LUKA KELIMA {2}

AUTHOR POV

Farhan menyeringai saat melihat dengan jelas dimana Chloe membela Diana. Sebenarnya, Farhan ingin menemui salah satu temannya yang berada di jurusan fisika, tapi perhatiannya teralihkan saat tak sengaja melihat Chloe berada dikelas jurusan matematika. Farhan berada di tempat persembunyiannya dari Chloe mengerjakan soal mengerikan yang diberikan dosen tadi sampai pembelaan heroik tersebut.

"Dia datang," gumam Farhan.

Farhan melebarkan seringainya saat Chloe keluar dari kelasnya dan tidak menyadari keberadaannya. Menggunakan kesempatan itu, Farhan menarik tangan Chloe lalu menyeretnya sebelum gadis itu menyadari situasinya.

"Kak, lepasin aku! Aku kan sudah bilang gak mau ketemu kakak lagi!!!" Chloe menarik dirinya melawan arah dengan sekuat tenaga agar tidak terseret ketika tangannya ditarik-tarik oleh Farhan. Intinya, mereka saling tarik-menarik dengan Farhan yang mendominasi.

"Thhhh lepasin kaakkk!!!" Chloe berseru kembali saat usahanya perlahan sia-sia. Bagaimana pun juga, besarnya tenaga Farhan dan Chloe jauh berbeda.

"Lo ikut gue seperti anak baik atau nanti gue gendong?" Farhan memberi ancaman dan masih berusaha menarik tangan Chloe yang terus keras kepala untuk melepaskan diri darinya.

"Ck, lo ini padahal kecil tapi kuat juga, ya?" Farhan menghela nafas berat sebelum melepaskan tangannya dari tangan Chloe dan tentu saja hal itu membuat tubuh Chloe oleng dan terhempas cukup keras.

"Argh! Kenapa dilepasin pas lagi kutarik kuat-kuat sih?!" Chloe meringis merasakan perih dibokongnya yang mendarat keras ditanah.

"Lo itu maunya apa sih? Tadi minta dilepasin, sekarang marah karna gue lepasin." Farhan mendumel sembari mendengus kasar.

"Udah, gak usah cengeng lo!" Farhan berjalan kearah Chloe dan tanpa aba-aba menggotong tubuh Goldie seperti beras hingga gadis itu menjerit nyaring karna kaget.

"SIALAN! LEPASIN AKU SEKARANG!!!" Chloe menggerak-gerakkan kakinya sambil memukul-mukul bokong Farhan dengan tidak elitnya.

"LEPASIIINNNN!!!" teriak Chloe semakin menjadi-jadi saat Farhan dengan mudahnya berlari sembari membawanya dengan posisi tidak enak dilihat orang-orang sekitar.

Tanpa disadari Farhan atau Chloe, seorang lelaki melihat mereka berdua dengan tatapan sulit diartikan dan tangan yang mengepal erat. Terlihat sekali ia tidak suka dengan pemandangan yang ia lihat.

"Cleo, ayo kita balik!" seru seseorang membuat lelaki yang ternyata adalah Cleo itu tersentak lalu dengan cepat mengangguk. Kaki Cleo memang melangkah kedepan, tapi sesekali kepalanya menoleh kebelakang seakan sosok Farhan dan Chloe bisa ia lihat kembali kalau melakukan hal tersebut.

'gue gak bakal biarin dia curi start.' Cleo mengucapkan berkali-kali didalam pikirannya bagaikan sebuah mantra.

...~~~...

CHLOE POV

Dasar cowok sinting! Bisa-bisanya menggotongku seperti beras begitu dan mencuri perhatian banyak orang. Tidak sampai disitu, cowok sinting itu juga menyekapku didalam mobilnya seperti penculik di sinetron yang sering ditonton oleh Dewi, oma Ratih, dan Kak Greisy. Melakukan hal gila kayak tadi ternyata malah membawaku ke sebuah rumah sakit. Ah, iya... kenapa dia membawaku kerumah sakit?

