0