BAB 4

Untuk meminta pertolongan pun Zafira tidak bisa, percuma walaupun Zafira teriak tidak akan ada yang mendengar nya.

Bau alkohol pun tercium oleh Zafira, membuat nya semakin panik, Tuan Rajenda mulai memuntahkan yang ingin ia keluarkan dalam mulut nya.

"Ya Tuhan, bagaimana ini ? " Ucap Zafira, membawa Tuan Rajendra ke kamar mandi.

Saat tiba si kamar mandi, Tuan Rajendra muntah kembali.

"Tuan, apa yang Tuan butuhkan ? biar saya ambil kan. " Tanya Zafira.

Tan rajendra hanya duduk dan bersender di tembok kamar mandi nya.

Entah kenapa Tuan Rajendra melihat Zafira sangat cantik sekali dan sangat menggoda.

Tuan Rajendra menarik Zafira untuk duduk di pangkuan nya. Tuan Rajendra dengan nakal memeluk Zafira dengan erat dan mencium nya.

Zafira berontak namun posisi nya yang kini sedang duduk di pangkuan Tuan Rajendra membuat nya susah untuk bergerak.

Ingin sekali rasa nya Zafira teriak, sesekali ia teriak.

"Tolong .... tolong .... tolong ... Tuan lepaskan Tuan, saya mohon lepaskan. " Teriak Zafira yang tidak di dengar oleh siapa pun.

Satu kesempatan Zafira lolos dari pelukan Tuan Rajendra, dan menjauh dari pangkuan Tuan Rajendra.

Zafira menangis dan berdiri untuk berlari dan keluar dari kamar mandi itu.

Namun karna Tuan Rajendra merasa nyaman dengan kehangatan tubuh Zafira tidak rela jika Zafira lepas dari terkaman nya.

Zafira belum sampai keluar Tuan Rajendra menarik nya kembali dan menghimpit tubuh Zafira ke sudut tembok.

Mulut Zafira di sumpal oleh mulut Tuan Rajendra, bau alkohol membuat Zafira tidak kuat.

Zafira menggigiz bibir Tuan Rajendra agar terlepas namun tidak sama sekali membuat Tuan Rajendra menjauh dari tubuh Zafira.

Kini Tuan Rajendra semakin naik birahi nya dan ingin segera menjajaki setiap lekukan tubuh Zafira.

Zafira tidak mau dan menolak sekuat tenaga nya, karna Tuan Rajendra semakin tidak sabar, Tuan Rajendra tidak terima penolakan yang Zafira lakukan.

"Plaaaaakkkkkkk ... " Tamparan keras Zafira terima di wajah nya.

"Aaaaaa .... Tolong .... tolong ... " Teriak Zafira semakin lemas dan takut.

Zafira terus manangis. Saat tamparan itu ia dapat Zafira tersungkur dan Tuan Rajendra Tampa ampun melepas pakaian Zafira dengan paksa, sehingga semua kancing baju Zafira terlepas.

"Tolong .... tolong ..... tolong... " Teriak Zafira kembali, dengan wajah sembab dan susut bibi memar dan berdarah karna tamparan keras dari tangan Tuan Rajendra.

Di jam itu Rifki yang sedang menunggu Tuan Rajendra kelur dari ruangan nya, sangat bosan dan memutuskan untuk menghampiri Tuan Rajendra di ruangan nya.

Saat Rifki masuk, terlihat muntahan berceceran di ruangan Tuan Rajendra.

Suara minta tolong ia dengar dari arah kamar mandi di iringi isakan tangis yang semakin melemah.

Rifki langsung berlari dan membuka pintu kamar mandi itu, terkejutlah Rifki saat melihat seorang wanita sedang mempertahankan kesucian nya di sudut kamar mandi itu, dan Tuan Rajendra yang terus memaksa nya dengan kekerasan.

Rifki sampai melihat Tuan Rajendra memukuli wajah Zafira beberapa kali.

"Ya Tuhan, Tuan Stop ... apa yang Tuan lakukan. " Rifki menarik tubuh Tuan nya sampai terhempas ke belakang.

Rifki membuka jaket nya dan ia berikan pada Zafira untuk menutupi bagian baju depan nya yang terbuka.