"Rumah sakit? Kakak kalo minta ditemenin buat meriksa kejiwaan yang rusak itu harusnya-AWW! SAKIT KAK!" Aku mengusap kepalaku yang habis dijitak oleh si cowok sinting atau biasa dipanggil dengan sebutan Farhan.

"Siapa yang lo maksud kejiwaannya rusak tadi, hah?"

"Kak Farhan. Emang siapa lagi?" tanyaku tak habis pikir. Nih orang sudah nyebelin, mesum, seenaknya, ternyata bego juga. Astaghfirullah, nih orang lama-lama bikin sedih juga kelakuannya.

"Terserah lo mau ngomong apaan. Intinya, gue kesini mau ngenalin lo ke temen gue."

"Lah, kakak punya teman... ADUH KENAPA DIJITAK LAGI?!" Aku mengusap kepalaku yang lagi-lagi dijitak oleh Kak Farhan.

"Kalo aku jadi bego kayak kak-AAKKK! CUKUP!!!" aku merasakan wajahku begitu merah dan panas karna menahan kesal.

Kak Farhan dengan entengnya tertawa lalu keluar mobil dan berputar untuk membuka pintu mobilku. Cih, setelah melakukan tindakan kejahatan begitu apa dia mau menjadi cowok manis nan romantis? Gak bakal mempan sama aku-

"KAK FARHAN SIALAAANNNN!!!" --RALAT! Aku salah besar! Tuh cowok bukannya bertingkah manis tapi semakin kurang ajar dengan menarik tanganku dari dalam mobil lalu menyeretku seenaknya setelah itu. Sangat jahat dan kurang ajar.

...~~~...

"Ini temen yang gue ceritain tadi. Dia penderita kanker stadium 2. Umurnya masih 10 tahun tapi dia adalah gadis sangat yang kuat."

Aku tidak terlalu memedulikan kak Farhan karna perhatianku terpusat pada sosok gadis kecil dengan rambut yang sangat tipis nyaris botak didepanku. Gadis kecil yang dengan lelapnya tertidur dibalik wajah pucatnya. Tanganku terulur untuk mengelus kepala gadis itu dan sebuah perasaan sesak menyelimuti. Dari dulu, aku paling benci dengan namanya rumah sakit. Karna ditempat berbau obat-obatan itulah aku menderita akibat kehilangan orang yang kucintai ataupun nyaris kehilangan lagi. Rumah sakit tidak pernah memberikan kenangan yang baik

kepadaku.

"Gadis yang sangat manis, ya? Pasti bakal jadi gadis yang ceria kalo sudah sembuh."

Aku menjauhkan tanganku saat tubuh mungil diatas kasur rumah sakit itu bergerak tak nyaman lalu membuka mata.

"Kak... Far... han..." gumam gadis kecil itu terputus dengan suara serak. Dengan gesit, kak Farhan mengambil air putih diatas meja kecil samping kasur lalu memberikannya pada gadis kecil itu.

"Kak Farhan datang bawa temen baru buat Rena nih. Rena senang gak?" kak Farhan mengusap kepala gadis kecil itu saat wajah polosnya tersenyum lebar.

Ah, ternyata namanya itu Rena. Nama yang cantik.

"Hai kak, namaku Rena!" seru Rena dengan semangat sambil mengulurkan tangan pucatnya kepadaku. Sambil menahan tangis, aku menerima uluran itu dan perasaan sesak kembali menyerang ketika kurasakan tangan mungil itu terasa rapuh dan dingin. Dia kesakitan tapi masih berusaha terlihat kuat. Dia persis seperti Bunda.

"Nama kakak siapa?"

"Chloe," jawabku pelan. Aku bertanya-tanya, bagaimana bisa dengan keadaan seperti ini Rena masih tersenyum? Aku yakin sekali tubuhnya pasti sedang kesakitan dan tidaklah mudah tersenyum disaat seperti itu. Rena benar-benar mengingatkanku pada sosok Bunda yang sok kuat dulu. Dan aku benci melihatnya.

"Kakak cantik sekali, ya! Rena pengen nanti kalo udah besar jadi cantik kayak Kak Chloe!" seru Rena dengan semangat dan polosnya. Aku sudah tidak tahan lagi!

Aku memeluk tubuh mungil Rena dengan erat dan diam-diam menangis disana.

"...Eh?! Kak Chloe kenapa?"

"Chloe, lo gak apa-apa?" tanya Kak Farhan yang tidak kuhiraukan. Tidak bisakah dia peka kalau perasaanku sedang sakit melihat gambaran persis bundaku saat ini?!

"Kak Chloe jangan nangis lagi." Aku rasakan sepasang tangan mungil dan dingin milik Rena memelukku dan kepala gadis kecil itu bersandar nyaman disebelah bahuku.

"Omong-omong, tubuh kakak hangat dan wangi sekali. Rena suka dan nyaman disini."

"Rena boleh meluk kakak kapanpun."

Aku mengeratkan pelukanku kepada Rena yang semakin menyamankan dirinya. Aku tidak mengerti maksud kak Farhan membawaku kesini tapi jujur aku merasa sangat senang bisa dikenalkan dengan Rena. Oh iya, aku hampir melupakan eksistansi kak Farhan!

Kepalaku perlahan menoleh kebelakang untuk melihat keberadaan kak Farhan dan seketika tubuhku membeku saat melihat tatapan hangat beserta senyuman lembut yang terukir diwajah kak Farhan.

Kenapa...

kenapa kak Farhan menjadi super mempesona sekarang? Kenapa dia menjadi terlampaui keren sekali? Oh tidak, sepertinya aku akan meleleh!

...~~~...

AUTHOR POV

"Hana, lo masih lama gak nyari bukunya?" tanya Darren kepada Hana yang sudah larut kedalam novel yang sudah terbuka tanpa plastik lagi.

Menyadari apa yang dibaca Hana membuat Darren geram. "Ck, anak ini... katanya ke toko buku mau nyari bahan buat persiapan UN tadi!"

Tidak ingin marah-marah dan memalukan diri sendiri, Darren memutuskan untuk meninggalkan Hana. Darren berjalan seorang diri tanpa tujuan mengelilingi toko buku tersebut. Langkah Darren terhenti saat berada di bagian rak-rak khusus Al-Quran.

"Ini adalah kitab suci orang islam." Darren meraih sebuah Al-Quran dan membuka halaman pertama.

"Ini kitab suci yang selalu dibaca Chloe setelah sholat." Darren meraba permukaan Al-Quran ditangannya dengan tangan gemetar. Ada perasaan sakit begitu menyadari besarnya tembok yang menghalanginya dengan Chloe untuk bersama.

"Ren sedang apa disini?" tanya Hana membuat Darren tersentak dan dengan tergesa-gesa menaruh kembali Al-Quran tadi ketempat semula.

"Ren?"

"Udah milihnya? Lama banget lo!" seru Darren tanpa berani menatap Hana dan langsung menarik tangan gadis itu dengan kasar.

"Darren gak ada pikiran masuk agama islam demi Chloe aja, kan?" tanya Hana membuat langkah Darren terhenti.

Hana melepaskan tangannya dari gandengan tangan Darren.

"Pindah agama bukan hal yang mudah dan Darren pasti sangat tau tentang itu."

Kini giliran Hana yang menarik tangan Darren namun bedanya Hanna menarik dengan lembut dan hati-hati.

"Ayo kita pulang sekarang, Ren. Jangan terlalu banyak mikir yang enggak-enggak dan biar Hana aja yang nyetir nanti."

See you in next chapter....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!