LUKA KEDELAPAN

AUTHOR POV

Chloe mengobati luka Darren tanpa membuka suara sedikit pun dan begitu juga Darren. Hanya duduk berdua dengan kecanggungan yang luar biasa. Keadaan semakin mencekam karna Dewi yang tidak berani keluar dari kamarnya dan mencampuri masalah rumit sepasang kekasih itu.

"Bunga apa itu?" tanya Chloe saat matanya tak sengaja mendapati sebuket bunga indah yang tergeletak begitu saja dilantai.

"Kamu yang membawanya, Ren?"

"Akhirnya kamu ngomong juga," jawab Darren tidak nyambung.

"Kenapa harus diam begitu? Kamu merasa bersalah?" tanya Darren sambil menahan rasa sakit karna sudut bibir yang sedikit robek akibat pukulan dari Farhan.

Tapi, itu tidak seberapa karna Darren berhasil merontokkan dua gigi milik Farhan. Lalu, dimana sekarang Farhan? Tentu saja pulang kalau tidak mau Darren menghajarnya semakin menjadi-jadi.

"A-aku tidak bermaks-maafkan aku, Ren." Chloe menggigit bibir bawahnya untuk menahan tangis. Perasaan Chloe benar-benar hancur mendapati Darren masih bersikap tenang seakan ia tidak melakukan kesalahan apapun. Tapi, tetap saja ada kekecewaan dibalik mata Darren saat Chloe menatapnya. Membuat perasaan Chloe menjadi semakin hancur lagi.

"Aku kecewa. Jujur, aku sangat kecewa." Darren menangkup wajah Chloe dengan kedua tangannya agar gadis itu menatapnya.

"Tapi, aku sadar kalau rasa sayangku jauh lebih besar dari rasa kecewaku." Darren tersenyum tipis ketika air mata Chloe mengalir deras dengan isakan kecil dibibir mungil gadis itu.

"Loh, kenapa nangis? Aku kesini bukan buat lihat tangisanmu."

"K-kenapa..." dengan tangan gemetar Chloe menyentuh tangan Darren yang berada diwajahnya.

"A-aku jahat... ka-kamu masih mau be-bersama-ku?" tanya Chloe dengan isakan semakin keras.

"Iyalah. Emangnya kamu mau mutusin aku, ya?" tanya Darren yang langsung dibalas dengan gelengan kuat dari Chloe.

"Maaf, tapi aku mau hapus bekas.." ucapan Darren terputus saat Chloe langsung menarik wajahnya mendekat dan mencium bibirnya dengan bibir mungil nan lembut milik gadis itu.

Chloe mengalungkan kedua lengannya dileher Darren dan begitu juga Darren memeluk pinggang Chloe. Menarik diri untuk lebih dekat kepada satu sama lain. Chloe melenguh pelan saat lidah Darren menerobos kedalam mulutnya dan membuat ciuman itu semakin panas. Hingga akhirnya Chloe mendorong pelan tubuh Darren ketika nafasnya hampir habis.

Darren mengusap bibir Chloe yang membengkak.

"Sekarang tidak ada lagi bekas lelaki sialan itu dibibirmu. Kamu hanya milikku, Chlo. Ingat itu!" seru Darren lalu mencium kening Chloe dan mendekap tubuh mungil itu dengan erat.

Menyampaikan betapa besar perasaannya yang tidak menginginkan Chloe pergi dari sisinya. Chloe menenggelamkan wajahnya dibalik dada Darren dan diam-diam tersenyum sedih. Masih ada perasaan bersalah dan sakit yang menggerogotinya. Perasaan bersalah karna membuat Darren kecewa dengan kejadian tadi dan perasaan sakit ketika Darren masih bersikap lembut dan hangat kepadanya. Bahkan, Darren tidak berpikiran untuk memutuskan hubungan ini sekarang. Chloe sekarang mengerti apa makna dibalik kata-kata kamu terlalu baik buat aku. Chloe merasa tidak pantas menerima kebaikkan hati Darren sekarang.

...~~~...

CHLOE POV

"Parah! Itu artinya Chloe gak boleh sia-siain Darren, kan? Ya Tuhan, Hana pengen cowok kayak Darren."

Aku tersenyum lemah mendengar seruan heboh ditelpon dari Hana. Aku tidak bisa menahannya jadi aku bercerita kegalauanku kepada Hana yang untungnya anak itu lagi kuat begadang. Malam sudah larut dan pastinya Darren sudah tidur dikamar tamunya.

"Tapi gimana pun juga, aku tetap merasa gak pantas buat Darren lagi. Rasanya kotor aja gitu,"

"Goldie cuma dicium 'chu bukan sampai 'ngh. Jadi, biasa aja dan lupakan."

"Apa maksud dari 'chu' dan 'ngh' tadi. Hana si gadis polos?"

"Intinya bukan itu sekarang. Lagian, Darren gak masalahin lagi, kan? Santai saja."

"Ck, kamu gak ngerti sih."