Rifki marah saat itu, melihat wajah memar pada wajah Zafira, Rifki sangat tidak suka jika ada yang meremeh kan seorang wanita di hadapan nya.

Tuan Rajendra menarik tubuh Rifki, untuk menerkam kembali tubuh Zafira.

Kali ini Rifki tidak tinggal diam, Rifki menarik kembali tubuh Tuan Rajendra dan memukul nya dengan sangat keras sehingga Tuan Rajendra tak sadarkan diri.

Isakan tangis semakin menjadi pada Zafira, untuk lari pun Zafira tak mempunyai tenaga.

Rifki tidak memperdulikan tubuh Tuan Rajendra yang kini sedang tak sadarkan diri. Rifki membantu Zafira untuk bangun, Rifki membalikan badan nya agar Zafira mengenakan jaket yang ia berikan, untuk menutupi bagaian tubuh nya yang terlihat.

"Kamu tidak apa-apa ? " Tanya Rifki.

Zafira hanya menggelengkan kepala nya.

"Siapa nama kamu ? kamu orang baru di sini ? " Tanya Rifki.

"Sa-saya Zafira Tuan, saya O. B baru di sini. " Jawab Zafira terbata-bata.

Rifki mengeluarkan Zafira terlebi dahulu dan ia dudukan di kursi kerja Tuan Rajendra, dan mengambilkan nya segelas air minum.

"Kamu tunggu di sini, minum lah dulu. " Ujar Rifki membuat Zafira tenang.

Rifki kembali masuk ke dalam kamar mandi, dan memapah tubuh Tuan Rajendra keluar dari kamar mandi, dan ia tidurkan di atas Sofa.

Rifki merapihkan kembali pakaian Tuan Rajendra, dan membaringkan nya senyaman mungkin, Rifki membersihkan muntahan yang tercecer di ruangan itu.

"Dia mabuk, kenapa dia mabuk ? " Batin Rifki heran.

Setelah selesai Rifki memapah Zafira keluar dari ruangan itu dan hendak mengantar nya pulang.

"Kamu tenang, semua akan baik-baik saja. " Ujar Rifki berhasil memapah tubuh Zafira tanpa ada satu orang pun yang tahu, karna semua nya sudah pulang, dan tinggal satpam di depan yang berjaga.

"Taun apa sebaik nya saya pakai Taxi saja ? " Ucap Zafira.

"Biar saya antar. " Jawab Rifki.

" Tapi Tuan, bagaiman jika Tuan Rajendra sadar. " Ucap Zafira kembali.

"Jangan panggil saya Tuan, panggil saya Rifki, karna saya sama pekerja seperti kamu. " Jawab Rifki melajukan kendaraan nya.

Dalam perjalanan Zafira hanya memeluk tubuh nya sendiri dengan erat, dan menangis.

"Kamu akan baik-baik saja. Saya akan menceritakan nya pada Tuan Rajendra nanti nya. " Ujar Rifki.

"Ja-jangan Rif, saya takut. Mungkin setelah ini saya akan mengajukan pengunduran diri saya. Sehingga saya tidak akan bertemu dengan Tuan Rajendra lagi, karna itu membuat saya trauma. " Jawab Zafira.

"Mana bisa Za,. bukan kah kamu sudah terikat kontrak ? Jabatan apapun jika bekerja di perusahaan Tuan Rajendra semua nya sudah terikat kontrak. " Jelas Rifki.

Zafira terdiam, dan bingung harus melakukan apa.

"Tapi tolong jangan ceritakan ini pada siapa pun, saya takut dan saya malu. " Isak tangis Zafira kembali.

"Tenang saja Za, semua akan baik-baik saja. Kamu jangn takut, ijin saja dulu untuk tidak bekerja sampai kamu siap, dan luka memar di wajah kamu hilang. " Saran Rifki pada Zafira.

"Terima kasih Rif, kamu sudah membantu saya dan datang di waktu yang tepat. " Ujar Zafira merasa beruntung.

Rifki hanya tersenyum dan tidak habis pikir pada pola pikir Tuan nya, yang minum sampai mabuk seperti itu.

"Kasihan kamu Za. " Batin Rifki tidak tega.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!