Author Pov.
Damian meringis merasakan tarikan di lehernya, ternyata ada choker hitam melingkar disana dan tali panjang yang menjulur ke depan.
"Apa ini..." Gumamnya sambil memegang choker di lehernya, bunyi kerincing lonceng kecil terdengar.
Ctas!
"Aduh! Hiks...sakit.." rintihnya sambil memegang tangannya yang terkena cambukan seseorang. Damian mendongak dan menatap pilu gadis di depannya.
Memandangnya gelap, dengan cambung di tangan kanannya dan tali choker di tangan kirinya "Oh, uda sadar ya" Ucapnya santai dan menarik tali choker tadi.
Sampai membuat Damian meringis dan terpaksa merangkak mendekat, mendongak menatap kalut Queenze "Q-queen..apa maksudnya ini.." Rintihnya bingung.
Queenze tak menjawab dan malah melebarkan seringainya "Hukuman untuk anak nakal" Ujarnya dan mengayunkan cambuk di tangannya.
Ctas!
"Ah!"
Ctas!
"Hiks..cukup.."
Ctas! Ctas! Ctas! Ctas!
"Ampun...hiks..maaf Dami nakal.."
Ctas! Ctas! Ctas!
Damian terus memohon maaf, dia sudah tergeletak dengan punggung yang mengalami luka cambukan yang mengoyak kulitnya.
Tubuh telanjangnya sudah penuh dengan luka dan darah, air mata membasahi wajahnya disertai rintihan penuh kesakitan.
"Ampun..hiks..Dami janji gak nakal lagi..hiks..ampun.." Lirihnya yang tak Queenze perdulikan.
"Ini hukuman untuk anak nakal!"
"AMPUN!! hiks..AH! AMPUN!!"
"HAHAHAHAHA INI HUKUMANMU ANAK NAKAL!!"
"AMPUN!! QUEEN MAAF!!"
Damian segera membuka matanya begitu gunjangan kuat dia rasakan di tubuhnya. Dengan air mata yang mengalir deras di kedua pipinya dan napas yang tersenggal.
Queenze menyeka keringat di dahi Damian dengan sapu tangannya, Damian menoleh dengan terbata dan tatapannya berubah ketakutan.
Dia mundur dengan cepat sampai jatuh terbanting ke belakang "Ampun hiks..ampun..jangan siksa Dami..hiks.." Damian bergetar hebat. Dia takut apalagi ditambah mimpinya tadi.
Queenze terdiam, benar...Damian pasti trauma padanya karena hal yang sudah dia lakukan. Queenze tersenyum sendu dan menekan tombol merah di atas kasur.
Dan mendekat pada Damian, "Jangan...hiks..jangan cambuk Dami..hiks..ampun..ampuuun" Racau Damian semakin ketakutan. Dia meringkuk di sudut kamar inapnya.
Queenze berjongkok dan tersenyum sendu, mengarahkan tangannya ke kepala Damian dan mengelusnya "Maaf, aku uda buat kamu luka. Aku bakalan pergi, jaga diri kamu" Bisik Queenze dan mendaratkan kecupan singkat di dahi Damian dan berdiri.
Damian mendongak dan menatap lurus Queenze, Queenze memberikan senyuman terakhirnya pada Damian sebelum akhirnya berbalik dan menjauh.
Meninggalkan Damian yang memandangnya penuh ketakutan, seperti anak kecil yang takut ditinggal. Bibirnya bergetar dan matanya berkedut.
"Huhuuuu..hiks..Queen.." Isaknya, dia masih terduduk. Menyeka air mata dengan punggung tangannya berulang kali, benar-benar mirip anak kecil.
Queenze berhenti melangkah tapi tak kunjung berbalik.
"Hiks...Queen...huaaaaaa Queeeeeen!! Hiks...Dami mau Queen..hiks..Dami gamau ditinggal Queen....hiks..Queen...hiks peluk Damiiiii"
Queenze tersenyum tipis, berbalik dan segera mendekat kembali kepada Damian. Dan menerjangnya dengan pelukan yang erat dan hangat, Damian tak lagi takut. Dengan cepat dia membalas pelukan Queenze.
Meremat kain kemeja Queenze seakan takut gadis itu akan menghilang dari dekapannya. "Ya Dami..Queen gabakal ninggalin Dami.." Bisik Queenze lembut.
Damian mengangguk ribut "Ya..hiks..Queen selamanya milik Dami..hiks..Queen gaboleh pergi dari Dami...gaboleh..hiks..gaboleh" Racau Damian terlalu bahagia.
Queenze mengangguk saja, dia sudah pasrah. Dia sudah menyerahkan seluruh hidupnya untuk Damian, dia akan selalu disamping Damian.
Sampai ajal menjemputnya, dia akan selalu menemani remaja dipelukannya ini. Remaja tampan yang selalu menangis dan pastinya gila.
...Tapi sialnya, Queenze lah penyebab semua itu terjadi. Queen akar segalanya, dia yang memulai maka dia juga yang akan mengakhirinya....
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Sulaiman Efendy
BAGUSNYA LO RACUN TU DAMI, INI LO MALAH JDI PACARNYA, WANITA GOBLOK...
2023-03-09
0
nacho
kesian
2022-12-20
0