Sempurna gak bisa dengan si cacat

(Pov Daven)

Masuk ke sekolah pinggir kota ini lagi, beberapa banyak hal yang harus aku bayar supaya aku bisa dengan tenang bersekolah.

Dari Smp berpindah terus.

Sekarang Sma sengaja berjauhan dari keluarga sebenarnya ayah mau mendidikku mandiri atau sengaja agar anak yang bodoh ini tidak ketahuan hidup.

Menyusahkan hidup orang.

Masuk dan mengikuti kelas untuk memberikan karya seni unik dan tak ada siapapun dalam kelas jam enam ini.

Lebih baik aku bermain Game mengeluarkan ponsel dan bermain dengan santai. Selesai rintangan pertama seketika suara benda diatas meja ku terdengar.

Gadis tuli ini.

Aku memandang barang yang ia bawa. Semuanya sesuai apa yang aku minta bahkan dia membawa dengan sangat baik semua.

Aku mengeluarkan semua alatnya membuat hewan dengan teman binatang mamalia dan semuanya selesa dalam hitungan detik orang miniatur ukuran sedang oranghutan.

Saat guru masuk semuanya juga masuk kedalam kelas gadis bisu itu juga baru duduk. Rajin sekali dan bersih mau membersihkan bekas kerjaanku.

Aku meliriknya sesekali tapi, dia kadang melirikku takut kadang penasaran.

Lucunya.

Saat guru datang dan bertanya padaku karena ia sepertinya langsung melihat hasil karyaku dan Hanna.

"Waah.. apa ini? Daven kamu mengerjakannya di sekolah."

Aku mengerlingkan mata malas apa ia tak menganggap hanna ada. Benar-benar guru satu itu, ya aku tahu siapa guru itu dan bagiaman orangnya.

"Ini kerja kelompok pak bukan kerjaan saya, Hanna juga ada."

Aku menegaskan keberadaan gadis bisu itu dan apa yang terjadi selanjutnya adalah bisik-bisik yang terdengar merdu.

Ya mereka menganggap gadis bisu, Hanna itu tak bisa melakukan apapun dan menjadi beban.

Dasar orang-orang sok tahu.

Aku kembali diam saja fokus ke guru didepan yang menjelaskan beberapa hal bukan dalam pelajaran mungkin kegiatan sekolah atau kelas extra.

Tak minat mendengar, aku memilih tidur diatas meja, kepala miring diatas meja dan wajah di tutup lengan dengan kain hoddie yang kebesaran di lengan.

Sebuah tusukan di lengan. Aku bangun menatap Hanna.

"Apa?"

"Apa kamu mau mengerjakan ini sama aku?" Melihat tulisan di buku kecil aku mengangguk saja setelah membaca dan saat jam pulang tiba-tiba dia berdiri mengikutiku. Aku berbalik menatapnya.

"Apa.. lo ngikutin gue?"

Dia menulis di buku kecilnya dengan cepat.

"Kita harus buat susunan tugas kayak di papan tulis trus kita kumpul besok."

"Kamu tadi dah nganggukkin iya?"

Haiiss kepalaku pening membacanya.

"Udah lah ayo cari kita kerjain di rumah lo, alamatnya deket ama kosan gue." Menarik tangannya karena aku sudah ngantuk dan lelah.

Masa bodo dengan tatapan semua orang.

Sampai di toko alat tulis yang cukup besar didepan sekolah aku melangkah masuk lebih dulu, Hanna mengekor di belakangku.

"Lo ambil aja apa yang menurut lo bisa di pake, gue kesana nanti lo ke kasir aja." Kataku menjelaskan dengan pelan.

Tiba-tiba aku yang asik berkeliling tak terasa sudah lama aku melihat Hanna mengantri.

Saat akan membayar aku menahan tangannya mengambil uang di dompetku.

"Habis berapa Mb?"

"Semuanya Delapan puluh tiga ribu."

Aku memberikan uang dengan pecahan pas sesuai mb itu bilang.

Sampai di kosan kita tak naik kendaraan sama sekali dan hanya berjalan kaki dari toko sampai kos tapi, ibu kost tiba-tiba datang dan melihat kami berdua.

"Kalian mau ngapai?"

"Ngerjain tugas bu." Jawabku dengan seramah mungkin.

Ayolah pasang topeng anak baik gak sampe lama kan.

"Oh." Ibu kost menatap Hanna dari atas sampe bawah.

