LUKA KESEMBILAN

AUTHOR POV

"...Ya, aku otw kesana. Kuliah sudah selesai kok." Chloe memutuskan panggilan secara sepihak lalu dengan tergesa-gesa membereskan peralatan tulisnya yang berserakan di meja. Siang ini, Chloe akan langsung terbang ke Jakarta karna beberapa faktor. Faktor utamanya adalah menghindari Farhan.

"Chloe, lo ngehindarin gue?"

Chloe merutuki pemilik tangan yang menahan dirinya. Dengan berat hati Chloe menoleh dan ia dapati Farhan dengan wajah penuh keringat. Untuk mengejar Chloe yang selalu menghindarinya itu bukan hal mudah bagi Farhan.

"Aku sudah ditunggui, Han. Lepasin tanganku sekarang!" seru Chloe dingin.

"Lo marah gue cium waktu itu?"

"IYALAH!!!" teriak Chloe akhirnya menghadap Farhan.

"KENAPA MASIH NANYA GITU, HAH?! DASAR MUKA TEMBOK!!!" nafas Chloe tersengal-sengal karna mengeluarkan emosinya seperti tadi. Bahkan wajah gadis itu sudah hampir sama seperti kepiting rebus.

"KAMU PUNYA MASALAH APASIH SAMPE BIKIN GARA-GARA BEGITU? APA?!" Chloe menunduk dalam saat ia rasakan air matanya mendesak keluar. Salah satu kelemahan Chloeadalah menangis jika emosinya tidak terkontrol lagi.

"Oke, gue minta maaf sama lo. Gue tau gue salah! Gue lakuin itu karna gue kesal liat cowok itu! Gue suka sama lo,Chloe!" seru Farhan membuat Chloe reflek mendongak.

"Iya, gue suka sama lo dan dari awal liat cowok itu... gue pengen ngerusak hubungan lo. Tapi nyatanya cowok itu sama sekali tidak terlihat mau ngelepasin lo." Farhan tertawa sinis namuh hal itu hanya sebentar karna ekspresi sendu kini terlukis diwajahnya.

"Gue tau ini sedikit menjijikkan, tapi gue bakal nungguin elo. Gue bakal nungguin lo semampu gue dan kalau memang kita tidak dibolehin bersama-" Farhan mengulurkan tangan untuk mengusap kepala Chloe.

"-Seenggaknya kita dibolehin untuk berteman baik, kan? Lo cewek menyenangkan dan gue gak mau punya hubungan buruk sama lo." Chloe menyingkirkan tangan Farhan yang ada dikepalanya,

"Teman baik adalah jawaban terbaik."

"Bahkan, lo udah ngasih jawaban final? Beneran nolak gue?" tanya Farhan dengan wajah syok.

"Gue sebelumnya gak pernah ditolak apalagi niat nunggu kayak gini loh, Chloe."

"Yaudah, dengan senang hati aku mendapatkan penghargaan itu." Chloe tertawa kecil saat ekspresi syok yang Farhan buat semakin absurd dimatanya.

"Asal kamu tau, aku masih marah sama kamu. Jadi mending kamu minggir sekarang!"

"Emang mau kemana sih lo? Sibuk banget."

"Aku mau ke bandara sekarang. Jadwal penerbangannya entar lagi tau." Chloe melihat jam ditangannya dan itu membuatnya semakin gelisah.

"Ck, aku duluan!" seru Chloe sebelum berlari meninggalkan Farhan. Farhan menatap punggung Chloe yang semakin lama semakin jauh hinggs menghilang saat sebuah taksi membawanya pergi. Farhan menghela nafas lelah dan dengan perasaan galau mengacak rambutnya.

"Masa gue kalah sih? Gugur pertama sebelum Cleo? Sebaiknya si brengsek itu tidak tau..." gumam Farhan sambil berjalan menjauh

dari tempat itu.

Perasaan Farhan sangat kacau akibat penolakan dari Chloe dan juga hal-hal yang mungkin terjadi jika Cleo tau kalau dirinya sudah kalah. Farhan tidak menyadari kalau Cleo daritadi memperhatikan kejadian tersebut dengan senyum penuh kemenangan yang terukir. Seakan sudah jelas jika dia adalah pemenang dari sebuah kompetisi yang besar.

