Bab 19

Queenze kembali menghela napas melihat kedua pemuda yang tak henti-hentinya menangis. Yang lebih memalukannya lagi adalah mereka sedang berada di bandara.

Hari ini hari keberangkatan Damian untuk melakukan KKN bersama kelompoknya. Damian mengenakan kemeja biru yang dilapisi kaus putih, dia memakai masker, wajahnya masih sedikit memerah karena badannya masih hangat.

Dia sedari tadi tak mau melepas pelukannya pada Queenze, membuat Gerald yang juga ikut kemanapun Queen pergipun sebal.

"Dami gamau pergiiiii" Rengeknya sambil menghentakan kedua kakinya. Sebentar lagi mereka take out tapi Damian tak kunjung beranjak.

Gerald, yang memakai sweater coklat yang besar dan menutupi tubuhnya, lengan panjang yang menutupi lengannya dan kerah yang menutupi setengah wajahnya.

"Uhuk..Kakak ayo pulang, kepala Ge pusing~" Rengek Gerald di kanan Queenze. Dia mau istirahat di paha kakaknya saat ini juga.

"Damian, cepat masuk ke dalam. Kasian temen kamu uda nungguin" Perintah Queenze mutlak, Damian merengut kemudian melepas pelukannya.

Dia langsung berbalik dan menggeret kopernya, tanpa pamit ataupun mengucapkan selamat tinggal pada Queenze. Dia ngambek "Lah..ngambul tuh bocah.." Gumam Queenze.

Sudahlah, dia tak mau ambil pusing. "Hati-hati Dami, see you soon honey" Ucap Queenze sedikit kuat kemudian berbalik bersama Gerald.

Dan berlalu pergi, Damian berhenti. Dia membekap mulutnya agar tidak berteriak bahagia mendengar kalimat honey dari mulut Queenze.

Wajahnya bersemu merah, disertai mata yang berkaca-kaca. Dengan cepat Damian berbalik dan mengejar Queenze.

Lalu menerjangnya dari belakang "QUEEEEEEEEN" Teriaknya riang seraya mendusel di leher Queenze.

Dia menciun leher Queenze lama, kemudian beralih pada pucuk kepala Queenze "Aku pergi dulu, jaga diri kamu baik-baik. Aku bakalan pulang 3 bulan lagi dan kita bakalan kencan" Bisik Damian.

Queenze mengangguk, dia merai tangan Damian dan mencium punggung tangannya "Hati-hati" Ujarnya lembut. Damian gemas...diakan jadinya gamau pergi.

Tatapan Damian beralih pada Gerald dan mentajam "Jaga Queenze, jangan biarkan Monjel deketin Queen" Perintah Damian.

Gerald mengangguk "Siap Daminjing, gue bakalan jagain Kakak gue. Sono lu, shuh!"

Damian mendecih, dia tau tuh arti dari Daminjing. Hayo yang tau artinya silahkan komen.

Damian kembali mencium kepala Queenze sebelum akhirnya berlari lagi "AKU BAKALAN PULANG CEPET, TUNGGU YA SAYANG~" Teriak Damian lagi.

Queenze mengangguk disertai senyum manisnya "Iya Dami" ujarnya.

Damian tertawa pelan dan kembali berlari, hatinya sudah tenang meninggalkan Queenze di Jakarta tanpa adanya dirinya.

Lagipula, Damian sudah memasang alat penyadap di ponsel Queenze, tak lupa dengan alat perekam suara. Dan 3 orang mata-mata yang siap melaporkan kegiatan Queenze padanya.

Banyak Monjel yang pastinya akan genjar mendekati Queenze. (Monjel\=Monyet jelek)

............

Keseharian Queenze menjadi sunyi, baru juga seminggu ditinggal Damian. Queenze uda kangen banget sama tuh bayi besar, mana semenjak Damian pergi mereka gak ada kontakan lagi.

Ya alasannya, karena mereka sama-sama sibuk, dan jam di indonesia dan Amerika itu berbeda. Queenze takut mengganggu kegiatan Damian disana.

Dia menyibukan diri dengan tugas-tugas kuliah dan pekerjaannya. Tak ada waktu untuk sekedar bermain ponsel, jamnya sungguh padat.

Gerald bahkan sudah meminta kakaknya itu agar mengambil libur, tapi Queenze tak mau. Ini juga cara agar dia tak kepikiran Damian terus disana.

Dia hanya takut Damian selingkuh, disana kan banyak cewek cantik yang lebih dari Queenze.

