Pagi menuju senja
Senja pun merangkul malam.
Detik-detik sakral tinggal menghitung jam.
Gaun putih suci sederhana dibaluti kerudung yang senada dengan gaunnya dari Anna Anindira.
Gagah perkasa bersama peci hitam menutupi kepala Danial Syahreza sangat menawan.
Serta Masjid Agung Baiturrahim menjadi saksi dua sejoli asing saling berikrar pada Ilahi dalam ikatan pernikahan.
"Kenapa kamu jadi menghilang tiba-tiba?" ucap Danial di teras Masjid Baiturrahim sambil melihat telepon seluler nya menunggu balasan dari kekasih hati.
Datanglah Arvin dari arah belakang, melihat gerak-gerik Danial yang sedari tadi begitu resah.
"Ayo dan sebentar lagi ijab kabul akan dimulai, kamu harus siap-siap di sana,"
"Vin tolonglah hari ini saja mengerti aku ya?"
"Mengerti soal apa lagi, bukankah nggak ada jawaban dari dia?"
"Dan, hari ini kamu akan menikah dengan pilihan orang tuamu jadi tolong jangan buat mereka malu dengan tindakanmu yang bodoh ini !"
"Jadi maksudmu aku harus menerima dengan lapang dada, menikah dengan orang yang nggak aku cintai begitu?"
"Bagaimana jika kamu yang ada di posisi ku saat ini Vin?" tanya Danial membuat Arvin tertawa.
"Jika aku menjadi kamu, semua akan ku terima walau itu bukan keinginanku, karena aku tahu satu hal dalam al quran di sana disebutkan bahwa boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui, surat al-baqarah ayat 216,"
"Jadi kamu mau bilang kalau dia itu buruk untukku?"
"Siapa, oh orang yang nggak mau menghargai dirimu itu?,"
"Bisa jadi sih, karena dari sini kita tahu sikap dia yang sama sekali nggak pedulikan dirimu !"
"Lebih baik kita masuk Dan, buktikan kalau kamu bisa menjadi laki-laki yang bertanggung jawab !"
Danial mencoba untuk memahami satu persatu ucapan sahabatnya itu. Bahwa dalam hidup ini memang lebih baik melupakan sesuatu yang belum pasti daripada terus membuang tenaga dan pikiran sia-sia.
Mereka pun pergi ke dalam Masjid, keluarga Anna begitu terpukau saat melihat Danial datang dengan berkharisma.
"Ya Allah tampan dan gagah sekali calon suami kak Anna ini !" ucap saudara sepupu Anna.
Anna pun bergegas melihat sosok calon suaminya itu dari bilik, tiba-tiba dirinya menjadi syok dan membanting kan tubuhnya ke tembok Masjid.
"Ini nggak mungkin, pasti saat ini aku sedang bermimpi kan? ucap Anna dengan mulutnya yang menganga lebar.
"Anna sayangku.., selamat ya yang sebentar lagi jadi seorang nyonya muda hehe," ucap seorang temannya begitu bahagia melihat teman satu kelas nya itu menikah, ia bernama Hamidah, teman satu kelas saat di sekolah menengah pertama yang jauh-jauh datang dari kota Makassar.
"Anna kamu kenapa, baik-baik saja kan?" tanya Hamidah cemas melihat kondisi Anna yang sama sekali nggak meresponnya.
"Istighfar anna, aku tahu kamu pasti nervous kan?"
"Astaghfirullah, Hamidah aku benar-benar nggak menyangka ini akan terjadi?"
"Aku ini nggak sedang bermimpi kan?" tanya Anna dengan bibir bergetar.
"Mimpi bagaimana sih An, aku sudah datang jauh-jauh dibilang masih mimpi?"
"Kedatangan kamu membuatku terkejut, tapi dia jauh lebih membuatku terkejut !"
"Memang kenapa dengan calon suamimu itu, aku lihat nggak ada masalah dengannya an,"
"Dia memang nggak ada masalah Ami, tapi aku baru tahu hari ini kalau dia yang akan menjadi calon suamiku,"
"Sudah jangan takut An, aku yakin kamu bisa menghadapinya !"
"Kamu ada cadar nggak?"
"Buat apa?"
Pengantin wanita pun keluar dengan wajah yang tertutup cadar. Membuat Danial semakin bertanya-tanya.
"Kenapa dia memakai cadar, apa begitu buruk wajahnya. Batinnya. Apa dia baik-baik saja?" tanya Danial pada Arvin yang duduk disampingnya.
"Pasti dong kalau ada masalah nggak mungkin ada dia di sini,"
"Silakan pak untuk memulainya," ucap Papa Danial pada Bapak Anna. Untuk memulai ijab kabul nya.
