Perjuangan A Vs A

Perjuangan A Vs A

Bab 1

6 Tahun yang lalu....

Melihat istrinya yang pergi, Alden ingin mengejar, tapi tangannya lebih dahulu ditahan oleh Raya.

"Ada apa?" tanya Alden geram.

"Auww!" Raya tidak menjawab, tapi ia justru memegang kepalanya, lalu setelah itu jatuh. Untungnya Alden lebih dahulu memeluk Raya, sehingga wanina itu tidak terjatuh ke lantai.

Raya pingsan di dalam dekapan Alden. Hal itu tentu membuat Alden panik setengah mati.

"Raya!"

"Raya Giesella!"

Alden terus menepuk pipi Raya, untuk menyadarkan wanita itu. Tapi, Raya tak kunjung bangun, sehingga membuat Alden bingung dan sedikit panik.

Laki-laki itu lalu meminta pada pelayan yang lewat untuk membawakan minyak angin. Alden terus berusaha menyadarkan Raya dengan mengoleskan minyak angin yang baru saja diberikan oleh salah satu pelayan di hidung Raya.

"Eughh!" Raya tersadar dari pingsannya, lebih tepatnya dari drama yang ia ciptakan. Ini adalah permintaan terakhir Kenzo, yaitu berpura-pura untuk pingsan setelah perkenalan singkat, lalu pergi ke rumah sakit, dan menginap beberapa hari di sana.

"Lo udah bangun?" tanya Alden yang merasa lega.

"No, sa-sakit hiks!" Raya berpura-pura menangis, seolah-olah yang ia rasakan sangat sakit. Alden menjadi bingung sendiri. Tapi akhirnya ia memutuskan untuk menyelamatkan Raya saja. Dia akan berusaha untuk berbicara pelan-pelan pada istrinya nanti, berharap Rara akan memaafkannya untuk yang terakhir kalinya ini. Karena setelah ini ia akan berhenti berurusan dengan Raya.

"Baiklah, aku akan membawamu ke rumah sakit. Tapi, ingat! Ini adalah pertemuan kita yang terakhir kalinya!" ucap Alden dengan menekan setiap katanya. Sementara Raya hanya mengangguk dengan pelan.

Alden lalu mengangkat Raya ala bridal style. Kemudian keluar dari ruangan tersebut. Ketika berada di luar, kening Alden sedikit mengerut saat melihat tatapan seorang laki-laki yang seperti sangat benci dengannya, padahal dia sendiri tidak pernah bertemu laki-laki itu sebelumnya.

Alden tidak memperdulikan tatapan laki-laki itu. Ia segera menggendong Raya, dan berjalan menuju parkiran, setelah itu tancap gas menuju rumah sakit yang dulu pernah mereka datangi. Tidak ada obrolan di antara mereka, karena Raya yang lebih memilih untuk menutup matanya saja. Sementara Alden, pikirannya sibuk pada istrinya, memikirkan dan membayangkan hancurnya Rara saat tau mantan kekasihnya ternyata Raya, sahabatnya sendiri.

'Mas minta maaf sayang. Mas tau kalau Mas salah, Mas harap kamu mau memaafkan Mas untuk yang terakhir kalinya'

Setelah di rumah sakit. Alden kembali menggendong Raya, dan berteriak meminta tolong pada suster dan dokter yang ada di rumah sakit tersebut.

"Cepat periksa dia!" perintah Alden dengan menekankan setiap katanya.

Dokter yang memang ditugaskan Kenzo untuk memeriksa Raya sontak masuk. Untungnya ia tepat waktu, jika saja ia terlambat sedikit saja, maka dokter lain yang akan masuk ke dalam ruangan tersebut, dan semuanya tentu akan runyam.

Setelah melakukan beberapa pemeriksaan, dokter tersebut langsung mengatakan sesuai perintah Kenzo.

"Penyakit Ibu Raya cukup ganas. Ini harus segera dilakukan tindakkan operasi! Jika tidak, kami tidak bisa menjamin pasien bisa selamat. Sebaiknya segera urus administrasi untuk persetujuan operasinya. Jika boleh, operasinya dilaksanakan besok," jelas dokter yang bernama Bima, yang pastinya semua yang ia ucapkan bohong.

Alden terdiam mendengarnya, apakah ia yang harus memutuskan semua ini? Sedangkan dia tidak ada hubungan apa-apa dengan Raya. Tapi, mendengar jika kemungkinan nyawa Raya tidak selamat jika tidak segera dilakukan tindakan operasi. Alden langsung menyetujuinya.

"Baiklah, lakukan tindakan operasi segera!" ucap Alden mantap.

Setelah dokter Bima pergi, Alden lalu masuk ke dalam ruangan, dan mendapati Raya yang sedang menangis. Alden hanya diam, tidak ada niat ingin menenangkan atau pun memeluk wanita itu.

"A-apa kata Dokter No?" tanya Raya dengan sesenggukkan.

"Kau harus segera dioperasi jika ingin selamat. Besok operasinya akan dilakukan!" jawab Alden datar.

"Ta-tapi aku takut No. A-aku takut sendirin di sini hiks ... bisakah kamu menemaniku selama di rumah sakit? Aku janji ini yang terakhir kalinya!" tanya Raya dengan terus menangis.

