Bab 3

Alden berlari dengan sangat kencang saat sudah berada di rumah sakit Pondok Indah. Laki-laki itu bahkan tidak bertanya di mana ruangan nomor 22 pada resepsionis.

Alden terus berlari, hingga melihat sebuah pintu yang terdapat tulisan 22. Tanpa basa-basi Alden langsung berlari dengan sangat kencang, lalu membuka pintu tersebut tanpa mengetuknya terlebih dahulu.

"Sa-sayang?" panggil Alden dengan napas ngos-ngosan.

"Sa-sayang? Rara?" Tidak ada yang menyahut panggilannya, dan tidak ada tanda-tanda orang menempati kamar tersebut. Alden terdiam, ia hanya melihat beberapa map di atas nakas. Lantas laki-laki itu segera berlari ke luar.

"Suster, istri saya di mana?" tanya Alden saat melihat seorang suster yang sedang berjalan.

"Maaf Pak?" Suster tersebut tentu bingung dengan maksud laki-laki di depannya.

"Maksud saya, pasien di ruangan nomor 22 di mana, ya?" Alden memperjelas pertanyaannya.

"Oh pasien atas nama Bu Diandra? Dia sudah pergi sejak tadi pagi, Pak." jawab Suster tersebut dengan ramah.

Tubuh Alden membeku mendengarnya, lantas apa maksud istrinya meminta dia untuk datang ke rumah sakit? Laki-laki itu segera berlari kembali saat ia teringat jika tadi melihat ada beberapa map di atas nakas.

Saat sudah berada di ruangan, Alden lalu mengambil map berwarna coklat tersebut, kemudian membukanya dengan cukup kasar. Entah kenapa pikirannya menjadi kacau.

Tingg

Tiba-tiba benda kecil berbentuk bulat terjatuh saat Alden menarik beberapa kertas yang ada di dalam map coklat tersebut. Tubuh Alden semakin membeku saat melihat benda tersebut. Cincin! Ya itu cincin pernikahan mereka. Kenapa bisa ada di sini? A-apa sebenarnya maksud istrinya?

Alden lalu menarik kertas tersebut, lantas membacanya dengan perasaan kacau.

Jdarr ...

Bagai disambar petir, tubuh Alden sontak ambruk saat membaca kata 'Cerai' di surat tersebut. Apalagi saat melihat tanda tangan indah milik istrinya. Alden menggeleng dengan kuat. Tidak! Itu tidak mungkin! Alden yakin jika Rara adalah wanita baik, dan pasti akan memberikan ia kesempatan sekali lagi.

"R-Ra, i-ini ng-nggak mu-mungkin, kan? Kamu nggak mungkinkan menceraikan Mas?" lirih Alden dengan air mata yang terus mengalir.

"Ha-ha, kamu becanda, kan sayang? Kamu nggak mungkinkan ninggalin Mas?" Alden tertawa dengang nyaring di ruangan tersebut.

"Kamu kenapa bercandanya keterlaluan Diandra!" teriak Alden dengan sorot mata yang tajam ke depan. Tanpa basa-basi Alden lalu merobek surat perceraian tersebut dengan perasaan marah. Tidak! Sampai kapan pun dirinya tidak akan pernah mau bercerai dengan istrinya! Tidak akan pernah!

"Kenapa? Kenapa kamu dengan mudahnya menggugat cerai Mas? Apa kamu nggak mikir nasib kedua putri kita?" lirih Alden, laki-laki itu bahkan masih mengiara jika kedua anaknya berjenis kelamin perempuan.

"M-Mas tau kalau Mas salah, tapi kenapa kamu nggak mau ngasih Mas kesempatan sekali lagi?" Laki-laki itu terus menangis di dalam ruangan tersebut, kemudian mengambil dan mengeluarkan apa saja lagi isi di dalam map coklat tersebut. Alisnya sedikit mengerut saat melihat ada ATM di dalam map tersebut. Tapi, laki-laki itu tidak memperdulikannya, ia lalu mengambil surat yang satunya, yang ternyata tulisan tangan istrinya sendiri.