"Bismillahirrahmanirrahim, saya nikahkan dan saya kawinkan engkau ananda Danial Syahreza bin Saiful Bahri dengan anak saya yang bernama Anna Anindira dengan mas kawin berupa uang senilai 100 juta rupiah dibayar tunai,"
"Saya terima nikahnya dan kawinnya Anna Anindira binti Hamdan Syafi'i dengan mas kawin tersebut, dibayar tunai," ucap Danial dengan lancar.
"Alhamdulillah, bagaimana para saksi sah?"
"Sah...," ucap serentak para saksi.
"Alhamdulillah selamat ya Dan, akhirnya sahabatku melepas masa lajangnya juga," ucap Arvin sambil merangkul sahabatnya itu.
"Sekarang kalian berdua sudah sah menjadi sepasang suami istri, jadi sudah tidak ada lagi yang harus disembunyikan," ucap Mama Danial.
"Ayo dong kak danial buruan buka cadar kak Anna, kami semua nggak sabar ingin melihat wajah cantiknya itu !" desak Elvira.
"Ya Allah, Hamba serahkan semua padaMu," ucap Anna menundukkan wajahnya.
Dengan perlahan Danial membuka cadar milik Istrinya itu. Ia terkejut bukan main saat mengetahui dia adalah teman satu kelasnya, Anna.
"Ada apa Dan?" tanya Arvin dibelakangnya.
"Ternyata dia adalah orang yang kita kenal !"
"Masha Allah, cantik sekali kak Anna ini ya, manis juga kalau tersenyum," ucap Elvira.
"Dia yang dulu satu kelas dengan kita kan Dan?" tanya Arvin yang juga terkejut saat melihat Anna.
Danial hanya mengangguk. tanpa sepatah katapun.
"Saatnya untuk foto bersama, tapi foto pengantinnya dulu ya, ayo kak hadap ke kamera," ucap Elvira mengabadikan momen pernikahan Anna dan Danial.
"1 2 3.... senyum,"
Anna memberikan sebuah kalung yang telah ia terima waktu itu, dan meminta danial untuk mengalungkan di lehernya.
"Kalung yang sangat indah, terima kasih ya mas," bisik Anna ke telinga Danial membuatnya bertanya-tanya.
"Dunia ini sempit sekali ya, ternyata jodohku adalah teman satu kelas ku," ucap Anna saat bersama Danial di teras rumah.
"Kenapa kamu nggak bilang saat di mall waktu itu kalau kita ini dijodohkan?" tanya Danial
"Aku saja nggak tahu loh kalau dijodohkan dengan kamu,"
"Ini salah, dijodohkan tapi kita sama sekali nggak tahu siapa dan bagaimana orang itu, ya kan?"
"Tapi sekarang kita sudah saling tahu kan?"
"Kamu senang dengan perjodohan ini?"
"Mau bagaimana lagi, aku hanya bisa pasrah saja, mana mungkin melawan orang tuaku, yang sudah begitu baik selama ini," ucap Anna menyembunyikan senyumnya.
"Kemana dia pergi, sudah nggak jawab pesan ku, telepon juga nggak diangkat lagi !" ucap seorang laki-laki di depan rumahnya lalu pergi tanpa meninggalkan pesan di sana.
"Ternyata pengantin barunya ada di sini, akhirnya bisa reunian juga ya walau hanya bertiga,"
ucap Arvin tiba-tiba.
"Dulu saat di sekolah aku ingat Anna ini cewek pendiam, saking pendiam nya nggak ada satu cowok pun yang berani mendekatinya loh !" ucap Arvin tertawa jika mengingat sosok Anna saat di sekolah dulu.
"Ya ampun masa sih, aku nggak ingat kalau dulu pernah jadi orang yang pendiam,"
"Satu lagi hobinya yang suka ngemil buku, bikin kenyang nggak tuh?""
"Tentu dong, kenyang akan pengetahuan,"
"Sudah belum nih nostalgia nya?" tanya Danial mulai bosan dengan semua ini.
"Oke, aku nggak akan ganggu momen pengantin baru, sekali lagi ku ucapkan selamat ya atas pernikahan kalian,"
"Oh iya Anna kalau Danial buat masalah denganmu jangan sungkan untuk menghubungiku ya, biar aku yang atasi dia !"
"Terima kasih ya Vin, oh iya kamu kapan nih nyusulnya?"
"Mohon doanya ya supaya suatu hari nanti aku bisa menemukan calon istri yang baik dan cantik seperti kamu,"
"Aamiin, kita doakan yang terbaik untuk kamu,"
"Oke, aku pergi dulu ya,"
"Kamu nggak kamu ajak aku keliling rumah?" ucap Anna dengan memohon.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments