Pria itu lagi !

Bimo sudah tak mood lagi untuk kembali ke kantor, perasaannya sudah tak menentu setelah pertemuannya dengan Viona tadi di apartemen, sementara untuk kembali ke rumah sakit juga, menurutnya tidak memungkinkan, selain tak ingin menambah beban pikiran kakeknya, bukankah dirinya tadi juga mengatakan akan menghadiri meeting penting di kantor, akan sangat aneh jika tiba tiba dirinya muncul kembali ke hadapan kakeknya di rumah sakit.

Akhirnya pria itu memutuskan untuk membawa kekesalan dan kemarahannya itu ke rumah, setidaknya di sana dia bisa nge gym, nonton, berenang atau apapun yang bisa membuat dirinya lupa akan semua kekalutan yang kini tengah di alaminya itu.

Niat hati ingin bersantai dan menenangkan diri di rumah, ternyata malah rumahnya terlihat ramai dengan para tukang yang sedang menurunkan rak, lemari, dan furniture di rumahnya, pasti pesanan kakeknya, siapa lagi yang hobi gonta ganti perabotan rumah kalau bukan kakek kesayangannya itu.

Ah,,, Bimo tak ingin memperdulikannya, toh itu juga bukan barang pesanannya, lagi pula dirinya ingin segera beristirahat di kamarnya sekarang ini, dia tak berminat lagi nge gym atau melakukan kegiatan apapun, dia benci jika banyak orang asing di rumahnya, apalagi jika ada orang asing yang tiba tiba berada di kamarnya tanpa permisi seperti yang dia lihat saat ini.

Seorang gadis dengan lancangnya berdiri di ambang pintu kamarnya memperhatikan seisi ruangan pribadnya lalu menggambarnya tanpa seijin nya, apa apaan gadis ini?

"Siapa kau,? Kau menghalangi jalan ku!" suara ketus Bimo mengangetkan gadis itu, dan menghentikan kegiatan menggambar nya.

"Ah, maaf,, apa anda pemilik kamar ini? perkenalkan, saya Anisa, saya yang di tugaskan bu Lidya untuk mendesain ulang kamar anda," gadis itu mengulurkan tangan nya memperkenalkan diri dengan sopan.

"Siapa yang bilang aku akan mendesain ulang kamar ku?" ketus Bimo tanpa memperdulikan uluran tangan nya, akhirnya gadis itu menurunkan kembali tangannya ke sisi tubuhnya.

"Maaf, tadi saat saya bertanya pada asisten rumah tangga anda, katanya ruangan ini yang akan di desain ulang," jawab nya terbata, sepertinya dia sungguh ketakutan melihat wajah Bimo yang tak bersahabat, bahkan lebih terlihat seperti macan yang sedang ingin memangsa buruannya.

Bimo pun memanggil bi Nani asisten rumah tangganya untuk meminta penjelasan tentang semua itu, barulah dia mengerti kalau teryata sang kakek lah yang memerintahkan pihak perusahaan untuk memanggil desain interior itu.

Namun si gadis yang bernama Anisa itu terlanjur marah atas sikap tidak ramah Bimo dan makian Bimo yang menyebut kalau gadis itu tidak becus bekerja, sehingga mengakibatkan gadis itu pergi begitu saja.

Karena suasana hatinya yang memang sedang panas akibat pertengkarannya dengan Viona tadi di tambah lagi dengan sikap gadis bernama Anisa yang menurutnya tidak sopan itu, Bimo merasa tak terima dan saat itu juga menelpon perusahaan yang mengirim gadis itu untuk di pecat karena ketidak sopanan dalam pelayanan, dan tidak terampil dalam bekerja, dengan ancaman kalau perusahaan furniture itu akan di black list dari kerjasama nya dengan Mahesa hotel.

Itu berarti, kalau perusahaan furniture itu tidak memecat Anisa, maka pihak Mahesa hotel akan menutup akses kerja sama dalam bentuk apapun dengan perusahaan itu, bahkan kerja sama yang sedang berjalan pun bisa saja di hentikan.

Begitulah Bimo, tegas, galak, semena mena, arogan, dan tak menerima bantahan.

Pasti semua sudah tau jawabannya kan, perusahaan memilih memecat Anisa daripada kehilangan customer kakapnya.

Puas telah membuat gadis itu kehilangan pekerjaannya, Bimo masuk ke kamarnya dan kakinya tak sengaja menendang sesuatu di lantai, sebuah sketchbook yang lalu dia pungut, sepertinya milik gadis tadi, mata nya terpaku melihat gambar di halaman yang terbuka itu, gambar kamarnya dengan sangat mendetail terlihat di sana, sepertinya si empunya buku sangat berbakat dalam hal itu, coretan pinsilnya terlihat sungguh begitu nyata.