Mata Alden memanas saat membaca baris per baris dari surat tersebut. Cairan bening terus mengalir dari pelupuk matanya.

Anggap saja aku membeli benihmu. Jadi, biarkan mereka tetap menjadi anak-anakku, bukan anak-anakmu.

Jika pada akhirnya kita dipertemukan kembali, aku harap kita tidak lebih hanya sebagai orang tua si kembar.

Di dalam ATM tersebut terdapat sepuluh miliar lebih. Aku harap itu cukup untuk membayar semua yang sudah kamu berikan padaku selama ini.

Berbahagialah! Aku pergi ....

Alden kembali merobek kertas tersebut. Hatinya benar-benar terpukul membaca surat yang ditulis oleh istrinya. Apakah ia memang tidak pantas untuk mendapatkan satu kali kesempatan lagi?

"Ra-Ra, tidak bisakah kamu memberi Mas satu kesempatan lagi seperti sebelumnya? Mas janji, Mas tidak akan mengulangi ini untuk yang kedua kalinya. Tolong, jangan pergi meninggalkan Mas, hiks ... hiks ...." Alden menangis sambil meremas dadanya dengan kuat. Entah kenapa ia merasa sangat sesak sekali, apakah seperti ini yang dirasakan istrinya? Bahkan bernapas pun sangat susah.

Alden melihat masih ada beberapa surat lagi, tapi dia lebih tertarik membaca informasi-informasi yang diberikan istrinya.

Laki-laki itu lalu mengambil dan membacanya secara teliti. Mata elangnya sontak menajam saat membaca informasi-informasi tersebut. Semuanya lengkap, dari awal hubungan mereka hancur, sampai saat ini. Bahkan tentang Raya yang sudah memiliki seorang putri dari laki-laki lain, dan di kertas itu jelas mengatakan jika alasan Raya meninggalkan dirinya dulu adalah karena sudah memiliki putri. Dan alasan wanita itu mau melakukan pekerjaan kotor tersebut adalah karena dia membutuhkan uang untuk biaya pengobatan putrinya. Ha-ha-ha, apakah wanita itu waras? Sampai rela berbohong demi uang satu miliyar yang ditawarkan oleh laki-laki ba***gan seperti Kenzo? Padahal jika wanita itu berterus terang, maka ia akan memberikan uang dalam jumlah yang lebih besar dari pada yang diberikan Kenzo?

"Kenzo! Camella! Raya!" lirih Alden dengan suara pelan tapi mengerikan.

"Akan ku pastikan kalian mendapatkan hukuman yang setimpal!" ucap Alden lagi.

Laki-laki itu lalu bangkit berdiri, tangannya sudah terasa gatal ingin mencekik wanita yang bernama Raya tersebut. Menghabisi wanita itu dengan tangannya sendiri, yang sudah menghancurkan rumah tangganya.

Tapi baru saja Alden membuka pintu, ia dibuat terkejut dengan kehadiran Abimanyu dan Satya yang sedang menatapnya dengan sangat tajam. Tidak hanya itu, ternyata kedua orang tuanya juga berada di situ. Alden dapat melihat tatapan kedua orang tuanya, di mana Elena yang menatap sendu dirinya, bahkan mata wanita itu bengkak, mungkin akibat terus menangis. Sementara Mike, tatapan pria paruh baya tersebut sangat datar, seolah-olah tidak peduli lagi dengan Alden.

"A-ayah?

.

.

.

.

Jangan lupa tekan like-nya yaa😉

Terpopuler

Comments

Sulati Cus

Sulati Cus

bkn masalah baik bank, km aja yg g tau diri udah berkali-kali di ksh kesempatan tp kau ulang lg hayati capek lah

2023-09-01

0

Parmisa Misa

Parmisa Misa

Msih edisi bawabg bombay d remek2

2022-06-23

0

Happy Ending

Happy Ending

mn ada istilah kesempatan ke3 ke4?
dia ini bego apa bodoh sihhh 😜 esmosi dehhhh. minta maaf mulu gak bosen apa pak dosen 😜

2022-06-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!