***
Sesuai arahan yang di terima Marsha lewat telpon. Hans dan Marsha tergesa-gesa menuju tempat tersebut. Dan di saat mereka sampai di tempat itu. Hans sungguh kaget hingga bola matanya terbelalak ketika menyaksikan keadaan yang cukup mengharukan. Di mana Hans melihat Ayah dan adik perempuan Hans tengah saling merangkul dalam sebuah tangisan.
"A-yah..." kelu lidah Hans saat mengucap demikian. Suara lembut itu terdengar hingga telinga Ayahnya dan membuat sang ayah menoleh ke arah anaknya itu "Hans..." sang ayah lekas menyeka air di wajahnya yang terjun begitu deras seakan menceritakan sebuah kepedihan yang amat dalam.
"Ayah. Apa yang terjadi pada ibu? Tadi pagi ia masih baik-baik saja?" Tanya Hans panik menghampiri sang ayah dengan langkah yang begitu gemetaran.
"Ibumu kena serangan jantung nak. Lekaslah menikah... itu yang di minta ibumu" jelas sang ayah menyentuh bahu kekar sang anak seraya mengelusnya.
"Apa? Kenapa ibu meminta hal demikian? Ini konyol dan begitu mendadak untukku" Dengus Hans kesal.
"Tolong kabulkan keinginannya... Siapa tahu, dengan kamu menikah sekarang juga. Ibumu bisa sehat kembali... Mungkin ia ingin melihat anak kesayangannya menikah dan bahagia..." Jelas sang ayah memaksa.
Hans melamun dan menoleh ke arah Marsha yang saat itu masih tertatih di belakang punggung kekar Hans.
"Ia kakak. Tolong selamatkan nyawa ibu. Mungkin ia ingin melihat kakak bahagia..."Ujar sang adik.
"Tapi Gin. Kakak belum siap..." Imbuh Hans menelan salivanya sendiri.
"Keterlaluan! Egois sekali kamu Hans. Bahkan kamu tak ingin menyelamatkan nyawa ibumu sendiri!" Bentak Tuan Rangga marah besar setelah permintaannya di tolak mentah-mentah.
"Tapi Yah. Ini sangat mendadak sekali... Kami belum bisa memutuskan nya sekarang" Jelas Hans menolak lagi.
"Baik jika ini yang kau pilih. Pergilah sekarang juga. Tapi... ayah tak akan memberimu apapun, selain pakaian yang kau kenakan saat ini. Segala pasilitasmu akan Ayah cabut... terutama saham penuh atas Nama perusahaan yang sadang kamu pimpin saat ini" Jelas sang Ayah
Cetttaaaarrrr!
Bagai di sampar petir hati Hans kaget setengah mati "Apa maksudmu ayah?" tanya Hans panik. Bahkan keringat dingin mulai bercucuran di jidaknya.
"Maksudku. Aku akan menghapus mu dari anggota keluarga... Hingga kau pun tak akan mendapatkan sepeser uang pun dariku" Jelas sang ayah. Hans makin takut, Lalu saat suasana makin kacau... Ginaya mulai mendekati sang ayah dan mulai meluluhkan amarahnya "Ayah... jangan marah, jangan paksa kakak seperti ini..." Pinta Ginaya.
Sang ayah menoleh "Pilih saja salah satu... Egomu. Ataukah kluarga ini..." Tuan Rangga nampak amat marah, Bahkan ia menatap wanita di samping Hans begitu tajam. Sungguh, saat itu tuan Rangga memperlihatkan amarahnya yang dalam.
Tuan Anggara dan Ginaya mulai menjauhi Hans. Sementara Hans dan Marsha saling terdiam tak berkata satu sama lain.
Hans menoleh kearah Marsha, ia mulai berlutut di bawah kaki wanita itu, nampaknya Hans sedang memohon "Sayang. Ku mohon... demi ibuku, demi kebahagiaan ibu... tolong terimalah lamaran ku ini..." Pinta Hans menyentuh kaki Marsha penuh penyesalaan.
Marsha malah mundur dari Hans dan membuang Wajahnya. Hans kaget dengan keangkuhan Marsha yang tampak sekali bahwa Marsha memang tak ingin menikah dengannya.
"Maaf... Aku tidak bisa..." jelas Marsha. Hans sungguh hancur. Tak ada satupun yang bisa ia harapkan.
"Kapan...? lalu kapan kita akan membina rumah tangga yang indah itu?" tanya Hans menahan amarahnya. Hati Hans sungguh hancur saat ini.
"Maaf. Aku sungguh tak bisa menentukan waktunya. Maafkan aku... aku tak bisa membantumu Hans"
Degh!
Hans mulai tersadar, Marsha sama sekali tak ingin menikah dengannya. Hans sungguh merasa patah hati, tapi sebisa mungkin ia menahan kesedihannya.
"Sungguh... kamu tak akan menyesal?" tanya Hans mulai memejamkan matanya. Lalu ia berdiri perlahan dan tertatih-tatih di hadapan sang kekasih yang tengah menolaknya secara mentah-mentah itu.