Queenze saat ini tengah berjalan di koridor kampus, dia sudah survei untuk tempat KKN nya 2 bulan lagi. Dan sekarang dia mau pulang karena ada waktu kosong untuk istirahat.

Badannya pegel-pegel, ditambah kepalanya yang agak pusing karena seminggu dihadapkan pada layar laptop terus.

"Dami lagi apa ya, Auly bgst itu pun gak ada kabar. Sama aja"

Benar saja, mata-mata Queenze juga tak ada memberikan laporan sama sekali. Queenze kan jadinya uring-uringan.

Tak sadar dari arah berlawanan ada pemuda tempo hari yang tidur dibawah pohon Queenze. Dia tersenyum miring melihat Queenze berjalan dari depannya.

"Eh ada Moncan" Sapanya santai, Queenze langsung berhenti dan menatap tajam pemuda itu. Ayolah, kenapa harus ada monjel disaat seperti ini.

"Apaan moncan" Gerutu Queenze sebal, pemuda itu tertawa nista.

"Moncan itu monyet cantik, ya itu elo" Ujarnya santai seraya mengusak kepala Queenze. Gadis itu mendecih lalu menepis tangan pemuda itu.

"Tangan lo tolong di les kan dulu, jangan asal nangkring di kepala orang. Bange" Ketus Queenze, pemuda itu berganti menatap bingung Queenze setelah mendengar kata terakhirnya.

"Bange apaan ***?" Celetuknya heran, Queenze menyeringai.

"Bange itu, babi ngepet. Ya itu elo, ahahhaha bay bange" Queenze langsung berlari meninggalkan pemuda itu.

Dia speechles, ganteng gini dibilang bange. Ganteng mirip cha eunwoo dibilang bange!!? "Sialan...menarik juga tuh monyet" Gumam Bange terpesona.

Sementara itu, Damian yang sedari tadi mendengarkan perdebatan kekasihnya dengan pemuda lain tak bisa menahan emosi sekaligus tawanya.

Untuk saja sedang jam makan siang, jadi Damian bebas. Dia duduk di cafetaria meja paling pojok, memakai airpod dan mendengarkan isi rekaman suara yang dia pasang di kalung Queenze.

"Queen emang the best, hihi." Damian terkikik sendiri, gadisnya memang tak mudah di goda. Bagus deh.

"Why you laughing so loud?"

Damian mematung, dia menoleh ke belakang dan melihat seorang gadis cantik berkulit eksotis. Berambut pirang keputihan sepunggung.

Damian kenal siapa gadis itu, gadis yang pernah dia tiduri sewaktu di Amsterdam. Kenapa gadis itu ada di Amerika!?. "Oh ****! I must go, sorry madam" Damian langsung bangkit dan pergi.

Ini malapetaka baginya, jangan sampai gadis itu minta pertanggung jawaban sama Damian. Yang mau kan gadis itu dulu, dia yang maksa Damian untuk niduri dia. Tapi Damian kan gak nge **** di dalam.

Pasti gadis itu tidak sampai hamil.

"Sial" Umpat Damian, ini akan menjadi masalah. Karena gadis itu pasti akan ngejer-ngejer Damian lagi, padahal Damian gak demen sama dia.

Walau dulu Damian pakboy, tapi sekarang dia jadi cryingboy. Semua itu karena Queen tersayangnya "Huhuuu kangen Queenze" rengeknya pelan.

Nanti dia akan melanjutkan acara 'mari dengarkan suara Queen tersayang' setelah dia pulang KKN pastinya.

.

.

Sedangkan Queenze baru saja masuk ke rumahnya, melangkah lesu dengan kepala yang amat pusing.

"Kakak? Tumben uda pulang" Gerald berjalan dari arah dapur, dia memakai apron bergambar barbie mariposa. Poninya diikat aple hair.

Queenze tak menjawab dan malah memeluk leher Gerald dan mendusel di lehernya "Kepala kakak pusing" Lirih Queenze. Gerald diam sebentar untuk menenangkan debaran di dadanya.

Segera dia menggendong bridal Queenze "Kakak demam, biar Ge kompres ya" Bisik Gerald lembut. Queenze bergumam saja dan memejamkan matanya.

Gerald membawa Queenze ke kamarnya, dan meletakannya dengan lembut. Gerald menyempatkan untuk mencium dahi Queenze sejenak.

Matanya tak berbohong jika dia sangat menyayangi [Menyukai] kakaknya itu. Gerald segera keluar dari kamar Queenze.

"Sial! Arghh!! Gue gaboleh gini..dia kakak gue...gaboleh..hiks..tapi gue cinta sama dia.."

Gerald...kau dalam masalah besar nak.

Tbc..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!