***
Lama sekali Wiily menunggu Kania. Hingga beberapa kali Willy terbentur ke tembok karna ngantuk yang mendera begitu berat.
"Tuan. Nona anda telah siap..." jelas Para pegawai salon itu. Willy mulai terbangun dan sedikit buram pandangannya saat itu. Ketika Willy berusaha mencari sosok Kania, Kania sudah berdiri di depan Wily dengan dadanan begitu gelamour seakan hendak pergi ke sebuah pesta. Willy tak bisa berkedip, ia sungguh terpana. Willy begitu terpukau... Ia tak menyangka jika sosok gumpalan lumpur yang tadi duduk di sampingnya kini di sulap menjadi putri dari negri dongeng.
Kania sangat cantik dengan gaun merah yang begitu minim di tubuhnya. Aura sexy terpancar hingga menyala-nyala. Willy tak bisa bohong jika ia memuji dengan kata Cantik untuk Kania. Karna Willy sedikit tergoda olehnya.
"Maaf... telah merepotkan anda" Ucap Kania membuyarkan tatapan Willy yang masih terpana saat itu.
"Apakah anda baik-baik saja tuan?" tanya Kania lagi, kania mendekati Wiily dan menepuk pundaknya...dan tampak tak sopan. Maklumlah, kania adalah gadis pedesaan.
Wily terperanjat seketika itu dan ia lekas membuang wajahnya "Aku baik-baik saja" jawab Willy salting. Willy lekas berdiri dan kembali menjadi kalem. Ia mulai menugaskan oscar untuk membayar biaya Kania tadi.
"Ayo. Akan ku antarkan ke kediamanmu..." jelas Wily panik nampaknya Willy masih salah tingkah.
Mendengarkan ungkapan Wily sungguh membuat Kania bahagia "Benarkah? terimakasih tuan... jika kita bertemu kelak. Aku akan membayar semua hutang budi ini" jelas Kania senang.
"Akan ku tagih janjimu nanti" Balas Willy.
"Tentu..." Kania mulai melangkah searah dengan Willy menuju ke kota Bisnis Diamond City .
***
Bersyukurlah Kania bertemu dengan Willy... Hingga Kania, dapat dengan mudah sampai ke tempat tujuan. Dua jam perjalanan... Kania terlelap ketika hari menjelang senja.
"Tuan... Apakah anda baik-baik saja?" Tanya Oscar.
Willy mengangguk diam "Ngh. Tentu..." Ucapnya.
"Apakah anda serius mengantarkan wanita ini ke kediaman Yohans?" tanya Oscar. Lagi-lagi Willy mengangguk mantap.
"Kenapa kamu begitu khawatir...?" Tanya Willy tenang.
"Ah... tidak, saya hanya..." Lidah Oscar terasa kelu saat itu juga.
"Jangan khawatirkan aku... Aku akan sangat senang sekali bertemu dengan Tuan muda dari kluarga Buana Wijaya Kusuma" Imbuh Wily dalam senyuman yang penuh misterius.
Beberapa menit kemidian...
Kania sampai di tempat yang tertuliskan dalam sebuah kertas putih tersebut... Wily membangunkan Kania perlahan. Lantas Kania bangun dan mulai meregangkan tubuhnya hingga bergeliat seperti ulat "Nggghh... di mana ini?" tanya Kania. Willy tersenyum melihat ke konyolan wanita itu. Wanita yang cukup urakan dan lucu di mata Willy.
"Kita sudah sampai..." Ucap Willy menunjuk lokasi yang di inginkan Kania.
Kania terkejut dan lekas membelalakan matanya seakan tak percaya pada apa yang ia lihat saat ini "Benarkah?!" pekik Kania menatap front kediaman Yohans dengan mata melotot.
"Inilah tempat yang ingin kamu tuju itu..." Jelas Wiily tersenyum ringan. Kania sungguh senang, sesekali menatap front kediaman Yohans dan sesekali menatap Willy takjub.
"Makasih tuan... Anda adalah penyelamatku!" Ucap Kania mencengkram tangan Willy kegirangan.
Wily ikut senang dan mulai mempersilahkan Kania untuk turun dari mobil itu dan lekas menuntunnya menuju gerbang.
"Tuan. Ayo masuk lah dulu..." Pinta Kania di depan gerbang front kediaman Yohans. Bahkan gerbang tersebut masih tertutup dan belum terbuka.
"Suatu kehormatan untuk ku jika bisa mampir ke kediaman mu nona" gurau Wily memperhatikan sekeliling. Bahkan Wily bertanya-tanya dalam hatinya. Siapa wanita yang ada di depannya saat ini sebenarnya.
Tiba-tiba, ketika Kania menatap Gerbang yang membentang tinggi dan luas di depannya. Seketika itu pikirannya langsung Blenk.
Oh tuhan. Bagai mana cara aku masuk ke dalam sana? bahkan aku tak melihat satu celah pun di gerbang ini. Gerbang ini sungguh tertutup rapat hingga aku tak bisa mengintip untuk berteriak pada seseorang saat aku ingin membuka pintu ini. Bathin Kania.
Kania masih menelisik gerbang tersebut seakan kebingungan. Wily yang memperhatikan tingkah bodoh Kania mulai tersenyum dan menahan tawanya.
Dari awal. Aku tak percaya jika wanita ini adalah orang penting di kediaman ini. Tingkahnya seperti seorang pegawai baru yang di buang tuannya di tempat entah berantah. bathin Willy menggumam.