Jujur aku tak suka orang lain memandang orang lain lagi dengan tatapan aneh dan tak ramah.

"Bu.." Panggilku.

Tatapan bu kos membuatku kesal sendiri, sekarang.

Hanna mengangguk takut menunduk dia aku melihatnya.

"Eh.. Nak Daven.. kamu kenapa sama Mb Hanna kan masih banyak yang cantik bisa ngomong, biasanya kalo gak bisa ngomong gini otaknya gak terlalu cerdas."

"Terimakasih bu tapi, saya bukan mau minta contekan kisi-kisi ulangan, saya sama Hanna mau kerja kelompok liatkan apa yang kita bawa?"

Ibu kos mengangguk dengan wajah yang cerah di buat baru tahu dan mengerti.

"Oh iya, kalo gitu pamit dulu ya ibu."

Dia malu sendiri.

Aku mengangguki saja apa yang ibu itu bilang setelah kata pamit.

Sama sekali tak senang.

Apa hidupku juga harus sesuai keinginan mereka.

Termasuk yang seharunya mendungku dalam semua hal baik, orang tua.

"Lo gak usah mikir apa yang ibu kost itu bilang, Lo kos di sekitar sini juga? dimana?"

Basa-basiku.

Tatapan matanya sibuk mengamati kost.

"Oh.. iyaa Aku di jalan merpati nomor dua kamu kan ada di nomer delapan ada di belakang sini kostanku." Tulisnya setelah sadar dan menatapku dengan binar cerah wajahnya.

Unik.

Kukira dia sama sekali tak mendengarkan aku bicara.

"Buat ibu kost tadi gak masalah, aku dah biasa, kamu khawatir?"

Tambahnya.

Dia yang sibuk menulis aku yang penasaran seketika memperlihatkan tulisannya.

"Oh... Hoho enggak, Gue biasa cuman takut nya lo baper aja," ucapanku sepertinya tak beda jauh dengan prasangka Hanna.

Sudahlah biarkan gadis itu saja yang menilai.

Selesai mengerjakan tugasnya dia langsung membereskan barangnya dan pamit pulang aku yang kembali sendirian merasa hampa lagi, Sudahlah bodo amat dengan kehampaan sendiri sunyi, yang penting gak berisik.

Pagi ini kembali berangkat sekolah dengan jalan kaki santai saat di depan gerbang aku melihat Hanna di tampar oleh sisawa lain.

"Lo sembarangan deketin Davendra, Han... Lo itu bisu sadar diri dikit napa orang kek lo tuh bersanding sama yang kaya Davendra."

"Liat diri lo! Liat Davendra utu ganteng pinter cerdas gue temenan sama dia dari Smp dan gue belom pernah dia lirik, sok ke gatelan lo mentang-mentang cantik tapi, Lo bisu, oh lo ngemis ya."

Mereka bener-bener kurang waras masih pagi sudah membuat keributan. Seketika salah satu dari mereka menyadari keberadaanku.

"Nah tuh Si ganteng!" Teriak temannya saat melihatku.

Hanna tetap menunduk walau dia dengar aku ada di dekatnya.

Tunggu apa itu di telinga Hanna.

Akh! Sial! Mereka terlalu berlebihan dan apa yang di lakukan satpam itu membiarkan pembulyan depan mata.

"Han.. ikut gue!" Tarikku pada tangannya tapi, satu tangan lain menahan tanganku menarik tangan Hanna.

"Apa lo!" Entah kenapa aku menggukan nada tinggi pada perempuan yang mengganggu Hanna.

"Dav, Gue dah lama suka sama lo kenapa lo tarik si bisu ini kata mereka Hanna itu cacat dan bisu, sadar Dav dia gak pantes buat kamu."

"Pantes atau enggak nya itu urusan gue, Kalian siapa dan lo gue gak kenal jangan pernah usik gue dan sebarin rumor kalo lo kenal gue! Ngerti lo!"

Mereka itu cuman mau di pandang lebih dan mereka itu gak berani liat keadaan sekitar.

Seketika tanganku bergerak merangkul Hanna dan membawanya pergi ke uks sekolah lantai dua.

Melihat jam tangan di pergelangan tangan kiriku lalu melihat pintu uks terbuka seketika.

Aku masuk saja dan melihat perawat uks menatapku.

"Dia kaget dan luka ini gak masalah gak sampai mengenai bagian sensitif telinganya."

Tatapan mata Hanna padaku terlihat menyedihkan.