Bimo jadi merasa penasaran, di lihatnya halaman lainnya dari buku gambar yang sebagian besar halamannya sudah full dengan gambar itu, banyak desain kursi, rak, ranjang, sofa dan perabot lainnya yang unik dan antik, bahkan beberapa bentuknya seperti baru pernah dia lihat, out of the box tapi nyeni, bibir Bimo bahkan tanpa di sadari senyum senyum sendiri mengagumi setiap goresan pensil Anisa yang sungguh luar biasa bagi dirinya yang seorang pengusaha properti, dan sering bersinggungan dengan furniture untuk mengisi hotelnya dan kadang untuk apartemen yang akan di jualnya, tentu saja Bimo sangat mengerti dengan semua hal itu.

***

Keesokan harinya, jam 8 pagi Anisa masih belum terlihat bersiap siap untuk berangkat ke kantor, bahkan dia masih bermalas malasan di tempat tidurnya,

"Nis,,, Nisa,,,!" panggil ibunya sambil mengetuk ngetuk pintu kamarnya dari luar.

"Iya bu, ada apa?" dengan malas Anisa membuka pintu kamarnya.

"Kamu tidak masuk kerja, nak? Apa kamu sakit?" tanya ibunya seraya mengangkat tangannya menyentuh kening Anisa dengan punggung tangannya.

"TIdak bu, Nisa tidak sakit, emh,, Nisa sudah tidak bekerja lagi di sana," gugup Anisa lirih.

"Ah,, tapi tidak ada masalah serius kan, bukan masalah kriminal, kan?" tanya ibunya tetap tenang.

Anisa menggeleng,"Ibu kan, tau Nisa, mana mungkin Nisa berbuat seperti itu, ini hanya---" Anisa kebingungan harus dari mana dia menceritakan masalahnya.

"Ya sudah, mungkin itu belum rezeki mu, masih banyak waktu dan kesempatan di tempat lain untuk kamu bekerja," Tati sang ibu mengusap lembut kepala putrinya, memberinya banyak semangat.

Sudah bisa dipastikan, dari mana sikap legowo Anisa di turunkan, jawabannya dari ibunya yang juga selalu menanamkan sikap untuk ikhlas dan selalu berpikiran positif.

"Ya sudah, karena kamu gak berangkat kerja, ibu mau minta tolong antarkan dokumen bapak yang tertinggal, bapak sedang ada pertemuan di Mahesa hotel, tadinya ibu mau nyuruh tukang ojek di depan," ibunya menyodorkan sebuah map merah ke hadapannya.

"Siap bu,,,Nisa siap jadi ojek pribadi ibu sama bapak seumur hidup!" ucap Anisa penuh semangat.

Saking semangatnya, tanpa mandi terlebih dahulu Anisa langsung tancap gas menuju Mahesa Hotel tempat bapaknya kini berada,

Anisa hanya mencuci mukanya lalu mengganti baju dengan jins robek dan sweater buluk kesayangannya, meski sudah buluk, tapi sweater itu cukup mampu melindunginya panas dan dinginnya cuaca saat dia berkendara motor, tak heran jika yang tadinya sweater itu berwarna putih kini berubah mejadi agak krem.

Anisa sibuk menelpon bapaknya di lobi hotel, dia tak tau dimana bapaknya berada, jadi dia memutuskan untuk janjian dengan nya di lobi.

Selesai memberikan dokumen pada bapaknya, dia kembali ke depan lobi dimana motornya di parkir, namun dengan kasar seorang pria yang yang sedang sibuk menelpon itu menabraknya sampai dirinya tersungkur ke lantai.

Tapi pria itu malah melengos begitu saja, dia bahkan terlihat terburu buru meninggalkan Anisa tanpa berkeinginan untuk membantunya yang tersungkur di lantai akibat ulahnya, namun setelah di sadari, layar ponselnya sampai pecah akibat insiden jatuhnya itu.

Tak terima dengan perbuatan pria yang tadi menabraknya, dia lalu mengejar pria itu,

"Hai tuan,,, tunggu, anda merusak ponsel saya!" seru Anisa.

Pria itu menoleh sebentar, tapi mobil yang menjemputnya sudah datang di depan nya, jadilah dia langsung masuk ke dalam mobil itu dan meninggalkan Anisa yang terbengong melihat siapa pria yang baru saja menabraknya.

"Sialan, pria gila itu lagi,!" geram Anisa yang menyadari kau pria itu adalah pria yang sama yang kemarin menyebabkan dirinya kehilangan pekerjaan.

Terpopuler

Comments

re

re

Ketemu lagi

2022-10-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!