"Sekarang siapa yang bakal jadi pengecut, ya? Gue jadi gak sabar." Cleo menyeringai lebar. Benar-benar mengerikan.

"Gue bakal ngebalas semua yang lo lakuin kepada Silvia. Sekalipun dengan ngehancurin Cleo itu sama sekali tidak masalah." Cleo terdiam memikirkan ucapannya barusan.. Cleo tertawa terbahak-bahak seperti telah mendengar lelucon paling lucu di dunia.

"Nyatanya, gue gak sebaik itu, kan? Semua ucapan dan janji gue tidaklah nyata kecuali untuk Cleo. Gue cuma monster bermuka dua yang menghalalkan segala cara demi seseorang yang tidak pernah menghargai perasaan gue sampai akhir hidupnya." Cleo mengepalkan kedua tangan dengan erat dan perasaan sesak yang selalu menghantuinya kembali menyerang.

"Karna, gue sudah bersumpah didepan makam Silvia. Gue bakalan ngehancurin Farhan dan jika itu hanya bisa dilakukan melalui Cleo... akan gue lakukan!"

...~~~...

CHLOE POV

Rencananya, aku mau membuat kejutan kepada orang-orang rumah tentang kedatanganku. Tapi itu hanya berhasil kepada satpam dan para Maid. Kenapa begitu? Lihat saja betapa asyiknya dua adik sableng didepanku ini. Sakin asyiknya sampai tidak sadar aku berada dibelakang mereka daritadi.

"Harga diri gue terasa dinjak-injak! Gue gak mau main sama lo lagi!"

"Yang ngajakin Lenka main tadi siapa, hah? Kenapa Kak Arsen bodohnya gak ilang-ilang sih?"

"Emangnya lo udah pintar? Iya, pintar ngecheat!"

"Bocah banget sih Kak! Kalo kalah tuh yaudah terima aja! Kenapa sih sewot banget?"

"Kemenangan lo itu gak sah! Semua kemenangan lo gak ada yang sah!"

"Kekanak-kanakkan sekali... pantas jomblo."

"Emangnya lo taken, hah? Mau gue beliin kaca sekarang?"

"Kak Arsen ini cowok macam apa sih? Banyak sekali ngomongnya!"

"Haaaa" kalah kan lo? Dasar payah dasar lemah!"

"Lenka gak bakalan kalah dari pecundang kayak Kak Arsen!"

"Lo bilang gue pecundang? Dasar cewek mesum!"

"Mesum? Lenka gak mesum, wahai raja mesum!"

"Kalo gue raja mesum berarti lo adalah dewa mesum!"

"Kenapa Kak Arsen tidak ngalah aja sih? Gak dewasa banget jadi cowok!"

"Gue adalah cowok penuh ambisi dan didalam diri gue gak ada namanya ngalah! Apalagi sama lo! Cuih cuih cuih gak bakal!"

"Dasar Kakak idiot! Mati sana!"

"Nilai gue udah mulai naik tau! Gue juga gak mau mati sebelum kawin!"

"Ih, nikah dulu baru kawin, dasar idiot!"

"Wah bener-bener minta dikamehameha nih anak..."

Dan semua ocehan mereka masih berlanjut ditambah dengan Arsen yang mengunci pergerakkan Lenka dan mengacak-acak rambut Lenka sampai sang korban menjerit-jerit. Arsen hanya tertawa jahat seperti para penjahat didalam sinetron. Adegan yang sangat nista. Sambil menonton perkelahian itu, aku berfikir

kenapa bacotan mereka yang dari game bisa nyambung ke masalah kawin, ya? Eh, engga deng, aku lagi mikir kemana Kak Greisy? Kalau Ayah sudah jelas lagi kerja. Nah kalau Kak Greisy kan lagi nganggur.

"RASENGAN!!!"

"KAK ARSEN LEPASIN LENKA! AAAKKKKK LEPASIIINNN!!!"

"DENGAN KEKUATAN BULAN AKU AKAN MENGHUKUMMU!"

"RAMBUT LENKA RUSAK HUWAAA!!"