Episodes
1 Teman pertama
2 Berbagi pengalaman bukan rasa
3 Bukan anak biasa
4 Sempurna gak bisa dengan si cacat
5 Teman ketika Davendra tidak ada
6 Datang di siang hari
7 Cuman temen
8 Tidak terlihat
9 Masih kuat
10 Saudaraku
11 Ibuku
12 Si kecil Haila
13 Kakak kelas dua belas
14 Kejadian foto itu
15 Aku harus bela
16 Lukanya terlihat
17 Tambah parah
18 Berjarak sementara
19 Berbeda
20 Merasa asing
21 Perubahan kelompok
22 Kenapa aku korbanya
23 Makan Malamku berbeda
24 Semuanya hanya tahu didepan
25 Dapat kalung
26 Kepikiran
27 Harga diri
28 Bunuh diri
29 Tanpa Mawar
30 Lebih baik
31 Populer tiba-tiba
32 Berlalu cepat
33 Teman lama
34 Titik lemah
35 Aku anak tersayangnya, atau bukan
36 Waktu bersama
37 Kueh hitam
38 Dosen ganteng
39 Teman belanja Damian
40 Ibu Damian
41 Walaupun aku bukan siapapun, Tidak bisa!
42 Kesombongan dia bilang
43 Perhatian Haila berlebihan
44 Diam cara terbaik
45 Keluarga Agung Surya
46 Rasanya gak senyaman biasanya
47 Aku tak butuh perhatianmu
48 Ayahku adalah yang terbaik
49 Aku harus bersikap selayaknya
50 Mereka sendiri yang datang
51 Ultah sederhana tapi, mewah.
52 Perasaannya dalam
53 Ucapan selamat
54 Waktu bersama Nenek Fatrisia
55 Tak seharusnya datang
56 Orang tua Yoga.
57 Datang tidak tepat, hampir aja!
58 Bukan maksudnya gangguin.
59 Menurut orang bukan menurutku
60 Penilaian dan tekanan mereka padaku
61 Uangkapan yang berdebar
62 Acara ulang tahun perusahaan.
63 Kecelakaan
64 Tidak luka
65 Tindakan
66 Hampir malu
67 Berhenti
68 Terbongkar
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Teman pertama
2
Berbagi pengalaman bukan rasa
3
Bukan anak biasa
4
Sempurna gak bisa dengan si cacat
5
Teman ketika Davendra tidak ada
6
Datang di siang hari
7
Cuman temen
8
Tidak terlihat
9
Masih kuat
10
Saudaraku
11
Ibuku
12
Si kecil Haila
13
Kakak kelas dua belas
14
Kejadian foto itu
15
Aku harus bela
16
Lukanya terlihat
17
Tambah parah
18
Berjarak sementara
19
Berbeda
20
Merasa asing
21
Perubahan kelompok
22
Kenapa aku korbanya
23
Makan Malamku berbeda
24
Semuanya hanya tahu didepan
25
Dapat kalung
26
Kepikiran
27
Harga diri
28
Bunuh diri
29
Tanpa Mawar
30
Lebih baik
31
Populer tiba-tiba
32
Berlalu cepat
33
Teman lama
34
Titik lemah
35
Aku anak tersayangnya, atau bukan
36
Waktu bersama
37
Kueh hitam
38
Dosen ganteng
39
Teman belanja Damian
40
Ibu Damian
41
Walaupun aku bukan siapapun, Tidak bisa!
42
Kesombongan dia bilang
43
Perhatian Haila berlebihan
44
Diam cara terbaik
45
Keluarga Agung Surya
46
Rasanya gak senyaman biasanya
47
Aku tak butuh perhatianmu
48
Ayahku adalah yang terbaik
49
Aku harus bersikap selayaknya
50
Mereka sendiri yang datang
51
Ultah sederhana tapi, mewah.
52
Perasaannya dalam
53
Ucapan selamat
54
Waktu bersama Nenek Fatrisia
55
Tak seharusnya datang
56
Orang tua Yoga.
57
Datang tidak tepat, hampir aja!
58
Bukan maksudnya gangguin.
59
Menurut orang bukan menurutku
60
Penilaian dan tekanan mereka padaku
61
Uangkapan yang berdebar
62
Acara ulang tahun perusahaan.
63
Kecelakaan
64
Tidak luka
65
Tindakan
66
Hampir malu
67
Berhenti
68
Terbongkar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!