"Aku sungguh yakin dengan pilihanku ini..." Jelas Marsha mulai mundur lagi. Lalu memutar kakinya seakan tak perduli pada Hans. Hans sungguh terpukul atas perlakuan Marsha yang begitu dingin padanya itu. Hingga ia mulai menahan air matanya yang hampur jatuh itu karna terlalu sakit.
Akhirnya, dengan segenap amarah yang ada. Hans pun mulai berdiri tegap menatap kepergian Marsha yang berlalu begitu saja tanpa mempertimbangkan hubungan mereka lebih lanjut nya lagi.
"Marsha! Aku tak akan pernah melupakan hari ini. Hari di mana kamu mencampakanku demi Karirmu itu!" Bentak Hans. Hans mengepalkan tangannya dan memukul dinding di sampingnya.
Buak! Kerasnya pukulan Hans yang di bumbui amarah itu. Berhasil membuat dinding rumah sakit yang kokoh itu mulai gentar dan retak-retak halus. Sementara dinding putih rumah sakit trsebut mulai berwarna merah pekat, Akibat cairan darah dari tangan Hans yang menetes begitu derasnya. Tinjuan itu membuat kepalan tangan Hans sobek. Tapi luka di tangannya tak begitu parah, yang lebih parah adalah luka di hatinya yang tersayat habis akibat kata-kata Marsha yang begitu menyiksa.
"Kau... sungguh tak perduli padaku..." Hans melangkah longai bergontai menuju kamar ICU. Dimana ibunya tergeletak tak berdaya... Hingga akhirnya ayah Hans menjodohkan Hans dengan gadis desa yang di besarkan mantan supir pribadi kluarga Buana Wijaya Kusuma Sang manatan supir di pilih tuan besar Rangga karna ia telah berjasa menyelamatkan nyawa tuan besar itu. Sebab sebelah ginjal orang tua Kania telah rela di donorkan untuk tuan Rangga tersebut tanpa pamrih. Hingga untuk menghormati jasa tersebut, Tuan Rangga memutuskan untuk mengangkatnya menjadi besan.
Meski hans menolak keras, tapi pernikahan dadakan itu berjalan begitu Hikmat. Hingga ibu Hans sadar dan menyaksikan sumpah sakral yang terjalin di rumah sakit itu. Ibu Hans amat bahagia melihat anak sulungnya telah bersunting dengan gadis cantik yang luguh macam Kania.
Usai pernikahan... Beberapa hari kemudian, Ibu Hans menghembuskan napas terakhirnya. Ibu Hans yang bernama nyonya Kinanti, meninggal dengan bibir tersenyum seakan bahagia. Hans amat terpukul, saat itu Hans berniat menceraikan Kania. Namun sang ayah tak setuju dan mengancam akan tetap menghapus Hans dalam anggota keluarga jika ia tak bisa menjalankan amanah sang ibu.
Hingga Hans marah dan mengantarkan Kania ke desa. Beberapa hari tinggal di desa... Rupanya tak membuat Hans melupakan sosok Marsha. Ia malah menggebu dan malin rindu pada wanita yang paling ia cintai sedari remaja itu.
Hingga Hans terus mengacuhkan Kania yang selalu ada untuknya dan terus bersikap manis padanya itu.
***
Hans pun mulai membuka matanya setelah beberapa jam tertidur. Hans mulai mencercid-cercipkan matanya yang seakan ke silauan itu.
"Richi... Di mana ini?" tanya Hans seraya meregangkan tangannya yang terasa pegal itu.
"Kita ada di jalan utama bos..." balas Richi. Hans mulai menatap sekeliling dan mulai termenung "Lho. Kita di mana? kok rasanya mobil kita tak melaju sedikitpun?" Tanya Hans bingung.
"Ya tuan. Mobil kita tak maju sama sekali. Karna mogok... ini sedang menunggu tukang servis datang. Agak lama sih sebenarnya" jelas Richi.
"Sial! disaat seperti ini... Malah mogok" gumam Hans ngambek parah. ia mulai merogoh ponselnya dan lekas menelpon supir lainnya.
"Hallo. Joe... aku search lokasinya. Kamu langsung garcep ke mari" pinta Hans. Richi mulai memutar duduknya dan menatap smag tuan muda itu.
"Lho bos. Kok cari supir lain" tanya Richi kecewa.
"Ya. Aku akan naik mobil lain... kamu tunggu saja hingga servicenya selesai" Jelas Hans.
"Lho kok gitu?" Richi sungguh kacau.
"Bentar lagi Joe datang. Dan aku akan pulang barengan dia..." jelas Hans. Ia beberapa kali menatap jam di pergelangan tangannya.
Hans mulai keluar dan menunggu beberapa menit. Tak lama setelah itu, Mobil Joe datang dan lekas membawa tuan muda itu menuju tempat yang ia inginkan.
BRUUUUMMM!
Kini hanya Richi yang duduk di dalam mobil seorang diri.
Sial si bos. Kenapa dia malah memilih wanita itu ketimbang istrinya sendiri. Bathin Richi menggumam.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Febby Fadila
semoga kamu bahagia hans.. jangan menyesal
2024-06-22
0
Liliek Retno Yuwanti
ridha Allah tergantung dari ridha kedua orang tua
2023-11-16
1
Fatimah Azzahrak⃟K⃠
Udalah hans, cari cewek lain aja
2023-06-27
0