Cuaca yang bersahabat di pagi hari, aroma basah dari tetesan embun di balkon rumah, ditambah nikmatnya seduhan teh hijau di depan mata Danial Syahreza menemaninya bekerja.
"Teh hijau buatan Mama memang tiada duanya," ucap Danial menyeduh teh hijau sambil meletakkan proposal nya.
"Danial, kamu hari ini pergi ke kantor kan?" tanya Mama Danial sembari duduk di sampingnya.
"Nanti ma agak siangan dikit, tumben Mama tanya soal itu?"
"Cuma tanya saja, soalnya Mama mau ikut ke kantor juga bareng kamu,"
"Nah ini juga tumben sekali Mama mau pergi ke kantor, jangan buat Danial penasaran dong !"
"Nanti kamu juga akan tahu, Mama siap-siap dulu yah," ucap Mama Danial lalu pergi untuk bersiap-siap.
"Mobil kamu mana, jangan bilang berangkat ke kantor pakai motor ini?"
"Kenapa Mamaku jadi pelupa seperti ini, kan mobil danial masih di bengkel,"
"Aduh kenapa kamu nggak bilang dari tadi, kalau gitu kan Mama bisa pesan taksi online,"
"Kapan lagi Mama jalan berdua sama Danial, ayolah ma nggak perlu malu naik motor,"
"Bukannya malu, tapi susah ini Mama naiknya gimana?"
Danial memperhatikan mamanya dari ujung kaki hingga kepala.
"Sepertinya Mama harus mengganti pakaian terlebih dahulu, Danial tunggu di sini,"
"Kamu senang ya buat Mama susah?"
"Bukan begitu Ma, dari pada nanti terjadi apa-apa di jalan?"
Mama nya pergi ke kamar dan begitu bingung saat mencari pakaian yang sudah lama tak terpakai. Sampai harus menurunkan semua pakaiannya dari lemari.
"Maaf bu, ada yang bisa saya bantu?" tanya Bibi Atun.
"Ini loh Mbak, saya sedang mencari pakaian yang dulu sering saya pakai untuk konvoi motor keluarga, tapi sekarang jadi nggak ada,"
"Oh itu saya simpan di lemari Tuan Muda Bu, karena Ibu sendiri waktu itu yang bilang kalau lebih baik disimpan di sana, soalnya suatu hari nanti bisa diberikan kepada calon menantu,"
"Iya Mbak saya baru ingat sekarang, terima kasih ya,"
"Iya Bu, mari,"
"Kita jalan sekarang?" ucap Mama Danial, membuatnya takjub memakai pakaian hem lengan panjang, dan jeans biru, juga sepatu boot kulit.
"Wow ini baru pas, pasti Papa akan terpesona melihat penampilan Mama yang ini !"
"Sudah ah Mama jangan dipuji terus, kamu tahu kan Mama takut dengan ketinggian?" ucap Mama Danial tersipu malu.
"Danial itu nggak bohong Ma, memang cantik dan gaul sekali Mamaku ini,"
"Akan lebih baik kalau kita jalan sekarang, nanti kamu telat lagi ke kantornya,"
"Okay, let's go !" ucap Danial kemudian menyalakan motornya.
"Iya Pak, nanti akan saya tandatangani masalah perjanjian yang dulu kita sepakati bersama,"
"Nanti kita sambung lagi ya, terima kasih," ucap Papa Danial di telepon.
"Akhirnya yang ditunggu-tunggu telah datang juga, kenapa lama sekali?"
"Lihat Pa, apa yang membuat Danial jadi telat pergi ke kantor," ucap Danial menunjuk ke arah belakang.
"Siapa ini, bidadari surga telah berubah menjadi bidadari jalanan?" ucap Papa Danial menggoda istirnya.
"Papa ih, sama saja seperti anaknya yang suka menggoda perempuan ya,"
"Kalau Papa hanya menggoda Mama saja, entah kalau Danial ini sudah berapa banyak perempuan di luar sana yang telah ia goda,"
"Nggak ada Pa, danial mana bisa goda-goda perempuan lain, selain Mama dan Bibi Atun di rumah,"
"Tapi ada satu perempuan yang membuat Danial merasa bahagia,"
"Siapa dia?" tanya Papanya.
"Nanti Papa dan Mama juga akan tahu,"
"Hari ini aku antar nyokap ke mall nih, jadi sorry ya nggak bisa datang ke acara mu," ucap Danial di telepon.
"Dan, Mama mau mampir ke toko itu bentar ya,"
"Iya Ma,"
"Kamu nggak ikut?"
"Danial tunggu di sini saja ya Ma,"
Mamanya pun pergi, dan Danial duduk seorang diri.
"Danial Syahreza kan, teman satu kelas di smk 1 tunas bangsa?" tanya seorang wanita yang tiba-tiba duduk disampingnya, membuat Danial bertanya-tanya.
"Iya benar, siapa ya?"
"Aku saja ingat kamu ini siapa loh, masa iya sih nggak ingat teman satu kelas?"