"Apanya yang gak ngerti? Duh, Chloe kenapa mendadak bego sih?"

"Apa katamu?"

"Sudahlah jangan terlalu banyak negative thinking. Anggap saja sebagai pelajaran untuk tidak terlalu dekat sama Farhan-farhan itu."

"Jangan mengabaikan aku, Hana!"

"Nasib baik Ren gak sampai membunuh Farhan. Chloe ingat gak kalo dulu Darren itu berandalan yang pernah merubuhkan sebuah geng beranggota 25 orang?"

Aku terdiam. Benar juga kata-kata Hana. Kalau mau, Darren bisa saja menghajar Farhan sampai benar-benar sekarat tadi. tapi kenyataannya, Darren malah menghajar Farhan dengan beberapa kali tonjokkan sebelum menyuruh pulang dan jangan kembali lagi. Kacau, aku tidak sampai berfikir kesana!

"Ingat banget, Na. Saat itu darrey membuat 25 orang dewasa bertubuh besar tidak berdaya dan itu dilakukan hanya sendirian. Aku bahkan ingat bagaimana Darren hampir membuat seseorang mati karna mengerjaiku sampai menangis dulu."

"Kan, seharusnya Chloe sadar dong betapa besarnya Darren menahan emosi tadi. Fuah, beruntung sekali Farhan itu bisa diberikan kehidupan sekali lagi"

"Ini sedikit aneh. Entah kenapa aku lebih takut sekarang... rasanya tidak wajar sekali."

"Eh?! Chloe, Jangan menangis. Jangan takut. Semua bakal baik-baik aja, kok..."

Aku menutup panggilan secara sepihak saat kusadari suaraku mulai bergetar dan nafasku terasa berat seakan oksigen diruangan ini sudah habis. Kepalaku pusing dan kejadian tadi sore berputar kembali dikepalaku bagaikan kaset rusak.

"Ck, kebanyakan mikir aku jadi haus."

Aku mengusap wajahku dengan kasar lalu beranjak dari kasur untuk menuju dapur. Langkahku terhenti ketika melihat sosok Darren yang duduk dikursi dengan sebuah mug diatas meja. Darren masih belum menyadari keberadaanku, mungkin karna memikirkan sesuatu yang entah apa membuat tatapan mata yang tadinya hangat menjadi kosong. Senyum lembut yang Darren berikan sebelumnya pun tidak tersisa sedikitpun.

Sosok Darren yang tadinya mengatakan semuanya baik-baik saja sudah tidak kukenali lagi. Sekarang, yang ada hanya sosok rapuh dengan ekspresi yang tak bisa terbaca. Benar-benar kosong dan terasa jauh.

"Semuanya akan baik-baik saja. Kamu ini milikku, kan, Chloe?" Lidahku terasa kelu saat Darren menoleh dan menampilkan senyum khasnya kepadaku. Senyum yang seketika begitu asing dimataku.

"Ya, semuanya akan baik-baik saja. Aku tidak perlu khawatir seperti ini harusnya, kan?"

"Darren..." Aku berjalan dengan berat kearah Darren. Sangat berat seakan ada besi yang menahan setiap langkahku. Bahkan kursi yang kududuki saat ini menjadi tidak nyaman sekali.

"Apa kamu tau kenapa aku membiarkan si brengsek itu bebas? Apa kamu tau kenapa aku menahan diri untuk tidak membunuhnya ditempat?" Darren bertanya dengan nada datar. Aku tak menjawab, menunggu sampai Darren melanjutkan kalimatnya.

"Kalau aku membunuh si brengsek itu. sudah kupastikan kamu akan kecewa. Aku tidak mau kamu kecewa karna aku."

"Tapi aku sudah buat kamu kecewa, Ren!" seruku pada akhirnya setelah terdiam cukup lama.

"Jadi aku boleh membunuh si brengsek itu? Asal kamu tau, aku tidak sebaik yang kamu kira, Chloe." Darren tersenyum mengerikan hingga membuat bulu kudukku berdiri.

"K-kamu tidak akan membunuh Farhan, kan? Darren, kamu tidak akan melakukan hal itu, kan?" tanyaku was-was. Aku memundurkan kursi yang kududuki saat Darren menatapku lurus dan sangat tajam. Ini bukan seperti Darren yang kukenal!

"Hm, tidak akan." Darren menghembuskan nafas berat lalu beranjak dari kursinya.

"Besok pagi aku balik ke Jakarta dan jangan menghubungiku dulu." Darren menatapku sekali lagi namun kali ini dengan tatapan sendu dan senyuman lirih.

Oh tidak, jangan lakukan itu Darren! Jangan katakan apapun yang menyakitiku lagi Darren!

"Ternyata aku sangat-sangat kecewa sama kamu. Kalo boleh jujur, aku menyesal sudah datang kemari."

Lagi-lagi, hatiku hancur seakan ada bom yang sudah disiapkan untuk menghancurkannya.

See you in next chapter

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!