Saat mereka sedang berdiri di depan front gerbang kediaman Yohans. Tiba-tiba, sebuah mobil mewah datang dan berhenti tepat di depan gerbang. Seseorang menyorot lampu ke arah Wily dan Kania.
Tin Tin
Bunyi klakson itu membuat Kania mundur hingga menghindari badan mobil yang terluhat berhenti di depan Kania.
Lalu seseorang terdengar membuka pintu mobil dengan tergesa-gesa. Itu adalah Richi sang supir tuan kejam Hans Buana Wijaya Kusuma.
"Nona!" pekik Richi menghampiri Kania. Kania terkejut "Ah! tuan Richi... apakah itu anda?" tanya Kania polos.
"Oh tuhan. Kamu menyelamatkannya... terimakasih tuhan" Ungkap Richi begitu senang hingga menadahkan tangannya ke arah langit beberapa kali.
"Richi... mana tuanmu?" tanya Kania menelisik sekeliling. Richi seketika itu terdiam...
"Tu... Tuan bos dia..." Mata Richi tak mau menatap lawan bicaranya karna ia sedang ingin berbohong.
"Ahmmm..." saat Richi hendak menjelaskan. Wily menggeram dan menyela pembicaraan. Kania mulai terperanjat saat menatap Wily yang sedari tadi di acuhkannya.
"Ah tuan Willy. Maafkan saya!! Tadi saya lupa hingga tidak memperkenalkan anda... tadi..." Gagap Kania belepotan ketika bicara. Richi sedikit terkejut pada apa yang ia lihat saat ini.
Degh! Jantung Richi seakan di pukul sesuatu.
O-orang ini? Sedang apa dia di sini... bathin Richi menggumam curiga.
Wily menatap Richi tajam hingga seakan menusuk jantung Richi yang saat itu menatap pria itu penuh rasa curiga.
Gluk... Seketika Richi menelan salivany sendiri "Tuan Richi... Perkenalkan, dia adalah tuan..." Saat Kania hendak menjelaskan. Mobil lain datang dan mengelaksoni mereka bertiga.
Tin! Tin!
Wily, Kania dan Richi pun mulai menoleh ke arah diman mobil tersebut tiba.
Celaka... bos datang. bathin Richi menggumam. Richi masih menatap Mobil Hans penuh rasa khawatir. Sedangkan raut wajah senang mulai tampak di wajah Kania juga Willy.
Mobil masih terdiam di hadapan ketiga orang tersebut. Hingga akhirnya seseorang keluar dari dalam mobil tersebut dan menghampiri Richi dan Kania juga Wily. Aneh, seseorang itu adalah seorang wanita cantik berambut pirang.
Kania sungguh terpana menatap ke angguna dan kemolekan wanita tersebut.
Siapa wanita ini. Cantik sekali... Bathin Kania menggumam hingga melongo ketika menatap wanita tersebut.
Sedangkan hati Richi amat panik dan merasa gelisah Apa yang di lakukan wanita ini di kediaman tuan bos. Bathin Richi...
Wily pun menggumam Kekasih nya datang di jam segini. Waw... ada acara apa ini jangan-jangan ini waktu yang tepat untuk melakukan sesuatu... Bathin Wily.
Wanita cantik itu berdiri di depan ketiga orang tersebut. Tapi, tatapan wanita itu malah mengarah ke Wily "Hai tuan muda... Apa kabar? tak pernah ku sangka kita akan bertemu di sini?" Sapa wanita itu.
Deg! Kania sungguh kaget katika wanita itu menyapa Wily dengan ungkapan tuan muda.
"Tu-an... mu-da?" bisik Kania membelalakan matanya.
Lalu saat situasi sedang tegang-tegangnya... Hans turun dari mobil dan mulai menghampiri wanita berambut pirang itu "Sayang... ayo kembali masuk mobil. Cuaca makin malam makin dingin" jelas Hans di depan Kania. Kania menatap Hans dengan mata melototnya.
Apa? sa-sayang? suamiku menyebut sayang pada wanita itu?" bathin Kania terasa terbakar.
"Baiklah..." Ucap Wanita yang di panggil sayang oleh Hans.
"Senang bertemu dengan anda. Tuan muda Willysone..." Sapa terakhir Wanita berambut pirang itu. Ia membuang wajahnya dan lekas memasuki mobil yang Hans bukakan pintunya.
Kania sungguh marah, Ia sangat ingin sekali menangis. Bagai mana Kania tidak marah untuk hari ini, Hans yang bilang sendiri bahwa jika Kania bisa kembali ke kediamannya sebelum 24jam maka sifatnya akan sangat berubah. Tapi nyatanya Kania malah di suguhkan wanita yang Hans panggil sayang.
Kania marah besar, hingga kemarahan Kania berhasil membuatnya membalas kelakuan tak menyanangkan Hans padanya dengan segenap amarah di dadanya yang meluap luap itu.
Di saat itu pula Kania lekas mengambil selop yang ia pakai dan melemparnya serampangan.
Pletuk! Alhasil selop itu ternyata mengenai kepala Hans. Hans meraba kepalanya yang terasa benjol itu, lalu Hans menoleh ke arah Kania dan membentaknya kasar "Dasar! pela-cur!" Bentak Hans lantang. Kata-kata itu di dengar oleh Richi, Willy dan Wanita berambut pirang itu.
Uughh! Sebenarnya siapa wanita berambut pirang itu! dia sungguh menyebalkan. bathin Autor.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Febby Fadila
astaga.. pergilah kania pergu sejauh mgkin
2024-06-22
0