"CHIDORI!!!" "ASDFGHJKL!!!" Aku sudah tidak tahan dengan dua orang yang semakin menggila ini. Maka, aku menghampiri keduanya dan menjewer telinga mereka hingga berhenti berteriak seperti orang kerasukan kayak tadi.

Arsen dan Lenka mengaduh sambil minta ampun sampai aku melepaskan jewerannya saat telinga mereka berdua memerah.

"Aw... lo kenapa sih Chloe? Rusuh amat!"

"Iya, tau-tau datang malah jewer kayak gitu. Sakit tau, kak!"

1 detik. 5 detik. 10 detik. 15 detik. 30 detik

"KAK CHLOE?!" teriak Arsen dan Lenkabersamaan yang menciptakan poker face diwajahku. Aku sudah hampir satu jam disini dan mereka baru sadar sekarang? Cepat sekali respon mereka.

"Gak usah kaget-kaget! Telat tau gak?" seruku mulai emosi. Gimana gak kesal kalo gak dianggap seperti itu? Keterlaluan sekali mereka jadi adikku.

"Udah nyaris satu jam berlalu. Kekagetan kalian udah gak guna."

"Loh? Udah lama sampe rumah? Lagian, kenapa gak ngasih kabar sebelumnya kalo mau pulang?" tanya Lenka dengan raut wajah bingung.

"Mana pake acara jewer-jewer lagi. Kak Chloe kira gak sakit. hah?"

"Iya, dimana-dimana tuh kalo pulang kerumah bawa oleh-oleh, bukannya bawa penyakit kayak tadi. Cih, mending gak usah pulang lo. Balik sana ke Jogja lagi! Hush hush!" seru Arsen kurang ajar yang dibalas anggukan kuat dari Lenka.

Kadang aku gak ngerti hubungan antara Arsen dan Lenka yang terlihat sangat rumit itu.

"Jadi, kalian berdua gak suka aku pulang? Yaudah aku balik lagi ke Jogja!" seruku sok baper sambil berbalik dan bersiap mengambil tas besar yang tergeletak dilantai. Tapi sebelum itu terjadi, sebuah tangan menarikku dengan kuat hingga tubuhku limbung dan jatuh kedalam pelukan yang diiringi tawa puas.

Dan pelakunya adalah Arsen.

"Baper banget lo!" Arsen mengeratkan pelukannya sembari menjitak kepalaku dengan kuat.

"Gak ada lo gak ada yang bisa di bully. Itu beneran gak asik."

"Arsen, sakit tau!" seruku berusaha melepaskan pelukan Arsen yang semakin membuatku sesak. Bukannya lepas, Arsen semakin memelukku dan ditambah lagi pelukan dari Lenka.

Aku benar-benar terhimpit sekarang. "Asal lo tau, Chlo. Lenka beneran gak asik diajak apapun. Kesel gue lama-lama!" seru Arsen mendelik kearah Lenka dan Lenka membalasnya dengan tatapan tajam yang disusul dengan decihan.

"Kak Arsen aja yang payah." jawab Lenka sadis.

"Orang payah dari yang terpayah itu adalah Arsen Putra Chakradinata."

"Udah deh, kalian ini berantem terus." Aku melepaskan diri dari himpitan Arsen dan Lenka sebelum menatap mereka bergantian dengan tajam.

"Aku capek baru sampai rumah dan kalian seperti ini. Jangan salahkan aku kalau malas pulang. oke?"

"Kak Chlo..." gumam Lenka dengan raut wajah bersalah.

"Kok lo ngomong gitu sih, Chlo?" Arsen memang terlihat tenang, tapi dari nada ucapannya terdengar panik.

Aku tertawa dan dengan gemas merentangkan tangan dengan lebar. "becanda. Kalian memang yang terbaik! Sini-sini beri aku satu pelukan dulu," ucapku masih dengan tawa puas. Tanpa banyak kata Arsen dan Lenka langsung memelukku dan aku tidak bisa menahan senyum bahagiaku. Terkadang memang ngeselin, tapi ada kebahagiaan yang hanya bisa Arsen dan Lenka berikan padaku. Kasih sayang dari seorang saudara.

See you in next chapter...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!