Alden terdiam, sedikit bingung harus memberi jawaban apa. Padahal rencanya ia ingin menemui istrinya, dan meminta maaf, lalu menjelaskan semuanya tanpa ada yang ditutup-tutupi. Tapi, mendengar permintaan Raya, Alden jadi tidak tega. Merasa kasihan melihat Raya yang berjuang sendiri. Dengan terpaksa Alden mengangguk.

"Baiklah, tapi kau harus ingat! Ini yang terakhir kalinya! Setelah itu, jangan pernah muncul di kehidupanku lagi!" ucap Alden menekankan setiap katanya.

Raya mengangguk lemah dengan tersenyum kecil. Entah apa rencana Kenzo saat ini, tapi Raya tidak mau memikirkannya, yang terpenting ini adalah tugas terakhirnya. Setelah operasi kedua Rina berhasil nanti, maka dia akan memulai lembaran baru, dan hidup bahagia bersama putrinya. Raya bahkan selalu berdoa agar operasi kedua putrinya berhasil. Dia yang akan meminta maaf pada istri Alden nantinya. Mengatakan apa yang sebenarnya terjadi, dan alasan mengapa dia sampai melakukan itu semua.

"Kau tidurlah! Aku akan menjagamu di sini. Persiapkan dirimu untuk operasi besok!" perintah Alden, lalu memilih untuk duduk di sofa yang ada di ruangan tersebut. Alden lalu mengeluarkan handphonenya, kemudian menghubungi istrinya. Tapi, hampir lima kali Alden menghubungi Rara, tetap tidak diangkat. Apakah Rara benar-benar marah? Begitulah isi pemikiran Alden. Alden lalu mengirim pesan pada istrinya, mengatakan semuanya sebelum wanita itu salah paham.

[ Ra, Mas minta maaf. Mas minta maaf untuk kebr***sekan Mas selama ini. Wanita yang Mas ceritakan ternyata Raya, sahabatmu sendiri. Percayalah, Mas sudah tidak memiliki perasaan apa pun pada dia. Tolong kamu beri Mas kesempatan kali ini saja. Biarkan Mas merawat wanita ini selama beberapa hari di rumah sakit ini. Kondisi Raya tiba-tiba ngedrop, oleh sebab itu dia harus dioperasi. Kamu bisa datang kemari jika kamu tidak percaya. Mas janji setelah ini kita akan hidup bahagia. Jaga diri kamu baik-baik, ya! ]

Pesan terkirim, dan beberapa saat kemudian centang dua tersebut berubah menjadi warna biru, dan tertulis di situ jika Rara sedang mengetik. Senyum terbit di wajah tampan Alden. Ia berharap Rara mau memaafkan dia untuk yang terakhir kalinya.

[ Iya Pak, Diandra paham kok. Titip salam buat Raya, ya. Semoga dia cepat sembuh, dan sehat seperti semula. Bapak boleh kok menginap di sana selama beberap hari, sampai kondisi Raya membaik. Diandra percaya kok sama Bapak. Bapak tenang aja, Diandra akan selalu menanggu, dan setelah itu kita akan hidup bahagia. Maaf nggak bisa angkat telpon, soalnya Didi lagi malas he-he-he.]

Alden membaca pesan yang baru saja dikirim istrinya. Jujur saja, Alden sedikit heran dengan panggilan istrinya, kenapa Rara tiba-tiba memanggilnya dengan sebutan bapak? Bukankah dia sudah terbiasa memanggilnya dengan panggilan Mas? Lalu apa ini, tumben sekali istrinya menyebut namanya lengkap, padahal biasanya dia selalu menyebut dirinya dengan panggilan Rara. Bahkan, apa Didi? Rara dan orang-orang di sekitarnya tidak pernah memangilnya dengan panggilan Didi.

Tapi Alden tidak mempermasalahkan itu semua, ia masih berpikir positif, berpikir jika istrinya memang menginginkan panggilan baru, yang berbeda dengan yang panggilan orang lain.

[Ya udah. Selamat malam sayang. Kemungkinan Mas di sini hanya beberapa hari. Sekali-kali bermainlah, kita selesaikan semuanya sama-sama.]

Alden tetap mengirim pesan pada istrinya dengan memanggil dirinya Mas.

[Iya, selamat malam juga dari Diandra. Didi akan ke sana lusa nanti, ya.]

Alden kembali tersenyum, tapi baru saja ia ingin membalas pesan Rara, handphonenya lebih dulu mati karena habis batrey. Alden hanya mampu berdecak kesal, lalu meletakkan handphonenya kembali di atas maja, kemudian memilih untuk tidur saja, meskipun hari masih sore.

"Setidaknya dia memaafkan aku," gumam Alden.

.

.

.

.

Jangan lupa tekan like-nya😉

Terpopuler

Comments

aisya_

aisya_

si anying

2023-09-01

0

Evi Yuliana Rinjani

Evi Yuliana Rinjani

Alden setannnnnn...

2022-09-09

0

Selin Tari

Selin Tari

ga suka dengan sikap Alden , masak ga tau sich mana yg beneran sakit atau enggak ..

2022-08-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!