"Teman satu kelas ku banyak, bukan kamu saja,"
"Iya juga sih, namaku Anna Anindira," sambil mengulurkan tangannya, namun Danial tak menghiraukannya.
"Oh aku ingat sekarang, sedang belanja juga ya?"
"Iya, belanja baju untuk pernikahan,"
"Selamat ya, semoga pernikahannya bahagia dan hanya maut yang bisa memisahkan,"
"Terima kasih Dan,"
"Halo Na, sudah selesai kah belanjanya?" ucap Danial di telepon.
"Iya, kamu ada di mana Mama tunggu di depan toko ya,"
"Sebentar lagi Danial ke sana,"
"Kalau gitu aku pulang dulu ya, bye,"
"Jangan katakan bye, tapi see you again,"
"Oke, see you Anna,"
"Duh mimpi apa ya semalam aku, hari ini bisa bertemu dengan dia lagi setelah bertahun-tahun lamanya," ucap Anna begitu bahagia, sampai tak sadar ada ibunya yang memperhatikannya sedari tadi.
"Siapa laki-laki itu?" tanya ibu Anna membuatnya jadi malu.
"Dia teman satu kelas anna Bu,"
"Dari segi pakaian sepertinya anak orang kaya ya,"
"Memang Bu, dia anak seorang konglomerat, waktu di smk orang tuanya itu sebagai penyumbang terbesar di sekolah loh,"
"Oh iya, sayang sekali ya dia nggak bisa jadi menantu Ibu,"
"Ibu, jangan bicara seperti itu karena ucapan adalah doa,"
"Maksudnya apa nih, jangan bilang kamu nggak setuju dengan laki-laki yang sudah Ibu jodohkan,"
"Sebelum janur kuning melengkung, masih bisa kan Bu?"
"Hmm dasar ya kamu ini,"
"Oh iya Bu, sudah lama nih kita menunggu mereka,"
"Kira-kira menunggu di mana ya?"
"Iya juga, di telepon juga nggak diangkat lagi,"
"Aduh handphone Mama mati lagi, bagaimana bisa tahu mereka ada di mana?"
"Sebenarnya Mama ini sedang menunggu siapa?"
"Hari ini kita akan bertemu dengan Calon Istri dan Ibu Mertua kamu,"
"Mama ini bicara apa sih, nggak lucu ah !"
"Apa Mama belum menceritakan semuanya ke kamu?"
"Cerita soal apa Ma?"
"Kalau kamu akan segera menikah !"
"Tentunya dengan wanita yang telah mama pilihkan untuk kamu,"
"Papa juga sudah setuju dengan semua ini,"
"Apa, menikah?" Danial terkejut hingga menjauhkan diri dari Mamanya.
"Ma Danial belum memikirkan soal menikah, kenapa tiba-tiba Mama membicarakan hal ini?"
"Please Ma Danial ini sudah gede loh, jadi nggak perlu diatur seperti ini !" tegas Danial.
"Apa kamu bilang, coba katakan sekali lagi Mama nggak dengar !"
Danial takut untuk menatap wajah mamanya.
"Dengar ya Danial, ini adalah mimpi Mama sejak dulu jadi jangan kamu mencoba untuk mematahkannya !"
"Mama, Danial mau menikah jika sudah siap,"
"Sampai kapan, sekarang lihatlah sudah saatnya kamu itu untuk membangun kehidupan berumah tangga, usia siap untuk menikah, juga memiliki pekerjaan yang tetap, lantas apa lagi yang harus ditunggu?"
"Danial sudah memilih siapa orang yang akan menghabiskan hidup bersama dengan Danial ma, lalu bagaimana bisa membangun kehidupan berumah tangga dengan orang yang nggak kita cintai bahkan kenal sekalipun?"
"Maaf Ma, kalau Danial nggak bisa memenuhi keinginan Mama," ucap Danial lalu pergi meninggalkan Mamanya sendirian di sana.
"Danial tunggu, jangan pergi !" teriak Mamanya.
"Alhamdulillah akhirnya ketemu juga, Anna itu mereka di sana," tunjuk ibu Anna melihat Mama Danial seorang diri.
"Sarah, akhirnya aku menemukan kamu juga !" ucap Ibu Anna mengejutkannya.
"Lilis, maaf ya ternyata anakku nggak bisa datang ke sini karena ada urusan di kantornya,"
"Oh begitu, nggak apa-apa kok Sarah kita bisa mengerti hal itu,"
"Maaf ya Sayang," ucap Mama Danial ke Anna.
Anna tersenyum simpul.
"Kalau begitu kita belanja sekarang ya, karena sebentar lagi tokonya akan tutup," ajak Mama Danial.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
enungdedy
sumpah percakapan nya bkin bngung tdi ke kantor tau2 di mall...percakapan antra Ana dan ibunya tau ada kalimay ucap dr Danial....jd bngung ini yg ngomong yg siapa sih sbnernya
2022-11-01
1